TIFOID • Masih merupakan penyakit endemik di Indonesia • Insiden demam tifoid bervariasi di tiap daerah dan biasanya terkait dengan sanitasi lingkungan • Penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Salmonella • Kuman penyebab tifoid terdiri dari Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi • Kuman masuk ke dalam tubuh melalui makanan • Sebagian kuman yang masuk akan mati dengan adanya HCl, sebagian lolos dan masuk ke dalam usus • Jika respon imun humoral mukosa usus (IgA) tidak optimal kuman akan menembus sel epitel mukosa usus dan selanjutnya ke lamina propia usus • Di lamina propia kuman akan berkembang biak dan difagosit oleh makrofag • Kuman dapat tetap hidup dalam makrofag, selanjutnya akan dibawa ke plak peyeri di Ileum distal dan kemudian ke kelenjar getah bening mesenterika • Selanjutnya kuman akan ikut aliran limfe samapi ke duktus toraksikus • Kuman akhirnya masuk ke sirkulasi darah bakteremia pertama yg asimtomatik dan menyebar ke seluruh organ retikuloendotelial tubuh t.u hepar dan limpa • Di hepar dan limpa kuman keluar dari makrofag dan berkembang biak di luar sel/di ruang sinusoid menyebar ke sirkulasi darah bakteremia kedua yg simtomatik • Di hepar kuman masuk ke dalam kandung empedu, berkembang biak dan bersama cairan empedu secara intermiten dikeluarkan ke lumen usus • Sebagian kuman menembus lagi epitel usus dan sebagian keluar bersama feces • Kuman yg menembus sel epitel akan mengalami fase yg sama spt pada saat infeksi pertama • Makrofag yg sudah teraktivasi sebelumnya akan mengeluarkan berbagai mediator inflamasi sehingga menimbulkan gejala • Gejala yang sering muncul meliputi : demam, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut, instabilitas vaskular, gangguan mental dan koagulasi • Dalam plak Peyeri makrofag hiperaktif akan menyebabkan reaksi hiperplasi jaringan reaksi hipersensitivitas tipe lambat, hiperplasia jaringan dan nekrosis organ • Perdarahan saluran cerna dapat terjadi karena adanya erosi pembuluh darah sekitar plak Peyer yg mengalami nekrosis • Infeksi kuman Salmonella dapat menyebabkan prforasi pada usus • Komplikasi yang dapat terjadi akibat kuman Salmonella adalah gangguan neuropsikiatrik, kardiovaskuler, pernapasan dan gangguan organ lain • Masa tunas kuman Salmonella 10-14 hari • Minggu pertama infeksi gejala yg muncul sama dengan infeksi akut pada umumnya: demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual,muntah, konstipasi atau diare, perut tidak nyaman, batuk, epistaksis Pemeriksaan Laboratorium • Pemeriksaan darah perifer : leukopenia atau leukositosis, anemia ringan, trombositopenia • Peningkatan SGOT/SGPT • Uji Widal untuk mendeteksi antibodi terhadap kuman Salmonella dengan adanya reaksi antigen antibodi • Uji TUBEX untuk mendeteksi serologi antibodi kuman Salmonella Tata laksana • Istirahat dan perawatan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan • Pemberian antibiotik • Diet: pada demam tifoid tanpa komplikasi pemberian diet nasi dengan lauk dan sayur secar dini tidak akan memperberat penyakit Diare Akut Karena Infeksi • Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dari biasanya atau lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi tinja lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya serta berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu • Diare akut adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 kali sehari (WHO) • Klasifikasi berdasarkan durasi: 1. Diare akut : diare yg berlangsung ≤ 14 hari 2. Diare kronik : diare yg berlangsung > 14 hari Etiologi • Lebih dari 90% disebabkan oleh infeksi, 10% karena sebab lain misalnya obat-obatan, bahan-bahan toksik • Diare akut karena infeksi dapat disebabkan oleh: 1. Bakteri 2. Parasit 3. Virus Patofisiologi • Mekanisme terjadinya diare 1. diare osmotik 2. Diare sekretorik 3. Diare eksudatif 4. Diare dismotilitas Diare Osmotik • Makanan yg tidak dapat diabsorbsi dengan baik di usus halus maka tekanan intraluminer meningkat sehingga menarik cairan plasma ke lumen • Jumlah cairan yg bertambah melebihi kemampuan reabsorbsi kolon menyebabkan terjadinya diare • Diare akan berhenti setelah pasien puasa • Penyebab diare osmotik : intoleransi laktosa, konsumsi laksatif atau antasida Diare sekretorik • Terjadi akibat gangguan transpor elektrolit dan cairan melewati mukosa kolon, hal ini menyebabkan sekresi berlebihan atau absorbsi yg kurang • Penyebabnya adalah toksin bakteri, penggunaan laksatif, reseksi usus, penyakit mukosa usus • Karakter diare ini adalah: feces cair, banyak,tidak nyeri, tidak ada mukus atau darah • Diare tidak berhenti meskipun puasa Diare eksudatif/inflamatorik • Terjadi karena adanya peradangan dan kerusakan mukosa usus • Diare dapat disertai malabsorbsi lemak,cairan dan elektrolit serta hipersekresi dan hipermotilitas • Penyebabnya adalah infeksi bakteri yg bersifat invasif seperti Shigella, Campylobacter, Salmonella, E Coli, Clostridium • Penyebab non infeksi berupa gluten sensitive enteropathy, inflammatory bowel disease atau radiasi Diare dismotilitas • Disebabkan gangguan pergerakan usus sehingga waktu transit di usus pendek dan absorbsi kurang atau karena neuromiopati yang menyebabkan stasis dan overgrowth bakteri • Karakter diare mirip diare sekretorik • Disebabkan oleh hipertiroid, sindrom karsinoid, obat prokinetik, DM atau IBS Komplikasi Diare Akut • Dehidrasi • Gagal ginjal dengan /tanpa asidosis metabolik • Sepsis • Ileus paralitik Tata Laksana Diare Akut • Rehidrasi baik dengan cara per oral, enteral dg NGT atau parenteral • Nutrisi: diberikan 4-6 jam setelah rehidrasi selesai dg prinsip small and frequent feeding • Obat simtomatik:antimotilitas,antisekretori,antispas modik,pengeras feces • Terapi definitif sesuai penyebabnya TERIMA KASIH