Anda di halaman 1dari 20

KELOMPOK 3

ZAKAT DAN PERAN BAITUL


MAL BAGI MASYARAKAT
ANGGOTA :
1. ARIF RACHMAN
2. AYU ASMAIDA
3. DONI ZAHRONI
4. HEPPY AFDHALIAH
5. RIAN FITRA
6. T. MOHAMMAD HATTA
• Pengertian Zakat

Zakat menurut bahasa artinya bersih, tambah


dan terpuji. Sedangkan menurut istilah zakat
adalah kadar harta tertentu yang diberikan
kepada para mustahiq (yang berhak)
menerimanya dengan beberapa syarat tertentu.

Adapun dalam pembahasan fikih, istilah


zakat diartikan sebagai sejumlah harta tertentu
yang wajib dikeluarkan dan diserahkan kepada
orang-orang yang berhak menerimanya.
• Macam-Macam Zakat

Dalam Islam, terdapat beberapa jenis zakat yang


perlu ditunaikan oleh umat Muslim. Setiap jenis zakat
memiliki ketentuan serta nisabnya masing-masing.

Secara umum, terdapat 2 jenis zakat yaitu :


1. Zakat Fitrah
2. Zakat Maal (harta).
1. Pengertian Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah zakat yang harus ditunaikan bagi seorang


muzakki yang telah memiliki kemampuan untuk menunaikannya.
Zakat fitrah adalah zakat wajib yang harus dikeluarkan sekali
setahun yaitu saat bulan ramadhan menjelang idul fitri. Zakat
fitrah berarti menyucikan harta, karena dalam setiap harta
manusia ada sebagian hak orang lain.

Pada prinsipnya, zakat fitrah haruslah dikeluarkan sebelum


sholat idul fitri dilangsungkan. Hal tersebut yang menjadi
pembeda zakat fitrah dengan zakat lainnya. Oleh karenanya, tidak
ada suatu alasan pun bagi seorang hamba Allah yang beriman
untuk tidak menunaikan zakat fitrah karena telah diwajibkan bagi
setiap muslim, laki-laki maupun perempuan.
Syarat Wajib Zakat Fitrah

  Syarat zakat fitrah ini wajib dilaksanakan apabila seseorang memiliki


harta yang mencukupi dan bisa dibagikan pada orang lain yang lebih
membutuhkan.

Syarat wajib zakat fitrah adalah sebagai berikut:


1. Beragama islam dan merdeka.
2. Menemui dua waktu yaitu diantara bulan Ramadhan dan Syawal
walaupun hanya sesaat.
3. Mempunyai harta yang lebih dari pada kebutuhannya sehari-hari untuk
dirinya dan orang-orang di bawah tanggungan pada hari raya dan
malamnya.
Syarat Tidak Wajib Zakat Fitrah

Adapun hukumnya yang tidak wajib dengan syarat-syarat


berikut:
1. Orang yang meninggal sebelum terbenam matahari pada
akhir Ramadhan.
2. Anak yang lahir selepas terbenam matahari pada akhir
Ramadhan.
3. Orang yang baru memeluk agama Islam sesudah matahari
terbenam pada akhir Ramadhan.
4. Tanggungan istri yang baru saja dinikahi selepas matahari
terbenam pada akhir Ramadhan
Waktu Zakat Fitrah 
Waktu wajib membayar zakat fitrah adalah ketika terbenam
matahari pada malam Idul Fitri. Adapun beberapa waktu dan
hukum membayar zakat fitrah pada waktu itu adalah:

1. Waktu mubah, awal bulan Ramadhan sampai hari


penghabisan Ramadhan.
2. Waktu wajib, mulai terbenamnya matahari di akhir bulan
Ramadhan.
3. Waktu sunah, sesudah sholat subuh sebelum sholat Idul Fitri.
4. Waktu makruh, sesudah sholat Idul Fitri tetapi sebelum
terbenam matahari pada hari raya Idul Fitri.
5. Waktu haram, sesudah terbenam matahari pada hari raya
Idul Fitri.
2. Pengertian Zakat Mal (Harta)
Menurut bahasa (lugha), harta adalah segala sesuatu yang
diinginkan sekali sekali oleh manusia untuk memiliki,
memanfaatkan dan menyimpannya.
Menurut syar'a, harta adalah segala sesuatu yang dapat
dimiliki (dikuasai) dan dapat digunakan (dimanfaatkan)
menurut ghalibnya (lazim).

Sesuatu dapat disebut dengan maal (harta) apabila


memenuhi 2 (dua) syarat, yaitu:
1. Dapat dimiliki, disimpan, dihimpun, dikuasai
2. Dapat diambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya.
Misalnya rumah, mobil, ternak, hasil pertanian, uang,
emas, perak, dll.
Syarat – Syarat Kekayaan Wajib Zakat

1. Milik penuh (Almikuttam).


2. Berkembang.
3. Cukup nishab.
4. Lebih dari kebutuhan pokok ( Alhajatul Ashliyah).
5. Bebas dari hutang.
6. Berlalu satu tahun (Al-Haul).
Harta (Maal) Yang Wajib Zakat

1. Emas dan perak.


2. Binatang ternak.
3. Harta pertanian.
4. Harta perniagaan.

5. Ma-din dan kekayan laut.


6. Rikaz.
Orang Yang Berhak Menerima Zakat Dan
Orang Yang Tidak Berhak Menerima Zakat

Beberapa kelompok yang berhak menerima zakat itu


ialah sebagai berikut:

• Fakir.
• Miskin.
• ’Amil.
• Muallaf.
• Hamba sahaya.
• Gharimin.
• Sabilillah.
• Ibnu sabil atau musafir.
Orang Yang tidak Wajib Menerima Zakat

Adapun yang tidak berhak menerima zakat sebagai berikut:


1. Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah
(zakat) bagi orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan
tenaga." (HR Bukhari).
2. Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak
halal bagi kami (ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).
3. Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan
istri.
4. Orang kafir (hanya berhak diberi sedekah)
Hikmah Zakat

Adapun hikmah zakat yaitu :


1. Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari
Rukun Islam yang mengantarkan seorang hamba kepada
kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat.
2. Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan
diri) kepada Rabb-nya, akan menambah keimanan karena
keberadaannya yang memuat beberapa macam ketaatan.
3. Mendidik jiwa manusia suka berkorban dan membersihkan
jiwa dari sifat-sifat kikir dan bakhil.
4. Zakat mengandung arti rasa persamaan yang memikirkan
nasib manusia dalam suasana persaudaraan.
5. Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan
dada kepada pribadi pembayar zakat.
Pengertian Baitul Mal

Apa itu Baitul Mal ?

Baitul mal berasal dari dua kata bahasa Arab, yakni bayt dan al-mal.
Bayt berarti “rumah,” sedangkan al-mal berarti “harta’’. Dengan demikian,
secara bahasa baitul mal berarti “rumah harta”.

Secara istilah baitul mal berarti suatu lembaga atau pihak yang
mempunyai tugas khusus menangani segala harta umat, baik berupa
pendapatan maupun pengeluaran negara. Pengertian itu didasarkan pada
uraian Abdul Qadim Zallum (1983) dalam Al- Amwal fi Dawlah al-Khilafah.

Baitul mal adalah departemen yang berurusan dengan pendapatan dan


segala hal keekonomian negara. Pada masa Nabi Muhammad SAW, tidak
ada baitul mal atau harta publik yang bersifat permanen, karena semua
pendapatan yang diperoleh negara didistribusikan secara langsung. Tidak
ada penggajian, tidak ada pengeluaran negara, dan baitul mal dalam
tataran publik belum dirasa perlu.
Adapun pada masa kekhalifahan Abu Bakar, pelembagaan baitul mal
masih belum dirasa perlu. Sang khalifah menjadikan rumahnya sendiri
untuk menyimpan uang atau harta kas negara, yang disimpannya dalam
karung atau kantong. Namun, karena pendistribusian harta dilakukan
secara langsung seperti pada masa Rasulullah, karung tersebut lebih sering
kosong.

