Anda di halaman 1dari 26

KIMIA DASAR PERTEMUAN 3

Apt. Shesanthi Citrariana, M.Pharm.Sci


BILANGAN KUANTUM
• Dalam mekanika kuantum, tiga bilangan kuantum diperlukan untuk menggambarkan distribusi elektron dalam
atom hidrogen dan atom-atom lain.

• Bilangan-bilangan ini diturunkan dari solusi matematis persamaan Schrödinger untuk atom hidrogen.

• Bilangan-bilangan kuantum ini disebut bilangan kuantum utama, bilangan kuantum momentum sudut (bilangan
kuantum azimuth), dan bilangan kuantum magnetik.

• Bilangan-bilangan ini akan digunakan untuk menggambarkan orbital-orbital atom dan menandai elektron-elektron
di dalamnya.

• Bilangan kuantum keempat yaitu bilangan kuantum spin menggambarkan perilaku elektron tertentu dan
melengkapi gambaran tentang elektron dalam atom
Bilangan kuantum utama (n)
• Bilangan kuantum utama (n) menyatakan tingkatan energi utama
elektron. Bilangan kuantum utama (n) juga berhubungan dengan jarak
rata-rata elektron dari inti dalam orbital tertentu.

• Semakin besar n, semakin besar jarak rata-rata elektron dalam orbital


tersebut dari inti maka semakin besar pula orbitalnya. Bilangan
kuantum utama (n) memiliki harga n = 1, 2, 3, dan seterusnya.
Bilangan kuantum azimuth (l)

• Bilangan kuantum momentum sudut atau bilangan kuantum azimuth (l)


memberikan informasi mengenai bentuk orbital. Nilai bilangan kuantum
momentum sudut (l) bergantung pada nilai bilangan kuantum utama (n).

• Untuk nilai n tertentu, l mempunyai nilai bilangan bulat yang mungkin dari 0
sampai (n – 1). Bila n = 1, hanya ada satu nilai l yang mungkin: yakni l = n – 1
= 1 – 1 = 0. Bila n = 2, ada dua nilai l, 0 dan 1. Bila n = 3, ada tiga nilai l, yaitu
0, 1, 2. Nilai l biasanya ditandai dengan huruf s, p, d, f, .... sebagai berikut:
Bilangan kuantum magnetik (m)

• Bilangan kuantum magnetik (m) menggambarkan orientasi orbital


dalam ruang. Nilai bilangan kuantum magnetik (m) bergantung pada
nilai bilangan kuantum momentum sudut (l). Untuk nilai l tertentu,
ada (2l + 1) nilai bulat m, sebagai berikut:

–l, (–l + 1), ..., 0, ..., (+l – 1), +l

• Jumlah m menunjukkan jumlah orbital pada nilai l tertentu.


• Bila l = 0; maka ((2 × 0) + 1) = 1, atau satu nilai m, yaitu 0; sehingga hanya terdapat
satu orbital s. Semua orbital s berbentuk bola tetapi berbeda ukurannya, yang
meningkat seiring dengan meningkatnya bilangan kuantum utama.
• Bila l = 1, maka ((2 × 1) + 1) = 3, atau tiga nilai m, yaitu –1, 0, dan +1; sehingga
terdapat tiga orbital p, masing-masing berorientasikan pada sumbu x, y, dan z.
Orbital-orbital ini disebut orbital px, py, dan, pz. Seperti orbital s, orbital p
meningkat ukurannya dari orbital 2p ke 3p ke 4p dan seterusnya.
• Bila l = 2, maka ((2 × 2) + 1) = 5, atau lima
nilai m, yaitu –2, –1, 0, +1, +2.; sehingga
terdapat lima orbital d dengan orientasi
yang berbeda, yaitu orientasi pada bidang
xy dinamakan orbital dxy, orientasipada
bidang xz dinamakan orbital dxz, orientasi
pada bidang yz dinamakan orbital dyz,
orientasipada sumbu x2 – y 2 dinamakan
orbital , dan orientasi pada sumbu z2
dinamakan orbital.

• Seperti orbital s dan orbital p, orbital d


meningkat ukurannya dari orbital 3d ke 4d
ke 5d dan seterusnya.
Bilangan kuantum spin (s)
Contoh Soal
Pembahasan:

Karena dengan nilai l = 0, maka ada (2l + 1) =


((2 × 0) + 1) = 1, satu nilai m yang diizinkan,
yaitu 0, sehingga nilai m = +1 tidak diizinkan.
Contoh soal 3
Soal Latihan

• Kerjakan tulis tangan di lembar jawaban


berupa kertas (boleh kertas apa saja), foto
kertas jawaban menggunakan camscanner
pada hp anda dan jadikan dalam bentuk pdf
dan upload pada classroom !!!!
Soal 1
Soal 2
Soal 3
Soal 4
Soal 5

Anda mungkin juga menyukai