Anda di halaman 1dari 37

MODUL 2

MALNUTRISI ENERGI
PROTEIN
Tutor : Dr. dr. Sri Wahyu, M.Kes.
Kelompok 4

● ZULFIANTI TAMSIL 11020180001


● NIDAUL KHAIRY NURFAN 11020180017
● NUR AZIZAH 11020180021
● NIA ANGGRENI 11020180031
● NURUL ISMIJRIANTI 11020180042
● RAHMATUL ATIKA JAMAL 11020180047
● SAFIRA NURFABIRRA DWIYANTI 11020180062
● AGUNG MUHAJIR 11020180068
● SYAFIRA ANANDA MARENDENGI 11020180077
● TASYA FITRI RAMADANTI 11020180089
Skenario 1
Seorang bayi perempuan, umur 5 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan berak
encer dengan frekuensi > 3 kali sehari bercampur darah sejak 1 bulan yang lalu. Riwayat
pemberian makan: ASI diberikan sampai usia 3 bulan, selanjutnya diberi susu formula sampai
sekarang. Riwayat kelahiran: BBL 2900 g, PBL 47 cm, LK 34 cm. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan: BB 3200 g, PB 50 cm, LK 37 cm. Anak tampak pucat. Tampak adanya wasting dan
baggy pants. Daerah sekitar anus tampak berwarna kemerahan. Derajat Dehidrasi tampak
mata cekung, mukosa kering, turgor kulit kembali lambat dan anak tampak haus. Kadar Hb 7
g/dl. Status imunisasi Hep B0, Polio1 dan BCG.
Kata Sulit

01 02

Wasting Baggy Pants


suatu keadaan kekurangan gizi akut Kulit pada pantat
yang banyak terdapat di daerah terlihat kering dan
sosial ekonomi rendah yang keriput
disebabkan oleh asupan nutrisi
inadekuat dan adanya penyakit
Kata Kunci
1. bayi perempuan umur 5 bulan
2. keluhan berak encer dengan frekuensi > 3 kali sehari bercampur
darah sejak 1 bulan yang lalu
3. ASI diberikan sampai usia 3 bulan, selanjutnya diberi susu formula
sampai sekarang
4. Riwayat kelahiran: BBL 2900 g, PBL 47 cm, LK 34 cm
5. Pemeriksaan fisik didapatkan: BB 3200 g, PB 50 cm, LK 37 cm
6. Anak tampak pucat
7. adanya wasting dan baggy pants
8. Daerah sekitar anus tampak berwarna kemerahan
9. Derajat Dehidrasi tampak mata cekung, mukosa kering, turgor kulit
kembali lambat dan anak tampak haus
10. Kadar Hb 7 g/dl. Status imunisasi Hep B0, Polio1 dan BCG.
Pertanyaan
1. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan berdasarkan skenario?
2. Jelaskan definisi dari malnutrisi energi protein!
3. Apa etiologi dari keluhan berak encer berdasarkan skenario?
4. Bagaimana hubungan tidak diberikannya asi eksklusif terhadap malnutrisi
pada bayi sesuai skenario?
5. Bagaimana status imunisasi sesuai skenario?
6. Bagaimana langkah diagnosis dan tatalaksana sesuai skenario?
7. Apa diagnosis banding berdasarkan skenario?
8. Apa komplikasi dan edukasi yang sesuai dengan skenario?
9. Apa perspektif islam berdasarkan skenario?
01
Bagaimana interpretasi
hasil pemeriksaan
berdasarkan skenario?
BB 3,2 Kg (gizi kurang)
WHO. Child Growth Standards
PB 50 cm (sangat pendek)

WHO. Child Growth Standards.


LK 37 cm (mikrosefali)

WHO. Child Growth Standards.


Derajat dehidrasi dan kadar hemoglobin
  Ringan Sedang Berat
Kesadaran Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, tidak sadar Berdasarkan skenario derajat dehidrasi
umum pada anak adalah dehidrasi derajat
sedang dengan tanda tampak mata
Detak jantung Normal Normal/takikardi Takikardi cekung, mukosa kering, turgor kulit
ringan kembali lambat dan anak tampak haus.

