Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DG ANSIETAS

TK.II
DIII KEPERAWATAN
AKPER SAIFUDDIN ZUHRI INDRAMAYU
Pengertian Kecemasan

• Lazarus (1969), kecemasan merupakan suatu respon dari


pengalaman yang dirasa tidak menyenangkan dan di ikuti
perasaan gelisah, khawatir, dan takut. Kecemasan merupakan
aspek subjektif dari emosi seseorang karena melibatkan faktor
perasaan yang tidak menyenangkan yang sifatnya subjektif dan
timbul karena menghadapi tegangan, ancaman kegagalan,
perasaan tidak aman dan konflik dan biasanya individu tidak
menyadari dengan jelas apa yang menyebabkan ia mengalami
kecemasan.

• The New Encyclopedia Britannica (1990) kecemasan atau anxiety


adalah suatu perasaan takut, kekuatiran atau kecemasan yang
seringkali terjadi tanpa ada penyebab yang jelas

• Alex Sobur: Kecemasan adalah ketakutan yang tidak nyata, suatu


perasaan terancam sebagai tanggapan terhadap sesuatu yang
sebenarnya tidak mengancam
Pengertian Ansietas
 Ketakutan/kekuatiran pada sesuatu yang tdk
jelas dan berhubungan dengan perasaan
tidak menentu dan tak berdaya
(helplessness).
 Perasaan isolasi, terasing, dan terancam
mungkin dialami.
 Individu mempersepsikan kepribadiannya
terancam.
 Manusia mulai merasakan sejak bayi
 Berhenti mati.
Tanda & Gejala Ansietas
 Keluhan-keluhan yang sering dikemukakanoleh orang
yang mengalami ansietas (Hawari,2008) :
1. Cemas, khawatir , firasat buruk, takut akan pikirannya
sendiri, mudah tersinggung
2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut,
3. Takut sendirian, takut keramaian dan banyak orang
4. Gangguan pola tidur, dan mimpi-mimpi yang
menegangkan
5. Gangguan kosentrasi dan daya ingat
6. Keluhan-keluhan somatic misalnya rasa sakit pada otot
dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus), dll
Karakteristik Ansietas
 Mpk emosi dan bersifat subyektif.
 Sumber tdk jelas (takut ~ sumber
jelas).
 Bisa ditularkan
 Terjadi akibat adanya ancaman pada
harga diri, identitas diri.
 Perlu adanya keseimbangan antara
keberanian dan kecemasan
Tingkat Ansietas
1. Ansietas ringan: pd kehidupan sehari-hari.
Individu sadar. Lahan persepsi meningkat
(mendengar, melihat, meraba lebih dari
sebelumnya). Perlu untuk memotivasi
belajar, pertumbuhan, dan kreativitas.
2. Ansietas sedang: lahan persepsi menyempit
(melihat, mendengar, meraba menurun dpd
sblmnya). Fokus pd perhatian segera.
Tingkat Ansietas
3. Ansietas berat: lahan persepsi sangat
sempit, hanya bisa memusatkan
perhatian pd yg detil, tdk yg lain.
Semua perilaku ditujukan untuk
menurunkan ansietas.
4. Panik: hilang kontrol, hanya bisa
menurut perintah
Panik
 Hilang kontrol
 Tak bisa melakukan sesuatu tanpa perintah atau arahan.
 Disorganisasi kepribadian.
 Meningkatnya aktivitas motorik
 Menurunnya kemampuan menghubung-hubungkan.
 Distrosi persepsi
 Hilangnya pikiran rasional
 Hilangnya komunikasi dan fungsi efektif.
 Bila berlangsung berkepanjangan menyebabkan
exhaustion ~ kematian
RENTANG RESPON CEMAS

