Anda di halaman 1dari 9

KEPEMILIKAN

Hj. NURDEWI MAHARANI DMK, MA


 Kepemilikan tidak utuh adalah kepemilikan seseorang terhadap
Kepemilikan Tidak Utuh barang atau manfaatnya saja.
 Kepemilikan barang adalah kepemilikan seseorang terhadap
barangnya saja. Yakni barangnya ia miliki, sedangkan
manfaatnya milik orang lain. Seperti Ahmad berwasiat kepada
Kepemilikan Yasir untuk menempati rumah Ahmad selama Yasir hidup. Jika
Ahmad meninggal, maka kepemilikan rumah (barangnya saja)
barang berpindah kepada ahli waris Ahmad dengan sistem warisan.
Sedangkan manfaat rumah milik Yasir selama ia hidup dengan
sistem wasiat.
 Kepemilikan manfaat adalah kepemilikan seseorang terhadap
Kepemilikan manfaatnya saja sedangkan barangnya milik orang lain.

manfaat
 Transaksi Pinjam-Meminjam (I’ārah)
Pihak peminjam (musta’īr) tidak boleh meminjamkan barang pinjaman kepada orang lain.
Karena transaksi i’ārah hanya sebuah perizinan untuk menggunakan manfaat barang.
Sehingga ia tidak memiliki manfaat barang pinjaman, hanya boleh menggunakan manfaatnya
saja.
 Transaksi Persewaan (Ijārah)
Pihak penyewa boleh meminjamkan atau menyewakan barang sewaan kepada orang lain.
Karena transaksi ijārah adalah memberikan kepemilikan manfaat. Maka manfaat barang

Sebab dalam transaksi ijārah milik penyewa selama waktu yang telah ditentukan. Namun pihak
penyewa tidak boleh menjual barang sewaan karena ia tidak memiliki barangnya, hanya

kepemilikan
memiliki manfaatnya saja.
 Transaksi Wakaf

manfaat Pihak mauqūf ‘alaih (penerima wakaf) boleh menggunakan barang wakaf atau
mempersilahkan orang lain untuk menggunakannya jika ada izin dari pihak wāqif (orang yang
mewakafkan barang), karena wakaf adalah memberikan kepemilikan manfaat kepada mauqūf
‘alaih dengan cara pembekuan tasaruf pada fisiknya. Sehingga mauqūf ‘alaih tidak boleh
menjual barang wakaf. Karena ia hanya memiliki manfaatnya saja, tidak memiliki barangnya.
 Transaksi Wasiat Manfaat
Seperti dalam contoh kepemilikan barang. Selama Yasir hidup, manfaat rumah milik yasir
sedangkan fisik rumah milik ahli waris Ahmad.
 akad adalah hubungan antara beberapa hal. Secara istilah akad
memiliki dua makna, yakni makna umum dan makna khusus.
Definisi akad secara umum adalah rencana seseorang untuk

Akad mengerjakan sesuatu, baik atas dasar keinginan tunggal (satu


orang) seperti akad wakaf dan talak, atau butuh dua keinginan
(dua orang) untuk mewujudkannya seperti akad jual beli dan
akad perwakilan
a. ‘Aqdun Māliyyun
Yaitu akad yang tejadi pada obyek akad berupa harta, baik
kepemilikannya dengan sistem timbal balik seperti akad bai’
(jual beli), atau tanpa timbal balik seperti akad hibah
(pemberian) dan akad qorḍ (utang-piutang).

b. ’Aqdun Gairu Māliyyin

Yaitu akad yang obyek akadnya tidak berupa harta seperti


Jenis Akad akad wakālah
(perwakilan).
 Sebutkan 15 jenis Akad yang tergolong dalam kategori lāzim
dari kedua pelaku akad
 Sebutkan Akad yang tergolong dalam kategori jā’iz dari kedua
pelaku akad

TUGAS  Sebutkan 8 Akad yang tergolong dalam kategori lāzim dari


salah satu pihak dan jā’iz dari pihak lain
 Sebutkan 2 jenis akad berdasarkan adanya imbalan atau tidak
 Sebutkan 2 jenis akad berdasarkan adanya batas waktu yang
ditentukan atau tidak
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai