PERANTI ORTODONSI

LEPASAN
 PERANTI ORTODONSI LEPASAN
PERANTI YANG PEMAKAIANNYA DI DALAM
MULUT, DILAKUKAN OLEH PENDERITA SENDIRI,
YANG DAPAT DIBUKA DAN DIPASANG KEMBALI
OLEH PENDERITA
 AKTIF
 PASIF
 PERANTI / ALAT RETENSI
 PERANTI / ALAT FUNGSIONAL
 PERANTI ORTODONSI LEPASAN

PERSYARATAN POKOK

 HARUS SEENAK MUNGKIN DIPAKAI

 MUDAH DIPAKAI, TIDAK SAKIT  LOOP PEGAS
BUKAL DAN BUSUR LABIAL JANGAN TERLALU
PANJANG
 HARUS DIBUAT : SEDERHANA DAN BERTAHAP
JANGAN TERLALU BANYAK PEGAS & CANGKOLAN
KEUNTUNGAN PERANTI LEPASAN

Maloklusi yang memerlukan pergerakan tipping,

bila dirawat menggunakan peranti lepasan
hasilnya cukup baik
Pengurangan tumpang gigit mudah dilakukan
pada masa geligi pergantian.
Dapat diberi peninggian gigit untuk
menghilangkan halangan dan displacement
mandibula.
Pengontrolan peranti lebih mudah dibandingkan
dengan peranti cekat karena hanya beberapa gigi
yang digerakkan pada setiap saat.
Peranti lepasan dibuat di laboratorium, sedangkan
insersi dan aktivasi yang dilakukan di klinik, tidak
memerlukan waktu terlalu lama.
Relatif murah dan tidak diperlukan persediaan
bahan yang banyak dan mahal.
Dapat dilepas oleh pasien untuk dibersihkan
sehingga pemeliharaan kebersihan mulut tidak
sukar.
Apabila ada kerusakan atau menyebabkan rasa
sakit, pasien dapat melepas peranti untuk
sementara
KETERBATASAN PERANTI LEPASAN :

kekuatan hanya diberikan pada satu titik di

mahkota, dengan demikian gigi akan bergerak
tipping.
Koreksi satu atau dua gigi insisivi atas yang rotasi
dapat dilakukan dengan peranti ini, tetapi untuk
rotasi multipel tidak mudah dilakukan.
Hanya beberapa gigi saja yang dapat digerakkan
setiap tahap
Sisa diastema pada kasus pencabutan sukar atau
bahkan tidak mungkin ditutup dari distal.
Perawatan yang sering berhasil adalah kasus
berdesakan dengan pencabutan premolar.
Peranti lepasan rahang bawah tidak mudah
diterima pasien karena lidah terdesakselain a
problema retensi.
Pegas-pegas lingual jarang memuaskan karena
tempatnya sangat terbatas
Pasien yang tidak kooperatif sering tidak memakai
perantinya.
INDIKASI:

Pasien yang kooperatif, kebersihan mulut dan geligi

dalam kondisi yang baik.
Maloklusi dengan pola skelet kelas I atau yang tidak
jauh menyimpang disertai kelainan letak gigi:
jarak gigit yang besar
gigitan terbalik
malposisi gigi tetapi akar gigi terletak pada tempat yang
benar
kelainan jurusan bukolingual disebabkan displacement
mandibula.
Pencabutan yang terencana dengan memberi
kesempatan gigi untuk bergerak tipping,
KONTRA INDIKASI:

diskrepansi skeletal yang jelas

bila dibutuhkan penjangkaran antar maksila
malposisi apex, rotasi yang parah ataupun rotasi
multipel
bila diperlukan pergerakan gigi secara translasi
bila terdapat problema ruangan.
KOMPONEN-KOMPONEN ALAT LEPASAN

AKTIF
RETENSI
PENJANGKARAN
PLAT AKRILIK
 KOMPONEN AKTIF TERDIRI DARI:

PEGAS-PEGAS
SEKRUP EKSPANSI
ELASTIK
 PEGAS-PEGAS
KEKUATAN TERUS-MENERUS
MENGGERAKKAN GIGI
POSISI GIGI YANG DIINGINKAN
DIAMETER KAWAT PEGAS SEBAIKNYA KECIL

FLEKSIBILITS TERGANTUNG :
 DIAMETER KAWAT
 PANJANG KAWAT
 KEKUATAN PEGAS
25 – 40 gr
BERBANDING LANGSUNG DENGAN
DEFLEKSI PEGAS

CARA AKTIFASI
PADA WAKTU MENDISAIN PEGAS, PERHATIKAN:

 DIMENSI KAWAT
 KEKUATAN PEGAS BERBANDING LANGSUNG
DENGAN PANGKAT 4 DIAMETER KAWAT DAN
BERBANDING TERBALIK DENGAN PANGKAT 3
PANJANG KAWAT
 KARENA RUANG MULUT TERBATAS, PANJANG
PEGAS DAPAT DITAMBAH DENGAN KOIL DENGAN
DIAMETER TIDAK KURANG DARI 3 mm
 KAWAT PEGAS 0,6 mm MEMBERI KEKUATAN 2 KALI
LIPAT KEKUATAN PEGAS 0,5 mm
A. BESARNYA
PEGAS PENYIMPANGAN PEGAS CANTILEVER PALATAL YANG MENGHASILKAN KEKUATAN 40 gr.
0,6 mm
B. PEGAS 0,5 mm
C. PEGAS 0,5 mm DENGAN KOIL
A

C
 KEKUATAN
AKAR TUNGGAL : 25 – 40 gr
< DARI 25 gr
 TIDAK BERGERAK
> DARI 40 gr
 PERGERAKAN AKAN TERTUNDA
 DAPAT KEHILANGAN PENJANGKARAN
 RASA SAKIT BAGI PENDERITA
 DEFLEKSI
DEFLEKSI 50% DARI KAWAT 0,6 mm = KEKUATAN
DARI KAWAT 0,5 mm
UNTUK MENAMBAH FLEKSIBILITAS DIBUAT KOIL
DENGAN DIAMETER DALAM MINIMAL 3 mm
POSISI KOIL BERLAWANAN DENGAN ARAH PEGAS
KARENA MUDAH DISTORSI SEBAIKNYA DI-BOXED
IN
PEGAS 0,5 mm, AKTIFASI 3 mm CUKUP
MEMUASKAN
 Pegas bebas dari plat akrilik

