Biografi
Saad bin Abi Waqqash adalah salah seorang sahabat yang paling pertama
memeluk Islam. Hanya beberapa orang sahabat saja yang mendahuluinya. Abu
Bakar ash-Shiddiq, Ali bin Abi Thalib, dan Zaid bin Haritsah radhiallahu ‘anhu
ajma’in merekala orangnya. Mengucapkan dua kalimat syahadat ketika berusia 27
tahun. Di masa kemudian, ia menjadi tokoh utama di kalangan sahabat. Dan
termasuk 10 orang yang diberi kabar gembira sebagai penghuni surga.
OMalik, ayah Saad, adalah anak paman Aminah binti Wahab, ibu Rasulullah.
Malik juga merupakan paman dari Hamzah bin Abdul Muthalib dan Shafiyyah
binti Abdul Muthalib. Sehingga nasab Saad termasuk nasab yang terhormat
dan mulia. Dan memiliki hubungan kekerabatan dengan Nabi .
MEMELUK ISLAM
O Mengenal Islam sejak lahir adalah sebuah karunia yang besar. Karena
hidayah yang mahal harganya itu, Allah beri tanpa kita minta. Berbeda
bagi mereka yang mengenal Islam di tengah jalannya usia. Keadaan ini
tentu lebih sulit. Banyak batu sandungan dan pemikiran yang
membingungkan.
O Ibunya mulai mogok makan dan minum untuk menarik simpati putranya yang sangat menyayanginya. Ia baru akan makan dan
minum kalau Saad meninggalkan agama baru tersebut.
O Setelah beberapa lama, kondisi ibu Saad terlihat mengkhawatirkan. Keluarganya pun memanggil Saad dan memperlihatkan
keadaan ibunya yang sekarat. Pertemuan ini seolah-olah hari perpisahan jelang kematian. Keluarganya berharap Saad iba
kepada ibunda.
O Saad menyaksikan kondisi ibunya yang begitu menderita. Namun keimanannya kepada Allah dan Rasul-Nya berada di atas
segalanya. Ia berkata, “Ibu… demi Allah, seandainya ibu mempunyai 100 nyawa. Lalu satu per satu nyawa itu binasa. Aku tidak
akan meninggalkan agama ini sedikit pun. Makanlah wahai ibu.. jika ibu menginginkannya. Jika tidak, itu juga pilihan ibu”.
O Ibunya pun menghentikan mogok makan dan minum. Ia sadar, kecintaan anaknya terhadap agamanya tidak akan berubah
dengan aksi mogok yang ia lakukan.
O Berkaitan dengan persitiwa ini, Allah pun menurunkan sebuah ayat yang membenarkan sikap Saad bin Abi Waqqash.
َي ثُ َّم إِلَ َّي َمرْ ِج ُع ُك ْم فَأُنَبِّئُ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم تَ ْع َملُون َ صا ِح ْبهُ َما ِفي ال ُّد ْنيَا َم ْعرُو ًفا َواتَّ ِب ْع َسبِي َل َم ْن أَن
َّ ََاب إِل َ ْس لَكَ ِب ِه ِع ْل ٌم َفاَل تُ ِط ْعهُ َما َو
َ ك َعلَى أَ ْن تُ ْش ِركَ ِبي َما لَي
َ َو ِإ ْن َجاهَدَا
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka
janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-
Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS: Luqman | Ayat: 15).
KETELADANAN SA’AD BIN ABI WAQQASH
O Doanya Tidak Tertolak
Saad bin Abi Waqqash adalah seorang sahabat Rasulullah yang memiliki doa yang manjur dan mustajab.
Rasulullah meminta kepada Allah agar doa Saad menjadi doa yang mustajab tidak tertolak.
Beliau bersabda,
ُ َوأَ ِجبْ َد ْع َوتَه،ُاللَّهُ َّم َس ِّد ْد َر َم ْيتَه
“Ya Allah, tepatkan lemparan panahnya dan kabulkanlah doanya.” (HR. al-Hakim, 3/ 500).
Doa Rasulullah ini menjadikan Saad seorang prajurit pemanah yang hebat dan ahli ibadah yang terkabul doanya.