Dari situlah konsep awal baitul mal terbangun, yang menitik beratkan
prinsip kesetaraan dan keadilan, serta kemaslahatan umat. Baitul mal baru
berwujud fisik (tempat) pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Pada
masa kini, dikenal istilah Baitul Mal Wat Tamwil yang disingkat BMT.
Baitul Maal Mattamwil (BMT) berasal dari bahasa arab yang
terdiri dua suku kata yaitu bayt al-mal dan bayt al-tamwil.
Bayt al-mal berasal dari kata bayt dan almal, bayt artinya
bangunan atau rumah, sedangkan al-mal berarti harta benda atau
kekayaan.
Jadi, secara harfiyah bayt al-mal berarti rumah harta atau
kekayaan. Kata bayt al-mal biasa diartikan sebagai
perbendaharaan (umum atau negara).
Dari segi istilah fiqih bayt al-mal adalah suatu lembaga atau
badan yang bertugas untuk mengurusi kekayaan negara terutama
keuangan, baik yang berkenaan dengan pemasukan dan
pengelolaan, maupun yang berhubungan dengan masalah
pengeluaran dan lain-lain.
Sedangkan bayt al-tamwil berarti rumah penyimpanan harta
milik pribadi yang dikelola oleh suatu lembaga.
Baitul Maal Mattamwil (BMT) atau disebut dengan Koperasi Syariah
merupakan lembaga keuangan syariah yang berfungsi untuk menghimpun
dan menyalurkan dana kepada anggotanya dan biasanya beroperasi dalam
skala mikro. Baitul Maal Mattamwil (BMT) terdiri dari dua istilah yaitu :
 
1. Baitul tamwil (rumah pengembangan harta).
2. Baitul maal (rumah harta).

Dalam operasionalnya, BMT juga memiliki produk yang sudah


dikembangakan berdasarkan AL-Qur’an dan AS-Sunnah Hadist. BMT juga
memberikan usaha pokok pembiayaan dan jasa-jasa lainnya, yang
berdasarkan dengan prinsip-prisnsip syariah. Dalam pengembangan produk
BMT memiliki tiga produk diantaranya adalah :

1. Produk Penghimpunan Dana.


2. Produk Penyaluran Dana.
3. Produk Jasa.
Peran Baitul Mal Wat Tamwil (BMT ) Bagi
masyarakat

Untuk meningkatkan ekonomi masyarakat banyak sekali hambatan


yang harus dihadapi, selain modal hambatan psikologis sebagai umat
Islam yang harus bertransaksi secara halal serta menghindari system
riba dan gharar.
Oleh karena itu, keberadaan BMT diharapkan mempunyai beberapa
peran sebagai berikut :

1. Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi yang non syari’ah.


2. Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil.
3. Melepaskan maasyarakat dari ketergantungannya kepada rentenir.
4. Menjaga keadilan ekonomi masyarkat dengan distribusi yang
merata.
Baitul Maal wa-Tamwil (BMT) merupakan sebuah jawaban untuk
wilayah yang belum terjangkau oleh lembaga-lembaga keuangan
perbankan.

Maka BMT memliki peran penting dalam meningkatkan


perekonomian masyarakat kelas menengah kebawah atau masyarakat
kecil.

Oleh karenanya BMT memiliki kegiatan sosial untuk


membantu perekonomian di masyarakat yang dapat berupa :
penghimpunan dana, penyaluran dana, dan jasa.

Dengan adanya BMT agar mampu menunjukkan kualitas dan


profesionalisme BMT, sehingga telah berhasil mendapatkan posisi
sebagai sebuah lembaga keuangan syariah yang capable dan credible.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai