Anda di halaman 1dari 15

GE

ODE
SI

DESSY APRIYANTI
H I T U N G P E R ATA A N K U A D R AT T E R K E C I L
M E T O D E PA R A M E T E R
PENDAHULUAN

• Dalam penggunaan matriks untuk penyelesaian Hitung


Kuadrat Terkecil ada beberapa metode yang dapat digunakan,
yaitu :

1. Metode Kondisi
2. Metode Parameter
3. Metode Kombinasi
PENGERTIAN

• Hitung perataan kuadrat terkecil dimaksudkan untuk


mendapatkan harga estimasi dari suatu parameter yang
paling mendekati harga yang sebenarnya dengan cara
menentukan besaran yang tidak diketahui (parameter) dari
sekumpulan data ukuran yang mempunyai pengamatan lebih.
• Penyelesaian hitung kuadrat terkecil dilakukan dengan
mencari suatu nilai akhir yang unik dengan cara tertentu
sehingga jumlah kuadrat residualnya (VTPV) minimum,
sehingga tidak mungkin ada nilai hasil hitungan lain yang
jumlah kuadrat residualnya (VTPV) lebih kecil. (Hadiman,
1991)
PENGERTIAN

• Nilai parameter yang diperoleh dengan hitung perataan


sebenarnya merupakan nilai estimasi terhadap nilai benar atau
representasi dari nilai terbaik.
• Prinsip hitung perataan adalah adanya ukuran lebih atau
derajat kebebasan. Persamaan untuk menghitung derajat
kebebasan (r) adalah :
r=n–u
Dalam hal ini :
n = jumlah pengukuran
u = jumlah parameter yang akan dicari
PENGERTIAN

• Menurut Wolf (1997) prinsip hitungan perataan dengan


kuadrat terkecil adalah jumlah kuadrat dari koreksi yang
diberikan pada hasil ukuran adalah minimum dengan besaran
pengamatan pada persamaan tersebut merupakan fungsi dari
persamaan parameter. Model matematis yang menunjukkan
pengamatan adalah fungsi dari parameter ditunjukkan sebagai
berikut (Wolf, 1997):
PENGERTIAN

• Untuk model matematika yang tidak linier dapat


dilinierisasikan menggunakan deret Taylor sebagai berikut:

Dalam hal ini,


La : nilai estimasi pengamatan
Xa : nilai estimasi parameter
Lb : nilai pengamatan
F : selisih nilai fungsi estimasi
pengamatan dengan nilai
pengamatan
V : residu / koreksi pengamatan
Xo : nilai pendekatan parameter
X : nilai koreksi parameter
PENGERTIAN

• Dari persamaan di atas nilai X atau nilai koreksi parameter


dapat dihitung dengan memasukkan komponen matriks bobot
(P) dalam perhitungan sesuai dengan persamaan berikut ini:

• Sehingga nilai estimasi parameter (Xa) adalah:


METODE PARAMETER

• Prinsipnya setiap pengukuran akan menjadi satu persamaan.


• Setiap persamaan yang dibentuk ditentukan oleh besarnya nilai
parameter.
• Misalkan pada pengukuran jarak poligon, parameternya adalah
koordinat titik awal dan koordinat titik akhir dari jarak tersebut.
• Atau pada pengukuran beda tinggi, parameternya adalah tinggi
titik awal dan tinggi titik akhir dari beda tinggi tersebut.

• Bentuk umum persamaan matriks metode parameter adalah :


V=AX + L
CONTOH KASUS
• Dalam pengukuran beda tinggi, dengan satu titik kontrol akan
ditentukan tinggi tiga buah titik lainnya. Seperti gambar berikut.

dh2 Maka jumlah pengamatan


dh1 C minimal yang diperlukan
dh5
adalah tiga buah
dh3
pengamatan.
A

dh4
D
PENYELESAIAN METODE PARAMETER

• Dalam membentuk persamaan parameter, perhatikan jumlah


pengukuran (n) dan jumlah parameter yang akan ditentukan
(u)
• Dimana jumlah pengukuran harus lebih besar dari jumlah
parameter yang akan ditentukan (n>u).
• Dan jumlah persamaan yang terbentuk (r) adalah sama dengan
jumlah pengukuran (r = n).
• Semakin besar jumlah pengukuran dibandingkan dengan
jumlah parameter yang akan ditentukan, hasilnya akan
semakin baik.
DATA

• Dilakukan pengukuran beda tinggi, untuk menentukan tinggi


titik B,C, dan D, dengan titik A sebagai titik kontrol. Data
yang diperoleh sebagai berikut

dh2

dh1 C
dh5

dh3
A

dh4
D
HA = 12 m
PERSAMAAN YANG DIPERLUKAN

• Jumlah seluruh pengamatan (n) = 5


• Jumlah parameter yang akan ditentukan (u) = 3
• Maka, jumlah persamaan parameter yang dapat terbentuk
adalah (r) = n = 5

• dh1 = HB – HA
• dh2 = HC – HB
• dh3 = HD – HC
• dh4 = HD – HA
• dh5 = HD - HB
PENYELESAIAN PERSAMAAN
• dh1 + V1 = HB – HA
• dh2 + V2 = HC – HB
• dh3 + V3 = HD – HC
• dh4 + V4 = HD – HA
• dh5 + V5 = HD – HB

• Membentuk matriks A, X, L dan V

 1 0 0  HB    HA  dh1 V 1 
• A=  X=  L=   V=   V 2
 dh 2
  1 1 0  HC     
 0  1 1  HD   dh3  V 3
     
 0 0 1   HA  dh 4  V 4
 1 0 1   dh5  V 5
PENYELESAIAN MATRIKS
HASIL PENYELESAIAN

• Dengan menggunakan software MATLAB


• Diperoleh :

 14,175    0,125
• X=  0,025 
17,900 V =  
   0,025 
15,825   
 0,125 
 0,150

Anda mungkin juga menyukai