Tampak samping

Pegas dalam posisi boxed in

 DEFLEKSI
AKTIFASI :  3 mm, CUKUP MEMBERIKAN HASIL YANG
MEMUASKAN
DEFLEKSI BESAR : MENYEBABKAN PENDERITA TIDAK
DAPAT MENEMPATKAN PEGAS PADA POSISI YANG BENAR
DEFLEKSI YANG KECIL :
 KEKUATAN AKAN CEPAT HABIS
 PEGAS HARUS SERING DIAKTIFASI
 PERGERAKAN GIGI TERPUTUS-PUTUS
PERGERAKAN GIGI YANG DIHARAPKAN SEKITAR 1–2
mm / BULAN MAKA DEFLEKSI 3 mm / BULAN,
DINYATAKAN TIDAK SERING MELAKUKAN AKTIFASI
 AKTIFASI MAKSIMAL DARI PEGAS PALATAL  0,5
mm UNTUK RETRAKSI KANINUS
 MEMBERIKAN KEKUATAN SEBESAR 15 gr / mm
 AKTIFASI 1/3 LEBAR MESIODISTAL GIGI = 3 mm
 KEKUATAN OPTTIMAL
 DAMPAK DARI KEKUATAN YANG
BERBEDA SELAMA RETRAKSI KANINUS

A. KEKUATAN YANG BETUL, MENGHASILKAN

PERGERAKAN MAKSIMAL DARI KANINUS DAN
PERGERAKAN MINIMAL DARI GIGI-GIGI LAINNYA
B. KEKUATAN YANG BERLEBIHAN DAPAT
MENGHASILKAN PERGERAKAN KANINUS
BERKURANG DAN AKAN MENIMBULKAN
PERGERAKAN YANG TIDAK DIINGINKAN DARI
GIGI-GIGI LAINNYA. INI DAPAT TERLIHAT
DENGAN BERTAMBAHNYA JARAK GIGIT
 DAMPAK DARI KEKUATAN YANG
BERBEDA SELAMA RETRAKSI KANINUS
Penggunaan kekuatan
untuk retraksi kaninus.
A. Kekuatan ringan
menghasilkan gerakan
kaninus maksimal dan
gerakan gigi lain minimal.
B. Kekuatan besar
menghasilkan gerakan
kaninus sedikit dan gerakan
gigi lain yang tidak
diinginkan
 ARAH PERGERAKAN GIGI
 DITENTUKAN OLEH TITIK KONTAK
ANTARA PEGAS DAN GIGI

PEGAS
PEGAS CANTILEVER
CANTILEVER

KOIL PEGAS CANTILEVER PALATAL HARUS

TERLETAK SEGARIS DENGAN TENGAH-TENGAH
MAHKOTA GIGI YANG DIGERAKKAN TEGAK
LURUS PADA ARAH PERGERAKAN
Posisi pegas yang benar, Posisi pegas yang salah
kaninus bergerak dengan menyebabkan kaninus
benar rotasi.
PEGAS-PEGAS PADA PERANTI LEPASAN
PEGAS PALATAL UNTUK PERGERAKAN GIGI ARAH

MESIODISTAL

LABIOPALATAL

BUKOPALATAL
 MESIODISTAL

PEGAS PALATAL / SINGLE CANTILEVER SPRING

PEGAS BUKAL / BUCCAL SPRING

PEGAS BUKAL DENGAN PENYANGGA /

SUPORTED BUCCAL RETRAKTOR

RETRAKTOR BUKAL DENGAN LUP TERBALIK

MESIODISTAL


 PEGAS
PEGAS PALATAL
PALATAL // SINGLE
SINGLE
CANTILEVER
CANTILEVER SPRING
SPRING

  0,5
0,5 –– 0,6
0,6 mm
mm

 AKTIFASI
AKTIFASI MAKSIMAL
MAKSIMAL DARI
DARI PEGAS
PEGAS
PALATAL
PALATAL 0,5
0,5 mm
mm UNTUK
UNTUK
RETRAKSI
RETRAKSI KANINUS
KANINUS

 PERGERAKAN
PERGERAKAN GIGI
GIGI 11 –– 22 mm
mm
SETIAP
SETIAP BULAN
BULAN DINYATAKAN
DINYATAKAN
CUKUP
CUKUP
MESIODISTAL

 PEGAS BUKAL / BUCCAL

SPRING
 SELF SUPPORTED UNTUK
RETRAKSI KANINUS
YANG TERLETAK DI
BUKAL, EKTOSTEMA

  0,7
0,7 mm
mm

 AKTIFASI
AKTIFASI :: 11 mm
mm

 CARA
CARA :: KOIL
KOIL DITAHAN
DITAHAN KEMUDIAN
KEMUDIAN KAKI
KAKI DEPAN
DEPAN
PEGAS
PEGAS DI DI TARIK
TARIK KE
KE DISTAL,
DISTAL, PERHATIKAN
PERHATIKAN
SEWAKTU
SEWAKTU INSERSI
INSERSI POSISI
POSISI UJUNG
UJUNG PEGAS
PEGAS TETAP
TETAP
MENEMPEL
MENEMPEL PADA PADA LABIAL
LABIAL GIGI
GIGI KANINUS
KANINUS
MESIODISTAL


 PEGAS
PEGAS BUKAL
BUKAL DENGAN
DENGAN
PENYANGGA
PENYANGGA // SUPORTED
SUPORTED
BUCCAL
BUCCAL RETRAKTOR
RETRAKTOR

  0,5
0,5 mm
mm DENGAN
DENGAN
PENYANGGA
PENYANGGA TABUNG
TABUNG METAL
METAL


 AKTIFASI
AKTIFASI :: 22 –– 33 mm
mm

 CARA
CARA :: SAMA
SAMA SEPERTI
SEPERTI PEGAS
PEGAS BUKAL
BUKAL SELF
SELF
SUPORTED
SUPORTED

 FLEKSIBILITAS
FLEKSIBILITAS 22 X X >> PEGAS
PEGAS BUKAL
BUKAL SELF
SELF
SUPORTED
SUPORTED
MESIODISTAL

 PERBANDINGAN
PERBANDINGAN STABILITAS
STABILITAS PEGAS
PEGAS
RETRAKTOR
RETRAKTOR KANINUS
KANINUS
A.
A. PEGAS
PEGAS BUKAL
BUKAL STANDAR
STANDAR YANG
YANG LEBIH
LEBIH
FLEKSIBEL
FLEKSIBEL KE
KE ARAH
ARAH VERTIKAL
VERTIKAL DARIPADA
DARIPADA
MESIODESTAL.
MESIODESTAL.
B.
B. PEGAS
PEGAS BUKAL
BUKAL DENGAN
DENGAN PENYANGGA
PENYANGGA LEBIH
LEBIH
MENGUNTUNGKAN
MENGUNTUNGKAN KARENA
KARENA LEBIH
LEBIH
FLEKSIBEL
FLEKSIBEL KE
KE ARAH
ARAH MESIO
MESIO DISTAL
DISTAL
DARIPADA
DARIPADA VERTIKAL
VERTIKAL

A B
MESIODISTAL

 RETRAKTOR
RETRAKTOR BUKAL
BUKAL DENGAN
DENGAN
LUP
LUP TERBALIK
TERBALIK ::
 
  0,7
0,7 mm
mm

 DISUKAI
DISUKAI TERUTAMA
TERUTAMA BILA
BILA
SULKUS
SULKUS BUKAL
BUKAL RENDAH
RENDAH
SEPERTI
SEPERTI RAHANG
RAHANG BAWAH
BAWAH

 KEKURANGANNYA
KEKURANGANNYA :: AMAT
AMAT TIDAK
TIDAK STABIL
STABIL
JURUSAN
JURUSAN VERTIKAL
VERTIKAL DAN
DAN AMAT
AMAT KAKU
KAKU JURUSAN
JURUSAN
HORIZONTAL
HORIZONTAL


 AKTIFASI
AKTIFASI :: JANGAN
JANGAN LEBIH
LEBIH DARI
DARI 11 mm.
mm. POTONG
POTONG
UJUNG
UJUNG PEGAS
PEGAS 11 mm
mm KEMUDIAN
KEMUDIAN UJUNGNYA
UJUNGNYA
DIBENGKOKKAN
DIBENGKOKKAN KEMBALI
KEMBALI MELINGKARI
MELINGKARI SISI
SISI
MESIAL
MESIAL GIGI
GIGI
 LABIOPALATAL
PERGERAKAN
PERGERAKAN 11 GIGI
GIGI ATAU
ATAU SEKELOMPOK
SEKELOMPOK GIGI
GIGI KE
KE
ARAH
ARAH PALATAL
PALATAL ATAU
ATAU LINGUAL
LINGUAL
BUSUR LABIAL DENGAN LUP U
BUSUR LABIAL DENGAN LUP U TERBALIK
RETRAKTOR ROBERTS
BUSUR LABIAL TINGGI DENGAN PEGAS APRON
BUSUR LABIAL YANG LEBAR (RETRAKTOR MILLS)
BUSUR / PEGAS SELF STRAIGHTENING WIRES
LABIOPALATAL


 BUSUR
BUSUR LABIAL
LABIAL DENGAN
DENGAN LUP
LUP
UU

 MENARIK
MENARIK INSISIFI
INSISIFI (GIGI
(GIGI
RA ANTERIOR)
ANTERIOR) KE KE PALATAL
PALATAL //
LINGUAL
LINGUAL
 
  0,7
0,7 mm,
mm, AKTIVASI SEDIKIT 
AKTIVASI SEDIKIT
11 mm
mm
RB

 PENGGUNAAN
PENGGUNAAN TERGANTUNG:
TERGANTUNG:
 OPERATOR
OPERATOR
 BESARNYA
BESARNYA RETRAKSI
RETRAKSI
LABIOPALATAL



 FLEKSIBILITAS
FLEKSIBILITAS KURANG
KURANG

 DAPAT
DAPAT DIBUAT
DIBUAT LEKUKAN
LEKUKAN
“BAYONET”
“BAYONET”
RA 
 KOREKSI
KOREKSI JARAK
JARAK GIGIT
GIGIT
DAPAT
DAPAT DIKOMBINASI
DIKOMBINASI
DENGAN
DENGAN PEGAS
PEGAS PALATAL
PALATAL
RB 
 MENAMBAH
MENAMBAH FLEKSIBILITAS
FLEKSIBILITAS
BUSUR
BUSUR DIPOTONG
DIPOTONG DI
DI
TENGAH-TENGAH
TENGAH-TENGAH DANDAN

TETAP
TETAP SATU
SATU LENGKUNG
LENGKUNG

 
 BUSUR
BUSUR LABIAL
LABIAL DENGAN
DENGAN
LUP
LUP UU TERBALIK
TERBALIK
RA  
  0,7
0,7 mm
mm

 AKTIFASI
AKTIFASI MEMBUKA
MEMBUKA LUP
LUP U
U

CARA MEMBUKA LUP U

LABIOPALATAL

 RETRAKTOR
RETRAKTOR ROBERTS
ROBERTS

 
 0,5
0,5 mm
mm

 TABUNG
TABUNG PENYANGGA
PENYANGGA
DIAMETER
DIAMETER DALAM
DALAM 0,5
0,5

 KOIL 
KOIL  DALAM mm 
DALAM 33 mm 
TEPAT
TEPAT PADA
PADA KELUARNYA
KELUARNYA
RA
RA TAMPAK
TAMPAK SAMPING
SAMPING KAWAT
KAWAT DARI
DARI TABUNG
TABUNG

 FLEKSIBILITAS
FLEKSIBILITAS TERLETAK
TERLETAK
PADA
PADA KAKI
KAKI VERTIKAL
VERTIKAL KOIL
KOIL

 AKTIFASI
AKTIFASI :: DAPAT
DAPAT SAMPAI
SAMPAI 33
mm
mm
RA
RA TAMPAK
TAMPAK DEPAN
DEPAN

 KAKI
KAKI VERTIKAL
VERTIKAL DIBAWAH
DIBAWAH
KOIL
KOIL
LABIOPALATAL


 BUSUR
BUSUR LABIAL
LABIAL TINGGI
TINGGI
DENGAN
DENGAN PEGAS
PEGAS APRON
APRON
 
  0,9
0,9 mm
mm DAN
DAN 0,5
0,5 mm
mm

 0,35
0,35 mm
mm –– 0,40
0,40 mm
mm
RA TAMPAK DEPAN DIGULUNG
DIGULUNG DUA DUA // TIGA
TIGA

 GULUNGAN
GULUNGAN PADA PADA BAGIAN
BAGIAN
HORIZONTAL
HORIZONTAL

 AKTIFASI
AKTIFASI :: PADA
PADA KAKI
KAKI
VERTIKAL
VERTIKAL
LABIOPALATAL


 BUSUR
BUSUR LABIAL
LABIAL YANG
YANG
LEBAR
LEBAR (MILLS
(MILLS BOW)
BOW)
 
  0,7
0,7

 FLEKSIBILITAS
FLEKSIBILITAS
BERTAMBAH
BERTAMBAH KARENA
KARENA LUP-
LUP-
RA TAMPAK DEPAN LUP
LUP DIPERLEBAR
DIPERLEBAR

 UNTUK
UNTUK MENGURANGI
MENGURANGI
JARAK
JARAK GIGIT
GIGIT YANG
YANG BESAR
BESAR >>
44 mm
mm

 AKTIFASI
AKTIFASI :: HATI
HATI -- HATI
HATI
TERHADAP
TERHADAP MUKOSA
MUKOSA
BUKAL
BUKAL
LABIOPALATAL

 BUSUR
BUSUR LABIAL
LABIAL DENGAN
DENGAN
PEGAS
PEGAS SELF
SELF
STRAIGHTENING
STRAIGHTENING WIRES
WIRES

 22 BUAH
BUAH KAWAT DENGAN 
KAWAT DENGAN 
0,5
0,5 mm
mm

 MODIFIKASI
MODIFIKASI BUSUR
BUSUR LABIAL
LABIAL
YANG
YANG DITAMBAH
DITAMBAH SELF
SELF
RA TAMPAK DEPAN
STRIGHTENING
STRIGHTENING WIRES
WIRES

