Anda di halaman 1dari 33

DIFTERI

OLEH :
dr.M.FADLI HARTANU

PEMBIMBING
dr.AFRIYANTO RIDHWAN Sp.THT-KL
dr.NUNIK YUNIATI
dr.VIVIN OVITA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALANG UBI


SMF THT-KL
PENGERTIAN

Difteri adalah suatu penyakit infeksi toksik akut


yang menular, disebabkan oleh
CORYNEBACTERIUM DIPHTHERIAE
menyerang saluran pernafasan atas, khas
“pseudomembran”
STATUS KLB DIFTERI (SUMBER KEMENKES RI)
EPIDEMIOLOGI

 Difteri tersebar di seluruh dunia, ↓ ADS


 Terjadi usia <15 tahun (tidak imunisasi)
 Insiden ↓ sesuai kekebalan
 Sering di masyarakat padat
 Kematian terjadi yang tidak imunisasi
ETIOLOGI DIFTERI

Difteri disebabkan
oleh
bakteri Corynebac
terium
diphtheriae. 
Terhirup percikan ludah penderita
di udara

Barang-barang yang sudah


terkontaminasi oleh bakteri,

Sentuhan langsung pada luka borok


(ulkus) akibat difteri di kulit penderita.
KLASIFIKASI

1.DIFTERI TONSIL DAN FARING


2.DIFTERI HIDUNG
3.DIFTERI LARING
4. DIFTERI KULIT, VULVOVAGINAL,
KONJUNGTIVA, TELINGA
GEJALA DAN TANDA

Masa inkubasi 2- 5 hari


Gejala-gejala dari penyakit ini meliputi:
 Pseudomembran
 Febris dan menggigil.
 Odenofagia dan suara serak.
 Sulit bernapas atau takipneu
 Pembengkakan kelenjar limfe pada leher.
 Fatigue dan cefalgia
 Flu
 Stridor
DIAGNOSIS

1. Pemeriksaan fisik :
Anamnesa dan pemeriksaan fisik
Gejala dan tanda

2. Pemeriksaan penujang :
preparat langsung kuman yang diambil dari
permukaan bawah membran semu dan didapatkan
kuman Corynebacterum diphteriae.
DIAGNOSIS BANDING

Difteri Faring :
1. Tonsilitis membranosa akuta oleh
karena streptokokus (tonsillitis
akuta/septic sore throat)
2. Mononucleosis infectiosa
3. Tonsilitis membranosa non bakterial
4. Tonsillitis herpetika primer
PENGOBATAN

Isolasi dan Karantina


Penderita diisolasi sampai biakan negatif 3 kali
berturut-turut setelah masa akut terlampaui.

a. Biakan hidung dan tenggorok


b. Dilakukan Tes Schick (tes kerentanan terhadap
diphtheria)
c. Diikuti gejala klinis setiap hari sampai masa
tunas terlewati
 Bila kultur (-)/Schick test (-) : bebas
isolasi
 Bila kultur (+)/Schick test (-) :pengobatan
carrier
 Bila kultur (+)/Schick test (+)/gejala (-) :
anti toksin diphtheria + penisilin
 Bila kultur (-)/Shick test (+) : toksoid
(imunisasi aktif)
 
1.Mencegah dan mengusahakan
agar penyulit yang terjadi
minimal
2. Mengobati infeksi penyerta
Umum
1. Istirahat ± 2minggu
2. Pemberian cairan
3.Difteri laring  Jaga jalan nafas
4.Bila tampak kegelisahan, iritabilitas serta
gangguan pernafasan yang progresif 
indikasi Trakeostomi
Dosis ADS :
   20.000 KI i.m. untuk diphtheria ringan (hidung,
kulit, konjungtiva).
 40.000 KI i.v. untuk diphtheria sedang
(pseudomembran terbatas pada tonsil, diphtheria
laring).
 100.000 KI i.v. untuk diphtheria berat
(pseudomembran meluas ke luar tonsil, keadaan
anak yang toksik; disertai "bullneck").
1. Pemberian ADS  dalam NS
200 ml (4-8 jam)
2. Pengamatan terhadap
kemungkinan efek samping
obat.
ANTIMIKROBIAL
Penisilin prokain 50.000-100.000 KI/BB/hari selama 7-10 hari,
bila alergi bisa diberikan eritromisin 40 mg/kg/hari

PENGOBATAN CARIER
Carrier adalah reaksi sickh (-), basil difteri (+)
diberikan PENISILIN oral atau suntikan, atau ERITROMISIN
selama satu minggu..
KOMPLIKASI

Masalah pernapasan. Sel mati oleh toxin 


membran abu abu  masuk paru –paru 
infeksi paru.
Kerusakan jantung. Toxin masuk ke
jantung  miokarditis
Kerusakan saraf. 
• sulit menelan,
• masalah saluran kemih,
• paralisis
• kelumpuhan pada diafragma.
Difteri hipertoksik.
Perdarahan & Gagal ginjal
PENCEGAHAN
Vaksin DPT (DIFTERI, PERTUSIS,
DAN TETANUS)

• Pemberian vaksin 5 kali berusia 2


bulan, 3 bulan, 4 bulan, 1,5 tahun, dan 5
tahun.
• Booster (Tdap/Td) 10 tahun & 18
Tahun
• Td dapat diulang 10 tahun sekali.
KALAU TERLAMBAT DIBERIKAN
1.Tidak diulang dari awal
2.Umur < 7 Tahun,belum dapat/ sudah dapat
tidak lengkap  kejaran (Dpt ke 4 usia 18
bulan & Dpt ke 5 usia 5 tahun )
3.Umur > 7 tahun yang belum lengkap
imunisasi DPT  berikan Tdap
CATCH UP IMMUNIZATION

1.Vaksin Primer, Yakni Usia 2,3,4


bulan (Membentuk antibodi)
2.Booster Usia 18 bulan,5 tahun,
10-12 tahun dan 18 tahun
(Memperkuat kembali antibodi)
JADWAL DOSIS DEWASA

Td- diberikan 10 tahun sekali hanya sebagai booster.

Dosis pertama -> hari ini


Dosis Kedua -> 1 Bulan setelah dosis pertama
Dosis Ketiga -> 6 bulan sampai 1 tahun setelah dosis kedua
o  Hindari kontak dengan penderita langsung
difteri.
o Jaga kebersihan diri.
o Menjaga stamina tubuh
o Cuci tangan sebelum makan.
o Melakukan pemeriksaan kesehatan secara
teratur.
o Bila mempunyai keluhan sakit saat menelan
segera memeriksakan ke Unit Pelayanan
Kesehatan terdekat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai