Anda di halaman 1dari 15

Nama : Winda Ermalasari

Nim : 1913353052
Tugas toksikologi
Cara pestisida masuk kedalam tubuh
 Pestisida dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui berbagai cara
yaitu :
1. Penetrasi lewat kulit
 Pestisida yang menempel di permukaan kulit dapat meresap ke
dalam tubuh dan menimbulkan keracunan. Kejadian kontaminasi
pestisida lewat kulit merupakan kontaminasi yang paling sering
terjadi. Pekerjaan yang menimbulkan resikotinggi kontaminasi
lewat kulit yaitu :
 Penyemprotan dan aplikasi lainnya, termasuk pemaparan langsung
oleh droplet atau drift pestisida dan menyeka wajah dengan tangan,
lengan baju, atau sarung tangan yang terkontaminsai pestisida.
 Pencampuran pestisida.
 Mencuci alat aplikasi.
2. Terhisap melalui saluran pernapasan
 Keracunan pestisida karena partikel pestisida terhisap lewat hidung
merupakan terbanyak kedua setelah kulit. Gas dan partikel
semprotan yang sangat halus (kurang dari 10 mikron) dapat masuk
ke paru-paru, sedangkan partikel yang lebih besar (lebih dari 50
mikron) akan menempel di selaput lendir atau kerongkongan.
3. Masuk melalui saluran pencernaan
 Pestisida keracunan lewat mulut sebenarnya tidak sering terjadi
dibandingkan dengan kontaminasi lewat kulit. Keracunan lewat
mulut dapat terjadi karena:
 Makan dan minum saat berkerja dengan pestisida.
 Pestisida terbawa angin masuk ke mulut.
 Makanan terkontaminasi pestisida
 Cara kerja pestisida apabila sudah masuk kedalam tubuh manusia
dapat digolongkan menjadikan beberapa bagian yaitu gologan
organoklorin, organofosfat dan karbamat. Insektisida organoklorin
bekerja dengan merangsang sistem syaraf dan menyebabkan
paratesia, peka terhadap rangsangan, iritabilitas, terganggunya
keseimbangan, tremor dan kejang- kejang. Cara kerja zat ini tidak
diketahui secara tepat. Beberapa zat kimia ini bekerja pada sistem
syaraf. Sedangkan pestisida golongan organofosfat dan karbamat
memiliki aktivitas antikolinesterase seperti halnya fisostigmin,
neostigmin, pirido-stigmin, distigmin, ester asam fosfat, ester
tiofosfat dan karbamat. Cara kerja semua jenis pestisida
organofosfat dan karbamat sama yaitu menghambat penyaluran
impuls saraf dengan cara mengikat kolinesterase, sehingga tidak
terjadi hidrolisis asetilkolin
Fungsi enzim kolinesterase
 Aseti kolinesterase adalah suatu enzim, terdapat pada banyak
jaringan yang menghidrolisis asetilkolin menjadi kolindan asam
asetat. Sel darah merah dapat mensintestis asetil kolindan bahwa
kolin asetilase dan asetil kolinesterase keduanya terdapat dalam sel
darah merah. Kolinasetilase juga ditemukan tidak hanya di dalam
otak tetapi juga di dalam otot rangka, limpa dan jaringan plasenta.
 Adanya enzim ini dalam jaringan seperti plasenta atau eritrosit
yang tidak mempunyai persyaratan menunjukkan fungsi yang lebih
umum bagi asetilkolindari pada fungsi dalam syaraf saja.
Pembentukan dan pemecahan asetilkolin dapat dihubungkan
dengan permeabilitas sel. Perhatian lebih diarahkan pada sel darah
merah, telah dicatat bahwa enzim kolinasetilase tidak aktif baik
karena pengahambatan oleh obat-obatan maupun karena
kekurangan subtrat, sel akan kehilangan permeabilitas selektifnya
dan mengalami hemolisis
 Asetilkolin berperan sebagai jembatan penyeberangan bagi
mengalirnya getaran syaraf. Melalui sistem syaraf inilah organ-
organ di dalam tubuh menerima informasi untuk mempergiat atau
mengurangi efektifitas sel. Pada sistem syaraf, stimulas yang
diterima dijalarkan melalui serabut-serabut syaraf (akson) dalam
betuk impuls. Setelah impuls syaraf oleh asetikolin dipindahkan
(diseberangkan) melalui serabut, enzim kolinesterase memecahkan
asetilkolin dengan cara meghidrolisis asetilkolin menjadi kolindan
sebuah ion asetat, impuls syaraf kemudian berhenti. Reaksi-reaksi
kimia ini terjadi sangat cepat.
 Adapun kriteria aktifitas enzim kolinesterase yang dinyatakan dalam % dari
normal yaitu sebagai berikut:
 75% -100% dari normal: tidak ada tindakan tetapi perlu diuji ulang waktu dekat.
Kelompok ini termasuk dalam katagori normal.
 50% -<75% dari normal: mungkin over exposure, perlu diuji ulang. Jika
responden ini lemah disarankan untuk istirahat (tidak kontak) selama 2 minggu,
kemudian diuji ulang sampai kesembuhan. Kelompok ini termasuk katagori
keracunan ringan.
 25% -<50% dari over exposure serius, ulangi pengujian. Jika benar istirahat
semua pekerjaan yang berkenaan denganpestisida (insektisida). Jika yang
bersangkutan sakit dirujuk pada pemeriksaan medis. Kelompok ini termasuk
katagori keracunan sedang.
 0% -<25% dari normal: over exposure seriusyang sangat serius dan berbahaya.
Perlu diuji ulang dan yang bersangkutan harus diistirahatkan dari semua
pekerjaan dan perlu sgera dirujuk pada pemeriksaan medis. Kelompok ini
termasuk katagori keracunan berat.
Hubungan Hb, Anemia, SGPT, SGOT
terhadap keracunan pestisida
 Pestisida dapat terabsorbsi ke dalam tubuh melalui saluran
pencernaan, saluran pernafasan, maupun kulit. Pestisida yang
terakumulasi dalam jangka panjang akan menimbulkan kerusakan
pada organ tubuh yang menjadi target bahan kimia pestisida
tersebut seperti hati,ginjal,paru-paru,dan lain-lain.
 Paparan pestisida disebabkan oleh beberapa faktor yaitu karena
lama kerja, tindakan penyemprotan pada arah angin, frekuensi
penyemprotan, jumlah jenis pestisida, pemakaian alat pelindung
diri, menurut penelitian bahwa seseorang yang terpapar pestisida
memiliki kecenderungan 5,333 kali lebih besar berpengaruh untuk
kejadian anemia dibandingkan dengan responden yang tidak
terpapar pestisida karena pestisida dalam tubuh akan merusak
haemoglobin darah sehingga menyebabkan berkurangnya jumlah
hemoglobin darah atau dikenal dengan anemia.
 Terjadinya anemia karena adanya paparan pestisida terjadi pada
penderita keracunan organofosfat dan karbamat adalah karena
terbentuknya sulfhemoglobin dan methemoglobin di dalam sel
darah merah. Methemoglobin terbentuk ketika zat besi di dalam
Hb teroksidasi dari ferro menjadi ferri,selain itu juga dapat
disebabkan karena terjadi ikatan nitrit dengan Hb sehingga
membentuk methemoglobin yang menyebabkan Hb tidak mampu
mengikat oksigen. Sulfhemoglobin dan methemoglobin di dalam
sel darah merah tidak dapat diubah kembali menjadi hemoglobin
normal. Salah satu reaksi kimia terjadinya pembentukan
methemoglobin di dalam sel darah merah akibat keberadaan
pestisida dietilditiokarbamat (ziram) Kehadiran sulfhemoglobin
dan methemoglobin dalam darah akan menyebabkan penurunan
kadar hemoglobin di dalam sel darah merah sehingga terjadi
hemolitik anemia. Hemolitik anemia yang terjadi akibat kontak
dengan pestisida disebabkan karena terjadinya kecacatan enzimatik
pada sel darah merah dan jumlah zat toksik yang masuk ke dalam
tubuh.
 Pengguna yang terpapar pestisida akan mengakibatkan
peningkatan fungsi hati sebagai salah satu tanda toksisitas,
terjadinya kelainan hematologik, dan meningkatkan kadar SGOT
dan SGPT dalam darah. Pajanan bahan toksik seperti pestisida,
yangberlangsung terus menerus dalam jangka waktu yang lama
maupun gangguan fungsi hati yang kronis dapat meningkatkan
risiko kejadian sirosis hati. Gangguan terhadap fungsi hati dan
penyakit hati seperti sirosis hati, akan menganggu tugas hati dalam
melakukan biotransformasi dan detoksifikasi. Kejadian tersebut
akan meningkatkan kadar SGOT dan SGPT dalam darah.
 Akumulasi paparan pestisida yang masuk kedalam hepar tidak
dapat diuraikan maupun dieksresikan sehingga meningkatkan
jumlah radikalbebas dalam tubuh yang akan menyebabkan
stresoksidatif. Radikal bebas menyerang senyawa-senyawa
penyusun sel. Senyawa yang rentan dari serangan radikal bebas
misalnya poly unsaturated fatty acid (PUFA). Serangan tersebut
dapat mengakibatkan kerusakan parenkim hepar atau gangguan
permeabilitas membransel hepar sehingga enzim aminotransferase
yang pada keadaan normal berada didalam sel (sitoplasma) keluar
dalam darah. Hal tersebut akan meningkatkan kadar Serum
Glutamat Oksaloasetat Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamat
Piruvat Transaminase(SGPT) sebagai salah satu tanda kerusakan
hepar.
 Dosis paparan pestisida yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi hati pada
manusia masih belum diketahui dengan pasti.
 Faktor lain yang mengakibatkan tidak terdapatnya hubungan yang bermakna antara
paparan pestisida dengan kadar SGOT dan SGPT adalah jenispestisida yang
digunakan, seperti organofosfat dan karbamat. Tingkat toksisitas kedua pestisida
tersebut masuk kategori menengah atau kategori 2 berdasarkan klasifikasi dari US
Enviromental Protection Agency.
 Selain itu, golongan pestisida ini memiliki biodegradasi yang lebih baik
dibandingkan dengan pestisida golongan organoklorin sehingga efek akumulasinya
menjadi lebih ringan, apalagi jika digunakan dengan frekuensi rendah.
 Organoklorin terbukti dapat mengakibatkan kerusakan sel termasuk sel hepar.
Kerusakan tersebut melalui mekanisme stimulasi terhadap Mitogen Activated
Protein KinasePathway (MAPK) yang berhubungan dengan apoptosis.
 Efek stimulasi tersebut tidak terjadi pada organofosfat dan karbamat. Dampak
merusak organofosfat dan karbamat terhadap sel hepar kemungkinan melalui
peningkatan produksi radikal bebas sehingga dapat dihilangkan dengan
antioksidan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat ,terutama yang berasal
dari buah-buahan dan sayuran. Bahan makanan tersebut membantu
menghindari kerusakan hati.
 Penelitian Reyes dkk (2018) membuktikan bahwa paparan kronik dengan
pestisida mengakibatkan peningkatan kadar SGOT, SGPT dan
alkalipospatase. Perbedaan tersebut terjadi karena peneliti menggunakan
berbagai macam organopospat (7 jenis) dan berbagai macam organoklorin (14
jenis). Campuran berbagai jenispestisida tersebut mengakibatkan efek
hepatotoksik yang lebih besar sehingga mengakibatkan kadar SGOT dan
SGPT meningkat. Ada kemungkinan sampel yang digunakan juga
menggunakan pestisida dengan dosis dan frekuensi yang lebih besar.
 Pemeriksaan SGOT
 Pemeriksaan dilakukan dengan menambahkan reagen SGOT
1000μl dengan sampel serum 100μl dan selanjutnya hasil reaksi
dibaca pada alat spektrofotometer dengan panjang gelombang
340nm.
 Pemeriksaan SGPT
 Pemeriksaan dilakukan dengan menambahkan reagen SGPT
1000μl dengan sampel serum 100μl dan selanjutnya hasil reaksi
dibaca pada alat spektrofotometer dengan panjang gelombang
340nm.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai