Fakultas Kedokteran
Universitas Palangka Raya
Pre Test
TBM TINGANG MENTENG
PEMBACAAN CV NARASUMBER
d r. J E IK A W A Ti, M H .K e s
LAHIR : BANDUNG , 15 FEBRUARI 1985
STATUS : MENIKAH ( 29/ 09/ 2012)
2 ANAK (1 PUTRA DAN 1 PUTRI)
PROFILE PENDIDIKAN
Do kte r Ah li Pe rta m a RSUD Ko ta S2 MAG ISTER HUKUM KESEHATAN UNIKA SO EG IJAPRANATA 2010 - 2012
Pa la n g ka Ra ya FAK KEDO KTERAN UNIV JENDERAL AC HMAD YANI C IMAHI 2003 -2009
SMA NEG ERI 20 BANDUNG 2000-2003
SMP KRISTEN YAHYA BANDUNG 1997-2000
CONTACT SD NEG ERI ARC AMANIK BANDUNG 1991-1997
TK BUNDA ASUH NANDA BANDUNG 1990-1991
081321874448
EMAIL:
d r.je ika w a ti@g m a il.c o m
WORK EXPERIENCE
PRO FILE PENDIDIKAN
Do kt e r Ah li Pe rt a m a RSUD Ko t a S2 M AG ISTER HUKUM KESEHATAN UNIKA SO EG IJ APRA NATA 2 0 1 0- 2 0 1 2
Pa la n g ka Ra ya FA K KEDO KTERAN UNIV J ENDERAL AC HMAD YANI C IM AHI 2 0 03-20 0 9
SM A NEG ERI 2 0 BANDUNG 2 0 0 0 -2 0 0 3
SM P KRISTEN YAHYA BAN DUNG 1 99 7 -2 00 0
C O NTAC T SD NEG ERI ARC AMA NIK BAN DUNG 1 9 91 -19 9 7
TK BUNDA ASUH N ANDA BANDUNG 1 99 0 -19 9 1
0 8 1 3 21 8 7 4 44 8
EMA IL:
d r.je ika w a t i@g m a il.c o m
WO RK EXPERIENC E
3. DOSEN LUAR BIASA 1 MARET 2013 – 29 FEBRUARI 2014 FK UNIV PALANGKA RAYA
4. DOSEN TETAP 09 OKTOBER 2013 – 2 FEBRUARI 2018 AKBID BETANG ASI RAYA
5. DOSEN LUAR BIASA 1 MARET 2014 – 29 FEBRUARI 2015 FK UNIV PALANGKA RAYA
6. DOSEN LUAR BIASA 1 MARET 2015 – 29 FEBRUARI 2016 FK UNIV PALANGKA RAYA
7. DOSEN LUAR BIASA 1 MARET 2016 – 31 DESEMBER 2017 FK UNIV PALANGKA RAYA
ANAMNESIS
PENDIDIKAN & PELATIHAN TBM-TM
Definisi
Anamnesis merupakan percakapan untuk menggali informasi mengenai riwayat
penyakit pasien sebagai langkah awal dalam tata cara kerja yang harus
ditempuh untuk membuat diagnosis.
Mengumpulkan informasi
2
3 Menyampaikan informasi
Jenis Anamnesis
• Terbagi 2 jenis:
- Alloanamnesis
adalah anamnesis langsung pada pasien
- Autoanamnesis
adalah anamnesis yang diperoleh dari informasi orang lain. Misalkan pada: pasien
penurunan kesadaran, bayi/anak/lansia, gangguan mental
TEKNIK
A. Kondisikan lingkungan:
- Duduk dikursi
- Pertimbangkan keributan yang dapat mengganggu proses anamnesis dan privasi pasien.
Riwayat perjalanan penyakit merupakan cerita yang kronologis, terinci dan jelas
mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum sakit hingga pasien datang berobat.
Untuk menggali RPS dalam anamnesis, diperlukan data tentang tujuh butir mutiara
anamnesis (The Sacred Seven), yaitu :
- Lokasi dan penjalaran. Untuk mengetahui lokasi keluhan ataupun tanda penyakit
- Onset dan kronologis (onset, durasi, perioditas, frekuensi). Untuk menggali waktu
timbulnya keluhan maupun tanda penyakit
- Kuantitas keluhan. Untuk mencari tahu derajat atau frekuensi mengalami suatu
penyakit
- Kualitas keluhan (sifat sakit). Misalnya rasa sakit yang tajam (jelas) seperti rasa
panas, terbakar, pedih, diiris, tertusuk, menunjukkan inflamasi organ. Faktor yang
memperberat. Ditanyakan adakah faktor-faktor yang memperberat sakit, seperti
aktifitas makan, fisik, keadaan atau posisi tertentu
- Faktor yang memperingan. Ditanyakan adakah usaha penderita yang dapat
memperingan sakit
- Gejala klinik yang menyertai
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (RPD)
Tujuannya yaitu untuk mengetahui adakah hubungan antara penyakit saat ini
dengan penyakitnya dahulu, yang perlu ditanyakan:
Anamnesis ini digunakan untuk mencari ada tidaknya penyakit keturunan dari
pihak keluarga (diabetes mellitus, hipertensi, tumor, dll) atau riwayat penyakit
yang menular.
RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT
Hal ini untuk mengetahui status sosial pasien, yang meliputi pendidikan,
pekerjaan pernikahan, kebiasaan yang sering dilakukan (pola tidur, minum
alkohol atau merokok, obat obatan, aktivitas seksual, sumber keuangan,
asuransi kesehatan dan kepercayaan).
TERIMA
terima
KASIH
kasih
TBM TINGANG MENTENG
Fakultas Kedokteran
Universitas Palangka Raya
Pemeriksaan Fisik
PENDIDIKAN & PELATIHAN TBM-TM
DEFINISI
•Pemeriksaan fisik umum merupakan pemeriksaan awal
yang dilakukan dokter saat pertama kali melakukan
pemeriksaan fisik terhadap pasien.
2
Status gizi dan habitus
3
Deformitas dan lesi pada inspeksi umum
2
Kesan dari keadaan hidrasi
3
Aspek khusus dari keadaan umum (adanya bau-
bauan dan penilaian terhadap produk dan cairan
tubuh yang mungkin bisa terlihat).
B. Struktur Tubuh
TINGKAT KESADARAN
Compos mentis :baik/sempurna
Compos Mentis : 15
• Denyut Nadi
• Laju respirasi
• Tekanan Darah
TEMPERATUR/SUHU TUBUH
Pengukuran suhu tubuh dapat menggambarkan tingkat
keparahan penyakit (misalnya, infeksi)
• Cara Pemeriksaan
Inspeksi :
Palpasi :
C. Mata
Gambar Test
Rinne
PEMERIKSAAN REGIONAL
PEMERIKSAAN REGIONAL
e. Hidung dan Sinus
Lakukan pemeriksaan pada hidung bagian luar
Inspeksi
•Mukosa nasalis, septum nasalis, dan konka
nasalis menggunakan senter dan spekulum nasal
Palpasi
•Memeriksa nyeri tekan pada sinus frontalis dan
maksilaris
PEMERIKSAAN REGIONAL
f. Tenggorokan (mulut dan faring)
Inspeksi
• Bibir, mukosa oral, gusi, gigi, lidah, palatum, tonsil, dan
faring
g. Leher
Inspeksi
• Massa atau pulsasi abnormal pada leher.
Palpasi
• kelenjar limfa servikal dan kelenjar tiroid: adanya deviasi
trakea/tidak.Nyeri tekan/tidak, massa atau pulsasi
abnormal pada leher. Observasi untuk mengamati suara
dan usaha pasien dalam bernafas
PEMERIKSAAN REGIONAL
h. Punggung
Inspeksi dan palpasi tulang belakang dan otot punggung
j. Dada
Inspeksi
• Inspeksi secara umum dengan melihat bentuk, ukuran,
simetrisitas, frekuensi pernapasan selama 15 detik, tipe
pernafasan, penggunaan otot bantu pernafasan14.
PEMERIKSAAN REGIONAL
• Inspeksi dada dari arah depan, melihat permukaan dada
apakah ada pelebaran vena, ginekomasti,melihat fossa
jugularis (deviasi trakea), fossa supra dan infra
klavikularis, iga dan sela iga (menyempit/melebar),
simetrisitas dan keterlambatan gerak dinding dada14.
• Inspeksi dari arah belakang, melihat bentuk
(kifosis/ lordosis/skoliosis) dan simetrisitas gerakan
pernafasan.
PEMERIKSAAN REGIONAL
Palpasi
• Palpasi permukaan dinding dada, apakah terdapat
massa, deformitas, krepitasi, nyeri tekan, getaran, thrill,
atau edema.
• Palpasi untuk mengetahui posisi mediastinum, yakni
palpasi pada trakea dan iktus kordis.
• Palpasi untuk menilai gerakan napas pada thoraks
bagian atas, tengah dan bawah, bagian depan dan
belakang.
• Melakukan pemeriksaan vocal fremitus pada thoraks
bagian depan dan belakang.
PEMERIKSAAN REGIONAL
Auskultasi
• Auskultasi pada dinding toraks bagian depan secara
sistematis untuk mendengar suara pernapasan dan suara
tambahan seperti wheezing atau ronkhi.
• Auskulasi pada dinding toraks bagian belakang untuk
mendengar suara pernapasan dan suara tambahan seperti
wheezing atau ronkhi.
