Aktor
7. Ustad Soleh
Pada sore yang cerah di sebuah masjid Desa Kali Guwo ada seorang anak yang bernama Ubay hendak
memanggil teman-temanya. Ubay adalah anak yang rajin, dia juga disayang sama ustad dan teman-
temannya. Kecuali umam. Umam selalu merasa iri dengan Ubay. Oleh karena itu, setiap kali Ubay
berbuat baik, Umam selalu bersikap tidak senang kepadanya. Tapi, Ubay tidak menyerah untuk
mengajak Umam dan teman-teman yang lain agar mau berangkat mengaji.
Adegan 1
Sementara itu, tidak jauh dari masjid, terlihat sekelompok anak sedang asik bermain petak umpet.
Ada Umam, Bima, Via, dan Dela. Saking asiknya bermain, mereka tidak memperdulikan seruan Ubay
dari masjid. Serta tidak memperdulikan kalo waktu mengaji sudah tiba.
Ditengah asiknya permainan, tiba-tiba Via nyletuk,
Via : Eih, teman-teman kayaknya Ustad Soleh udah dateng tuh. Udahan Yuukk mainnya.
Dela : ieh.. Via apaan si. Kita kan lagi asik main. Ah.. gak mau aku. Gak mau ngaji. Via gak seru.
(Memasang tampang cemberut)
Via : Ayolah brangkat.. ntar kita dicari ustad Soleh. Ayolah,. Teman-teman..
Umam : Opo, sih kowe Vi. Aku kih emoh ngaji. Mangkat dewek wae rono.
Via : iiech.. Umam nyebelin. Ya udah ah, aku berangkat sendiri aja.
Bima : Yowis rono ndang mangkat. Ra usah ngajak-ngajak, kita mau main aja.
............Satir.................... (musik)
Kemudian Via pun pergi meninggalkan teman-temanya. Ia pulang dan mempersiapkan diri
untuk untuk berangkat mengaji. Sementara itu, dimasjid ada Ustad Soleh, Ubay, Maria dan teman-
temanya. Mereka sudah siap untuk mengaji.
Adegan 2
U. Soleh : Santri..
Santri : siap
U. Soleh : Santri..
Santri : Siap
U. Soleh : seperti biasa, sebelum kita mengaji, ayo kita baca basmalah bersama-sama dulu
Bismillahirahmaanirrahim....
U.Soleh : lho, teman2 yang lain pada kemana? Kok Cuma berenam. Yang lain mana?
Ubay : udah kok ustad, kan baru aja Ubay panggil tadi.. hehe
U. soleh : Via kenapa terlambat? Gara-gara umam? (dengan raut wajah menyelidik)
Via : hehe,, iya Ustad. Tadi Via main sama Umam, Dela dan Bima dulu, jadi berangkat ngajinya telat
lagi deh.. J
U.Soleh : o, ya sudah ntar biar ustad aja yang bicara dengan mereka. Baiklah, ayoo kita lanjutkan
ngajinya. (papan tulis, meja, iqro, buku dll)
“Baiklah adek-adek, ustad rasa ngajinya cukup sampai disini. Jangan lupa ya, besok datang lagi. Dan
jangan lupa tugas hafalannya dihafalin dirumah. Dan untuk Via besok jangan sampe terlambat lagi ya.”
Via :J
Santri : waalaikumussalam
...............Satir..........
Adegan 3
Sementara itu Umam, Dela dan Bima masih tetap asik bermain. Sampai-sampai mereka lupa kalau
hari sudah mulai gelap.
Umam : 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15. Udah.. udah belum? Udah belum?
Ketika Umam sedang asik menghitung, tiba-tiba Ustad Soleh datang dan menghampirinya.
U. Soleh : Hmm..
Akhirnya dengan perasaan takut kena marah ustad Soleh, Bima dan Dela pun keluar dengan
mengendap-endap.
U. Soleh : hayoo.. katanya kemarin janji akan rajin ngaji dan gak bandel lagi. Kok tadi gak berangkat?
Padahal udah diajakkan tadi sama Via.
U. Soleh : Umam, Bima dan Dela. Ngaji itu penting loh. Coba masih ingat tidak? Kan ustad udah pernah
toh menyampaikan, kalau Rasulullah pernah bersabda bahwa menuntut ilmu itu hukumnya wajib. Baik
ilmu dunia ataupun di akhirat. Termasuk yang didalamnya adalah mengaji.
Ustad : Dela, main juga ada waktunya. Kan kalian sudah bermain dari siang, jadi kalau sore
waktunya buat mengaji.
Ketika Ustad soleh sedang menasehati Umam, Bima dan Dela, tidak lama kemudian datanglah
Ubay, Maria dan Via.
U. Soleh : o, ya sudah. Sudah. Sekarang ustad cuma mau tau, sebenarnya kenapa kalian gak pada
berangkat ngaji?
Umam masih tetap saja terdiam. Dan tidak lama kemudian Umampun angkat bicara.
Umam : ngapain ngaji, bapak sama Ibu aja gak nyuruh Umam untuk ngaji. Ach.. percuma saja Ustad,
kalau mereka gak memperdulikannya.
Maria : Umam.. Umam jangan berbicara seperti itu. Aku yakin, sebenarnya mereka seneng kalau
melihat Umam ngaji.
U. Soleh : Benar apa yang dikatakan Maria. Ustad yakin, Umam adalah anak baik, jadi tanpa di suruh
ngaji pun seharusnya Umam berangkat saja bareng teman-teman.
Umam : nggak, mereka nggak pernah tuh minta umam buat ngaji, mereka sibuk sendiri L
(Sambil cemberut dan tidak memperdulikan perkataan Maria dan Ustad Soleh)
Mendengar jawaban Umam seperti itu, kemudian Ubay pun angkat bicara.
Ubay : Umam, Umam tau kah? Ayah Ubay sudah tidak ada semenjak Ubay lahir. Sementara Ibu
Ubay sudah lama gak pulang dari luar negeri. Kalau Ubay jadi Umam, Ubay pasti akan lebih rajin lagi.
Soalnya orang tua Umam masih lengkap. Sementara Ubay hanya sama nenek. Ubay yakin sedikitnya
teman-teman disini tahu, kalau ayah Ubay Sudah tidak ada semenjak Ubay lahir. Dan Ibu Ubay sudah
lama belum pulang dari luar negeri. Tapi Ubay tetap untuk rajin ngaji. Karena Ubay yakin mereka akan
tersenyum bahagia ketika melihat kita rajin mengaji dan melakukan kebaikan.
U. Sole : hayoo.. gimana, apakah Umam masih tetap gak mau berangkat ngaji?
Umam : mmmm..
U. Soleh : ya sudah, kita masih tetap nunggu Umam kok untuk datang ke Masjid. (sambil meninggalkan
Umam dengan diikuti santri lainnya).
Mendengar perkataan ustad Soleh dan teman-teman, Umam pun semakin terasa tersentuh hatinya.
Ia berniat untuk mulai ngaji kembali.
Kemudian Umam pun menyalami Ustad Soleh dan teman-teman lainnya. Mereka saling bergandengan
tangan. Ditengah senyum dan tawa yang mulai kembali terlihat diwajah para santri.
Dengan dikomandoi oleh Via para santri pun bernyanyi bersama. Mereka menyatukan semangat dari
diri mereka.