Anda di halaman 1dari 16

EFEK PANDEMI COVID 19 TERHADAP

KESEHATAN FISIK DAN MENTAL


LANJUT USIA
DEFINISI CORONA VIRUS
Coronavirus Adalah Suatu Kelompok Virus Yang Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-
160 nm. Virus ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk di
Dapat Menyebabkan Penyakit Pada Hewan Atau antaranya adalah kelelawar dan unta. Sebelum terjadinya
Manusia. Beberapa Jenis Coronavirus Diketahui wabah COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat
menginfeksi manusia, yaitu alphacoronavirus 229E,
Menyebabkan Infeksi Saluran Nafas Pada Manusia alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43,
Mulai Dari Batuk Pilek Hingga Yang Lebih Serius betacoronavirus HKU1, Severe Acute Respiratory Illness
Coronavirus (SARS-CoV), dan Middle East Respiratory
Seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS)
Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) (Riedel, 2019).
Dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus Jenis Baru Yang Ditemukan
Menyebabkan Penyakit COVID-19 (WHO, 2020).
Faktor Risiko Coronavirus
 
Klasifikasi Coronavirus Virus yang menyebabkan COVID-19
• Human Coronavirus 229E (Hcov-229e)
menginfeksi orang-orang dari segala usia.
Namun, bukti sampai saat ini menunjukkan
• Human Coronavirus OC43 (Hcov-oc43)
bahwa dua kelompok orang berisiko lebih
• Koronavirus Sindrom Pernapasan Akut Berat (Sars-cov) tinggi terkena penyakit COVID-19 yang parah.
• Human Coronavirus NL63 (Hcov-nl63, New Haven Coronavirus) Ini adalah orang yang lebih tua (yaitu orang di
• Human Coronavirus HKU1 atas 60 tahun tua), dan mereka yang memiliki
kondisi medis yang mendasarinya (seperti
• Koronavirus Terkait Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS- Cov),
Yang Sebelumnya
penyakit kardiovaskular, diabetes, pernapasan
kronis) penyakit, dan kanker). Risiko penyakit
• Dikenal Sebagai Novel Coronavirus 2012 Dan Hcov-emc
parah secara bertahap meningkat dengan usia
• Koronavirus Sindrom Pernapasan Akut Berat 2 (Sars-cov-2), mulai dari sekitar 40 tahun (WHO, 2020).
Sebelumnya Dikenal Dalam dua studi terbaru, para peneliti NYU
• Sebagai 2019-ncov Atau "Novel Coronavirus 2019" (New York University) menyebutkan ada
• Coronavirus Hcov-229e, -NL63, -OC43, Dan -HKU1 Terus Beredar beberapa faktor risiko yang menjadikan Covid-
Dalam Populasi Manusia Dan Menyebabkan Infeksi Pernapasan Pada 19 bisa menginfeksi seseorang lebih parah,
Orang Dewasa Dan Anak-anak Di Seluruh Dunia (Corman Et Al, misalnya, pengaruh usia, obesitas (kegemukan)
2018). dan penyakit kronis (Citroner, G. Healthline,
2020)
Manifestasi Klinis Coronavirus

Infeksi COVID-19 Dapat Menimbulkan Gejala Ringan, Sedang Atau Berat.


Gejala Klinis Utama Yang Muncul Yaitu Demam (Suhu ≥380c), Batuk Dan Kesulitan Bernapas.
Selain Itu Dapat Disertai Dengan Sesak Memberat, Fatigue, Mialgia, Gejala Gastrointestinal
Berikut Sindrom Klinis Yang Dapat Muncul Jika Terinfeksi Menurut PDPI (2020):
• Tidak Berkomplikasi
• Pneumonia Ringan
• Pneumonia Berat Pada Pasien Dewasa
PENEGAKAN DIAGNOSTIK
Pada Anamnesis Gejala Yang Dapat Ditemukan Yaitu, Tiga Gejala Utama: Demam, Batuk Kering
(Sebagian Kecil Berdahak) Dan Sulit Bernapas Atau Sesak. Menurut Yuliana (2020) Penegakan
Diagnostik Sebagai Berikut :
• Pasien Dalam Pengawasan Atau Kasus Suspek / Possible
• Orang Dalam Pemantauan
• Kasus Probable
• Kasus Terkonfirmasi
PEMERIKSAAN PENCEGAHAN
DIAGNOSTIK

Menurut PDPI (2020) :


Tindakan Pencegahan Dan Mitigasi Merupakan Kunci Penerapan Di
• Pemeriksaan Radiologi: Foto Toraks, Ct-scan Toraks, USG Toraks.
Pelayanan Kesehatan Dan Masyarakat. Langkah-langkah
• Pada Pencitraan Dapat Menunjukkan: Opasitas Bilateral, Konsolidasi
Pencegahan Yang Paling Efektif Di Masyarakat Meliputi:
Subsegmental, Lobar Atau Kolaps Paru Atau Nodul, Tampilan
Groundglass. • Melakukan Kebersihan Tangan Menggunakan Hand Sanitizer
• Pemeriksaan Spesimen Saluran Napas Atas Dan Bawah Jika Tangan Tidak Terlihat Kotor Atau Cuci Tangan Dengan
Saluran Napas Atas Dengan Swab Tenggorok(nasofaring Dan Sabun Jika Tangan Terlihat Kotor;
Orofaring) • Menghindari Menyentuh Mata, Hidung Dan Mulut;
Saluran Napas Bawah (Sputum, Bilasan Bronkus, BAL, Bila
Menggunakan Endotrakeal Tube Dapat Berupa Aspirat Endotrakeal
• Terapkan Etika Batuk Atau Bersin Dengan Menutup Hidung Dan
Mulut Dengan Lengan Atas Bagian Dalam Atau Tisu, Lalu
• Bronkoskopi
Buanglah Tisu Ke Tempat Sampah;
• Fungsi Pleura Sesuai Kondisi
• Pemeriksaan Kimia Darah
• Pakailah Masker Medis Jika Memiliki Gejala Pernapasan Dan
Melakukan Kebersihan Tangan Setelah Membuang Masker;
• Biakan Mikroorganisme Dan Uji Kepekaan Dari Bahan Saluran Napas
(Sputum, Bilasan Bronkus, Cairan Pleura) Dan Darah. Kultur Darah Untuk • Menjaga Jarak (Minimal 1 M) Dari Orang Yang Mengalami
Bakteri Dilakukan, Idealnya Sebelum Terapi Antibiotik. Namun, Jangan Gejala Gangguan Pernapasan (KEMENKES, 2020).
Menunda Terapi Antibiotik Dengan Menunggu Hasil Kultur Darah.
• Pemeriksaan Feses Dan Urin (Untuk Investasigasi Kemungkinan
Penularan).
EFEK PANDEMI COVID 19 TERHADAP
KESEHATAN FISIK
Masalah Kesehatan Pada Lansia

 Kurang Bergerak

 Gangguan Buang Air Kecil

 Gangguan Intelektual

 Infeksi

 Gangguan Pancaindera, Komunikasi, Penyembuhan, Dan Kulit

 Sulit Buang Air Besar (Konstipasi)

 Depresi:

 Kurang Gizi

 Penyakit Akibat Obat-obatan

 Gangguan Tidur

 Daya Tahan Tubuh Yang Menurun


Optimalisasi Kualitas Hidup Lansia Di Masa Pandemi COVID-19 Yang Dibisa Diterapkan
Antara Lain :
• Optimalisasi Kualitas Hidup Lansia: Aktivitas Fisik
Aktivitas Fisik Yang Dapat Dilakukan Oleh Lansia Dimasa Pandemi COVID-19, Yaitu: Melakukan
Aktivitas Fisik Yang Cukup Di Rumah, Seperti Olahraga Ringan Di Dalam Rumah Menggunakan
Video Tutorial, Mengurus Tanaman Di Sekitar Rumah Sambil Berjemur Di Pagi Hari, Membuat
Kreativitas Tangan Untuk Melatih Motorik, Membaca Buku Dan Mengisi Teka Teki Silang Untuk
Mencegah Penurunan Kognisi, Beribadah, Memasak Makanan Yang Disukai Atau Aktivitas Lain Yang
Menyenangkan. Selama Melakukan Aktivitas Tersebut Tentunya Perlu Untuk Lansia Tetap
Beraktivitas Di Rumah Saja, Menghindari Keramaian, Menjaga Jarak (1 Meter Atau Lebih) Dengan
Orang Lain, Hindari Bersentuhan, Bersalaman Atau Bercium Pipi, Jauhi Orang Sakit, Serta Tetap
Menjaga Kebersihan Diri Dan Lingkungan
• Optimalisasi Kualitas Hidup Lansia : Status Gizi
Pandemi COVID-19 Memiliki Dampak Yang Sangat Signifikan. Orang-orang Harus Menghabiskan
Lebih Banyak Waktu Di Rumah Dan Mungkin Akan Terjadi Perubahan Konsumsi Makan Menjadi
Kurang Beragam, Serta Meningkatnya Konsumsi Makanan Olahan Dan Berkurangnya Konsumsi
Makanan Bergizi, Termasuk Buah-buahan Dan Sayuran Segar. Permasalahan Kesehatan Lansia
Dikaitkan Dengan Perubahan Lingkungan Dan Status Gizi Mereka. Status Kesehatan Pada Lansia
Ditentukan Oleh Kualitas Dan Kuantitas Asupan Zat Gizi. Kondisi Yang Tidak Sehat, Aktivitas
Fisik Dan Asupan Makanan Yang Kurang Baik Adalah Faktor Utama Penyebab Gangguan Status
Gizi Dan Penurunan Kualitas Hidup. Status Gizi Pada Lansia Perlu Mendapat Perhatian Lebih Agar
Dapat Mengurangi Angka Kesakitan Pada Lansia.
• Optimalisasi Kualitas Hidup Lansia : Sosial Dan Psikologis
Kebutuhan Sosial Merupakan Segala Sesuatu Yang Berhubungan Dengan Interaksi Sesama Dan Saling Menjalin Hubungan
Sosial Terutama Dengan Kerabat, Teman Sebaya, Dsb. Pada Lansia, Kebutuhan Sosial Tidak Dapat Dipenuhi Secara Mandiri
Dengan Kata Lain Diperlukan Bantuan Orang Lain Untuk Memenuhinya Akibat Penurunan Kognitif. Selain Itu, Psikologis
Lansia Juga Tidak Lupa Diperhatikan, Karena Kondisi Lansia Ini Rentan Secara Psikologis. Lansia Membutuhkan Teman
Yang Sabar, Yang Mengerti, Dan Juga Dapat Memahami Kondisinya. Dukungan Keluarga Menjadi Peran Utama Dalam
Masalah Ini, Apabila Lansia Tinggal Di Panti Maka Petugas Panti Dapat Membantu Memenuhi Kebutuhan Sosial Sekaligus
Kebutuhan Psikologis Mereka. Karena Intensitas Waktu Yang Digunakan Lansia Dominan Bersama Petugas Dibandingkan
Dengan Keluarga Karena Keterbatasan Waktu Bertemu. Dalam Mengoptimalkan Kualitas Hidup Lansia Agar Sehat Saat
Pandemi COVID-19 Dapat Dilakukan Dengan Cara Melaih Fungsi Fisik, Mental, Kognitif, Maupun Spiritual. Di Masa
Pandemi Ini, Komunikasi Serta Kegiatan Lansia Harus Tetap Dilakukan Seperti Biasanya Agar Lansia Tidak Merasakan
Kesepian Yang Justru Dapat Berpengaruh Pada Kondisi Psikologisnya Seperti: Stress, Depresi, Cemas, Dan Gangguan
Lainnya. Tetapi Berbeda Dengan Biasanya, Saat Berinteraksi Dengan Lansia Kita Harus Menerapkan Protokol Kesehatan.
Namun Perlu Diketahui Bahwa Lansia Rawan Terkena Virus COVID-19, Ini Diakibatkan Oleh Imunitas Tubuh Yang Rendah
Serta Penyakit Komorbid (Jika Memiliki).
Definisi Gangguan Mental Pada Lansia
Gangguan Mental Pada Lansia Adalah Masalah Kesehatan Yang Menyebabkan Perubahan Emosi,
Pikiran, Dan Perilaku Pada Orang Lanjut Usia.Kondisi Ini Dapat Menyebabkan Lansia Kesulitan
Untuk Berfungsi Sebagaimana Mestinya Dalam Keluarga, Urusan Pekerjaan, Dan Kegiatan Sosial

Ada Beberapa Jenis Gangguan Kejiwaan Yang Lebih Umum Menyerang Lansia, Di Antaranya
Adalah:
• Depresi
• Gangguan Kecemasan
• Bipolar Disorder
• Skizofrenia
Komplikasi Gangguan Mental Pada Lansia

• Gangguan Mental Yang Terjadi Pada Lansia Harus Diobati Segera. Jika Tidak, Bisa Menimbulkan
Berbagai Komplikasi, Di Antaranya:
• Kualitas Hidup Yang Memburuk Karena Sulit Untuk Menjalin Hubungan Dengan Keluarga, Dan
Orang Di Sekitar Dengan Baik.
• Kesehatan Tubuh Menjadi Lebih Buruk. Pada Beberapa Kasus, Kecemasan Dan Stres Bisa
Menyebabkan Penyakit Jantung, Obesitas, Dan Gangguan Pencernaan Kronis.
• Dapat Menyebabkan Cacat Tubuh Atau Kematian Jika Penderitanya Melakukan Percobaan Bunuh Diri
.
• Dampak COVID-19 Terhadap Kesehatan Mental

Isolasi Dan Karantina Mandiri Membuat Orang Cenderung Merasa Diabaikan. Tidak Terkecuali
Orang Tua.Efek Karantina Adalah Kesepian, Kesedihan Dan Stres Berkepanjangan.Penelitian Pendahuluan
Menunjukkan Adanya Peningkatan Depresi, Stres Pascatrauma, Dan Gangguan Penyesuaian Pada Usia
Lanjut. Resiko Bunuh Diri Meningkat Tajam (Perrotta Et Al., 2020). Stres Menurunkan Kekebalan Tubuh.
Keadaan Ini Dapat Memperparah Kondisi Lansia Yang Memang Sudah Lemah Secara Fisik. Pasien Yang
Memiliki Kondisi Psikiatri Sebelumnya Akan Cenderung Mengalami Perburukan (Armitage & Nellums,
2020).
Orang Tua Cenderung Kurang Familiar Dengan Teknologi Komunikasi. Hal Ini Menimbulkan
Kurangnya Kontak Dengan Keluarga. Pembatasan Jarak Fisik Dapat Berujung Menjadi Pembatasan
Kontak Emosional Dan Kasih Sayang Jika Hal Ini Tidak Ditangani Dengan Baik (Banerjee, 2020).
Keadaan Emosional Pasien Demensia Akan Lebih Tidak Stabil Dibandingkan Dengan Lansia Pada
Umumnya. Mereka Akan Merasa Terkurung, Bingung, Bahkan Takut. Kunjungan Anak Dan Saudara Akan
Jauh Berkurang. Di Saat Inilah Para Lansia Harus Berusaha Belajar Memakai Alat Komunikasi Untuk
Kontak Dengan Sanak Saudara Untuk Mengurangi Kesepian. Pada Pasien Dengan Demensia, Komunikasi
Harus Lebih Diperhatikan (Banerjee, 2020).
• Berbagai
Strategi Menjaga Kesehatan Mental Lansia Selama Pandemi
COVID-19
Menjaga Kesehatan Mental Lansia Selama Pandemi COVID-19 Memerlukan Bantuan Dari Semua
Pihak. Keluarga, Petugas Kesehatan, Pemerintah, Dan Lansia Itu Sendiri Wajib Bekerjasama. Yang Harus
Ditingkatkan Adalah Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Lansia Menghadapi Kondisi Pandemi COVID-19