Respon Respon
Adaptif Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik


Pengkajian
 Faktor Predisposisi
 Faktor Presipitasi
 Mekanisme Koping
 Mekanisme Pertahanan Ego
 Perilaku
Faktor Predisposisi
1. Teori Psikoanalisa: ansietas mpk konflik elemen
kepribadian id dan super ego (dorongan insting
dan hati nurani). Ansietas mengingatkan ego
akan adanya bahaya yg perlu diatasi.
2. Teori interpersonal: ansietas terjadi krn
ketakutan penolakan dlm hub interpersonal.
Dihubungkan dg trauma masa pertumbuhan
(kehilangan, perpisahan) yg menyebabkan
ketdkberdayaan). Idv yg harga diri rendah
mudah mengalami ansietas.
Faktor Predisposisi
 Teori perilaku; ansitas timbul sbg akibat
frustrasi yg disebabkan oleh sesutu yg
mengganggu pencapaian tujuan. Mrpk
dorongan yg dipelajari utk menghindari rasa
sakit/nyeri. Ansietas meningkat jika ada
konflik (konflik ~ ansietas ~ helplessness)
 Kondisi keluarga: ansietas dpt timbul secara
nyata dlm keluarga. Ada overlaps gg ansietas
dan depresi.
Faktor Predisposisi
 Keadaan biologis: dpt dipengaruhi dan
mempengaruhi ansietas. Ansietas
terjadi akibat GABA >>. Ansietas dpt
memperburuk penyakit (hipertensi,
jantung, peptic ulcers). Kelelahan
mengakibatkan idv mudah terangsang
dan merasa ansietas.
Faktor Presipitasi
 Ancaman integritas fisik: ketidakmampuan
fisiologis dan menurunnya kemampuan
melaksanakan ADL.
 Ancaman thd sistem “diri”; mengancam
identitas, harga diri, integrasi sosial. Mis: phk,
kesulitan peran baru.
 Gabungan: penyebab timbulnya ansietas
gabungan dr genetik, perkembangan, stresor
fisik, stresor psikososial.
Perilaku
 Ansietas dpt diekspresikan lgs melalui
perubahan fisiologis dan perilaku scr tdk lgs
melalui timbulnya gejala/mekanisme koping
utk mempertahankan diri dari ansietas.
 Respon fisiologis dpt terjadi pd sistem
kardiovaskuler, pernafasan, meuromuskuler,
GI, perkemihan, dan kulit
 Perilaku: motorik, afektif, kognitif
Efek fisiologis ansietas
 Kardiovaskuler: palpitasi, berdebar-debar,
TD, pinsan, TD, N .
 Pernafasan: P, nafas pendek, dada sesak,
nafas dangkal, rasa tercekik, terengah-engah.
 Neuromuskuler:  refeks, terkejut, mata
berkedip-kedip, insomnia, tremor, kaku-kaku,
gelisah, wajah tegang, kelemahan umum,
gerakan lambat, kaki goyah.
Efek fisiologis ansietas
 Gastrointestinal: hilang nafsu makan,
menolak makan, abdomen tdk nyaman,
nyeri abdomen, mual, perih, diare.
 Sistem perkemihan: tekanan utk b.a.k.,
sering b.a.k.
 Kulit: wajah kemerahan, keringat lokal,
gatal-gatal, rasa panas dingin, wajah
pucat, berkeringat seluruh tubuh.
Respon Perilaku
 Motorik: gelisah, ketegangan fisik, tremor,
sering kaget, bicara cepat, kurang koordinasi,
cenderung celaka, menarik diri, menghindar,
menahan diri, hiperventilasi.
 Kognitif: gg perhatian, tak bisa konsentrasi,
pelupa, salah tafsir, pikiran blocking,
menurunnya lahan persepsi, bingung,
kesadaran diri berlebihan, waspada
berlebihan, hilangnya obyektivitas, takut
hilang kontrol, takut luka/mati.
Respon Perilaku
 Afektif: tdk sabar, tegang, nervous,
takut berlebihan, teror, gugup, sangat
gelisah.
Mekanisme Koping
1. Task Oriented (orientasi pd tugas)
 Dipirkan utk memecahkan masalah, konflik,
memenuhi kebutuhan.
 Realistis memenuhi tuntutan situasi stres
 Disadari dan berorientasi pd tindakan
 Berupa reaksi: melawan (mengatasi rintangan
utk memuaskan kebutuhan), menarik diri
(menghilangkan sumber ancaman fisik atau
psikologis), kompromi (mengubah cara, tujuan
utk memuaskan kebutuhan)
Mekanisme Koping
2. Ego oriented:
 Task oriented tdk selalu berhasil
 Melindungi “self”
 Berguna pd ansietas ringan ~ sedang
 Melindungi dr perasaan inadequacy dan
buruk
 Berupa penggunaan mekanisme
pertahanan diri (defens mechanism)
Defens Mechanism
 Rasionalisasi
 Kompensasi
