Anda di halaman 1dari 8

KHIYAR

Hj. Nurdewi Maharani, DMK, MA


 Khiyār adalah hak memilih pelaku transaksi untuk memilih
antara melanjutkan atau mengurungkan transaksi. Pada
dasarnya, setelah terpenuhi semua syarat dan rukun sebuah
transaksi maka transaksi dinyatakan final. Namun syariat
memberikan kelonggaran kepada kedua pelaku transaksi
berupa hak atau kewenangan untuk mengurungkan transaksi
yang telah final tanpa harus mendapat persetujuan pihak lain.
 Khiyār majlis adalah hak atau wewenang pelaku transaksi untuk
menentukan pilihan antara melangsungkan atau mengurungkan transaksi
ketika kedua pelaku transaksi masih berada dalam masa khiyār majlis.

Khiyār majlis bisa sah dengan lima syarat:


 1) Terjadi pada akad yang bersifat murni tukar-menukar barang
(mu’āwaḍah maḥḍah). Mengecualikan akad nikah, maka dalam akad nikah
tidak terjadi khiyār majlis.
 2)  Terjadi pada akad yang obyek akadnya berupa barang. Maka tidak

Khiyār majlis terjadi khiyār majlis dalam akad ijārah. Karena akad ijārah obyek akadnya
berupa manfaat.
 3)  Terjadi pada akad yang bersifat lāzim dari kedua belah pihak.
Mengecualikan akad kitābah. Karena akad kitābah lāzim dari pihak
majikan, jā’iz dari pihak budak.
 4)  Tidak terjadi pada akad yang kepemilikannya bersifat otoritatif(qahrī)
seperti akad syuf’ah.
 5)  Tidak terjadi pada akad yang bersifat rukhṣah(keringanan) dari syariat
seperti akad ḥawālah. Masa khiyār majlis akan berakhir dengan salah satu
antara saling memilih (takhāyur) atau berpisah (tafarruq).
 Khiyār syarat adalah hak pelaku transaksi untuk memilih antara
melangsungkan atau mengurungkan transaksi sesuai
kesepakatan kedua belah pihak atas waktu yang telah
ditentukan. Eksistensi khiyār syarat bersifat opsional (pilihan),
dalam arti khiyār syarat boleh ditiadakan jika kedua belah
pihak tidak menginginkan. Berbeda dengan khiyār majlis yang
bersifat otoritatif (qohrī) sehingga tidak bisa dinafikan dari

Khiyār syarat akad. Jika pelaku transaksi menafikan khiyār majlis dari sebuah
transaksi maka ada tiga pendapat dalam mażhab Syafi’i:
 Menurut qaul aṣah transaksi tidak sah.
 Menurut pendapat kedua transaksi sah tanpa ada hak khiyār.
 Menurut pendapat ketiga transaksi sah dan tetap ada hak
khiyār.
 Khiyār syarat bisa sah jika memenuhi enam syarat
 1)  Menyebutkan tempo. Jika tidak disebutkan maka tidak sah.
 2)  Waktu yang ditentukan diketahui kedua pelaku transaksi.
 3)  Tidak melebihi tiga hari tiga malam (mażhab Syafi’i).
 4)  Waktu tiga hari tiga malam dihitung sejak persyaratan
(kesepakatan khiyār syarat), bukan dihitung sejak pelaku
transaksi berpisah.
 5)  Komoditi harus tidak berpotensi mengalami perubahan
selama waktu yang telah ditentukan
 6) Berkesinambungan
 Khiyār ‘aib adalah hak pelaku transaksi untuk memilih antara
melangsungkan transaksi dengan menerima komoditi apa
adanya atau mengurungkan transaksi dengan mengembalikan
komoditi kepada penjual setelah komoditi didapati tidak sesuai
dengan salah satu dari tiga hal:
 1)  Tidak sesuai dengan janji (syarat) yang disebutkan ketika

Khiyār ‘aib transaksi.


 2)  Tidak sesuai dengan standar umum.
 3) Tidak sesuai dengan harapan pembeli karena ada tindakan
penipuan dari pihak penjual.
T E R I M A K A S I H

Anda mungkin juga menyukai