• Auskultasi tes bisik (pasien diminta untuk bedesis, misalnya
berkata―ss-ss-sss-ss-ss‖ lalu auskultasi pada seluruh
lapang paru) dan tes percakapan (pasien diminta berbicara
apa saja, misalkan berhitung lalu auskultasi pada seluruh
lapang paru) .
PEMERIKSAAN REGIONAL
k. Payudara, Aksila, dan Nodus Epitroklearis
Pada wanita
• Inspeksi payudara dengan kedua lengan
dilemaskan, kemudian diangkat dan selanjutnya
dengan kedua tangan ditaruh di pinggang.
• Palpasi payudara : benjolan, nyeri tekan, tekstur
massa
Pada laki-laki atau wanita,
• Inspeksi aksila dan palpasi kelenjar limfe (nodus)
aksilaris serta nodus epitroklearis
PEMERIKSAAN REGIONAL
l. Sistem kardiovaskular
Inspeksi
• Keadaan umum; adakah sesak, kesakitan, pucat dan
ikterik.
• Tangan: adakah edema, clubbing finger, sianosis,
nail spoonserta perdarahan pada ujung kuku .
Gambar Clubbing
finger
PEMERIKSAAN REGIONAL
• Wajah: memeriksa apakah ada exopthalmus, sclera
ikterik, konjungtiva pucat, xanthelasma, mitral facies,
dan bibir sianosis
Gambar Xanthelasma
PEMERIKSAAN REGIONAL
• Dada: memeriksa adanya scar atau bekas operasi,
kelainan bentuk tulang dada (pigeon chest, barrel
chest, funnel chest ) serta melihat lokasi iktus kordis,
terlihat atau tidak (normalnya tidak terlihat) 16.
Nervus
kranialis
•
PEMERIKSAAN REGIONAL
Olfaktorius: lakukan tes sensitasi bau dengan meminta pasien
mencium bau yang tidak menyengat dan akrab baginya. Pertama,
pastikan kedua hidung pasien paten. Lalu minta pasien untuk
menutup matanya. Tutup salah satu lubang hidung pasien lalu
minta pasien membaui bahan- bahan seperti kopi, cengkeh, sabun
atau vanili. Tanyakan apakah pasien dapat mencium bau, jika pasien
menjawab ‗ya‘, tanyakanlah bau apa. Lakukan hal yang sama pada
lubang hidung berlawanan. Normalnya, kedua sisi hadung harus
dapat mempersepsikan bau dan dapat mengenalinya.
• Optikus: lakukan inspeksi fundus okuli memakai oftalmoskop dengan
memberikan perhatian khusus pada diskus optikus. Lakukan skrining
lapang pandang dengan tes konfrontasi.
• Optikus dan okulomotorius: inpeksi ukuran serta bentuk kedua pupil,
bandingkan kedua pupil. Lakukan tes reaksi pupil terhadap cahaya,
bila abnormal, lakukan tes reaksi dekat.
•
PEMERIKSAAN REGIONAL
Okulomotorius, troklearis dan abdusen: lakukan tes gerakan
ekstraokular pada enam arah pandang utama, dan cari
gangguan gerakan konjugasi pada salah satu dari keenam arah
pandang tersebut. Periksa pula konvergensi kedua mata.
• Trigeminus:
Manfaat:
a. Pengobatan Pasien
Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk
merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan
pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan
kepada pasien.
REKAM MEDIS
b. Peningkatan Kualitas Pelayanan
Membuat rekam medis bagi penyelenggaraan praktik
kedokteran dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan
kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan untuk
pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.
c. Pendidikan dan Penelitian
Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan
kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan
tindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi
perkembangan pengajaran dan penelitian di bidang profesi
kedokteran dan kedokteran gigi.
REKAM MEDIS
d. Pembiayaan
Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk
menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana
kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan
kepada pasien.
e. Statistik Kesehatan
Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan,
khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan
untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit tertentu.
f. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik
Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat
dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik
REKAM MEDIS
Isi rekam medis
a. Rekam Medis Pasien Rawat Jalan
Isi rekam medis sekurang-kurangnya memuat
catatan/dokumen tentang :
• Identitas pasien
• Pemeriksaan fisik
• Diagnosis/masalah
• Tindakan/pengobatan
• Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
REKAM MEDIS
b. Rekam Medis Pasien Rawat Inap
Rekam medis untuk pasien rawat inap sekurang-kurangnya
memuat
• Identitas pasien
• Pemeriksaan
• Diagnosis/masalah
• Persetujuan tindakan medis (bila ada)
• Tindakan/pengobatan
• Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
REKAM MEDIS
Jenis rekam medis
a. Rekam medis konvensional
b. Rekam medis elektronik
KASIH
kasih
TBM TINGANG MENTENG
Post Test
TBM TINGANG MENTENG
Foto Bersama
TERIMA
terima
KASIH
kasih