 DIGULUNG
DIGULUNG KENDOR
KENDOR PADA
PADA
BUSUR
BUSUR POSISI
POSISI

 MENYILANG
MENYILANG SATUSATU DENGAN
DENGAN
LAINNYA 
LAINNYA  DAPAT
DAPAT
BERGERAK
BERGERAK BEBAS
BEBAS

 KERUGIAN
KERUGIAN :: LENGKUNG
LENGKUNG
GELIGI
GELIGI INSISIFI
INSISIFI DATAR
DATAR
BUKOPALATAL

 PERGERAKAN
PERGERAKAN BUKO-PALATAL
BUKO-PALATAL KANINUS
KANINUS DAN
DAN
PREMOLAR
PREMOLAR RAHANG
RAHANG ATAS
ATAS

 BIASANYA
BIASANYA DIPERLUKAN
DIPERLUKAN PENINGGGIAN
PENINGGGIAN GIGITAN
GIGITAN
UNTUK
UNTUK MEMBEBASKAN
MEMBEBASKAN OKLUSI
OKLUSI
ALAT
ALAT UNTUK
UNTUK MENGGERAKKAN
MENGGERAKKAN 15 15 KE
KE
BUKAL
BUKAL DAN
DAN 2424 KE
KE PALATAL.
PALATAL. PEGAS
PEGAS T T (O,5
(O,5
mm)
mm) PADA
PADA 15,15, PEGAS
PEGAS BUKAL
BUKAL (
( 0,7
0,7 mm)
mm)
PADA
PADA 24,
24, KLAMER
KLAMER ADAMS
ADAMS PADA
PADA 16 16 DAN
DAN 26 26
SERTA
SERTA KLAMER
KLAMER ADAMS
ADAMS GANDA
GANDA PADA
PADA 11 11
DAN
DAN 21
21 (
( 0,7
0,7 mm)
mm)


 UNTUK
UNTUK KE BUKAL 
KE BUKAL  YANG
YANG SESUAI
SESUAI PEGAS
PEGAS TT

 UNTUK
UNTUK KE PALATAL 
KE PALATAL  PEGAS
PEGAS BUKAL
BUKAL YANG
YANG KUAT
KUAT
0,7
0,7 mm
mm
 DILAKUKAN SEBELUM
 DILAKUKAN SEBELUM MOLAR
MOLAR KEDUA
KEDUA ERUPSI
ERUPSI
BUKOPALATAL


 EKSPANSI
EKSPANSI LATERAL
LATERAL
LENGKUNG
LENGKUNG GELIGI
GELIGI ATAS
ATAS ::
TIDAK
TIDAK UNTUK
UNTUK KOREKSI
KOREKSI
BERDESAKAN
BERDESAKAN ANTERIOR
ANTERIOR
YANG
YANG BANYAK
BANYAK


 SESUAI
SESUAI UNTUK
UNTUK GIGITAN
GIGITAN SILANG
SILANG POSTERIOR
POSTERIOR
UNILATERAL
UNILATERAL DENGAN
DENGAN DISPLACEMENT
DISPLACEMENT
MANDIBULA
MANDIBULA
BUKOPALATAL


 BILA
BILA TIDAK
TIDAK ADA
ADA DISPLACEMENT
DISPLACEMENT MANDIBULA
MANDIBULA

 ASIMETRI LENGKUNG 
ASIMETRI LENGKUNG  SUKAR
SUKAR PERAWATAN
PERAWATAN

RA
RA YANG
YANG SEMPIT
SEMPIT


 BILA
BILA GIGITAN
GIGITAN SILANG BILATERAL 
SILANG BILATERAL  JANGAN
JANGAN
DENGAN
DENGAN ALAT
ALAT LEPASAN
LEPASAN
 PEGAS
 PEGAS PALATAL
PALATAL YANG
YANG DIBENGKOKKAN
DIBENGKOKKAN UNTUK
UNTUK
MENDORONG
MENDORONG 11 11 KE
KE LABIAL
LABIAL
 UNTUK
 UNTUK PERGERAKAN
PERGERAKAN KE KE LABIAL BUKAL 
LABIAL // BUKAL 
PEGAS
PEGAS DAPAT
DAPAT DIBENGKOKKAN
DIBENGKOKKAN AGAR AGAR TIDAK
TIDAK
MENGENAI
MENGENAI GIGI GIGI TETANGGA
TETANGGA ATAU ATAU UNTUK
UNTUK
MENDAPATKAN
MENDAPATKAN KONTAK
KONTAK YANG
YANG BENAR
BENAR DENGAN
DENGAN
GIGI
GIGI YANG DIGERAKKAN 
YANG DIGERAKKAN  PERGERAKAN
PERGERAKAN GIGIGIGI
SESUAI
SESUAI DENGAN
DENGAN YANG
YANG DIINGINKAN
DIINGINKAN
 PEGAS
 PEGAS CANTILEVER
CANTILEVER PALATAL
PALATAL (0,5
(0,5 mm)
mm) DI-BOXED
DI-BOXED
IN
IN DAN
DAN DIBERI
DIBERI KAWAT PENAHAN 
KAWAT PENAHAN  AGAR
AGAR TIDAK
TIDAK
MUDAH
MUDAH DISTORSI
DISTORSI
AKTIFASI :
 SELALU CEK POSISI PEGAS
 YANG DIATUR TANGAN PEGAS, DAN JANGAN
BAGIAN YANG AKAN MASUK KE PLAT AKRILIK 
MUDAH PUTUS
KUNJUNGAN PERTAMA AKTIFASI 1 – 2 mm SAJA,
SELANJUTNYA DAPAT 3 mm

 PEGAS
PEGAS TT (T
(T SPRING)
SPRING)

 
 0,5
0,5 mm
mm :: UNTUK
UNTUK MENDORONG
MENDORONG P/C
P/C KE
KE BUKAL
BUKAL

 PRINSIP
PRINSIP MEKANIKNYA
MEKANIKNYA == PEGAS
PEGAS ZZ

A B
C
A. PEGAS T (0,5 mm)
B. PEGAS CANTILEVER GANDA (0,5 mm)
C. AKTIFASI PADA LUP SEHINGGA PEGAS DAPAT MEMANJANG BILA
GIGI BERGERAK
AKTIFASI : MENARIK PEGAS MENJAUHI PLAT
AKRILIK SEDIKIT SAJA AGAR POSISI PEGAS
TIDAK BERUBAH
SELANJUTNYA MEMBUKA LUP PEGAS
 
 PEGAS
PEGAS CANTILEVER
CANTILEVER GANDA
GANDA ==
PEGAS
PEGAS ZZ (DOUBLE
(DOUBLE CANTILEVER
CANTILEVER
SPRING)
SPRING)
 
  0,5
0,5 mm
mm :: UNTUK
UNTUK MENDORONG
MENDORONG II
KE
KE LABIAL
LABIAL BILA
BILA TEMPATNYA
TEMPATNYA
TERBATAS
TERBATAS

 BADAN
BADAN PEGAS
PEGAS SEPANJANG
SEPANJANG MUNGKIN
MUNGKIN AGAR
AGAR
TIDAK
TIDAK KAKU
KAKU

 HARUS
HARUS TEGAK
TEGAK LURUS
LURUS PERMUKAAN
PERMUKAAN PALATAL
PALATAL
GIGI
GIGI

 AKTIFASI
AKTIFASI :: PADA
PADA TANGAN
TANGAN PEGAS.
PEGAS.