Ini. Adaptasi Dan Bertahan Itulah Kunci Mengatasi Kondisi Pandemi Ini (Perrotta Et Al., 2020). Strategi
Yang Dianggap Penting Untuk Dilakukan Adalah Memastikan Lansia Selalu Menjaga Jarak Fisik,
Mencuci Tangan, Menggunakan Masker, Mengonsumsi Makanan Bergizi, Dan Berolahraga Ringan. Hobi
Yang Bisa Dilakukan Dalam Ruangan Seperti Membaca Buku, Melukis, Maupun Menonton Film Bisa
Tetap Dilakukan. Penjelasan Harus Diberikan Seringkas Mungkin Kepada Lansia. Jika Lansia Mengerti,
Maka Mereka Akan Merasa Aman Dan Damai. Kualitas Hidup Akan Meningkat. Hubungan Sosial
Dengan Keluarga Dan Sahabat Melalui Alat Komunikasi Harus Tetap Dilakukan. Dukungan Emosional
Sangat Penting Untuk Lansia Yang Hidup Sendirian. Mereka Rentan Akan Kecemasan Dan Kebingungan
Selama Periode Yang Tidak Menentu Ini (Banerjee, 2020).
KESIMPULAN
Coronavirus Adalah Suatu Kelompok Virus Yang Dapat Menyebabkan Penyakit Pada Hewan Atau Manusia.
Beberapa Jenis Coronavirus Diketahui Menyebabkan Infeksi Saluran Nafas Pada Manusia Mulai Dari Batuk Pilek
Hingga Yang Lebih Serius Seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) Dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Coronavirus Jenis Baru Yang Ditemukan Menyebabkan Penyakit COVID-19 (WHO,
2020).Virus Yang Menyebabkan COVID-19 Menginfeksi Orang-orang Dari Segala Usia. Namun, Bukti Sampai
Saat Ini Menunjukkan Bahwa Dua Kelompok Orang Berisiko Lebih Tinggi Terkena Penyakit COVID-19 Yang
Parah Adalah Orang Yang Lebih Tua. Masalah Kesehatan pada Lansia yaitu : Kurang Bergerak,Gangguan Buang
Air Kecil,Gangguan Intelektual,Infeksi,Gangguan Pancaindera, Komunikasi, Penyembuhan, Dan Kulit,Sulit Buang
Air Besar (Konstipasi),Depresi,Kurang Gizi,Gangguan Tidur,Daya Tahan Tubuh Yang Menurun
Dampak COVID-19 Terhadap Kesehatan Mental dapat Menurunkan Kekebalan Tubuh. Keadaan Ini Dapat
Memperparah Kondisi Lansia Yang Memang Sudah Lemah Secara Fisik. Menjaga Kesehatan Mental Lansia
Selama Pandemi COVID-19 Memerlukan Bantuan Dari Semua Pihak. Keluarga, Petugas Kesehatan, Pemerintah,
Dan Lansia Itu Sendiri Wajib Bekerjasama. Yang Harus Ditingkatkan Adalah Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku
Lansia Menghadapi Kondisi Pandemi COVID-19 Ini. Adaptasi Dan Bertahan Itulah Kunci Mengatasi Kondisi
Pandemi Ini (Perrotta Et Al., 2020).

Anda mungkin juga menyukai