Anda di halaman 1dari 24

Pato 3

Tifoid diare akut


TIFOID
• Masih merupakan penyakit endemik di
Indonesia
• Insiden demam tifoid bervariasi di tiap daerah
dan biasanya terkait dengan sanitasi
lingkungan
• Penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman Salmonella
• Kuman penyebab tifoid terdiri dari Salmonella
typhi dan Salmonella paratyphi
• Kuman masuk ke dalam tubuh melalui
makanan
• Sebagian kuman yang masuk akan mati
dengan adanya HCl, sebagian lolos dan masuk
ke dalam usus
• Jika respon imun humoral mukosa usus (IgA) tidak
optimal kuman akan menembus sel epitel mukosa
usus dan selanjutnya ke lamina propia usus
• Di lamina propia kuman akan berkembang biak
dan difagosit oleh makrofag
• Kuman dapat tetap hidup dalam makrofag,
selanjutnya akan dibawa ke plak peyeri di Ileum
distal dan kemudian ke kelenjar getah bening
mesenterika
• Selanjutnya kuman akan ikut aliran limfe samapi ke
duktus toraksikus
• Kuman akhirnya masuk ke sirkulasi darah 
bakteremia pertama yg asimtomatik dan menyebar
ke seluruh organ retikuloendotelial tubuh t.u hepar
dan limpa
• Di hepar dan limpa kuman keluar dari makrofag dan
berkembang biak di luar sel/di ruang sinusoid
menyebar ke sirkulasi darah bakteremia kedua yg
simtomatik
• Di hepar kuman masuk ke dalam kandung
empedu, berkembang biak dan bersama cairan
empedu secara intermiten dikeluarkan ke
lumen usus
• Sebagian kuman menembus lagi epitel usus dan
sebagian keluar bersama feces
• Kuman yg menembus sel epitel akan mengalami
fase yg sama spt pada saat infeksi pertama
• Makrofag yg sudah teraktivasi sebelumnya
akan mengeluarkan berbagai mediator
inflamasi sehingga menimbulkan gejala
• Gejala yang sering muncul meliputi : demam,
malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut,
instabilitas vaskular, gangguan mental dan
koagulasi
• Dalam plak Peyeri makrofag hiperaktif akan
menyebabkan reaksi hiperplasi jaringan
reaksi hipersensitivitas tipe lambat, hiperplasia
jaringan dan nekrosis organ
• Perdarahan saluran cerna dapat terjadi karena
adanya erosi pembuluh darah sekitar plak Peyer
yg mengalami nekrosis
• Infeksi kuman Salmonella dapat menyebabkan
prforasi pada usus
• Komplikasi yang dapat terjadi akibat kuman
Salmonella adalah gangguan neuropsikiatrik,
kardiovaskuler, pernapasan dan gangguan organ lain
• Masa tunas kuman Salmonella 10-14 hari
• Minggu pertama infeksi gejala yg muncul sama
dengan infeksi akut pada umumnya: demam, nyeri
kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual,muntah,
konstipasi atau diare, perut tidak nyaman, batuk,
epistaksis
Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan darah perifer : leukopenia atau
leukositosis, anemia ringan, trombositopenia
• Peningkatan SGOT/SGPT
• Uji Widal  untuk mendeteksi antibodi
terhadap kuman Salmonella dengan adanya
reaksi antigen antibodi
• Uji TUBEX  untuk mendeteksi serologi
antibodi kuman Salmonella
Tata laksana
• Istirahat dan perawatan untuk mencegah
komplikasi dan mempercepat penyembuhan
• Pemberian antibiotik
• Diet: pada demam tifoid tanpa komplikasi
pemberian diet nasi dengan lauk dan sayur
secar dini tidak akan memperberat penyakit
Diare Akut Karena Infeksi
• Diare akut adalah buang air besar dengan
frekuensi yang meningkat dari biasanya atau
lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi
tinja lembek atau cair dan bersifat mendadak
datangnya serta berlangsung dalam waktu
kurang dari 2 minggu
• Diare akut adalah buang air besar encer atau
cair lebih dari 3 kali sehari (WHO)
• Klasifikasi berdasarkan durasi:
1. Diare akut : diare yg berlangsung ≤ 14 hari
2. Diare kronik : diare yg berlangsung > 14 hari
Etiologi
• Lebih dari 90% disebabkan oleh infeksi, 10%
karena sebab lain misalnya obat-obatan,
bahan-bahan toksik
• Diare akut karena infeksi dapat disebabkan
oleh:
1. Bakteri
2. Parasit
3. Virus
Patofisiologi
• Mekanisme terjadinya diare
1. diare osmotik
2. Diare sekretorik
3. Diare eksudatif
4. Diare dismotilitas
Diare Osmotik
• Makanan yg tidak dapat diabsorbsi dengan baik di
usus halus maka tekanan intraluminer meningkat
sehingga menarik cairan plasma ke lumen
• Jumlah cairan yg bertambah melebihi kemampuan
reabsorbsi kolon menyebabkan terjadinya diare
• Diare akan berhenti setelah pasien puasa
• Penyebab diare osmotik : intoleransi laktosa,
konsumsi laksatif atau antasida
Diare sekretorik
• Terjadi akibat gangguan transpor elektrolit dan
cairan melewati mukosa kolon, hal ini
menyebabkan sekresi berlebihan atau absorbsi yg
kurang
• Penyebabnya adalah toksin bakteri, penggunaan
laksatif, reseksi usus, penyakit mukosa usus
• Karakter diare ini adalah: feces cair, banyak,tidak
nyeri, tidak ada mukus atau darah
• Diare tidak berhenti meskipun puasa
Diare eksudatif/inflamatorik
• Terjadi karena adanya peradangan dan kerusakan
mukosa usus
• Diare dapat disertai malabsorbsi lemak,cairan dan
elektrolit serta hipersekresi dan hipermotilitas
• Penyebabnya adalah infeksi bakteri yg bersifat invasif
seperti Shigella, Campylobacter, Salmonella, E Coli,
Clostridium
• Penyebab non infeksi berupa gluten sensitive
enteropathy, inflammatory bowel disease atau radiasi
Diare dismotilitas
• Disebabkan gangguan pergerakan usus
sehingga waktu transit di usus pendek dan
absorbsi kurang atau karena neuromiopati
yang menyebabkan stasis dan overgrowth
bakteri
• Karakter diare mirip diare sekretorik
• Disebabkan oleh hipertiroid, sindrom
karsinoid, obat prokinetik, DM atau IBS
Komplikasi Diare Akut
• Dehidrasi
• Gagal ginjal dengan /tanpa asidosis metabolik
• Sepsis
• Ileus paralitik
Tata Laksana Diare Akut
• Rehidrasi baik dengan cara per oral, enteral dg
NGT atau parenteral
• Nutrisi: diberikan 4-6 jam setelah rehidrasi
selesai dg prinsip small and frequent feeding
• Obat
simtomatik:antimotilitas,antisekretori,antispas
modik,pengeras feces
• Terapi definitif sesuai penyebabnya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai