Anda di halaman 1dari 11

FARINGITIS

Oleh :

Andi Samsi Alam, S.Ked

Pembimbing :

dr. YunaldiAltila, Sp. THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN THT-KL RSUD RADEN MATTAHER PROVINSI
JAMBI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS JAMBI
2021
Pendahuluan
 Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh virus (40-60%), bakteri (5-
40%), alergi, trauma, toksin dan lain-lain.
TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1 Anatomi Faring


Anatomi

Nasofaring

• Vaskularisasi

Faring Orofaring • Persyarafan

• Aliran limfe

Laringofaring
Definisi

Faringitis adalah peradangan pada mukosa faring dan sering meluas ke jaringan
sekitarnya. Merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh
virus (40-60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma, toksin dan lain-lain.

Faringitis akut adalah peradangan akut pada mukosa faring. Jaringan yang
terkena meliputi orofaring, nasofaring, hipofaring, tonsil, dan adenoid.
Etiologi
Etiologi:
Virus
 (40-60%): Rhinovirus (±20%), Coronaviruses (±5%), Influenzavirus, Parainfluenza virus, Adenovirus, Herpes
simplex virus type 1&2, Coxsackie virus A, Cytomegalovirus dan Epstein-Barr virus (EBV).
Bakteri (5-40%): S. pyogenes, Group A streptococcus, N. gonorrhoeae, C.diptheriae, C.ulcerans, Yersinia
eneterolitica, T. pallidum
Jamur: Candida

Faktor resiko:
 Udara yang dingin
 Turunnya daya tahan tubuh yang disebabkan infeksi virus influenza
 Konsumsi makanan yang kurang gizi
 Konsumsi alkohol yang berlebihan, merokok
 Seseorang yang tinggal di lingkungan kita yang menderita sakit tenggorokan atau demam.
Epideimologi
Faringitis lebih sering terjadi pada anak-anak daripada pada dewasa. Sekitar 15 – 30 % faringitis
terjadi pada anak usia sekolah, terutama usia 4 – 7 tahun, dan sekitar 10%nya diderita oleh
dewasa. Jarang terjadi pada anak usia < 3 tahun.
Gejala Klinis
Gejala yang timbul bergantung pada mikroorganismenya :

Bakteri : Virus :
Fungal :
o nyeri kepala yang hebat o nyeri tenggorokan dan dapat
o nyeri tenggorokan dan nyeri
o suhu tubuh tinggi atau disertai dengan batuk, suara
menelan.
menggigil serak dan nyeri substernal. o Pada pemeriksaan tampak
o malaise o Demam, nyeri tenggorok,
o nyeri menelan, muntah dan plak putih di orofaring dan
rinorea, mual, menggigil,
mukosa faring lainnya
mungkin batuk tapi jarang malaise, mialgia dan sakit
o Streptococcus group A : hiperemis.
kepala juga dapat terjadi.
demam, limfaadenopati pada
anterior servikal, eksudat
pada tonsil, tidak ada batuk.
Diagnosis
Tatalaksana
Faringitis Viral
 Istirahat dan minum yang cukup, kumur dengan air hangat. Analgetik jika perlu dan tablet isap.
 Antivirus metisoprinol (isoprenosine) diberikan pada infeksi herpes simpleks dengan dosis 60-100
mg/kgBB terbagi dalam 4-6 kali pemberian / hari pada orang dewasa, sedangkan pada anak < 5 tahun
diberikan 50 mg/kgBB terbagi dalam 4-6 kali pemberian/ hari.c
Faringitis Bakteri
 Antibiotik : Diberikan terutama bila diduga penyebab faringitis akut ini grup A Streptokokus β hemolitikus. Penicilin G
Benzatin 50.000 U/kgBB, IM dosis tunggal, atau amoksisilin 50 mg/kgBB yang terbagi 3 kali/hari selama 10 hari dan
pada dewasa 3 x 500 mg selama 6-10 hari atau eritromisin 4 x 500 mg/hari.
 Kortikosteroid : Deksametason 8-16 mg, IM 1 kali. Pada anak 0,08- 0,3 mg/kgBB, IM 1 kali.

 Analgetik : Kumur dengan air hangat atau antiseptik.


Diagnosis

Faringitis Fungal

 Terapi diberikan Nystatin 100.000 – 400.000 2 kali/ hari.


 Analgetika

Faringitis gonorea
 Hanya terdapat pada pasien yang melakukan kontak orogenital.
 Terapi diberikan Sefalosporin generasi ke-3, Ceftriaxon 250 mg IM

Anda mungkin juga menyukai