Etiologi Penularan • Treponema pallidum • Melalui abrsi mikro subspecies pallidum saat kontak langsung termasuk dalam famili dengan mukosa atau bakteria berbentuk lesi kulit dalam spiral, Spirochaetacea aktivitas seksual (spiroketa) dan secaara genito-genital, berkaitan dengan ano-genital, oro- traponema patogen genital lain yang menyebabkan penyakit yang tergolong treponematosis Sifilis Sifilis Sifilis Sifilis • Sifilis primer • Stadium laten • Sifilis kongenital dini • Sifilis kongenital lanjut • Dimulai sekitar 3 minggu • Tidak terdapat gejala klinis • Gangguan hematologi berupa • Keratitis interstisial sebagai setelah infeksi dengan pada pasien, secara serologis anemia, trombositopenia, manifestasi mata yang khas, T.pallidum menunjukkan sifilis aktif (titer leukopenia, leukositosis dapat berlanjut menjadi • Lesi berupa papul tunggal tinggi pada tes serologi • Lesi makulopapul kecil glaukoma sekunder merah-kecoklatan, diameter nontreponema dan treponema) berwarna merah tembaga, • Vaskulitis sifilis dapat 0,5-1,5 cm akan menjadi erosi • Stadium tersier mengenai tangan dan kaki, menimbulkan kelainan gigi dan menghasilkan ulkus primer • Terjadi dalam berbagai sindrom terjadi deskuamasi dan krustasi yang mengalami kalsifikasi (chancre) klinis, yaitu neurosifilis, sifilis • Rinitis sebagai gejala awal tahun pertama. • Tidak nyeri, tepi berindurasi, kardiovaskular, sifilis jinak dalam minggu pertama, • Gigi Hutchinson merupakan sehingga disebut ulkus durum lanjut merupakan tanda pertama bayi gigi insisor berbentuk baji • Sifilis sekunder • Sifilis pada infeksi HIV terinfeksi sifilis, berupa cairan dengan torehan di bagian • Makula merah pucat, diameter • Gambaran penyakit lebih parah, dari hidung (snuffles) tengah. Kelainan gigi molar 0,5-1,5 cm pada tubuh dan ulkus multipel, lebih dalam, • Periostitis dan demineralisasi yang disebut mulberry molars, ekstremitas (ruam lama menghilang korteks tulang panjang, merupakan gigi molar pertama makula/roseola sifilitika)yang • Sifilis pada kehamilan metafisis, diafisis serta dengan bentuk multicuspid tidak gatal • Tidak terdapat nyeri dan osteokondritis sendi • Tuli saraf kedepalan • Makula diskrit, berbatas tidak menimbulkan gejala namun • Sindrom nefrotik menyebabkan • Rinitis mengganggu tegas, pada telapak tangan, dapat ditularkan ke janin edema generalisata pertumbuhan maksila telapak kaki, dahi diikuti erupsi menimbulkan saddle nose simetris dan mengenai sebagian • manifestasi neurologis berupa besar tubuh retardasi mental, hidrosefalus, • Daerah kulit kepala kejang, abnormalitas saraf menimbulkan lesi papular kranialis iregular dan difus serta bercak alopesia yang khas (mouth- eaten alopecia) • Mukosa pada mulut diawali bercak eritematosa di palatum mole dan durum serta mukosa pipi, berkembang menjadi mucous patches yang agak menonjol, dengan permukaan mengalami maserasi (opalescent) • Limfadenopati generalisata, demam, nyeri otot, nyeri kepala, nyeri sendi Pemeriksaan penunjang • Deteksi langsung T.pallidum • Pemeriksaan lapangan gelap (dark field examination, DFE) • Tes direct fluorescent antibody (DFA) • Nucleic acid amplification test (NAAT) atau polymerase chain reaction (PCR) Pemeriksaan penunjang Tes serologis : 2. Tes Treponema 1. Tes Non-Treponema : untuk a. TPHA (Treponema mendeteksi infeksi dan Pallidum Haemaglutination reinfeksi yang bersifat aktif, Assay serta memantau keberhasilan b. TP Rapid (Treponema terapi Pallidum Rapid) a. RPR (Rapid Plasma c. TP-PA (Treponema Reagin) Pallidum Particle Agglutination b. VDRL (Veneral Disease Assay) Research Laboratory) d. FTA-ABS (Fluorescent Treponema Antibody Absorption)