MALNUTRISI ENERGI
PROTEIN
Tutor : Dr. dr. Sri Wahyu, M.Kes.
Kelompok 4
01 02
Rasa haus Minum biasa, tidak Haus,ingin minum Malas minum atau tidak
haus banyak bisa minum
Malnutrisi primer
Malnutrisi sekunder
1. Kementerian Kesehatan RI. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.Jakarta: Direktorat Bina Gizi;
2011.
2. Nelson, WE.2007. Malnutrition.In Nelson WE.(ed) Mitchel Nelson Text Book of Pediactrics 5thed. WB
Saunders Co. Philadelphia & London.
3. Mason, J. B. (2015). Nutritional principles and assessment of the gastroenterology patient. Sleisenger and
Fordtran’s gastrointestinal and liver disease (Tenth Edition). Elsevier Inc.
4. Manary, M. J., & Trehan, I. (2016). Chapter 215: Protein-Energy Malnutrition. Goldman-Cecil Medicine, 2-
Volume Set (Twenty Fifth Edition). Elsevier Inc.
Klasifikasi KEP menurut WHO 1999
Klasifikasi
Malnutrisi Sedang Malnutrisi Berat
Edema Tanpa edema Dengan edema
BB/TB -3SD s/d -2 SD < -3 SD
TB/U -3SD s/d -2 SD < -3 SD
Secara klinis, KEP dapat dibagikan kepada tiga tipe yaitu, kwashiorkor,
marasmus, dan marasmik-kwashiorkor.
1. Kementerian Kesehatan RI. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.Jakarta: Direktorat Bina Gizi; 2011.
2. Nelson, WE.2007. Malnutrition.In Nelson WE.(ed) Mitchel Nelson Text Book of Pediactrics 5thed. WB Saunders Co. Philadelphia &
London.
3. Mason, J. B. (2015). Nutritional principles and assessment of the gastroenterology patient. Sleisenger and Fordtran’s gastrointestinal and
liver disease (Tenth Edition). Elsevier Inc.
4. Manary, M. J., & Trehan, I. (2016). Chapter 215: Protein-Energy Malnutrition. Goldman-Cecil Medicine, 2-Volume Set (Twenty Fifth
Edition). Elsevier Inc.
03 Apa etiologi dari
keluhan berak encer
berdasarkan skenario?
Etiologi BAB Encer
Faktor
lingkungan
Penurunan daya dan perilaku
tahan tubuh
Infeksi
Kementrian Kesehatan RI. Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare Balita. 2011. 15-16 p.
04
Bagaimana hubungan tidak
diberikannya asi eksklusif
terhadap malnutrisi pada bayi
sesuai skenario?
Pemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja
selama 6 bulan. ASI lebih unggul dibandingkan makanan
lain untuk bayi seperti susu formula, karena kandungan
protein pada ASI lebih rendah dibandingkan pada susu sapi
sehingga tidak memberatkan kerja ginjal, jenis proteinnya
mudah dicerna dan menghasilkan pertumbuhan fisik yang
optimum pada bayi. Riwayat pemberian ASI eksklusif yang
tidak dilaksanakan dengan baik akan menyebabkan bayi
rentan kurang gizi.
Maria I. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Status Gizi Bayi Usi 6-12 Bulan di Polindes Patranrejo Berbek Nganjuk. Hosp Majapahit [Internet]. 2016;8(1):9–20.
Pemberian makanan pendamping atau pengganti asi dengan susu formula memiliki
kelemahan salah satunya rentan. Setiap bayi memiliki penerimaan yang berbeda untuk setiap
merek susu formula. Selain itu faktor yang lebih penting lagi perilaku ibu tentang cara
penyajian susu yang tidak sesuai dengan kemasan merek susu tersebut dan penggunaan susu
botol yang tidak sesuai dengan kebersihan dalam pemberian susu formula. Maka resiko
pemberian susu formula dapat menyebabkan penderita diare lebih besar daripada bayi yang
diberi ASI Eksklusif secara penuh dan kemungkinan kejadian diare lebih banyak dan rentan
mengalami dehidrasi dan komplikasi lainnya yang dapat merujuk pada malnutrisi ataupun
kematian
Trisnawati Y, Nanda R. Jurnal Cakrawala Kesehatan , Vol. IX, No.01, Agustus 2018 40. 2018;IX(01):40–9.
05 Bagaimana status
imunisasi sesuai
skenario?
Pada skenario anak berusia 5 Bulan hanya mendapatkan vaksin polio yg hanya
1 kali pemberian dan BCG. Dari jadwal imunisasi Ikatan Dokter Anak
Indonesia, anak tersebut seharusnya sudah diberikan Vaksin Hepatitis B 1-4,
Polio 1-3, BCG, DPT 1-3, Hib 1-3, PCV 1-2, dan Rotavirus 1-2. Imunisasi
termasuk dalam kebutuhan dasar anak yaitu Asuh. Untuk memenuhi
kebutuhan dasar tersebut maka anak harus diberikan imunisasi untuk
melindungi anak dari penyakit agar anak dapat tumbuh dan berkembang
secara normal.
Sari Pediatri. Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 tahun Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Tahun 2020. Vol. 22, No. 4,
Desember 2020
06
Bagaimana langkah diagnosis
dan tatalaksana sesuai
skenario?
Langkah Diagnosis
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Bina Gizi Kesehatan Ibu dan Anak . Direktorat Bina Gizi. 2011. Bagan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku I Edisi Keenam Edisi Revisi. Jakarta : Departemen Kesehatan
07 Apa diagnosis banding
berdasarkan skenario?
Kekurangan Energi Protein
Definisi Kurang Energi Protein (KEP) adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi
angka kecukupan gizi (AKG).
Epidemiologi KEP adalah salah satu masalah gizi utama yang banyak dijumpai pada balita di
Indonesia maupun negara-negara berkembang lainnya. KEP berdampak terhadap
pertumbuhan, perkembangan intelektual dan produktivitas antara 20-30%, selain itu
juga berdampak langsung terhadap kesakitan dan kematian.
Prognosis Prognosis untuk anak stunting umumnya tetap buruk. Anak-anak yang pulih dari
episode malnutrisi akut yang parah tetap lebih rentan terhadap episode lebih lanjut
selama beberapa bulan ke depan. Tingkat kesembuhan terbaik pada malnutrisi akut
berat
program pengobatan mencapai puncaknya sekitar 90%, dengan sekitar 4 sampai 5%
kematian. Angka kematian jauh lebih tinggi, sekitar 35%, pada anak-anak yang
dirawat di rumah sakit. Episode wasting parah yang tidak diobati membawa sekitar
10 hingga 20% risiko kematian per bulan. Meskipun banyak anak akan pulih secara
spontan, sebagian besar tidak akan pernah kembali ke status gizi awal dan
sepenuhnya berkembang.
Kematia Dehidrasi
n
Malnutris Hipokalemia
i
Komplikasi
Gagal ginjal Ganggua
akut n
elektrolit
Syok Gangguan
keseimban
hipovolemik g an asam
basa
1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak. 2011. Bagian Anak Tatalaksana Gizi Buruk. Buku I
dan II
2. Maredante, Karen,J.Nellson. Ilmu Kesehatan Anak Esensial. Ed ke-6. Saunder
Pemberian ASI
Eksklusif
Imunisasi
Edukasi
Pemberian Makanan
Tambahan
Pendidikan Gizi