Muhammad Nuralim Mallapasi

Tim Brigade Siaga Bencana

RS. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO
Makassar
 Latar Belakang
• Indonesia selalu rawan bencana (alam/ulah
manusia)
• Kedaruratan --> masalah sosial &
KESEHATAN masyarakat
• Perlu perubahan paradigma
Lama    Baru
- tanggap darurat - pencegahan
- rehabilitasi - mitigasi
- kesiapsiagaan
I
PEMPROP DINKES
SKN SPM I.S 2010 etc
Gubernur PROP

Perda
(UKM/UKP) (Rwt Inap
-Paradigma sehat Renstra - SK
Rwt Jalan Renstrada - Kebijakan
-Profesionalisme
Darurat
Kes. Kerja -Desentralisasi
Jiwa

PELAYANAN KESEHATAN

YANKES YANKES YANKES YAKES

DASAR RUJUKAN KHUSUS PENUNJANG

Antar + interpelasi

Enviroment Sistim Pembiayaan Manajemen

Kesehatan
Adalah
Hak asasi
Manusia

Masyarakat PELAYANAN
KESEHATAN

Kesehatan
Adalah
investasi
 PERMASALAHAN
1. Kesiapsiagaan tingkat pusat dan daerah belum
optimal, Contingensi Plan untuk bencana belum
seluruhnya ada
2. Manajemen Sistem Informasi belum optimal
3. Keterbatasan dukungan logistik dan sumber
daya lainnya
4. Mobilisasi SDM kesehatan masih sulit
5. Belum ditanggulangi dgn baik PTS (Post
Traumatic Stress)
6. Koordinasi LP & LS masih belum optimal
7. Terbatasnya anggaran penanggulangan
bencana di daerah
 Kondisi yg diharapkan
Terwujudnya :

• Peningkatan upaya pencegahan, mitigasi &

kesiapsiagaan dg memperkuat koordinasi lintas
program & lintas sektor serta menggalang PSM
• Peningkatan kerjasama dng instansi2 Pusat maupun
Daerah yg terkait , POLRI serta TNI .
• Peningkatan kerjasama & kemitraan dgn berbagai
Org.Internasional
• Sistem Info Penanggulangan bencana yg optimal
• Masyarakat yg sadar bencana & berkembangnya
‘Safe Community ‘ atau gerakan masy yg peduli kes &
rasa aman
 PBP
SATKORLAK BSB
SATLAK

 Tim Propinsi
-Role
 Tim Kabupaten
-Responsibility
 Tim Kecamatan
-Legitimasi

PRA SAAT
BENCANA BENCANA  Kompetensi Petugas
Kesehatan
BENCANA
 Sarana Prasarana
 GEOMAPPING
PASCA
BENCANA
 Organisasi Penanggulangan Bencana
Bakornas PBP

Menkes

Sesjen Depkes
- PPMK
- Yanmedik
RS Rujukan
- Binkesmas
Wil.
- PPM & PL

RS A/B/Prop Dinkes Prop. Gub./Satkorlak PBP

RS C
Dinkes Kab./Kota Bupati/Satlak PBP

Puskesmas Camat
 SIKLUS MANAJEMEN
PENANGGULANGAN BENCANA

KESIAPSIAGAAN

TANGGAP
MITIGASI Pra Bencana Saat Bencana
DARURAT

PENCEGAHAN
Pasca Bencana
PEMULIHAN/REHABILITASI
REKONSTRUKSI
Kesiapsiagaan Tanggap
Darurat
BENCANA
Kajian Darurat
Rencana Operasional
Rencana Kontinjensi
Bantuan
Pengkajian Darurat
Peringatan dini
Koordinasi

Manajemen Informasi Pemulihan

Mitigasi Mobilisasi Sumber Rehabilitasi

Keterkaitan Nas & Int’l
Perencanaan Kesiapan
Pencegahan Penuntasan

Pencegahan & Pembangunan Kembali Pasca

Mitigasi Gawat Darurat
 KOMPONEN
KESIAPSIAGAAN
Pembuatan Rencana
Analisis Resiko
Peta Rawan Kontinjensi

Kewaspadaan Mekanisme Manajemen

Dini Respons Informasi

Mobilisasi Pendidikan/ Koordinasi

Sumber Daya Pelatihan Linprog, Linsek
 PETA GEOMEDIK

MERUPAKAN KOMPONEN UTAMA

DALAM KEBERHASILAN SISTEM
PENANGGULANGAN GAWAT
DARURAT TERPADU (SPGDT )
 GEOMEDIK:PENGARUH PERUBAHANAN
“LINGKUNGAN” TERHADAP KESEHATAN

1. BENCANA ALAM: BANJIR, LETUSAN

GUNUNG BERAPI, TANAH LONGSOR DLL
2. KECELAKAAN: TRANSPORTASI
3. KEJADIAN LUAR BIASA AKIBAT WABAH
PENYAKIT/KERACUNAN DLL
4. PERILAKU MANUSIA: BOM,kebakaran
PERANG,PERKELAHIAN DLL
5. EKONOMI: KELAPARAN-KURANG GIZI
 TUJUAN PETA GEOMEDIK

1.ANALISA SUMBERDAYA: TENAGA, SARANA,

PRASARANA, FASILITAS KESEHATAN
2.ANALISA POTENSI PERUBAHAN “ LINGKUNGAN”
3.ANALISA KEMAMPUAN PENANGGULANGAN
PERUBAHAN LINGKUNGAN
4.MENGARAHKAN PERENCANAAN, ALOKASI,
PENINGKATAN: SUMBERDAYA AGAR MAMPU
MENGATASI PERUBAHAN LINGKUNGAN
 RESOURCES
MAP

COMMUNITY
&
HAZARD MAP
ENVIRONMENT
MAP GEOMEDIC
MAPPING
COMPONENT

VULNERABLE
RISK MAP
MAP
 1.RESOURCE MAP:
( PROPINSI-KAB-KECAMATAN )

1. MANUSIA:JUMLAH DAN JENIS

TENAGA MEDIS-PARAMEDIS-
PENUNJANG/ NON KESEHATAN
YANG TERLATIH
2. SARANA-PRASARANA KESEHATAN:
RS-PUSK-KLINIK-OBAT
3. SARANA PENUNJANG: KOMUNIKASI-
TRANSPORTASI
 2.HAZARD MAP (PROP-KAB-KEC)
JENIS DAN KARAKTERISTIK FENOMENA YANG
BERPOTENSI MENIMBULKAN ANCAMAN
THD KEHIDUPAN-KESEJAHTERAAN-HARTA
BENDA DAN LINGKUNGAN

1. BENCANA ALAM
2. BUATAN MANUSIA: TEKNOLOGI (BOM,
KEBAKARAN, KECELAKAAN)
3. KONFLIK SOSIAL
4. KELAPARAN
5. WABAH PENYAKIT
 3. RISK MAP

SAMA DG HAZARD MAP

MENGGAMBARKAN RISIKO
TERJADINYA HAZARD
 4.VULNERABILITY MAP
(PROP-KAB-KEC)

DISTRIBUSI ELEMEN (DEMOGRAFI-KULTUR-

EKONOMI-INFRASTRUKTUR-LINGKUNGAN) YANG
DAPAT RUSAK AKIBAT HAZARD

• SUSCEPTIBILITY: TINGKAT PEMAPARAN

MASYARAKAT
• RESILIENCE: KAPASITAS MASYARAKAT
(CONTINGENCY PLANNING)
4.VULNERABILITY MAP TERDIRI DARI
A. DEMOGRAFI :
1. DISTRIBUSI PENDUDUK
2. KLP RENTAN DAN RISIKO TINGGI
3. TKT KES DAN TKT PENDIDIKAN
4. KESADARAN TTG HAZARD
5. KETRAMPILAN MASY
6. MOBILITAS PDDK

B. KULTUR/ BUDAYA:
1. TRADISI, AGAMA, ETNIS
2. NILAI-NILAI SOSIAL
3. PERILAKU THD HAZARD
4. JENIS MAKANAN YG DIKONSUMSI
5. KEBIASAAN MAKAN
 4.VULNERABILITY MAP

C. EKONOMI
1. PERDAGANGAN
2. PERTANIAN
3. INVESTASI
4. INDUSTRI
5. KEKAYAAN

D. INFRASTRUKTUR:
1. JARINGAN KOMUNIKASI
2. JARINGAN TRANSPORTASI
3. PELAYANAN ESENSIAL
4. ASSET MASYARAKAT
5. STRUKTUR PEMERINTAHAN
 4.VULNERABILITY MAP

E. LINGKUNGAN
1. LANDFROMS
2. GEOLOGI
3. FLORA DAN FAUNA
4. PENGAIRAN
5.COMMUNITY & ENVIRONMENTAL MAP

1) DEMOGRAFI
2) VULNERABLE GROUPS
3) TEMPAT POTENSI SHELTER
4) FOCAL POINT KESIAGAAN MASY
5) INSTITUSI PELAYANAN DARURAT
6) KEDIAMAN PEJABAT PENTING
7) TEMPAT DISTRIBUSI MAKANAN
8) JARINGAN KOMUNIKASI-TRANSPOT
 PRASYARAT PENYUSUNAN PETA
GEOMEDIK YG EFEKTIF

I. BERFIKIR SISTEM
II. PERGESERAN MODEL MENTAL
III. PENGUASAAN PRIBADI
IV.VISI BERSAMA TENTANG SPGDT
V.KERJASAMA (TEAM WORK)
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN
PETA GEOMEDIK DI KAB-KOTA-PROP (1)

MULAI DARI TINGKAT KECAMATAN

I. DATA DASAR DAN DATA POTENSI
BENCANA
• DATA DASAR: demografi-geografi-
epidemiologi-sumber daya
• DATA POTENSI BENCANA: hazard dan
lokasinya-vulnerable groups dan lokasinya
• MENGISI FORMAT YG TELAH ADA (9
TABLE DAN 5 PETA)
 LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN
PETA GEOMEDIK DI KAB-KOTA-PROP (2)
II. ANALISA DATA:
1. POTENSI ANCAMAN/HAZARD
2. SEVERITY HAZARD
3. POTENSI PENANGGULANGAN:
-SUMBERDAYA KES
-SUMBERDAYA NON KES
-SISTEM YANG BERLAKU: SPGDTS-
SPGDT-B; SATKORLAK DLL

III. DISPLAY HASIL ANALISA DATA

AKSES 24 JAM
 RATA-RATA CURAH HUJAN
BULANAN DI MAKASSAR
700

600
MAKASSAR BULAN
500 KERING MEI -
OKTOBER
400
BULAN BASAH
300
NOPEMBER – APRIL.
CURAH HUJAN
200 MAXIMUM BULANAN
1345 MM PADA
100 DESEMBER 1996
0
Jan Feb Mrt Apr Mei Juni Juli Agus Sep Okto Nop Des

rata-rata
batas
 RATA-RATA CURAH HUJAN
BULANAN DI KABUPATEN MAROS
RATA-RATA
BATAS
700

600 MAROS BULAN

KERING MEI –
500 OKTOBER.
400
BULAN BASAH
NOPEMBER - APRIL.
300 CURAH HUJAN
MAXIMUM BULANAN
200 1416 MM PADA
JANUARI 1999
100

0
JAN PEB MART APR MEI JUNI JULI AGS SEP OKT NOP DES
 RATA-RATA CURAH HUJAN
BULANAN DI KABUPATEN PANGKEP
RATA-RATA
BATAS
600
PANGKEP BULAN
500
KERING MEI –
OKTOBER.
400 BULAN BASAH
NOPEMBER –
300 APRIL.
CURAH HUJAN
200
MAXIMUM
BULANAN 1130 MM
100
PADA DESEMBER
1987
0
JAN PEB MART APR MEI JUNI JULI AGS SEP OKT NOP DES
 RATA-RATA CURAH HUJAN
BULANAN DI KABUPATEN BARRU
RATA-RATA
BATAS
600
BARRU BULAN
500
KERING MEI -
OKTOBER
400 BULAN BASAH
NOPEMBER –
300 APRIL.
CURAH HUJAN
200 MAXIMUM
BULANAN 1540 MM
100
PADA DESEMBER
1987
0
JAN PEB MART APR MEI JUNI JULI AGS S EP OKT NOP DES
 RATA-RATA CURAH HUJAN
BULANAN DI KABUPATEN SOPPENG
RATA-RATA
BATAS
200

180 SOPPENG BULAN

160
KERING AGUSTUS
– NOPEMBER DAN
140
JANUARI – MARET.
120
BULAN BASAH
100
APRIL – JULI.
80
CURAH HUJAN
60 MAXIMUM
40 BULANAN 539 MM
20 PADA JUNI 1984
0
JAN PEB MART APR MEI JUNI JULI AGS S EP OKT NOP DES
 RATA-RATA CURAH HUJAN
BULANAN DI PARE-PARE
RATA-RATA
BATAS
500

450 PARE-PARE BULAN

400
KERING MEI -
OKTIBER
350
BULAN BASAH
300
NOPEMBER - APRIL
250
CURAH HUJAN
200
MAXIMUM BULANAN
150 1043 MM PADA
100 BULAN DESEMBER
50 1987.
0
JAN PEB MART APR MEI JUNI JULI AGS S EP OKT NOP DES
 RATA-RATA CURAH HUJAN
BULANAN DI SIDRAP
RATA-RATA
BATAS
250
SIDRAP BULAN
KERING JUL –
200 NOPEMBER DAN
JANUARI – MARET.
150 BULAN BASAH
DESEMBER DAN
APRIL – JUNI.
100
CURAH HUJAN
MAXIMUM
50
BULANAN 468 MM
PADA BULAN
0 APRIL 1984.
JAN PEB MART APR MEI JUNI JULI AGS S EP OKT NOP DES
 RATA-RATA CURAH HUJAN
BULANAN DI PINRANG
RATA-RATA
BATAS
350
PINRANG BULAN
300
KERING JULI –
250 SEPTEMBER.
200
BULAN BASAH
OKTOBER – JUNI.
150
CURAH HUJAN
100 MAXIMUM
BULANAN 800 MM
50
PADA BULAN
0 APRIL 1998.
JAN PEB MART APR MEI JUNI JULI AGS S EP OKT NOP DES
 RATA-RATA CURAH HUJAN
BULANAN DI ENREKANG
RATA-RATA
BATAS
300
ENREKANG
250 BULAN KERING
AGUSTUS –
200 PEBRUARI.
BULAN BASAH
150
MARET – JULI.
CURAH HUJAN
100
MAXIMUM
50
BULANAN 868 MM
PADA BULAN
0
MARET 1991.
JAN PEB MART APR MEI JUNI JULI AGS S EP OKT NOP DES
 RATA-RATA CURAH HUJAN
BULANAN DI TANA TORAJA
RATA-RATA
BATAS
350
TANA TORAJA
300 BULAN KERING
JULI – OKTOBER.
250
BULAN BASAH
200 NOPEMBER –
JUNI.
150
CURAH HUJAN
100 MAXIMUM
BULANAN 617
50 MM PADA BULAN
MARET 1994.
0
JAN PEB MART APR MEI JUNI JULI AGS S EP OKT NOP DES
 RATA-RATA CURAH HUJAN BULANAN DI
LUWU UTARA MASAMBA
RATA-RATA
BATAS
500 MASAMBA
450 (STASIUN
400
METEOROLOGI)
SEPANJANG
350
TAHUN MUSIM
300
HUJAN (BULAN
250 BASAH)
200 CURAH HUJAN
150 MAXIMUM
100 BULANAN 1340
50 MM PADA BULAN
JULI 1989.
0
JAN PEB MART APR MEI JUNI JULI AGS SEP OKT NOP DES
 RATA-RATA CURAH HUJAN
BULANAN DI LUWU
RATA-RATA
BATAS
350 LUWU BULAN
KERING
300
SEPTEMBER –
250
PEBRUARI.
BULAN BASAH
200 MARET –
150
AGUSTUS.
CURAH HUJAN
100 MAXIMUM
50
BULANAN 595 MM
PADA BULAN JULI
0
JAN PEB MART APR MEI JUNI JULI AGS S EP OKT NOP DES
1981.
 RATA-RATA CURAH HUJAN
BULANAN DI WAJO
RATA-RATA
BATAS
300 WAJO BULAN
KERING JULI -
250
MARET.
200 BULAN BASAH
APRIL - JUNI.
150
CURAH HUJAN
100 MAXIMUM
BULANAN 818 MM
50
PADA BULAN
0 JULI 1998.
JAN PEB MART APR MEI JUNI JULI AGS S EP OKT NOP DES
 RATA-RATA CURAH HUJAN
BULANAN DI BONE
RATA-RATA
BATAS
350 BONE BULAN
300 KERING AGUSTUS
– NOPEMBER.
250
BULAN BASAH
200
DESEMBER – JULI.
150
CURAH HUJAN
100 MAXIMUM
50
BULANAN 857 MM
PADA BULAN JUNI
0
JAN PEB MART APR MEI JUNI JULI AGS S EP OKT NOP DES
1995
 RATA-RATA CURAH HUJAN
BULANAN DI SINJAI
RATA-RATA
BATAS
600 SINJAI BULAN
KERING
500
SEPTEMBER DAN
400 OKTOBER.
BULAN BASAH
300
NOPEMBER –
200 AGUSTUS.
CURAH HUJAN
100
MAXIMUM BULANAN
0 1105 MM PADA
JAN PEB MART APR MEI JUNI JULI AGS S EP OKT NOP DES
BULAN JUNI 1995.
 RATA-RATA CURAH HUJAN
BULANAN DI BULUKUMBA
RATA-RATA
BATAS
350 BULUKUMBA
300
BULAN KERING
AGUSTUS -
250
NOPEMBER.
200 BULAN BASAH
150 DESEMBER - JULI.
100
CURAH HUJAN
MAXIMUM BULANAN
50
779 MM PADA
0 BULAN JUNI 1995.
JAN PEB MART APR MEI JUNI JULI AGS S EP OKT NOP DES
 RATA-RATA CURAH HUJAN
BULANAN DI BANTAENG
RATA-RATA
BATAS
200

180 BANTAENG
160 BULAN KERING
140 JULI - APRIL.
120
BULAN BASAH
100
MEI - JUNI.
80
CURAH HUJAN
60
MAXIMUM
40
BULANAN 432 MM
20
0
PADA BULAN
JAN PEB MART APR MEI JUNI JULI AGS S EP OKT NOP DES JANUARI 1991.
 RATA-RATA CURAH HUJAN
BULANAN DI SELAYAR
RATA-RATA
BATAS
700 SELAYAR BULAN
600 KERING AGUSTUS -
OKTOBER.
500
BULAN BASAH
400
NOPEMBER - JULI.
300
CURAH HUJAN
200 MAXIMUM BULANAN
100
581 MM PADA BULAN
MEI 1984.
0
JAN PEB MART APR MEI JUNI JULI AGS S EP OKT NOP DES
 RATA-RATA CURAH HUJAN
BULANAN DI JENEPONTO
RATA-RATA
BATAS JENEPONTO BULAN
200
KERING PEBRUARI –
180
DESEMBER.
160

140 BULAN BASAH

120 JANUARI.
100 CURAH HUJAN
80
MAXIMUM BULANAN
60
624 MM PADA BULAN
40
JANUARI 1986.
20
0
JAN PEB MART APR MEI JUNI JULI AGS S EP OKT NOP DES
 RATA-RATA CURAH HUJAN
BULANAN DI TAKALAR
RATA-RATA
BATAS TAKALAR BULAN
700
KERING APRIL –
600 OKTOBER.
500 BULAN BASAH
400
NOPEMBER –
MARET.
300
CURAH HUJAN
200 MAXIMUM BULANAN
100 1614 MM PADA
BULAN FEBRUARI
0
JAN PEB MART APR MEI JUNI JULI AGS S EP OKT NOP DES 1977.
 RATA-RATA CURAH HUJAN BULANAN DI
GOWA (STASIUN GEOFISIKA)
RATA-RATA
BATAS
GOWA BULAN
800 KERING MEI –
700 OKTOBER.
600 BULAN BASAH
500 NOPEMBER – APRIL.
400 CURAH HUJAN
300 MAXIMUM BULANAN
200
1405 MM PADA
BULAN DESEMBER
100
1987.
0
JAN PEB MART APR MEI JUNI JULI AGS S EP OKT NOP DES
 RATA-RATA CURAH HUJAN
BULANAN DI MALINO
RATA-RATA
BATAS
900

800 MALINO BULAN

700
KERING JULI -
OKTOBER.
600
BULAN BASAH
500
NOPEMBER – JUNI.
400
CURAH HUJAN
300
MAXIMUM BULANAN
200 2015 MM PADA BULAN
100 JANUARI 1989.
0
JAN PEB MART APR MEI JUNI JULI AGS S EP OKT NOP DES
PLATE TEKTONIK DUNIA
 TEKTONIK
SULAWESI & MALUKU
 TEKTONIK
SULAWESI SELATAN

NORTH MAKASSAR
BASIN

SADDANG FAULT

SOUTH MAKASSAR
BASIN
BONE BASIN

MIDDLE TERTIARY
SPREADING

NEOGENE SPREADING
 GEMPA GEMPA
MAMUJU MAMUJU
8 APRIL 1993 6 SEPT 1972

GEMPA GEMPA PINRANG

TINAMBUNG 28 SEPT 1997
11 APRIL 1967

GEMPA GEMPA ULAWENG

MAJENE 8 APRIL 1993
23 FEB 1969

GEMPA
BULUKUMBA
29 DES 1828
 PETA SEISMISITAS
WILAYAH SULAWESI SELATAN
1995 – 2005 MAGNITUDO >=4 SR
 INTENSITAS MAKSIMUM
WILAYAH SULSEL PERIODE 100 TH
 MODEL PERCEPATAN TANAH
UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN WILAYAH SULSEL
METODE MURPHY O’BRIEN
 AKTIFITAS GEMPA WILAYAH
SULSEL MULAI TAHUN 1900
118 – 122 BT S/D 2 – 7 LS

• MAGNITUDE 1 – 3 SR = 3535 GEMPA

• MAGNITUDE 3 – 5 SR = 2014 GEMPA
• MAGNITUDE 5 – 7 SR = 60 GEMPA
• MAGNITUDE ≥ 7 SR = 1 GEMPA
DAERAH RAWAN & POTENSI TSUNAMI
SULSEL

TSUNAMI
Th.1967,1984

TSUNAMI
Th.1969

KETERANGAN

WASPADA

POTENSI
 TINGGI RUN UP
GELOMBANG TSUNAMI

MAJENE
TINAMBUNG
MAMUJU
 FOTO GEMPA PINRANG
28 SEPTEMBER 1997

RUKO BANGUNAN LAMA DI KODYA PAREPARE KONSTRUKSI BATUBATA TANPA

KERANGKA BESI PADA KOLOM/PILAR PENGIKATNYA, MENGALAMI RUSAK
BERAT.
 FOTO GEMPA PINRANG
28 SEPTEMBER 1997

SEBUAH MOBIL RUSAK BERAT AKIBAT TERTIMPA BANGUNAN YANG ROBOH DI

KODYA PAREPARE
 FOTO GEMPA PINRANG
28 SEPTEMBER 1997

RUKO BANGUNAN LAMA DI KOTA PINRANG MENGALAMI RUSAK BERAT

KONSTRUKSI BATUBATA TANPA BESI PENGIKAT PADA PILAR/KOLOM
 FOTO GEMPA PINRANG
28 SEPTEMBER 1997

RUMAH ADAT BANGUNAN TUA DI KOTA PINRANG , KONSTRUKSI BATU BATA

TANPA BESI PENGIKAT PADA KOLOM/ PILAR, RUSAK BERAT
 FOTO GEMPA PINRANG
28 SEPTEMBER 1997

TANAH RETAK LEBAR 10 CM, PANJANG BEBERAPA KM

DI KEC SUPPA KAB.PINRANG
 FOTO GEMPA PINRANG
28 SEPTEMBER 1997

LONGSOR BATU BEKU/GRANIT MUDA LEPAS DARI PUNCAK BUKIT

DI DESA ALITA KAB. PINRANG
 FOTO GEMPA PINRANG
28 SEPTEMBER 1997

RUMAH KPR BTN ARRAWA INDAH DI KAB.SIDRAP KONSTRUKSI BATU BATA

DENGAN KERANGKA BESI PADA KOLOM PENGIKATNYA, NAMUN TIDAK SESUAI
DENGAN BESTEK, TIDAK LAYAK HUNI
 FOTO GEMPA PINRANG
28 SEPTEMBER 1997

RUKO TANPA MENGGUNAKAN KONSTRUKSI BESI PADA KOLOM/PILARNYA

MENGALAMI RUSAK BERAT, PADA LANTAI 2 KOTA RAPPANG
 FOTO GEMPA PINRANG
28 SEPTEMBER 1997

RUMAH PANGGUNG TRADISIONAL KONSTRUKSI KAYU DI DAERAH PINRANG,

TIDAK MENGALAMI KERUSAKAN
FOTO GEMPA PADANG
5 OKTOBER 2009
FOTO GEMPA PADANG
5 OKTOBER 2009