Anda di halaman 1dari 57

HUKUM PERDATA

ISLAM

WIRDYANINGSIH
Tim Dosen Hukum
Islam
FHUI
2020
HAK DAN KEWAJIBAN PARA
PIHAK
Pengertian hak
Menurut bahasa: Kekuasaan yang benar
atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu.
Menurut ulama: Sesuatu hukum yang telah
ditetapkan secara syara’.
Macam-macam hak
Sumber dan akibat hak
Sumber Akibat
1. Syara’. Mis. Ibadah 1. Perlindungan hak 
2. Akad sesuai prinsip
3. Kehendak pribadi. keadilan yang sesuai
Mis. Nazar syariat
4. Perbuatan yang 2. Penggunaan hak 
bermanfaat. kebebasan yang
5. Perbuatan yang tidak bertentangan
menimbulkan mudarat. dengan syariat
Pelanggaran terhadap hak
Tindakan yang dapat dilakukan terhadap
pelanggaran hak
Kewajiban/iltizam
Dikaitkan dengan akibat hukum dari akad 
Iltizam:
Akibat (ikatan) hukum yang mengharuskan
pihak lain berbuat memberikan sesuatu atau
melakukan suatu perbuatan atau tidak berbuat
sesuatu.
Hak sebagai taklif (yang menjadi keharusan
yang terbebankan pada orang lain)
dari sisi penerima dinamakan hak,
dari sisi pelaku dinamakan iltizam
(keharusan)
Sumber utama iltizam
Keberlakuan iltizam
KHIYAR

https://www.youtube.com/watch?v=ojwUvHu5bjY
Pengertian

Pengertian di
KHES?
Baca Pasal 20
butir 8!
MACAM-MACAM KHIYAR
FIKIH Bab X Pasal 271-294
KHES
1. Khiyar al-Majlis 1. Khiyar Syarth

2. Khiyar at-Ta’yin 2. Khiyar Naqdi

3. Khiyar asy-Syarth 3. Khiyar Ru’yah

4. Khiyar al-’Aib 4. Khiyar ‘Aib

5. Khiyar ar-Ru’yah 5. Khiyar Ghabn dan


Taghrib
13
1. Khiyar Majlis
PENGERTIAN
Hak pilih kedua
pihak yang
berakad untuk
membatalkan
akad, selama
keduanya masih
berada dalam
majelis akad dan
belum berpisah
badan.
Contoh Khiyar Majlis
2. Khiyar at Ta’yin
Contoh Khiyar at Ta’yin
Pandangan ulama mazhab
Imam Syafi’i dan Imam Abu Hanifah
Ahmad bin Hanbal mensyaratkan pada
menolak konsep khiyar ini:
Maksimal berlaku
khiyar at ta’yin karena
salah satu syarat objek pada tiga pilihan obyek
akad harus jelas akad
Sifat dan nilai benda-
benda yang menjadi
obyek pilihan harus
setara dan harganya
harus jelas
Tenggang waktu
khiyar ini tidak lebih
dari 3 hari
3. Khiyar Syarat

https://www.youtube.com/watch?v=qzAOQtut4zY
Khiyar syarath dalam KHES?

Bacakan!
Contoh 1

21
Contoh 2

22
4. Khiyar
al-’Aib
Hak untuk
membatalkan atau
melangsungkan
jual beli bagi
kedua belah pihak
yang berakad,
apabila terdapat
suatu cacat pada
objek yang
diperjualbelikan,
dan cacat itu tidak
diketahui
pemiliknya ketika
akad berlangsung
Bagaimana dalam KHES?
Baca: Pasal 279-286
5. KHIYAR AR-RU’YAH
Hak pilih bagi pembeli
untuk menyatakan
berlaku atau batal jual
beli yang ia lakukan
terhadap suatu objek
yang belum ia lihat ketika
akad berlangsung
Contoh: membeli dengan
cara memesan, kecuali
akad salam (pembiayaan
pengadaan barang yg
25
tidak tersedia)
CONTOH KHIYAR AR-RU’YAH
Syarat Berlakunya Khiyar ar-
Ru’yah
Bagaimana khiyar ru’yah dalam KHES

Pasal 276-278
Siapa yang mau membacakan?
6. KHIYAR NAQAD
Pengertian KHES
 Melakukan jual beli dengan
ketentuan, jika pihak
pembeli tidak melunasi
pembayaran, atau jika pihak
penjual tidak menyerahkan
barang, dalam batas waktu
tertentu, maka pihak yang
dirugikan mempunyai hak
untuk membatalkan akad
atau tetap
melangsungkannya.
 Contoh: ?
KHIYAR GHABN dan TAGHRIB
 Pembeli berhak untuk meneruskan atau membatalkan
akad karena penjual memberi keterangan yang salah
mengenai kualitas benda yang dijualnya.
 Pembeli dapat menuntut pihak penjual untuk

Pasal menyediakan barang yang sesuai dengan keterangannya.


 Pembeli dapat mengajukan ke pengadilan untuk
menetapkan agar pemberi keterangan palsu untuk

287- menyediakan barang yang sesuai dengan keterangannya


atau didenda.
 Hak pilih karena salah memberi keterangan tersebut

294 dapat diwariskan.


 Pembeli kehilangan hak pilihnya jika ia telah
memanfaatkan benda yang dibelinya secara sempurna.

KHES  Penjualan benda yang didasarkan keterangan yang salah


yang dilakukan dengan sengaja oleh penjual atau
wakilnya, adalah batal.
 Pembelian benda yang haram diperjualbelikan, tidak sah.
Lanjutan…
Pasal  Pembelian benda yang disertai keterangan yang salah yang
dilakukan tidak sengaja, adalah sah. Namun pembeli berhak
untuk membatalkan atau meneruskan akad tersebut.
287-  Pihak yang merasa tertipu dalam akad jual-beli dapat
membatalkan penjualan tersebut.

294 


Persengketaan antara korban penipuan dgn pelaku penipuan
dpt diselesaikan dgn damai/al-shulh dan atau ke pengadilan.
Pembeli yang menjadi korban penipuan, kehilangan hak
KHES 
untuk membatalkan akad jual-beli jika benda yang dijadikan
obyek akad telah dimanfaatkan secara sempurna.
Hak untuk melakukan pembatalan akad jual-beli yang
disertai dengan penipuan, tidak dapat diwariskan.
 Hak utk melkkn pembatalan akad jual-beli yg disertai
dengan penipuan, berakhir apabila pihak yg tertipu telah
mengubah dan atau memodifikasi benda yang dijadikan
obyek jual-beli.
BERAKHIRNYA AKAD
32
SEBAB-SEBAB BERAKHIRNYA
AKAD
FASAKH
Artinya: melepaskan ikatan akad atau menghilangkan atau
menghapuskan hukum akad secara keseluruhan seakan-akan akad
tidak pernah terjadi.
Pelaksanaan fasakh:
Wajib  utk menghormati ketentuan syariah, melindungi
kepentingan umum dan khusus, menghilangkan bahaya dan
menghindarkan perselisihan thd syarat yg ditetapkan syariah. Mis.
Fasakh pada akad fasid.
Jaiz  dilakukan atas dasar keinginan pihak2 yang melakukan akad.
Sebab-sebab terjadi Fasakh
PENYELESAIAN SENGKETA

36
OBJEK PERSELISIHAN

1. Harga
2. Pertanggungjawaban risiko
3. Ingkar Janji

37
1. Perselisihan Harga
• Diselesaikan dengan menunjukkan
bukti berupa tulisan atau saksi-saksi.
• Apabila tidak ada kedua bukti
tersebut maka digunakan ucapan
penjual disertai sumpah.
• Apabila pembeli tidak menerimanya,
maka pembeli bersumpah, sehingga
ia bebas dari kewajiban membelinya.
• HR Ahmad, Abu Dawud, dan Nasai
dari Ibnu Mas’ud
Apabila berselisih kedua belah
pihak (penjual dan pembeli) dan
tidak ada bukti-bukti di antara
keduanya, maka perkataan (yang
diterima) ialah yang dikemukakan
oleh pemilik barang atau saling
mengembalikan (sumpah)
38
2. Perselisihan
Pertanggungjawaban Risiko

Dilihat dari
terjadinya rusak
atau musnahnya
suatu barang :
a. sebelum atau
b. setelah serah
terima barang

