Anamnesis
a. Gejala
Gagal nafas total
Aliran udara di mulut dan hidung tidak dapat didengar/dirasakan. Pada gerakan nafas
spontan terlihat retraksi supra klavikula dan sela iga, tidak ada pengembangan dada
pada inspirasi dan adanya kesulitan inflasi paru.
Gagal nafas parsial
Terdenganr suara nafas tambahan seperti snoring dan whizing dan ada retraksi dada
Hiperkapni
Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2 meningkat
Hipoksemia
Hipoksemia yaitu
Kekurangan energi/kelelahan, insomnia
Kehilangan selera makan, mual
A. Inspeksi B. Palpasi
Penggunaan otot bantu Ekstremitas hangat
nafas (retraksi interkostal peningkatan fremitus
atau substernal)
(getar vibrasi pada
Terkadang tidak terlihat
dinding dada dengan
pengembangan dada
palpitasi)
Dispnea
Takipnea (paling sering)
Cyanosis
Sputum sedikit berbusa
C. Perkusi D. Auskultasi
Bunyi pekak di atas area Pada awal normal
konsolidasi namun lemah
Takikardia Pada penyakit tertentu
Arrhythmia terdengar suara
wheezing
Ronki
Snoring
Pemerikasan Lab Darah Lengkap
spirometri
Analisa Gas Darah
Pemeriksaan Mikrobiologi sputum
Pemeriksaan Rontgen dada
Melihat keadaan patologik dan atau kemajuan proses
penyakit yang tidak diketahui, terlihat gambaran akumulasi
udara/cairan
EKG
Mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di
sisi kanan (Disritmia)
Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan
dengan meningkatnya produksi mukus
Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan ventilation mismatch dan intrapulmonary
shunt.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan
kesadaran
Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan
pemasangan selang ETT (Endo Tracheal Tube)
Dx. 1
Tujuan : Jalan nafas efektif
Kriteria hasil :
Jalan nafas klien patent
Klien dapat melakukan pengeluaran sekresi yang
efektif
Pada foto thoraks tak tampak gambaran infiltrat
INTERVENSI RASIONAL
a. Mobilisasi sekresi paru dengan cara a.Memudahkan dalam mengeluarkan sekresi.
hidrasi, humidikasi, fisioterapi dada dan
postural drainage b. Mengeluarkan sekret yang terakumulasi di jalan
nafas, seraya mencegah terjadinya trauma jalan
b. Lakukan suctioning setiap 2-4 jam sekali
nafas, mencegah hipoksia dan mengurangi risiko
atau bila perlu sesuai indikasi infeksi paru
c.Observasi penurunan ekspansi dinding dada c. Ekspansi dada terbatas atau
dan adanya peningkatan fremitus tak simetris sehubungan dengan akumulasi cairan,
d. Catat karakteristik bunyi napas edema, dan sekret dalam seksi lobus. Konsolidasi
e.Catat karakteristik dan produksi sputum paru dan pengisian cairan dapat meningkatkan
f. Pertahankan posisi tubuh/kepala dengan fremitus.
tepat. d. Bunyi napas menunjukkan aliran udara melalui
trakeobronkial dan dipengaruhi oleh adanya cairan,
g. Observasi status respirasi : frekuensi,
mukus, atau obstruksi aliran udara lain.
kedalaman nafas, reguralitas, adanya e. Karakteristik batuk dapat berubah tergantung
dipsneui. pada penyebab/etiologi gagal pernafasan. Sputum
h. Berikan ok.sigen yang lembab, cairan bila ada mungkin banyak, kental, berdarah, dan
intravena yang adekuat sesuai kemampuan /atau purulen
pasien f. Mempertahankan kepatenan jalan napas
i. Berikan terapi nebulizer dengan obat g. Mengevaluasi keefektifan fungsi respirasi
mukolitik, bronkodilator sesuai indikasi h. Kelembaban mengurangi akumulasi sekret dan
meningkatkan transport oksigen
j.Bantu dengan/berikan fisioterapi
i. Pengobatan dibuat untuk meningkatkan ventilasi/
dada, perkusi dada/vibrasi sesuai indikasi. bronkodilatasi/ kelembaban dengan kuat pada
alveoli dan untuk menghancurkan mucous/ sekret
J, Meningkatkan ventilasi pada semua segmenparu
Dx. 2
Kriteria Hasil :
• Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang
adekuat
• Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress
pernafasan
• Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih,
•tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
•Tanda tanda vital dalam rentang normal
Intervernsi Rasional
a. Observasi status pernafasan secara a. Takipnea adalah mekanisme kompensasi
periodik : RR (frekuensi nafas), suara nafas, untuk hipoksemia. Suara nafas bersih (clear
keteraturan nafas, kedalaman nafas, lung) menjamin tidak adanya retensi sekret
penggunaan otot bantu nafas, ekspansi dada yang mempengaruhi proses pernafasan.
dan kesimetrisan gerak dada. Peningkatan upaya pernafasan / penggunaan
b. Monitor tanda-tanda hipoksia. Pantau otot bantu nafas dapat menunjukkan derajat
SaO2 , pantau adanya kemungkinan pasien hipoksemia. Ekspansi dada dan kesimetrisan
tampak sesak, sianosis. gerak dada menjamin adanya ventilasi
c. Pantau HR / denyut nadi. Catat adekuat pada kedua paru.
kemungkinan perubahan irama jantung b. Penurunan saturasi oksigen bermakna
d.Observasi tingkat kesadaran pasien. (desaturasi 5 g hemoglobin) terjadi sebelum
Adakah apatis, gelisah, bingung, somnolen. sianosis. Sianosis sentral dari “organ” hangat
e. Cek AGDA setiap 10 – 30 menit setelah contoh lidah, bibir, dan daun telinga adalah
perubahan setting ventilator paling indikatif dari hipoksemia
f. Monitor hasil AGDA selama periode sistemik.Sianosis perifer kuku/ ekstremitas
penyapihan / weaning ventilator\ sehubungan dengan vasokonstriksi.
g. Berikan obat sesuai indikasi. Contoh c. Hipoksemia dapat menyebabkan mudah
steroid, antibiotik, bronkodilator, ekspentoran. terangsang pada miokardium, meningkatkan
HR, menghasilkan berbagai distritmia.
d. Dapat menunjukkan berlanjutnya hipoksia
jaringan otak, hipoksemia dan/atau asidosis
e. Mengevaluasi kemampuan fungsi respirasi
Dx.3
Tujuan : Selama menjalani proses perawatan, kebutuhan
ADL (activity daily living) terpenuhi
Kriteria hasil :
Semua anggota badan pasien tampak bersih, daki (-),
sekret (-)
Intervensi Rasional