 Reaksi formasi
 Denial
 Regresi
 Displacement
 Represi
 Disosiasi
 Splitting /
 Identifikasi
pemisahan
 Intelektualisasi  Sublimasi
 Introyeksi  Supresi
 Isolasi  Undoing
 Proyeksi
MEKANISME PERTAHANAN EGO
 KOMPENSASI
 Proses dimana seseorang memperbaiki
penurunan citra diri dengan secara tegas
menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang
dimiliki.
 DENIAL
 Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas
dengan mengingkari realitas tersebut
 PEMINDAHAN / DISPLACEMENT
 Pengalihan emosi yang semula ditujukan
pada seseorang atau benda kepada orang
atau benda lain yang biasanya netral atau
lebih sedikit mengancam dirinya.
 DISOSIASI
 Pemisahan suatu kelompok proses mental
atau perilaku dari kesadaran atau
identitasnya.
 IDENTIFIKASI
 Proses dimana seseorang untuk menjadi
seseorang yang ia kagumi berupaya dengan
menirukan pikiran-pikiran, perilaku dan selera
orang tersebut.
 INTELEKTUALISASI
 Penggunaan logika dan alasan yang
berlebihan untuk menghindari pengalaman
yang mengganggu perasaannya
 INTROJEKSI
 Suatu jenis identifikasi yang kuat dimana
seseorang mengambil dan melebur nilai-nilai
dan kualitas seseorang atau suatu kelompok
ke dalam struktur egonya sendiri , merupakan
“hati nurani”.
 ISOLASI
 Pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran
yang mengganggu dapat bersifat sementara
atau berjangka lama.
 PROYEKSI
 Pengalihan buah pikiran pada diri sendiri
kepada orang lain terutama keinginan,
perasaan emosional dan motivasi yang tidak
dapat ditoransi.
 RASIONALISASI
 Mengemukakan penjelasan yang tampak logis
dan dapat diterima masyarakat untuk
menghalalkan atau membenarkan impuls,
perasaan, perilaku dan motif yang tidak dapat
diterima.
 REAKSI FORMASI
 Pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia
sadari, yang bertentangan dengan apa yang
sebenarnya ia rasakan atau ingin lakukan.
 REGRESI
 Kemunduran akibat stress terhadap perilaku
dan merupakan ciri khas dari suatu taraf
perkembangan yang lebih dini.
 REPRESI
 Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran ,
impuls atau ingatan yang menyakitkan atau
bertentangan dari kesadaran seseorang ; merupaakan
pertahanan ego yang primer yang cenderung diperkuat
oleh mekanisme yang lain.
 PEMISAHAN / SPLITTING
 Sikap mengelompokkan orang atau keadaan hanya
sebagai semuanya baik atau semuanya buruk; kegagalan
untuk memadukan nilai-nilai positif dan negatif di dalam
diri sendiri.
 SUBLIMASI
 Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia
artinya dimata masyarakat untuk suatu dorongan
yang mengalami halangan dalam penyalurannya
secara normal.
 SUPRESI
 Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme
pertahanan tetapi sebetulnya merupakan analog
represi yang disadari , pengesampingan yang
disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran
seseorang, kadang-kadang dapat mengarah pada
represi yang berikutnya.
 UNDOING
 Tindakan atau perilaku atau komunikasi
yang menghapuskan sebagian dari
tindakan / perilaku atau komunikasi
sebelumnya.
Diagnosis Keperawatan
Menurut NANDA:
 Ansietas
 Koping individu tidak efektif
 Takut
Contoh dx lengkap:
 Ansietas berat b.d. konflik seksual ditandai dg mencuci tangan
berulang-ulang, pikiran kotor dan adanya kuman yg sering
timbul.
 Ansietas sedang b.d. prestasi sekolah yg buruk dimanifestasikan
dg denial dan rasionalisasi yg berlebihan.
 Koping individu tak efektif b.d. kematian anak, dimanifestasikan
dg ketdkmampuan mengingat kembali peristiwa kecelakaan.
Tujuan
 Menurunkan tingkat
kecemasan klien.
 Mendukung dan
melindungi klien
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik
Tujuan: memberi dukungan, melindungi,
dan menurunkan tingkat ansietas pada
tkt sedang atau ringan.
 Bina hubungan saling percaya dan

terbuka: dengarkan keluhan, dukung


utk menceritakan perasaan, jawab
pertanyaan scr lags, menerima tanpa
pamrih, hargai pribadi klien.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik
 Sadari dan kontrol perasaan diri
perawat: bersikap terbuka sesuai
perasaan, terima perasaan positif
maupun negatif termasuk
perkembangan ansietas, menggali
penyebab ansietas, pahami perasaan
diri secara terapeutik.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik
 Yakinkan klien ttg manfaat mekanisme koping
yg bersifat melindungi dan tdk memfokuskan
diri pd perilaku maladaptif: terima dan
dukung klien; tdk menentang klien; nyatakan
perawat bisa memahami rasa sakit tetapi tdk
memfokuskan pada rasa tersebut; beri
umpan balik thd perilaku, stresor, dampak
stresor dan sumber koping; dukung ide keh
fisik berhub dg kesehatan mental; batasi
perilaku maladaptif dg cara suportif.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik
 Identifikasi dan mencoba menurunkan situasi
yg menimbulkan ansietas: sikap tenang;
lingkungan tenang; batasi kontak dg klien
lain; identifikasi dan modifikasi hal yg
menimbulkan cemas; terapi fisik: mandi air
hangat, pijat
 Anjurkan melakukan aktivitas di luar yg
menarik; share aktivitas yg sering dilakukan;
latihan fisik; buat rencana harian; libatkan
keluarga dan support system.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Berat - Panik
 Tingkatkan kesehatan fisik: beri obat-
obatan yg meningkatkan rasa nyaman;
observasi efek samping obat dan beri
pendidikan kesehatan yang sesuai.
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Sedang
1. Bina hubungan saling percaya:
 Dengar dengan hangat dan responsif
 Beri waktu kepada klien untuk berespon
 Beri dukungan utk ekspresi diri.
2. Perawat menyadari dan mengenal
ansietasnya sendiri:
 Kenali perasaan diri
 Kenali sikap dan perilaku perawat yg berdampak negatif
pd klien
 Bersama klien menggali perilaku dan respon shg dapt
belajar dan berkembang
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Sedang
3. Bantu klien mengenal ansietasnya:
 Bantu klien mengekspresikan perasaan.
 Bantu klien menghubungkan perilaku dg perasaan klien.
 Memvalidasi kesimpulan dan asumsi.
 Pertanyaan terbuka.
4. Memperluas kesadaran berkembangnya
ansietas:
 Bantu klien menhubungkan situasi dan interaksi yg
menimbulkan ansietas.
 Bantu klien meninjau kembali penilaian klien thd stresor yg
dirasa mengancam dan menimbulkan konflik.
 Mengaitkan pengalaman saat ini dg pengalaman masa lalu
Tindakan Keperawatan pd
Ansietas Sedang
5. Bantu klien mempelajari koping yg baru
 Menggali pengalaman klien menghadapi ansietas
sebelumnya.
 Tunjukkan akibat negatif koping yg saat ini.
 Dorong klien untuk mencoba koping adaptif yg lalu
 Memusatkan tanggung jawab perubahan pada klien
 Terima peran aktif klien. Mengaitkan hubungan sebab-
akibat keadaan ansietasnya.
 Bantu klien menyusun kembali tujuan memodifikasi
perilaku
 Anjurkan penggunaan koping yg baru
 Didik klien untuk memakai ansietas ringan untuk
pertumbuhan diri.
 Dorong aktivitas fisik untuk menyalurkan energi
 Mengerahkan dukungan sosial ~ koping adaptif
diterapkan oleh klien.

Anda mungkin juga menyukai