39
a. Sebelum Serah Terima

40
b. Setelah Serah Terima

41
Risiko Pasal 42-43 KHES
Risiko adalah: Kewajiban memikul kerugian
yang tidak disebabkan kesalahan salah satu
pihak.
Kewajiban beban kerugian yang disebabkan
oleh kejadian di luar kesalahan salah satu
pihak dalam akad:
dalam perjanjian sepihak  dipikul oleh pihak
peminjam;
dalam perjanjian timbal balik dipikul oleh
pihak yang meminjamkan.
42
Ingkar janji  Sanksi atas ingkar janji
(Pasal 38 KHES)
Ps 36 KHES: 1. Membayar ganti rugi
 Pihak dapat dianggap
2. Pembatalan akad
melakukan ingkar janji, apabila
karena kesalahannya: 3. Peralihan risiko
a. Tidak melakukan apa yang 4. Denda
dijanjikan untuk 5. Membayar biaya perkara
melakukannya
b. Melaksanakan apa yang
dijanjikannya, tetapi tidak
sebagaimana dijanjikan
c. Melaksanakan apa yang
dijanjikannya, tetapi
terlambat, atau
d. Melaksanakan sesuatu yang
menurut perjanjian tidak boleh
dilakukan
Pembayaran Ganti Rugi
• Sanksi pembayaran ganti rugi dikenakan apabila
(Ps 39 KHES):
– Pihak yang melakukan ingkar janji tetap
melakukan ingkar janji meskipun telah
dinyatakan ingkar janji
– Sesuatu yang harus dilakukannya hanya dapat
dilakukan dalam tenggang waktu yang telah
dilampaui
– Pihak yang melakukan ingkar janji tidak dapat
membuktikan bahwa perbuatan
ingkar janji tsb tidak di bawah
paksaan
44
Penyelesaian Perselisihan
Dasar Hukum
1. Shulhu  Al Hujurat ayat 9: “Dan jika ada
dua golongan dari orang-orang
Pengertian mu’min berperang maka
damaikanlah antara keduanya. Jika
 Perdamaian: salah satu dari kedua golongan itu
berbuat aniaya terhadap golongan
Suatu akad untuk yang lain maka perangilah golongan
mengakhiri perlawanan yang berbuat aniaya itu sehingga
antara dua orang yang golongan itu kembali, kepada
perintah Allah, jika golongan itu
saling berlawanan atau telah kembali (kepada perintah
mengakhiri sengketa Allah), maka damaikanlah antara
keduanya dengan adil dan berlaku
adillah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku
adil”
 Ijma’ Umar ra: “Tolaklah
permusuhan hingga mereka
berdamai, karena pemutusan perkara
melalui pengadilan akan
mengembangkan kedengkian di
antara mereka”
Cara penyelesaian shulhu
2. Tahkim
Pengertian Dasar hukum
 An Nisa ayat 35: “Dan jika kamu
khawatirkan ada persengketaan antara
keduanya, maka kirimlah seorang
hakam dari keluarga laki-laki dan
seorang hakam dari keluarga
perempuan…”
 HR Tarmizi “Kaum Muslimin sangat
terikat dengan perjanjiannya, kecuali
persyaratan (perjanjian) yang
mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram” (terdapat
klausul arbitrasi dalam perjanjiannya)
 Badan Arbitrase Syariah Nasional
(UU 30/1999)
Fatwa DSN
Jika salah satu pihak tidak
menunaikan kewajibannya
atau jika terjadi perselisihan
di antara para pihak, maka
penyelesaiannya dilakukan
melalui Badan Arbitrase
Syariah setelah tidak
tercapai kesepakatan
melalui musyawarah

49
3. AL QADHA
 Menetapkan hukum syara’ pada suatu peristiwa atau sengketa untuk
menyelesaikannya secara adil dan mengikat
 Peradilan Agama (UU 3/2006 Pasal 49)
Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama
Islam di bidang:
a. perkawinan;
b. waris;
c. wasiat;
d. hibah;
e. wakaf;
f. zakat;
g. infaq;
h. shadaqah; dan
i. ekonomi syari'ah.
Penjelasan Pasal 49 UU No. 3/2006
Penyelesaian sengketa tidak hanya dibatasi di bidang
perbankan syari’ah, melainkan juga di bidang ekonomi
syari’ah lainnya.
Yang dimaksud dengan “antara orang-orang yang
beragama Islam” adalah termasuk orang atau
badan hukum yang dengan sendirinya
menundukkan diri dengan sukarela kepada hukum
Islam mengenai hal-hal yang menjadi kewenangan
Peradilan Agama sesuai dengan ketentuan Pasal
ini.