 PERTAMA,
PERTAMA, DEKAT
DEKAT KOIL
KOIL YANG
YANG JAUH
JAUH DARI
DARI
GIGI.
GIGI.

 KEDUA,
KEDUA, UJUNG
UJUNG YANG
YANG MENGENAI
MENGENAI GIGI
GIGI
Lengan pegas harus selebar mesiodistal
insisivi yang digerakkan agar pegas tidak kaku.
Bila lengan pegas kurang panjang rentang
aktivasi sangat terbatas dan pasien kesukaran
sewaktu memasang peranti
Lengan pegas yang kontak dengan gigi
terletak di tengah-tengah jarak serviko-insisal.
Pegas harus tegak lurus pada permukaan
palatal gigi yang didorong.
Aktivasi dilakukan pada lengan pegas, mula-
mula yang di dekat koil yang jauh dari gigi,
kemudian ujung lainnya yang mengenai gigi.

 PEGAS
PEGAS COFFIN
COFFIN (COFFIN
(COFFIN SPRING)
SPRING)

A.
A. 
 1,25
1,25 mm
mm :: UNTUK
UNTUK EKSPANSI
EKSPANSI LENGKUNG
LENGKUNG
GELIGI
GELIGI KE
KE TRANSVERSAL
TRANSVERSAL
B.
B. PEGAS
PEGAS COFFIN
COFFIN (
( 1,25
1,25 mm)
mm) UNTUK
UNTUK EKSPANSI
EKSPANSI
TRANSVERSAL
TRANSVERSAL (DISAIN
(DISAIN PEGAS
PEGAS LAIN)
LAIN)

A B
PEGAS COFFIN ( 1,25 mm) UNTUK EKSPANSI
TRANSVERSAL PADA KEDUA BAGIAN PLAT
AKRILIK DIBUAT TANDA UNTUK MEMBACA
JUMLAH EKSPANSI
KELEBIIHAN : DAPAT DAERAH P SAJA, M SAJA
ATAU KEDUANYA
KEKURANGAN : KURANG STABIL
GAMBAR MODIFIKASI / DISAIN LAIN PEGAS
COFFIN UNTUK EKSPANSI TRANSFERSAL
ANTERIOR RAHANG ATAS. TAG TERLETAK
PADA REGIO P1
RETENSI BERUPA CANGKOLAN ADAMS PADA
14; 16; 24; 26
 SEKRUP EKSPANSI
BANYAK MACAMNYA ;
DAPAT UNTUK MENGGERAKKAN 1 GIGI ATAU
LEBIH
 INDIKASI KLINIK :
 EKSPANSI
 PERGERAKAN DISTAL
 GIGITAN TERBALIK ANTERIOR
 “GUIDE PIN” – TUNGGAL – GANDA
KEKUATAN : “INTERMITTENT”
AKTIFASI : ¼ - ½ PUTARAN
PROBLEM : LUPA PAKAI  SULIT MEMASANG
ALAT
 EKSP.
EKSP. FISHER
FISHER

EKSP.
EKSP. TRANSFERSAL
TRANSFERSAL EKSP.
EKSP. SAGITAL
SAGITAL TRANSFERSAL
TRANSFERSAL

BADCOCK
BADCOCK
SCREW
SCREW

EKSP.
EKSP. M
M KE
KE DISTAL
DISTAL EKSP.
EKSP. TRANSFERSAL
TRANSFERSAL ANT.
ANT.
 ELASTIK
JARANG DIGUNAKAN BERSAMA-SAMA DENGAN
ALAT LEPASAN
MERUPAKAN KOMPONEN AKTIF DARI HEAD
GEAR
KADANG-KADANG DIGUNAKAN UNTUK
RETRAKSI INSISIFI, TETAPI ELASTIK MUDAH
TERGELINCIR KE SERVIKAL TRAUMA PADA
GINGIVA. DISAMPING ITU ADA KECENDERUNGAN
LENGKUNG GELIGI MENJADI DATAR OLEH
KARENA ITU TIDAK DIREKOMENDASIKAN
ELASTI
K
RETRAKSI
RETRAKSI INSISIFI
INSISIFI ATAS
ATAS DENGAN
DENGAN ELASTIK
ELASTIK LATEKS.
LATEKS.
INI
INI TIDAK
TIDAK DIANJURKAN
DIANJURKAN OLEH
OLEH KARENA
KARENA ELASTIK
ELASTIK
CENDERUNG
CENDERUNG UNTUK
UNTUK TERGELINCIR,
TERGELINCIR, SEHINGGA
SEHINGGA
DAPAT
DAPAT MERUSAK
MERUSAK GINGIVA
GINGIVA
 RETENSI PERANTI LEPASAN
MERUPAKAN TAHANAN TERHADAP PERUBAHAN
POSISI ALAT LEPASAN
RETENSI DIDAPATKAN PADA UNDERCUT GIGI
DIKATAKAN : KOMPONEN RETENTIF UTAMA
PADA ALAT LEPASAN MODERN ADALAH
CANGKOLAN ADAMS
RETENSI YANG CUKUP MERUPAKAN KEBUTUHAN
POKOK ALAT LEPASAN
 RETENSI PERANTI LEPASAN
 MACAM-MACAM RETENSI :

1. CANGKOLAN ADAMS
2. CANGKOLAN BALL ENDED
3. CANGKOLAN DUYZINGS
4. CANGKOLAN ADAMS MODIFIKASI
5. CANGKOLAN SHOUTHEND
6. CANGKOLAN C
7. CANGKOLAN JACKSON
CANGKOLAN
CANGKOLAN
SHOUTHEND CANGKOLAN
SHOUTHEND
CANGKOLAN C JACKSON

CANGKOLAN BALL ENDED CANGKOLAN DUYZINGS

CANGKOLAN ADAMS
CANGKOLAN
CANGKOLAN ADAMS
ADAMS MODIFIKASI
MODIFIKASI
RETENSI YANG KURANG BAIK :
SUKAR PEMAKAIANNYA
TIDAK KOOPERATIF
FUNGSI PEGAS/CANGKOLAN MENJADI SALAH

CANGKOLAN
CANGKOLAN ADAMS
ADAMS 0,70,7 mm.
mm. PERHATIKAN
PERHATIKAN ARROW
ARROW HEAD
HEAD MENGENAI
MENGENAI
UNDERCUT
UNDERCUT PADPAD SISI
SISI MESIO
MESIO DAN
DAN DISTO
DISTO BUKAL
BUKAL GIGI.
GIGI. JEMBATAN
JEMBATAN CANGKOLAN
CANGKOLAN
BEBAS
BEBAS TIDAK
TIDAK MENYENTUH
MENYENTUH PERMUKAAN
PERMUKAAN BUKAL
BUKAL GIGI
GIGI DAN
DAN KAWAT
KAWAT
CANGKOLAN
CANGKOLAN LEWAT
LEWAT DI DI ATAS
ATAS TITIK-TITIK
TITIK-TITIK KONTAK
KONTAK SESEDIKIT
SESEDIKIT MUNGKIN
MUNGKIN
MENGGANGGU
MENGGANGGU OKLUSI.
OKLUSI. PENGATURAN
PENGATURAN RETENSI
RETENSI DILAKUKAN
DILAKUKAN PADA
PADA TITIK
TITIK A
A
AGAR
AGAR ARROW
ARROW HEAD
HEAD MENGENAI
MENGENAI UNDERCUT.
UNDERCUT. SETELAH
SETELAH ALAT
ALAT DIPAKAI,
DIPAKAI,
PENGATURAN
PENGATURAN RETENSI
RETENSI SELANJUTNYA
SELANJUTNYA BILA
BILA DIPERLUKAN
DIPERLUKAN DILAKUKAN
DILAKUKAN PADA
PADA
TITIK
TITIK B
B
 RETENSI PADA UNDERCUT MESIO DAN DISTO BUKAL;
BILA BELUM TERLIHAT  TEPI MODEL GINGIVA
DIKURANGI SEDIKIT 0,7 mm UNTUK MOLAR DAN 0,6 mm
UNTUK P & C DAN SEBUAH INSISIV SENTRAL DALAM
LENGKUNG YANG BENAR
CARA MAMPERBAIKI CANGKOLAN ADAMS


 MEMPERBAIKI
MEMPERBAIKI CANGKOLAN
CANGKOLAN ADAMS
ADAMS YANG
YANG
TIDAK
TIDAK RETENTIF.
RETENTIF. KAWAT
KAWAT PADA
PADA TITIK
TITIK A
A ATAU
ATAU
TITIK
TITIK B
B // KAWAT
KAWAT PADA
PADA KEDUA
KEDUA TITIK
TITIK TERSEBUT
TERSEBUT
DITEKUKKAN
DITEKUKKAN KE KEARAH
ARAH GINGIVA
GINGIVA

CANGKOLAN
CANGKOLAN ADAMS
ADAMS TERLALU
TERLALU MENEKAN
MENEKAN GINGIVA
GINGIVA

Tahap
Tahap II Tahap
Tahap IIII
Arrow
Arrow head
head Kawat
Kawat pada
pada titik
titik bb
Kawat
Kawat pada
pada titik
titik aa
terlalu
terlalu menekan
menekan ditekuk
ditekuk menjauhi
menjauhi
ditekuk
ditekuk ke
ke arah
arah
gingiva
gingiva gingiva
gingiva
gingiva
gingiva

 PADA
PADA MOLAR
MOLAR YANG
YANG TELAH
TELAH ERUPSI
ERUPSI SEMPURNA,
SEMPURNA, ARROW
ARROW
HEAD
HEAD TIDAK
TIDAK PERLU
PERLU MENGENAI
MENGENAI GINGIVA,
GINGIVA, TETAPI
TETAPI CUKUP
CUKUP
SAMPAI
SAMPAI UNDERCUT-NYA
UNDERCUT-NYA

CANGKOLAN ADAMS PADA GIGI YANG TELAH ERUPSI SEMPURNA

PERHATIKAN BAHWA ARROW HEAD BENAR-BENAR BEBAS TIDAK
MENGENAI TEPI GINGIVA DAN TERLETAK TEPAT MENGENAI
UNDERCUT
CANGKOLAN ADAMS YANG BETUL : PASIF
TETAPI RETENTIF – JADI TIDAK ADA BAGIAN
CANGKOLAN YANG MENEKAN/MENJEPIT.
PADA PEMASANGAN PERTAMA, ADJUSMENT
SEDIKIT SAJA – ADA SUARA KLIK ALAT AKAN
MUDAH TERPASANG DAN STABIL PADA
TEMPATNYA
ADJUSMENT SELANJUTNYA HANYA BILA
PERLU SAJA, MISALNYA ALAT MEMANG
KURANG RETENTIF
VARIASI :

CANGKOLAN ADAMS GANDA 0,7 mm PADA KEDUA INSISIFUS

SENTRAL.
FUNGSI  UNTUK RETENSI TAMBAHAN DI ANTERIOR

SYARAT :

 INKLINASI KEDUA INSISIFUS SENTRAL BAIK
 TIDAK ADA DIASTEMA SENTRAL
 TIDAK ADA ROTASI
BILA SALAH SATU INSISIFUS SENTRAL ROTASI SALAH SATU YANG
POSISINYA BAIK DIBERI CANGKOLAN ADAMS
CANGKOLAN ADAMS GANDA 0,7 mm. POSISI
ARROW HEAD DITENTUKAN OLEH
KEDALAMAN UNDERCUT, SERINGKALI ARROW
HEAD TIDAK DIPERLUKAN SAMPAI MENCAPAI
TEPI GINGIVA

0,7
0,7 mm
mm salah
salah

benar
benar
VARIASI : BERBAGAI PERLEKATAN DAPAT
DISOLDIRKAN PADA JEMBATAN CANGKOLAN;;
YANG PALING SERING TUBE ATAU HOOK
UNTUK PENJANGKARAN EXTRA ORAL
KADANG-KADANG DIPERLUKAN KOMPONEN LAIN
YANG DISOLDIRKAN PADA JEMBATAN CANGKOLAN
ADAMS, TETAPI BILA DIPERLUKAN ADJUSTMENT MAKA
KOMPONEN-KOMPONEN TERSEBUT DAPAT BERPINDAH
TEMPAT.
CANGKOLAN SOUTHEND (SUTHEND CLASP) BENTUK
LAIN RETENSI ANTERIOR – MELIPUTI DUA GIGI
BERDAMPINGAN, MENGIKUTI TEPI GIGI DAN SEBUAH
LUP U KECIL DIBUAT PADA UNDERCUT INTERDENTAL
RETENSI BAIK, ADJUSMENT MUDAH DAN TIDAK
MENONJOL
CANGKOLAN SOUTHEND DARI KAWAT 0,7 mm
KOMPONEN-KOMPONEN RETENTIF LAIN

MESKIPUN CANGKOLAN ADAMS PADA UMUMNYA

TERBAIK, TETAPI PADA KEADAAN TERTENTU
DESAIN LAIN DAPAT BERGUNA.
MISALNYA CANGKOLAN C ATAU JACKSON DAPAT
DIGUNAKAN PADA SULUNG; ATAU BUSUR LABIAL
PENDEK UNTUK RETENSI ANTERIOR BILA I
LABIOVERSICANGKOLAN DAN JACKSON PADA
KANINUS DAN MOLAR SULUNG, KEDUANYA DARI
KAWAT 0,6 mm
 PERENCANAAN RETENSI
 BILA PENJANGKARAN CUKUP – RETENSI CUKUP DIPERLUKAN PADA M1

PERMANEN ; BILA TIDAK CUKUP DIPERLUKAN RETENSI TAMBAHAN

MISALNYA PADA PEMAKAIAN HEADGEAR HARUS ADA RETENSI
TAMBAHAN SEPERTI CANGKOLAN ADAMS 0,6 mm PADA P ATAU C
 TETAPI CANGKOLAN ADAMS GANDA PADA 1/1 MEMBERIKAN RETENSI

ANTERIOR YANG SANGAT EFEKTIF

 BILA LABIOVERSI – PAKAI BUSUR LABIAL PENDEK ATAU CANGKOLAN

SOUTHEND HARUS DIPERHATIKAN, RETENSI ANTERIOR JANGAN

MENGGANGGU PERGERAKAN SPONTAN I LATERAL PADA WAKTU
RETRAKSI C MESKIPUN RETENSI HARUS CUKUP TETAPI JANGAN
BERLEBIHAN – SUKAR INCERSINYA
 PLAT AKRILIK
FUNGSI :

PENAHAN KOMPONEN-KOMPONEN LAIN

MENERUSKAN KEKUATAN KOMPONEN AKTIF KE PENJANGKARAN
MENAHAN PERGESERAN GIGI-GIGI YANG TIDAK DIKEHENDAKI
MELINDUNGI PEGAS PALATAL
DILEBARKAN UNTUK MEMBUAT PENINGGIAN GIGIT ANTERIOR
DAN POSTERIOR
HARUS SETIPIS MUNGKIN TAPI CUKUP KUAT
TEPI PLAT HARUS MENUTUP SEPERTIGA BAGIAN SERVICO
INCISAL GIGI-GIGI YANG TIDAK DIGERAKKAN UNTUK
MEMPERKUAT PENJANGKARAN
 PENINGGIAN GIGIT
FUNGSI :

MENGURANGI TUMPANG GIGIT

MEMBEBASKAN OKLUSSI BILA :
 GIGI YANG DIGERAKKAN TERHALANG
 MERUSAK ALAT LEPAS
PENINGGIAN GIGIT ADA 2 :
PENIGGIAN GIGIT ANTERIOR
PENINGGIAN GIGIT POSTERIOR
DISAIN ALAT

SEDERHANA  HASIL MEMUASKAN

KADANG—KADANG DIMODIIFIKASI  SESUAI
DENGAN PENDERITA TERTENTU
ALAT LEPASAN RAHANG ATAS
PERGERAKAN GIGI DALAM LENGKUNG GELIGI
UMUNYA : PEGAS CANTILEVER TUNGGAL DIBERI
PENYANGGA DAN DI BOXED IN
A. DIASTEMA SENTRAL YANG DAPAT DIKOREKSI
DENGAN ALAT LEPAS. B DAN C DIPERLUKAN ALAT
CEKAT
MENUTUP DIASTEMA SENTRAL
SETELAH PENYEBAB DIASTEMA SENTRAL
DIHILANGKAN, DIASTEMA DITUTUP
DISAIN ALAT : KOMPONEN AKTIF PEGAS PALATAL
0,5 mm DIBERI PENAHAN
RETENSI : ADAMS PADA 6/6
PLAT AKRILIK PADA KEDUA INSISIFUS SENTRAL
DIKURANGI. KADANG-KADANG PERLU
DIKONTROL DENGAN BUSUR LABIAL
KANINUS  RETRAKSI KANINUS
MISAL : PADA KASUS YANG PERLU DICABUT P1 
RETRAKSI 3 KE DISTAL
DISAIN ALAT : KOMPONEN AKTIF PEGAS PALATAL
/ PEGAS BUKAL
RETENSI : ADAMS PADA 6/6
PERLU TAMBAHAN PENJANGKARAN DAPAT
BERUPA ADAMS GANDA PADA 6/6 ATAU PADA
GIGI INSISIFUS, TERGANTUNG POSISI INSISIF
BILA PERLU RETRAKSI LEBIH DARI ½ LEBAR
MESIO DISTAL P  DIPERLUKAN PENJANGKARAN
EKSTRA ORAL
PLAT AKRILIK : BILA ADA GIGITAN DALAM DIBERI
PENINGGIAN GIGIT PADA WAKTU RETRAKSI
KANINUS
KANINUS YANG BELUM ERUPSI SEMPURNA 
AKTIFASI TUNGGU SAMPAI ERUPSI SEMPURNA 
AGAR TIDAK INTRUSI
 PREMOLAR KE DISTAL :
ALAT UNTUK MENCARI TEMPAT BAGI 32 / 23. PEGAS
PALATAL 0,5 mm UNTUK MERETRAKSI 54 / 45 / PEGAS-
PEGAS DI-BOXED DAN DIBERI PENAHAN. KLAMER
ADAMS PAD 7 / 7 DAN ADAMS GANDA PADA 1 / 1 (0,7 mm)
AKTIFASI BERGANTIAN UNTUK MENGHINDARI
KEHILANGAN PENJANGKARAN
RETRAKSI ANTERIOR SELALU DIPERLUKAN BILA M2
BELUM ERUPSI SEMPURNA  RETENSI PADA P1,
RETRAKSI P2  KEMUDIAN RETENSI PADA P2, RETRAKSI
P1
BERI STOP MESIAL M2; BILA PERLU BERI TAMBAHAN
PENJANGKARAN.
 MOLAR I KE DISTAL
DISAIN ALAT : KOMPONEN AKTIF, SEKRUP EKSPANSI SEJAJAR
LENGKUNG GELIGI
RETENSI : ADAMS PADA 64 / 46
INDIKSAI 6 KE DISTAL
MISALNYA OLEH KARENA HILANG PREMATUR GIGI SULUNG
DILAKUKAN SEBELUM 7 ERUPSI
JANGAN MELAKUKAN RETRAKSI 6 7 BERSAM-SAMA 
TERLALU BERAT
BILA MOLAR KANAN DAN KIRI PERLU RETRAKSI KE DISTAL
 DILAKUKAN BERGANTIAN, MISAL HARI INI SISI KIRI, 3
ATAU 4 HARI KEMUDIAN SISI KNAN KONTROL TETAP 2
MINGGU SEKALI
RETRAKSI SEGMEN BUKAL
RAHANG ATAS
MISAL PADA KELAS II/1 RINGAN  UNTUK MENCXARI
TEMPAT  RETRAKSI GIGI POSTERIOR SECARA BERSAMA-
SAMA (ENMASSE MOVEMENT)

SYARAT :

KEKURANGAN TEMPAT < ½ PREMOLAR

LENGKUNG GELIGI RAHANG BAWAH NORMAL
DILAKUKAN SEBELUM 7 ERUPSI ATAU DAPAT DICABUT 7
DULU  DENGAN SYARAT 8 HARUS ADA DAN POSISINYA
BAIK
DISAIN ALAT : KOMPONEN AKTIF ELASTIK HEAD GEAR
RETENSI : ADAMS PADA 46 /64
PENJANGKARAN : EKSTRA ORAL
PLAT AKRILIK : ANTERIOR BEBAS
BAGIAN TENGAH DIBELAH  EKSPANSI90
ALAT UNTUK MENDORONG / 1 KE DEPAN. PEGAS
CANTILEVER 0,5 mm YANG DIBENGKOKKAN.
KLAMER ADAMS 0,7 mm PADA 6 IV / IV 6 DAN
PENIGGIAN GIGIT POSTEERIOR UNTUK
MEMBEBASKAN OKLUSI DI ANTERIOR
MENDORONG GIGI INSISIF KE DEPAN
INSISIFUS LATERAL PALATOVERSI  TANDA-TANDA
BERDESAKAN  CABUT III  SELF-REGULATION
BIASANYA MASIH DIPERLUKAN ALAT UNTUK
MENDORONG INSISIFUS LATERAL KE LABIAL 
DILAKUKAN BILA C MASIH TINGGI DIATAS
BILA C SUDAH TURUN  TUNGGU ERUPSI 
RETRAKSI C  MENDORONG INSISIFUS LATERAL
ALAT SESUAI UNTUK INSISIF YANG PALATOVERSI,
DAN BUKAN PALATOGRESI  SULIT  PERLU ALAT
CEKAT
JUGA DAPAT DIGUNAKAN PEGAS CANTILEVER
GANDA
UNTUK 2 GIGI GUNAKAN CANTILEVER TUNGGAL,
TETAPI MENGENAI KEDUANNYA : DI-BOXED
AGAR TIDAK MUDAH TERPELESET KE INSISISAL
RETENSI HARUS CUKUP KARENA BAGIAN DEPAN
MUDAH LEPAS
BILA TUMPANG GIGIT CUKUP  TANPA PERIODE
RETENSI
ALAT UNTUK EKSPANSI LENGKUNG GELIGI ATAS.
KLAMER ADAMS PADA 6 / 6 (0,7 mm) DAN IV / IV
(0,6 mm) SEKRUP EKSPANSI DAN PENINGGIAN
GIGIT POSTERIOR UNTUK MENGHILANGKAN
DISPLACEMENT MANDIBULA
MENDORONG GIGI-GIGI KE LABIAL :
DILAKUKAN PADA RELASI INSISIF KLAS III YANG
RINGAN
PROGNOSISI TERGANTUNG PADA RELASI BASIS APIKAL,
DISPLACEMENT MANDIBULA, INKLINASI I DAN
BESARNYA TUMPANG GIGIT
BILA RB DAPAT DIBAWA KE DISTAL SAMPAI RELASI
GIGIT TONJOL TANPA KESUKARAN  DAPAT DIRAWAT
DENGAN ALAT LEPASAN, TETAPI MASIH TERGANTUNG
PADA BESARNYA TUMPANG GIGIT
KECUALI SEKRUP EKSPANSI JUGA DAPAT DIPAKAI
SEPASANG PEGAS CANTILEVER  RETENSI ANTERIOR
DAPAT MERUPAKAN PROBLEMA
RETRAKSI INSISIF
RAHANG ATAS
YANG PERLU DIPERHATIKAN

APABILA PERLU RETRAKSI BANYAK  JARAK GIGIT

> 4 mm  PAKAI BUSUR FLEXIBEL  KEKUATAN
RINGAN, ANTARA LAIN : ROBERT’S RETRACTOR,
APRON, SELF STRAIGHTENING WIRE DLL.
DISAIN : KOMPONEN AKTIF  RETRAKTOR
ROBERT’S ATAU BUSUR DENGAN KEKUATAN
RINGAN LAIN
RETENSI : ADAMS  DIBERI STOP PADA MESIAL 3 /
3
PLAT BILA PERLU KOREKSI TUMPANG GIGIT 
DIBERI PENINGGIAN GIGIT

APABILA DIPERLUKAN RETRAKSI INSISIF

SEDIKIT  JARAK GIGIT < 4 mm  DAPAT DIPAKAI
BUSUR DENGAN LUP U ATAU LUP U TERBALIK (0,7
mm)  DAPAT KOMBINASI DENGAN PEGS
PALATAL UNTUK RETRAKSI KANINUS 
RETRAKSI INSISIF SETELAH RETRAKSI KANINUS
JANGAN LUPA MENGURANGI PALAT PALATAL
INSISIF
HASILNYA DAPAT STABIL BILA I ATAS PADAT
DIKONTROL BIBIR BAWAH
BILA SUDUT ANTAR INSISIFI > 140 DERAJAT 
MUDAH RELAPS
HANYA KLAS II/1 RINGAN SAJA YANG DAPAT
DIRAWAT DENGAN ALAT LEPASAN
RETRAKSI SEBUAH INSISIF :
DAPAT DENGAN BUSUR LABIAL DENGAN LUP U
YANG DIBERI BAYONET ( UNTUK
OVERCORRECTION) ATAU DENGAN BUSUR MILLS
BILA I ROTASI  BERI PEGAS PALATAL UNTUK
DEROTASI
 GIGI ROTASI
ROTASI RINGAN 1 GIGI  LEPASAN
ROTASI 1 / DILURUSKAN DENGAN BUSUR LABIAL
DENGAN LUP U (0,7 mm) BUSUR LABIAL HANYA
MENGENAI GIGI YANG ROTASI
ROTASI BERAT 1 GIGI  KOMBINASI ALAT
LEPASAN DAN CEKAT
ROTASI BANYAK  JANGAN ALAT LEPASAN
KOMBINASI ALAT LEPASAN DAN CEKAT UNTUK
DEROTASI GIGI
 ALAT LEPASAN RB
APLIKASI TERBATAS  TIDAK BEGITU DAPAT
DITOLERIR SEPERTI RA
PRINSIP KERJA  UNTUK ATAS
RETRAKTOR KANINUS 0,7 mm DENGAN LUP
TERBALIK
ALAT UNTUK MENGGERAKKAN MOLAR PERTAMA
KANAN BAWAH KE DISTAL. KLAMER ADAMS
PADA MOLAR PERTAMA. SEKRUP EKSPANSI
DENGAN GUIDE PIN TUNGGAL. BUSUR LABIAL
PADA INSISIFI (0,7 mm)
 ALAT RETENSI
HAWLY RETAINER  MENAHAN POSISI BARU
GIGI-GIGI YANG DIGERAKKAN
DIPAKAI SM 3 BULAN  HANYA M 3 BULAN 
BILA MOBILITAS BERTAMBAH : POSISI GIGI-GIGI
TIDAK STABIL
ALAT RETENSI KLAMER ADAMS PADA 6 / 6 (0,7
mm), BUSUR LABIAL DENGAN LUP U YANG
MENGIKUTI LENGKUNG INSISIFI (0,7 mm)
 PUSTAKA

ORTHODONTIC TREATMENT WITH REMOVABLE

APPLIANCE
W.D.B. HOUSTON & K.G. ISAACSON. (1977)
AN ATLAS OF REMOVABLE ORTHODONTIC
GORDON. C.D.; ALBERT. E.W. (1978)
TOOTH MOVEMENT WITH REMOVABLE APPLIANCES
J.D. MUIR; R.T. REED (1979)