ANAFISMAN
JUDUL : PENGARUH NAIK
SEPEDA DALAM MELANCARKAN
SIRKULASI DARAH
1.5 MANFAAT
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
• Agar dapat dijadikan sebagai bahan informasi serta kajian penelitian selanjutnya
khususnya tentang aktivitas penggunaan sepeda dalan tubuh atau Kesehatan
• Bahan referensi dalam membahas system sirkulasi darah
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
Dari pengamatan yang kami lakukan kami memperoleh hasil tekanan darah yang
berbeda sebelum bermain dan sesudah bermain sepeda. Perubahan yang terjadi
tidak semuanya mengalami kenaikan tetapi sebagian dari olahragawan juga meng
alami penurunan tekanan darah setelah berolahraga.Kami memperoleh data tekan
an darah rata-rata dari mahasiswa sebelum bermain sepeda ialah 123/34 dan sesu
dah bermain sepeda adalah 118/65. Jadi mahasiswa yang naik sepeda mempenga
ruhi perubahan tekanan darah baik sistol maupun diastole.
Tekanan arteri diatur oleh beberapa sistem yang saling berhubungan den
gan melakukan fungsi-fungsi khusus, yang kesemuanya merupakan mekan
isme umpan balik saraf yang mulai bereaksi dalam beberapa detik. Semua
mekanisme ini menjadi aktif penuh dalam 30 menit sampai beberapa jam.
Pengaturan tekanan arteri meskipun bekerja sangat cepat dan kuat, umu
mnya kehilangan kemampuan setelah beberapa jam sampai beberapa hari
karena reseptor tekanan saraf tersebut “beradaptasi” atau kehilangan kepe
kaannya (Guyton,1987).
Berdasarkan teori ini, peneliti berpendapat bahwa pada manusia yang tida
k memiliki masalah jantung dan pembuluh darah, tubuh akanberusaha me
mpertahankan tekanan darah saat terjadi perubahan posisi, namun ketika
seseorang mengambil posisi tertentu dalam waktu yang cukup lama maka
kompensasi tubuh untuk mempertahankan tekanan darah pun akan berad
aptasi. Misalnya bila seseorang berdiri dalam waktu yang sangat lama ma
ka tekanan darahnya akan cenderung turun karena pengaruh dari kompen
sasi jantung dan pembuluh darah terhadap gaya gravitasi bumi yang ting
gi, teori ini sesuai dengan hasil penelitian Rati menyatakan bahwa ada per
bedaan hasil pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah berdiri sela
ma empat jam namun bertentangan dengan hasil penelitian ini.
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari Pengaruh naik sepeda dalam melancarkan sirkulasi darah yaitu
Sistem sirkulasi darah merupakan salah satu sistem yang penting sebagai alat perfusi jaringan. Ganggua
n sistem sirkulasi cukup banyak terjadi dalam masyarakat. Salah satunya adalah Peripheral Arterial Disea
se (PAD).
Bersepeda termasuk olahraga kardio, dikategorikan demikian karena dengan bersepeda, kinerja jantung,
paru-paru, dan sistem sirkulasi darah akan meningkat. Selain itu, bersepeda secara teratur juga mampu
menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah, menguatkan otot jantung, dan menurunkan tekanan da
rah.Bersepeda sangat bermanfaat untuk menjaga dan meningkatkan kebugaran jantung, paru-paru, sirk
ulasi darah, otot, tulang dan sendi. Bersepeda direkomen-dasikan untuk orang-orang yang mempunyai l
emak berlebih atau yang mempunyai masalah medis pada tulang atau sendi anggota tubuh bagian baw
ah seperti pinggul, lutut, dan pergelangan kaki.
Namun ketika seseorang mengambil posisi tertentu dalam waktu yang cukup lama maka kompensasi tu
buh untuk mempertahankan tekanan darah pun akan beradaptasi. Misalnya bila seseorang berdiri dalam
waktu yang sangat lama maka tekanan darahnya akan cenderung turun karena pengaruh dari kompensa
si jantung dan pembuluh darah terhadap gaya gravitasi bumi yang tinggi, teori ini sesuai dengan hasil p
enelitian Rati menyatakan bahwa ada perbedaan hasil pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah
berdiri selama empat jam namun bertentangan dengan hasil penelitian ini.
BAB 5
PENUTUP
5.2 SARAN
Berdasarkan penelitian yang kami angkat kami tau bahwa masih ban
yak hal yang bisa dikoreksi karena masih banyak kekurangan dari tul
isan kami ini. Karena itu kami mengharapkan adanya kritik dan sara
n dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Husin, W., O. Hudaja, Y. Kristianto. 2006. Oklusi Arteri Perifer pada Ekst
rimitas Inferior. JKM 6(1):40-53
Junusul Hairy, 1989. Fisiologi Olahraga Jilid 1. Jakarta: Departemen Pen
didikan dan Kebudayaan.
Guyton, A.C. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EG
C