51
Lanjutan …
Yang dimaksud dengan “ekonomi syari’ah” adalah perbuatan
atau kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut prinsip syari’ah,
antara lain meliputi:
a. bank syari’ah;
b. lembaga keuangan mikro syari’ah.
c. asuransi syari’ah;
d. reasuransi syari’ah;
e. reksa dana syari’ah;
f. obligasi syari’ah dan surat berharga berjangka menengah syari’ah;
g. sekuritas syari’ah;
h. pembiayaan syari’ah;
i. pegadaian syari’ah;
j. dana pensiun lembaga keuangan syari’ah; dan
52 k. bisnis syari’ah.
PENYELESAIAN SENGKETA
BIDANG PERBANKAN SYARIAH
Tugas!
 Setiap kelompok terdiri dari 5 anggota
 Setiap kelompok mengerjakan dua soal PBL dengan cara menjawab
seluruh soal yang disampaikan pada soal kasus
 Tugas diketik dalam file words dengan ketentuan Times New Roman
12, spasi 1.5, kertas ukuran A4
 Isi tugas:
- Halaman sampul (nama mata kuliah, kelas, tugas ke berapa, nama
seluruh anggota)
- Isi menjawab setiap soal dengan cara menuliskan ketentuan terkait
materi yang diatur dalam KHES, Syariah, pendapat ahli hukum.
Kemudian ketentuan tersebut diaplikasikan dalam soal kasus
- Deadline pengumpulan tugas Minggu, 27 September 2020
Kasus 1
Azka adalah seorang anak berusia 17 tahun yang mendapat warisan dari orang tuanya yang meninggal
dunia. Orang tua Azka mewariskan uang sebesar Rp10 milyar. Azka ingin menginvestasikan dana tersebut
untuk bisnis yang menguntungkan namun sesuai dengan prinsip syariah. Selain itu, ia ingin dana tersebut
disalurkan dalam beberapa investasi. Dalam salah satu investasinya ia ingin agar dananya dapat diambil
sewaktu-waktu ketika dibutuhkan. Untuk investasi yang lain ia ingin mendapatkan bagi hasil yang sesuai
dengan prinsip syariah.
Rafif, salah seorang teman Azka (17 tahun) mengajak Azka untuk bekerjasama dengannya dalam
mengembangkan usaha bisnisnya di bisnis kuliner yang ia miliki. Rafif mempunyai kafe kecil yang sangat
ramai. Kafe itu menjual berbagai minuman alcohol dan non alcohol serta makanan-makanan ala eropa. Rafif
ingin mengembangkan usahanya, namun ia tidak memiliki dana yang cukup. Ia mengajukan pinjaman dana
sebesar 100 juta rupiah kepada Azka dengan menjanjikan pengembalian dana pinjaman dalam waktu satu
tahun. Ia berjanji akan memberikan tambahan dana ketika mengembalikan pinjamannya sebesar 10% dari
pinjamannya karena ia yakin akan mendapatkan keuntungan yang lebih. Karena mereka sudah saling
mengenal dan saling percaya, Rafif berharap peminjaman tersebut tidak perlu dibuat dalam suatu akad.
Pertanyaan:
a.Jelaskan berapa bentuk penggolongan akad pada kasus di atas?
b.Bentuk akad apa yang dilakukan antara Azka dan Rafif? Apakah akad tersebut sesuai dengan
ketentuan rukun dan syarat akad?
c.Apakah akad diantara Azka dan Rafif sudah sesuai dengan ketentuan syariah? Jelaskan jawaban anda
disertai dengan argumen
Kasus 2
Galih & Ratna yang sudah 5 tahun menikah bermaksud untuk membeli rumah.
Mereka ingin memiliki rumah dengan cara yang sesuai dengan prinsip syariah.
Mereka ingin membeli sebuah rumah yang terletak di kota Depok. Namun Galih
dan Ratna tidak memiliki uang cash yang cukup banyak, mereka berharap ada
alternatif pembelian selain uang cash.

Pertanyaan:
Sebagai seorang manajer bank syariah, anda diminta untuk menawarkan macam-
macam alternatif yang dapat digunakan oleh Galih dan Ratna untuk membeli
rumah dengan akad yang sesuai syariah. Jelaskan macam-macam opsi yang
tersedia beserta dengan skema perjanjiannya.
Penutup

Anda mungkin juga menyukai