Anda di halaman 1dari 45

Epidemilologi

Filariasis
EMMA KHUMAIRAH HENTIHU, SKM,M.KES
FILARIASIS
 Merupakan penyakit menular menahun yg disebabkan oleh cacing
filaria, ditularkan oleh nyamuk

 Menimbulkan kecacatan menetap, stigma sosial, hambatan


psikologis
 Menurunkan kwalitas SDM dan menimbulkan kerugian ekononomi
 Merupakan salah satu Penyakit Tropik Terabaikan (NTDs/Neglected
Tropical Diseases). Cat: ada 17 NTDs prioritas WHO, dimana di
Indonesia ada 8 (kusta, frambusia, filariasis, schistosomiasis,
kecacingan (STH), taeniasis, dengue dan chikungunya, rabies)
PETA DISTRIBUSI GLOBAL FILARIASIS

Dunia : 5 Endemic Region Afrika,South East Asia (Indonesia),


Eastern Mediterenian,Western Pacifik and Amerika
 1,1 Miliyar population at risk yang harus mendapatkan MDA
 120 juta terinfeksi Filariasis (Laki, perempuan & anak-anak)
 118 juta kasus (1 juta Cryptic Infection,
74 juta Asymptomatic,
27 juta Hydrocele,16 juta Lymphoedema)
Status Program Eliminasi Dunia, WHO 2014
MDA <100% MDA at 100%
MDA Geographical Surveillance
Geographical
Not Started Coverage
Coverage
Cameroon Benin
Central African Republic Burkina Faso*
Angola Côte d’Ivoire Comoros*
Congo Egypt
Chad Ghana*
DR Congo Togo*
Equatorial Guinea Malawi*
Yemen*
Ethiopia
Eritrea Mali*
Guinea-Bissau Maldives
Niger*
Gabon Madagascar* Sri Lanka*
Kenya* Sierra-Leone
Gambia Brazil Thailand*
Liberia
Guinea Mozambique Domincan Republic* Cambodia*
Haiti* Vietnam*
Sao Tome and Nigeria*
India*
Principe Senegal American Samoa*
Nepal*
Republic of South Uganda*
Brunei Darussalam Cook Islands*
Sudan United Republic of Lao PDR Marshall Islands
Tanzania*
Zambia Malaysia* Niue
Guyana* Fiji
Zimbabwe Sudan Palau
French Polynesia
Bangladesh* Tonga
FSM
Indonesia* Kiribati Vanuatu
New Caledonia
Myanmar* Philippines* Wallis and Futuna
Timor-Leste Samoa
Papua New Guinea Tuvalu

12 22 23 16
SITUASI FILARIASIS DI INDONESIA
(FEBRUARI 2017)

514
Kabupaten/Kota

278 236
Non endemis Endemis Filariasis

51 181 4
Selesai POPM 5 Sedang POPM Belum mulai POPM
Tahun Filariasis Filariasis

8 Kab/kota 44 Kab/kota
Eliminasi Filariasis Tahap Surveilans
Situasi Filariasis di Indonesia Tahun 2017
Distribusi Kasus Kronis Filariasis per
Provinsi
di Indonesia s.d tahun 2014

• Total kasus kronis se Indonesia s/d 2014 adl: 14.932 kasus


• Tersebar di 401 kab/kota di 34 Provinsi
KASUS KRONIS FILARIASIS

Di Kaki Pada Anak Di Tangan

Di Kaki Di Payudara Di Skrotum


PETA ENDEMIS FILARIASIS
PROVINSI MALUKU

Seram Bagian Barat


Buru Maluku Tengah

Ambon Seram Bagian Timur


Buru Selatan

Tual

Kep_Aru
Maluku Tenggara

Maluku tenggara Barat


Maluku Barat Daya
DATA KASUS KRONIS
FILARIASIS TH 2016
KAB/KOTA KASUS KLINIS FILARIASIS
BURU 0
BURU SELATAN 0
TUAL 1
KEP.ARU 1
SBT 2
MALRA 2
KOTA AMBON 2
MBD 2
MTB 7
SBB 8
MALUKU TENGAH 10
PROVINSI MALUKU 35
PENANGGULANGAN FILARIASIS DI INDONESIA

 Pengendalian Kaki Gajah di Indonesia dimulai sejak 45 tahun


yang lalu (1970)
 Pemerintah bertekad mewujudkan Indonesia Bebas Kaki
Gajah tahun 2020
 Untuk mempercepat terwujudnya Indonesia Bebas Kaki Gajah
diadakan Bulan Eliminasi Kaki Gajah (BELKAGA) setiap bulan
Oktober selama 5 tahun (2015-2020)
 Keberhasilan terwujudnya Indonesia Bebas Kaki Gajah
ditentukan oleh dukungan semua pihak baik di jajaran
pemerintah maupun seluruh lapisan masyarakat, termasuk
kalangan swasta dan dunia usaha
Bulan Eliminasi Kaki Gajah
*Tahun 2006-2009 POPM masih dilaksanakan secara parsial
% capaian : jumlah yg diobati per total penduduk di Kab/kota
endemis target POPM
13
CAKUPAN POPM KECACINGAN BERDASARKAN JUMLAH
SASARAN TAHUN 2016-2017
CAKUPAN POPM KECACINGAN BERDASARKAN
JUMLAH SASARAN TAHUN 2016-2017
STRATEGI PENANGGULANGAN FILARIASIS
DI INDONESIA

 Pemberian Obat Pencegahan Massal


(POPM) Filariasis setahun sekali
selama 5 tahun berturut-turut 
Memutuskan mata rantai penularan
filariasis

 Penatalaksanaan Kasus Filariasis


Mencegah dan membatasi kecacatan
HOST
AGENT
 Filariasis di Indonesia disebabkan oleh:
3 Spesies cacing Filaria, yaitu :
• Wuchereria bancrofti
• Brugia malayi
• Brugia timori
 Penyebarannya diseluruh Indonesia baik pedesaan
maupun perkotaan (terutama di pedesaan)
Distribusi Spesies Cacing Filaria dan Nyamuk Penularnya di Indonesia

11 Jawa Tengah B. malayi, W. Ma. uniformis, Cx.


Spesies Cacing bancrofti quinquefasciatus
No Propinsi Spesies Vektor 12 Kalimantan B. malayi
Filaria Ma. uniformis, An. nigerimus
Barat
1 Aceh W. bancrofti, B. Cx. quinquefasciatus, 13 Kalimantan B. malayi
Ma. uniformis, An. nigerimus
Tengah
malayi Ma.
14 Kalimantan B. malayi Ma. uniformis, Ma.
uniformis, Ma. indiana Selatan annulifera, Ma. annulata, Ma.
2 Sumatera B. malayi indiana, Ma. bonneae, Ma.
Utara Ma. uniformis dives, An. nigerimus.

15 Kalimantan B. malayi Ma. bonnea, Ma. uniformis, Ma.


3 Riau B. malayi, W. Ma. uniformis, Ma.
Timur dives
bancrofti dives,
16 NTB W. bancrofti An. subpictus
Ma. bonneae, An. 17 NTT B. timori, W. bancrofti An. barbirostris,
nigerimus An.subpictus,An. aconitus,An.
4 Sumatera B. malayi Mansonia spp, An. vagus
Barat nigerimus 18 Sulawesi B. malayi An. barbirostris, An. dives, Ma.
Selatan uniformis, Ma. annulifera
5 Jambi B. malayi, W. Ma. uniformis, Ma.
19 Sulawesi Tengah B. malayi, W. An. barbirostris
bancrofti indiana, Ma. anulifera, bancrofti

6 Bengkulu B. malayi Ma. uniformis, Ma. No Propinsi Spesies Cacing Filaria Spesies Vektor
annulata, Ma. dives,
20 Sulawesi B. malayi, W. Ma. uniformis, Ma. indiana, Ma.
Ma. bonneae
Tenggara bancrofti dives, An. aconitus, An.
barbirostris, An. nigerimus, Cx.
7 Sumatera B. malayi Ma. uniformis, An. annulirostris, An.
Selatan nigerimus maculatus, Cx. whitmorei
21 Sulawesi Utara B. malayi An. barbirostris
8 Lampung B. malayi Ma.uniformis
22 Maluku B. malayi Ma. uniformis
9 DKI Jakarta W. bancrofti Cx. quinquefasciatus 23 Papua W. bancrofti An. farauti, An. koliensis, An.
punctulatus, An.
bancrofti, Cs. annulirostris, Cx.
10 Jawa Barat B. malayi, W. Cx. quinquefasciatus, 21 bitaeniorhynchus, Cx.
quinquefasciatus, Ae. kochi,
bancrofti Ma. indiana
Ar.subaltabus, Ma.uniformis
Secara Epidemiologi dibagi:
BENTUK
SKEMA PENULARAN FILARIASIS
SIKLUS HIDUP
DALAM TUBUH NYAMUK
HOSPES DEFINITIF
Daur hidup mf
VEKTOR
 Nyamuk merupakan vektor Filariasis
 DiIndonesia ada 23 spesies nyamuk yang
potensial menularkan, dari 5 genus (Mansonia,
Culex, Anopheles, Aedes & Armigeres)
 W. bancrofti tipe perkotaan  Culex
 W. bancrofti tipe pedesaan  Anopheles,
Aedes dan Armigeres
 B. malayi  Mansonia Spp, An.barbirostis
 B. timori  An. barbirostis
LINGKUNGAN
MANIFESTASI KLINIK
STADIUM LANJUT
Gambar 14
Tahapan Umum
Pemberian Obat Massal Pencegahan Filariasis
(POMP Filariasis)

5 th 2 th
2 th

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4


Pelaksanaan Surveilans Tahap 5
Pemetaan Sertifikasi
POMP Periode
Daerah Eliminasi Verifikasi
filariasis dan Stop
Endemis Filariasis (WHO)
Monitoring- POMP
Filariasis Nasional
Evaluasi Filariasis

Catatan:
-Tahap 3 keg: SDJ dan TAS1;
Setiap tahun selama Syarat: Mf rate < 1% -Tahap 2 keg: TAS2;
5 th berturut-turut dan lulus TAS 1 -Tahap 3 keg: TAS3
dengan cakupan POPM - Kab/kota endemis membutuhkan
> 65% total penduduk 9-10 th untuk mencapai eliminasi
Penilaian mf rate
Pengambilan darah filariasis
(DIAGNOSIS)
Sediaan darah
 Menghindari gigitan :
- Kelambu
- Kasa nyamuk
- Obat nyamuk
- Repellen
 Pemberantasan nyamuk :

- PSN
- Managemen / manipulasi lingkungan
05/11/21 45
TERIMA KASIH
Terima kasih

05/11/21 46

Anda mungkin juga menyukai