Anda di halaman 1dari 15

MATERI KDPK II

PEMERIKSAAN FISIK
• Pemeriksaan fisik adalah salah satu teknik pengumpulan data
untuk mengetahui keadaan fisik dan keadaan kesehatan.

Jenis-jenis pemeriksaan fisik


a.Pemeriksaan palpasi

Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan


dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan
menggunakan jari atau tangan. Palpasi dapat digunakan untuk
mendeteksi suhu tubuh,adanya
getaran,pergerakan,bentuk,konsistensi dan ukuran.Rasa nyeri
tekan dan kelainan dari jaringan/organ tubuh. Dengan kata lain
bahwa palpasi merupakan tindakan penegasan dari hasil
inpeksi,disamping untuk menemukan yang tidak dilihat.
Next…
b.Pemeriksaan perkusi
Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan
dengan mendengarkan bunyi getaran/gelombang
suara tergantung oleh kepadatan media yang
dilalui. Derajat bunyi disebut dengan resonasi,
karakter bunyi yang dihasilkan dapat
menentukan lokasi,bentuk,dan kepadatan
struktur dibawah kulit. Sifat gelombang suara
yaitu semakin banyak jaringan,semakin lemah
hantarannya dan udara/gas paling resonan.
c. Pemeriksaan Auskultasi
Auskultasi adalah suatu tindakan pemeriksaan
dengan mendengarkan bunyi yang berbentuk didalam
organ tubuh.

Hal ini dimaksudkan untuk mendeteksi adanya


kelainan dengan cara membandingkan dengan bunyi
normal, Auskultasi yang dilakukan didada untuk
mendengar suara nafas dan bila dilakukan diabdomen
mendengarkan suara bising usus.
 
d.Pemeriksaan inspeksi
adalah pem dg menggunakan indra
penglihatan,pendengaran penciuman.
Inspeksi umumdi lakukan pada saat pertamakali
Bertemu klien/pasien.
fokus inspeksi pada setiap bag tubuh meliputi :
ukuran
tubuh,wrn,posisi,bentuk,kesimetrisan,lesi,penonjol
an/pembengkakan,
Setelah inspeksi perlu di bandingkan hsil normal &
abnormal bag tubuh satu dg yg lainnya.
• TUJUAN PEM FISIK
1.Mengumpulkan data dasar ttg keshtan klien
2.utk menambah,mengkonfirmasi,atau
menyangkal data yg di peroleh dlm riwayat
keperwatan
3.utk mengkonfirmasi,mengidentifikasi,diagnos
keperawatan
4.utk membuat penilaian klinis ttg perubahan
status kesehatan klien dan penatalaksanaan
5.utk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan
Manfaat pemeriksaan fisik :
1. sebagai data utk membantu perawat dlm
menegakkan diagnosa keprwt/kebidanan
2. Mengetahui masalah kesehatan yg di alami
klien.
3. sbg dasar utk memilih intervensi keperwtn yg
tepat
4. sebagai data utk mengevaluasi hasil dari
asuhan keperwtan.
Indikasi :
mutlak dilakukan pada setiap klien,terutama
pada :
 klien yg baru msuk ke tempat pelayanan
kesehtan utk di rawat
 secara rutin pada klien yg sedang di rawat
 sewaktu waktu sesuai kebutuhan klien
• PROSEDUR PEM FISIK
 CUCI TANGAN
 Jelaskan prosedur
 lakukan pemeriksaan dg berdiri di sebelah kanan
klien dan psg hamdscoen bila di perlukan
 pemeriksaan umum meliputi : penampilan umum,
status mental dan nutrisi.
• Posisi klien duduk/berbaring
Tehnik inspeksi :
 kesadaran,tingkah laku,ekspresi wajah/mood(nor
mal : kesdaran penuh,ekspresi sesuai,tdk ada mena
han nyeri/sulit bernafas)
 tanda tanda strees/ kecemasan(normal: relaks,tdk
ada tanda tanda kecemasan/takut)
 jenis kelamin
 usia dan gender
 tahapan perkembangan
 TB,BB,(Normal:BMI dlm batas normal)

• MERAPIKAN TEMPAT TIDUR
• Peralatan yang digunakan
• Tempat tidur
• Bantal
• Laken / sprei
• Perlak
• Stick laken
• Boufen laken
• Selimut
• Sarung bantal
Langkah – langkah dalam merapikan/mempersiapkan tempat tidur pasien.
• Mengganti linen tempat tidur yang kosong
• Tujuan :
• Meningkatkan kenyamanan klien.
• Menciptakan lingkungan yang rapi bagi klien.
• Menyediakan alas tempat tidur yang halus, bebas kerutan sehingga meminimalkan
penyebab iritasi pada kulit.
Pengkajian :
• Kaji status kesehatan klien untuk menentukan apakah klien dapat bangun dengan aman dari
tempat tidur.
• Kaji denyut nadi dan pernapasan klien.
• Perhatikan semua selang dan peralatan yang tersambung pada tubuh klien
Perencanaan :
• Prosedur mempersiapkan tempat tidur biasanya didelegasikan kepada staf bantu yang belum
memiliki izin. Jika perlu, informasikan kepada staf bantu yang belum memiliki izin tentang
metode mengumpulkan linen yang terkontaminasi drainase secara tepat.
Implementasi :
• Jelaskan kepada klien tentang prosedur yang akan dilakukan.
• Cuci tangan dan lakukan prosedur pengendalian infeksi yang lainnya.
• Jaga privasi klien.
• Letakkan linen bersih klien di kursi atau meja tempat tidur.
• Kaji dan bantu klien turun dari tempat tidur.
• Atur ketinggian tempat tidur pada tingkat tertentu yang dirasa nyaman oleh perawat.
• Buka linen tempat tidur :
• Periksa di atas linen apakah ada benda-benda milik klien atau peralatan lainnya.
• Lepaskan alas tempat tidur mulai dari kepala tempat tidur pada sisi terjauh dan bergerak
mengelilingi tempat tidur kearah kepala tempat tidur pada sisi terdekat.
• Lipat linen yang masih dapat digunakan seperti alas penutup tempat tidur dan alas bagian
atas tempat tidur, ke dalam empat bagian. Pertama lipat linen
menjadi dua dengan mempertemukan bagian ujung dengan ujung dan kemudian
pegang bagian tengah dan lipat kembali menjadi dua.
• Lepaskan pengalas anti air dan buang jika kotor.

• Gulung semua linen kotor kea rah dalam, pegang menjauh dan langsung letakan ke
dalam keranjang linen kotor.

• Pegang matras secara aman, gunakan alat pengangkat jika ada dan pindahkan matras
ke arah atas kepala tempat tidur.

• Pasang linen alas matras dan linen pelapis bagian atas

• Letakkan lipatan alas tempat tidur ditengah-tengah tempat tidur. Pastikan bahwa sisi
jahitan kain kearah dalam untuk mendapatkan dasar yang halus. Lebarkan kain di
atas matras dan atur sehingga kain cukup untuk dilipat dibawah kasur. Bagian atas
kain perlu dilipat ke bagian bawah agar alas tidak mudah bergeser. Biarkan linen yang
tersisa menggantung disepanjang tepi tempat tidur dan jangan dilipat (kecuali jika
linen sesuai dengan bentuk matras).
• Lipat ujung linen pada sisi yang terdekat dengan perawat membentuk sudut dan masukkan linen
ke bawah matras, lakukan dari bagian kepala tempat tidur menuju ke bagian kaki tempat tidur.

• Jika perlak digunakan letakkan di atas linen alas matras yaitu pada bagian tengah tempat tidur
dan bagian atas dan bagian bawah linen pelapis terbentangkan melapisi area punggung ke
setengah bagian paha atau lutut. Buka setengah bagian lipatan perlak atau bagian pinggir yang
terjauh dari tempat tidur dan selipkan di pinggir terdekat.

• Letakkan linen pelapis bagian atas di atas perlak dengan cara yang sama dengan tepi atas matras.

• Pilihan : sebelum bergerak ke sisi tempat tidur yang lain, letakkan linen diatas tempat tidur
dengan sisi jaitan kearah atas, buka lipatan, selipkan ujung linen kedalam dan lipat membentuk
sudut pada bagian sudut dasar tempat tidur.

• Bergerak ke sisi lain dan fiksasi bagian dasar linen.


• Selipkan alas dasar ke bawah matras bagian kepala, tarik kain dengan kuat, dan lipat ujung linen
membentuk sudut pada sudut matras.
• Tarik kain yang masih tersisa dengan kuat sehingga tidak ada kerutan.
• Tata linen alas pelapis dengan proses yang sama.
• Selesaikan menata linen bagian atas, selimut, dan penutup tempat tidur

• Letakkan linen bagian atas, dengan jaitan kearah atas, diatas tempat tidur sehingga
bagian tengah lipatan berada ditengah-tengan tempat tidur, tepi atas linen sejajar
dengan tepi atas matras.

• Buka lipatan linen di atas tempat tidur.

• Pilihan : – Buat lipatan kaki pada linen bagian bawah secara vertikal atau horizontal yang
bertujuan memberikan ruang tambahan pada kaki klien.

• Ikuti petunjuk prosedur yang sama untuk menata selimut dan penutup selimut, tetapi
alur bagian tepi atas linen sekitas 15 cm dari kepala tempat tidur untuk memungkinkan
dilipat diatasnya.

• Satukan linen  atas, selimut, dan penutup tempat tidur, lipat berbentuk sudut pada
bagian sudut tempat tidur, menggunakan ketiga lapisan linen. Biarkan bagian samping
linen atas, selimut, dan penutup selimut menggantung bebas kecuali dibuat lipatan kaki

Anda mungkin juga menyukai