Anda di halaman 1dari 25

A.

Pengertian Kontrak Syariah

 Pengertian kontrak
 Pengertian Akad
1. Secara Etimologi
2. Secara Terminologi
B. Dasar Hukum Kontrak Syariah (Akad)

Dasar hukum kontrak syariah terdapat dalam


Al- Qur’an, yakni dalam surah:
 QS. Al Isra’ (17) : 34
 QS. Al Maidah (5) : 1
 QS. Al Baqarah (2) : 202
C. Rukun Dan Syarat Kontrak Syariah (Akad)

Adapun unsur (rukun) akad yaitu sebagai


berikut:
1) Para Pihak yang membuat akad (aqidah)
Syarat subjek akad tersebut adalah:
a) Jika perorangan harus seorang “mukallaf”;
b) Badan Hukum.
2) Pernyataan kehendak para pihak (Shigat
‘Aqd)

Syarat “Shigat ‘Aqd” yaitu:


a) Jala’ul Ma’na
b) Tawafuq / Tathabuq
c) Jazmul Iradataini
d) Ittishad Al-Kabul Bil-Hijab
3) Objek Akad (Mahallul ‘Aqd)
Syaratnya yaitu:
a) Halal Menurut Syara
b) Bermanfaat (Bukan merusak atau
digunakan untuk merusak)
c) Dimiliki sendiri atau kuasa pemilik
d) Dapat diserahterimakan (benda dalam
kekuasaan)
4) Tujuan Akad (Maudhu’ Al-Aqd’)
Syarat-syarat dari tujuan akad atau prestasi,
yaitu:
 Baru ada pada saat dilaksanakan akad
 Berlangsung adanya hingga berakhirnya
akad
 Tujuan akad harus dibenarkan syara’
Menurut Kompilasi HES, rukun akad terdiri dari:

1. Pihak-pihak yang berakad


2. Objek akad
3. Tujuan pokok akad
4. Kesepakatan
Paksaan dapat menyebabkan batalnya akad
apabila:
1) Pemaksa mampu untuk melaksanakannya;
2) Pihak yang dipaksa memiliki persangkaan kuat
bahwa pemaksa akan segera melaksanakan
apa yang diancamkannya apabila tidak
mematuhi perintah pemaksa tersebut;
3) Yang diancamkan menekan dengan berat,
jiwa orang yang diancam, hal ini tergantung
kepada orang perorang;
4) Ancaman akan dilaksanakan secara serta
merta; dan
5) Paksaan bersifat melawan hukum.
D. Asas-asas Kontrak Syariah (Akad)
- Ikhtiyari / sukarela - Transparansi
- Amanah / menepati janji - Kemampuan
- Ikhtiyati / kehati-hatian - Kemudahan
- Luzum / tidak berubah - I’tikad baik
- Saling menguntungkan - Sebab halal
- Taswiyah / kesetaraan
J. Macam-macam Akad

1. Dilihat dari keabsahannya :


• Akad yang sah
• Akad yang fasad
• Akad yang batal
2. Dilihat dari penamaannya :
• Akad bernama (Al ‘Uqud Al Musamna)
- Pengertian Akad bernama
Menurut Hasby Ashidiqie, akad bernama terbagi
menjadi 25 akad:
1. Ba’i (jual beli)
2. Ijarah (sewa menyewa)
3. Kafalah (penanggungan)
4. Hawalah (pemindahan)
5. Rahn (gadai)
6. Ba’i al wafa (jual beli dengan hak penjual
untuk membeli kembali barangnya
7. Al ‘ida / Al-wadiah (titipan)
8. Al ‘iarah (pinjaman)
9. Hibah
10. Aqd al-qismah (pembagian)
11. Akad syirkah (kerja sama usaha)
12. Mudharabah (kerja sama modal & kerja)
13. Muzara’ah (investasi dalam pertanian)
14. Musadaqah (investasi dalam pepohonan)
15. Wakalah (perwakilan)
16. Shulh (perdamaian)
17. Tahkim (arbitrase)
18. Mukhraraj / At – Takharuj (menjual bagian
harta warisan)
19. Qardh (pinjaman barang)
20. Aqdul Umari (pemberian sepanjang umur)
21. Aqdul Muqalah / Aqdul Wala
22. Aqdul Iqadah
23. Aqdul Washiyyah
24. Aqdul Isha
• Akad tidak bernama (Al’ Uqud Ghair Al
Musamna)
- Pengertian Akad tidak bernama

3. Dilihat dari zatnya :


 Akad terhadap benda yang berwujud (
Ainiyyah)
 Akad terhadap benda yang berwujud
(Ghair Ainiyyah)
4. Dilihat dari kedudukannya :
 Akad pokok (Al-Aqd Al-Ashli)
 Akad asesoir (Al-Aqd At-Taba’i)

5. Dilihat dari tujuannya :


 Bertujuan tamlik, seperti jual beli
 Bertujuan untuk mengadakan usaha
bersama
 Bertujuan tautsiq
 Bertujuan menyerahkan kekuasaan
 Bertujuan mengadakan pemeliharaan
6. Dilihat dari segi unsur tempo dalam akad :
 Akad bertempo (Al-Aqd Al-Zamani)
 Akad tidak bertempo (Al-Aqd Al-Fauri)

7. Dilihat dari segi terjadinya /


keberlakuannya :
 Akad konsensual
 Akad formalitik
 Akad riil
8. Dilihat dari segi sifat mengikutinya :
 Akad yang mengikat secara pasti (akad
lazim)
 Akad yang mengikat secara tidak pasti
(ghaira lazim)

9. Dilihat dari bentuknya, akad dibagi


menjadi 2 :
 Akad tidak tertulis
 Akad tertulis

10. Dilihat dari motif yang mendasarinya :


 Akad Tabarru’
 Akad Mu’awaddah / Akad Tijarah
11. Dilihat dari segi hukum takliti :
 Akad wajib
 Akad sunnah
 Akad mubah
 Akad makruh
 Akad haram

Dilihat darisegi dilarang atau tidak dilarang


12.
 Aqad Masyru
 Aqad Mammu’ah
E. Ingkar Janji dalam Akad & Sanksinya :
Pihak dianggap ingkar janji, apabila:
1) Tidak melakukan apa yang dijanjikan
untuk melakukannya
2) Melaksanakan apa yang dijanjika, tapi
tidak seperti yang dijanjikan
3) Melakukan apa yang dijanjikan, tetapi
terlambat, atau
4) Melakukan sesuatu yang menurut
perjanjian tidak boleh dilakukan
Sanksi bagi pelaku ingkar janji, yaitu :
1) Pembayaran ganti rugi
2) Pembatalan akad
3) Peralihan resiko
4) Denda, dan atau
5) Pembagian biaya perkara

Sanksi pembagian ganti rugi dapat dijatuhkan,


apabila:
1) Pihak yang melakukan ingkar janji setelah
dinyatakan ingkar janji, tetap melakukan ingkar
janji
2) Sesuatu yang harus diberikan atau dibuatnya,
hanya dapat diberikan atau dibuat dalam
tanggal waktu yang telah dilampauinya
3) Pihak yang melakukan ingkar janji tidak dapat
membuktikan bahwa perbuatan ingkar janji yang
dilakukannya tidak di bawah paksaan
F. Akibat Akad (Kontrak)
1) Semua akad secara sah berlaku sebagai
syariah bagi mereka yang mengadakan akad
2) Suatu akad tidak hanya mengikat untuk hal
yang dinyatakan secara tegas di dalamnya,
tetapi juga untuk segala sesuatu menurut sifat
akad yang diharuskan oleh kepatutan,
kebiasaan, dan nash syariah
3) Suatu akad hanya berlaku antara pihak-pihak
yang mengadakan akad
4) Suatu akad dapat dibatalkan oleh pihak yang
berpiutang, jika pihak yang berutang terbukti
melakukan perbuatan yang merugikan pihak
yang berpiutang
G. Batalnya Kontrak (Akad)
Ada beberapa sebab pembatalan
penawaran (ijab), yaitu :
1) Pembatalan oleh pembuat penawaran
2) Kematian salah satu pihak atau hilangnya
kemampuan
3) Penolakan penawaran yg dilakukan dgn
ucapan atau tindakan
4) Berakhirnya tempat perjanjian
5) Kerusakan objek
H. Berakhirnya Akad (Kontrak) & Pembatakan Kontrak
(Akad)
Suatu akad dipandang berakhir apabila telah
mencapai tujuan. Selain itu, akad dipandang
berakhir apabila telah terjadi Fasahh (Pembatalan)
atau telah berakhir waktunya. Fasahh terjadi dgn
sebab-sebab berikut :
1) Di-fasahh (dibatalkan)
2) Dengan sebab adanya khiyar
3) Salah satu pihak dgn persetujuan yg lain
membatalkan karena menyesal atas akad yg
baru saja dilakukan
4) Karena kewajiban yg ditimbulkan oleh adanya
akad tidak dipenuhi oleh pihak-pihak ybs
5) Karena telah habis waktunya
6) Karena tidak mendapat izin pihak yang
berwenang
7) Karena kematian
I. Kontak Perwakilan
Untuk mencapai legalitas dan tercapainya
perwakilan, wakil pelaksana kontrak harus
memenuhi syarat sbb:
1) Wakil yg ditunjuk dapat memnuhi keinginan
pemberian tugas yg harus melaksanakan hal-
hal yg diamanahkan
2) Pemberi amanah adalah orang yg kompeten
utk memberikan kepercayaannya
3) Tindakan atau barang yg menjadi
kesepakatan perwakilan adalah sah menurut
syara’.
Berikut adalah objek yg bisa dilakukan dgn
perwakilan :
• Jual beli
• Perwewaan
• Pinjam-meminjam
• Memberi hadiah
• Jaminan
• Bersumpah
• Pernerimaan & pengakuan hak
• Berutang
• Investasi
• Penyelesaian perkara di pengadilan
• Kontrak perkawinan
• Perceraian
• Pelepasan hak

Anda mungkin juga menyukai