Pernapasan Normal Meningkat Meningkat


Pada skenario dikatakan bahwa kadar
Tekanan darah Normal Normal Hipotensi hb pada anak adalah 7 g/dl dimana
hasil ini terbilang rendah karena kadar
hb normal pada anak adalah 9,5-13
Mata cekung Normal Cekung Cekung
g/dl.
Mukosa Lembab Kering Sangat kering
Turgor kulit Kembali cepat   Kembali sangat lambat

Rasa haus Minum biasa, tidak Haus,ingin minum Malas minum atau tidak
haus banyak bisa minum

1. The Royal Children’s Hospital Melbourne. 2020. Clinical Practice Guidelines.


2. Chernecky CC, Berger BJ. Hemoglobin (HB, Hgb). In: Chernecky CC, Berger BJ, eds. Laboratory Tests and
Diagnostic Procedures. 6th ed. Philadelphia, PA: Elsevier; 2013:621-623
02
Jelaskan definisi dari
malnutrisi energi protein!
Definisi malnutrisi energi protein

Malnutrisi primer

Malnutrisi Energi Protein: Tidak adekuatnya intake


protein dan kalori yang dibutuhkan oleh tubuh.

Malnutrisi sekunder

1. Kementerian Kesehatan RI. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.Jakarta: Direktorat Bina Gizi;
2011.
2. Nelson, WE.2007. Malnutrition.In Nelson WE.(ed) Mitchel Nelson Text Book of Pediactrics 5thed. WB
Saunders Co. Philadelphia & London.
3. Mason, J. B. (2015). Nutritional principles and assessment of the gastroenterology patient. Sleisenger and
Fordtran’s gastrointestinal and liver disease (Tenth Edition). Elsevier Inc.
4. Manary, M. J., & Trehan, I. (2016). Chapter 215: Protein-Energy Malnutrition. Goldman-Cecil Medicine, 2-
Volume Set (Twenty Fifth Edition). Elsevier Inc.
Klasifikasi KEP menurut WHO 1999

  Klasifikasi
Malnutrisi Sedang Malnutrisi Berat
Edema Tanpa edema Dengan edema
BB/TB -3SD s/d -2 SD < -3 SD
TB/U -3SD s/d -2 SD < -3 SD

Secara klinis, KEP dapat dibagikan kepada tiga tipe yaitu, kwashiorkor,
marasmus, dan marasmik-kwashiorkor.

1. Kementerian Kesehatan RI. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.Jakarta: Direktorat Bina Gizi; 2011.
2. Nelson, WE.2007. Malnutrition.In Nelson WE.(ed) Mitchel Nelson Text Book of Pediactrics 5thed. WB Saunders Co. Philadelphia &
London.
3. Mason, J. B. (2015). Nutritional principles and assessment of the gastroenterology patient. Sleisenger and Fordtran’s gastrointestinal and
liver disease (Tenth Edition). Elsevier Inc.
4. Manary, M. J., & Trehan, I. (2016). Chapter 215: Protein-Energy Malnutrition. Goldman-Cecil Medicine, 2-Volume Set (Twenty Fifth
Edition). Elsevier Inc.
03 Apa etiologi dari
keluhan berak encer
berdasarkan skenario?
Etiologi BAB Encer

Faktor
lingkungan
Penurunan daya dan perilaku
tahan tubuh
Infeksi

Kementrian Kesehatan RI. Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare Balita. 2011. 15-16 p.
04
Bagaimana hubungan tidak
diberikannya asi eksklusif
terhadap malnutrisi pada bayi
sesuai skenario?
Pemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja
selama 6 bulan. ASI lebih unggul dibandingkan makanan
lain untuk bayi seperti susu formula, karena kandungan
protein pada ASI lebih rendah dibandingkan pada susu sapi
sehingga tidak memberatkan kerja ginjal, jenis proteinnya
mudah dicerna dan menghasilkan pertumbuhan fisik yang
optimum pada bayi. Riwayat pemberian ASI eksklusif yang
tidak dilaksanakan dengan baik akan menyebabkan bayi
rentan kurang gizi.

Maria I. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Status Gizi Bayi Usi 6-12 Bulan di Polindes Patranrejo Berbek Nganjuk. Hosp Majapahit [Internet]. 2016;8(1):9–20.
Pemberian makanan pendamping atau pengganti asi dengan susu formula memiliki
kelemahan salah satunya rentan. Setiap bayi memiliki penerimaan yang berbeda untuk setiap
merek susu formula. Selain itu faktor yang lebih penting lagi perilaku ibu tentang cara
penyajian susu yang tidak sesuai dengan kemasan merek susu tersebut dan penggunaan susu
botol yang tidak sesuai dengan kebersihan dalam pemberian susu formula. Maka resiko
pemberian susu formula dapat menyebabkan penderita diare lebih besar daripada bayi yang
diberi ASI Eksklusif secara penuh dan kemungkinan kejadian diare lebih banyak dan rentan
mengalami dehidrasi dan komplikasi lainnya yang dapat merujuk pada malnutrisi ataupun
kematian

Trisnawati Y, Nanda R. Jurnal Cakrawala Kesehatan , Vol. IX, No.01, Agustus 2018 40. 2018;IX(01):40–9.
05 Bagaimana status
imunisasi sesuai
skenario?
Pada skenario anak berusia 5 Bulan hanya mendapatkan vaksin polio yg hanya
1 kali pemberian dan BCG. Dari jadwal imunisasi Ikatan Dokter Anak
Indonesia, anak tersebut seharusnya sudah diberikan Vaksin Hepatitis B 1-4,
Polio 1-3, BCG, DPT 1-3, Hib 1-3, PCV 1-2, dan Rotavirus 1-2. Imunisasi
termasuk dalam kebutuhan dasar anak yaitu Asuh. Untuk memenuhi
kebutuhan dasar tersebut maka anak harus diberikan imunisasi untuk
melindungi anak dari penyakit agar anak dapat tumbuh dan berkembang
secara normal.

Sari Pediatri. Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 tahun Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Tahun 2020. Vol. 22, No. 4,
Desember 2020
06
Bagaimana langkah diagnosis
dan tatalaksana sesuai
skenario?
Langkah Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan Pemeriksaan


Fisik Penunjang

1. Nelson. Ilmu Kesehatan Anak Esensial. Edisi 6. EGC:Jakarta. Hal : 127


2. Kemenkes RI, Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku I, 2011
1. Nelson. Ilmu Kesehatan Anak Esensial. Edisi 6. EGC:Jakarta. Hal : 127
2. Kemenkes RI, Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku I, 2011
Tatalaksana

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Bina Gizi Kesehatan Ibu dan Anak . Direktorat Bina Gizi. 2011. Bagan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku I Edisi Keenam Edisi Revisi. Jakarta : Departemen Kesehatan
07 Apa diagnosis banding
berdasarkan skenario?
Kekurangan Energi Protein
Definisi Kurang Energi Protein (KEP) adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi
angka kecukupan gizi (AKG).

Epidemiologi KEP adalah salah satu masalah gizi utama yang banyak dijumpai pada balita di
Indonesia maupun negara-negara berkembang lainnya. KEP berdampak terhadap
pertumbuhan, perkembangan intelektual dan produktivitas antara 20-30%, selain itu
juga berdampak langsung terhadap kesakitan dan kematian.

Etiologi Penyebab langsung


1. Penyakit infeksi
2. Konsumsi makan
3. Kebutuhan energi
4. Kebutuhan protein
5. Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu
6. Tingkat pendapatan dan pekerjaan orangtua
7. Besar anggota keluarga
Penyebab tidak langsung yang lain adalah ekonomi negara, rendahnya pendidikan
umum dan pendidikan gizi. Atau mungkin dengan adanya produksi pangan yang tidak
mencukupi kebutuhan, jumlah anak yang terlalu banyak, kondisi higiene yang kurang
baik, sistem perdagangan dan distribusi yang tidak lancar serta tidak merata.
Kekurangan Energi Protein
Patofisiologi Defisit protein > peningkatan katabolisme lemak dan protein cadangan sehingga jika terjadi berulang akan
mengalami kehilangan cadangan selain itu akan mnegakibatkan defisiensi asam amino esensial dan berdampak
pada gangguan sintesis sel, gangguan sistesis sel akan berakibat pada gangguan perkembangan motorik dan
social mental dan gangguan perkembangan fisik serta adanya gangguan pada sintesis sel darah merah yang
akhirnya menyebabkan terjadinya anemia dan gangguan imunitas sehingga anak akan mudah terserang
penyakit infeksi seperti diare, bronchitis dan bronkopnumonia.
Mekanisme defisit energi juga akan menyebabkan pemecahan protein dan lemak cadangan secara berlebih
sehingga anak akan mengalami hipopriteinemia yang dapat berdampak odema dan hilangnya integritas kulit.
Defisit energi juga akan mengakibatkan defisiensi energi fisik yang selanjutnya akan berdampak pada
hipoalbuminuria dan munculnya gejala gejala seperti odema, sembab, cengeng, apatis selain itu juga mudah
terkena penyakit infeksi.

Gejala klinis Marasmus : Kwashiorkor :


• Berat badan sangat kurang • Edema seluruh tubuh
• Terlihat sangat kurus, hingga tulang terbungkus kulit • Moon face
• Wajah seperti orangtua • Otot mengecil
• Cengeng dan rewel • Anak rewel dan apatis
• Perut cekung • Perut membesar
• Jaringan lemak sangat sedikit bahkan sampai tidak • Pertumbuhan terganggu
ada • Rambut mudah dicabut, tampak kusam kering,
• Tekanan darah dan detak jantung serta pernapasan halus, jarang, dan berubah warna (rambut
kurang jagung)
• Kulit berkeriput • Pitting edema
• Edema (-) • Perlemakan hepar
• Muscle wasting/atrofi otot • Pandangan mata sayu
• Baggy pants
Tatalaksana
Kekurangan Energi Protein
Pencegahan • Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention)
• Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention)
• Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention)

Prognosis Prognosis untuk anak stunting umumnya tetap buruk. Anak-anak yang pulih dari
episode malnutrisi akut yang parah tetap lebih rentan terhadap episode lebih lanjut
selama beberapa bulan ke depan. Tingkat kesembuhan terbaik pada malnutrisi akut
berat
program pengobatan mencapai puncaknya sekitar 90%, dengan sekitar 4 sampai 5%
kematian. Angka kematian jauh lebih tinggi, sekitar 35%, pada anak-anak yang
dirawat di rumah sakit. Episode wasting parah yang tidak diobati membawa sekitar
10 hingga 20% risiko kematian per bulan. Meskipun banyak anak akan pulih secara
spontan, sebagian besar tidak akan pernah kembali ke status gizi awal dan
sepenuhnya berkembang.

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Riskesdas Tahun 2010


2. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat. 2000. Tatalaksana Rumah Sakit pada Penderita Gizi Buruk
3. Kementerian Kesehatan R.I. 2011.Bagan Tatalaksanaan Balita Gizi Buruk. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat, Jakarta.
4. Scrhimsaw, N, S, Viteri, F, E 2010, INCAP Studies Of Kwashiorkor and Marasmus, Food and Nutrition Bulletin vol. 3rd no.1, The United State University, USA.
5. Faradila, Preputri A, dkk. 2012. Kekurangan Energi Protein (KEP). Makassar : Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar
08
Apa komplikasi dan edukasi
yang sesuai dengan
skenario?
Hiponatremia

Kematia Dehidrasi
n

Malnutris Hipokalemia
i
Komplikasi
Gagal ginjal Ganggua
akut n
elektrolit
Syok Gangguan
keseimban
hipovolemik g an asam
basa

1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak. 2011. Bagian Anak Tatalaksana Gizi Buruk. Buku I
dan II
2. Maredante, Karen,J.Nellson. Ilmu Kesehatan Anak Esensial. Ed ke-6. Saunder
Pemberian ASI
Eksklusif

Imunisasi

Edukasi
Pemberian Makanan
Tambahan

Pendidikan Gizi

1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Bina Gizi Dan


Kesehatan Ibu Dan Anak. 2011. Bagian Anak Tatalaksana Gizi Buruk. Buku I dan II
2. Maredante, Karen,J.Nellson. Ilmu Kesehatan Anak Esensial. Ed ke-6. Saunder
09 Apa perspektif islam
berdasarkan skenario?
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad panjang: "Sesungguhnya di dalam surga sudah ada
yang akan menyempurnakan penyusuannya, dan juga termasuk Shiddiq (jujur)." (HR. Ahmad - Kitab: Musnad
penduduk Kufah, Bab: Hadits Al Barra` bin 'Azib Radliyallahu ta'ala' anhu)
 
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

‫ َن‬4‫ اِيَّاهُ تَ ْعبُ ُد ْو‬4‫ت هّٰللا ِ اِ ْن ُك ْنـتُ ْم‬


َ ‫ا ْش ُكر ُْوا نِ ْع َم‬4‫فَ ُكلُ ْوا ِم َّما َر َزقَ ُك ُم هّٰللا ُ َح ٰلاًل طَيِّبًا ۖ  َّو‬
 Artinya : "Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah
nikmat Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya." (QS. An-Nahl 16: Ayat 114).
 
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

‫ت ال َّشي ْٰط ِن ۗ اِنَّهٗ لَـ ُك ْم َع ُد ٌّو ُّمبِي ٌْن‬ ۤ


ِ ‫اَل تَتَّبِع ُْوا ُخطُ ٰو‬4‫ض َح ٰلاًل طَيِّبًا ۖ  َّو‬
ِ ْ‫ٰيا َ يُّهَا النَّا سُ ُكلُ ْوا ِم َّما فِى ااْل َ ر‬
Artinya : "Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah
kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat
168).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai