DND - 2006
Magnitudo mutlak bolometrik diberi simbol Mbol
Magnitudo mutlak bolometrik mempunyai arti penting
karena kita dapat memperoleh informasi mengenai
energi total yang dipancarkan suatu bintang per detik
(luminositas) yaitu dari rumus,
DND - 2006
Magnitudo bolometrik sukar ditentukan karena
beberapa panjang gelombang tidak dapat menembus
atmosfer Bumi.
Bintang yang panas sebagian besar energinya
dipancarkan pada panjang gelombang ultraviolet,
sedangkan bintang yang dingin, sebagian besar
energinya dipancarkan pada panjang gelombang
inframerah. Keduannya tidak dapat menembus
atmosfer Bumi.
Magnitudo bolometrik bintang-bintang panas dan
dingin ini ditentukan secara teori, atau penentuannya
dilakukan di luar atmosfer Bumi.
DND - 2006
Cara lain adalah cara tidak langsung, yaitu dengan
memberikan koreksi pada magnitudo visualnya.
Magnitudo visual adalah, V = -2,5 log EV + CV
Magnitudo bolometrik adalah, mbol = -2,5 log Ebol + Cbol
Dari dua persamaan ini diperoleh,
V - mbol = -2,5 log EV / Ebol + C
DND - 2006
Koreksi bolometrik dapat juga dituliskan sebagai,
mv – mbol = BC . . . . . . . . . . . . . . (4-17)
DND - 2006
Untuk bintang yang sangat panas atau sangat dingin,
sebagian besar energinya dipancarkan pada
daerah ultraviolet atau inframerah, hanya sebagian
kecil saja dipancarkan pada daerah visual.
koreksi bolometriknya besar
Untuk bintang yang temperaturnya sedang, seperti
Matahari,
sebagian besar energinya dipancarkan dalam
daerah visual hingga perbedaan antara mbol dan V
kecil.
koreksi bolometriknya mencapai harga terkecil.
Koreksi bolometrik bergantung pada warna bintang !
DND - 2006
Hubungan antara BC dengan B-V
2,00
Koreksi bolometrik yang
minimum (BC = 0) terjadi
1,50 pada harga B – V = 0,30
DND - 2006
B-V
Tabel 4.1. Temperatur efektif dan koreksi bolometrik untuk
bintang-bintang Deret Utama dan Bintang Maharaksasa.
Bintang Bintang Bintang Bintang
B - V Deret Utama Maharaksasa B-V Deret Utama Maharaksasa
Teff BC Teff BC Teff BC Teff BC
-0,25 24500 2,30 26000 2,20 0,30 7450 0 6800 -0,100
-0,23 21000 2,15 23500 2,05 0,40 6800 0 6370 -0,090
-0,20 17700 1,80 19100 1,72 0,50 6310 0,03 6020 -0,070
-0,15 14000 1,20 14500 1,12 0,60 5910 0,07 5800 -0,003
-0,10 11800 0,61 12700 0,53 0,70 5540 0,12 5460 0,003
-0,05 10500 0,33 11000 0,14 0,80 5330 0,19 5200 0,100
0,00 9480 0,15 9800 -0,01 0,90 5090 0,28 4980 0,190
0,10 8530 0,04 8500 -0,09 1,00 4840 0,40 4770 0,300
0,20 7910 0 7440 -0,10 1,20 4350 0,75 4400 0,590
DND - 2006
Temperatur Effektif Bintang
Pers. (2-29) : L = 4 p R2 Tef 4 2
R
L E= Tef4 . (4-19)
d
Pers. (2-30) : E = 4 d 2
R . . . . . . (4-
R =
d 20)
Radius sudut bintang
d
Subtitusikan pers. (4-20) ke pers. (4-19) diperoleh,
E = 2 Tef4 . . . . . . . . . . . . (4-21)
DND - 2006
R
d
R
= 2 . . . . . . . . . . . . . . (4-
22)
Garis tengah sudut
DND - 2006
Dengan menggunakan rumus Pogson, didapatkan,
akan diperoleh,
log Tef = log Tef 0,1 (mbol - mbol) + 0,5 (log log )
. . . . . . . . . (4-27)
DND - 2006
Untuk Matahari diketahui,
Tef = 5785 K, mbol = 26,79 dan = 1920”
Jika harga-harga ini dimasukan ke pers. (4-27) :
log Tef = log Tef - 0,1(mbol mbol ) + 0,5 (log log )
akan diperoleh,
log Tef = 2,73 – 0,10 mbol – 0,50 log . . (4-28)
dinyatakan dalam
detik busur
Jadi jika δ dan mbol dapat ditentukan maka Tef dapat dicari.
DND - 2006
Jika Tef sudah dapat ditentukan, maka dengan menggu-
nakan pers. (2-29) :
L = 4 p R2 Tef 4
ditentukan dari δ
dapat dicari
DND - 2006
Contoh:
1. Vega adalah bintang deret utama kelas A0 dengan Mv
= 0,58. Tentukanlah Mbol dan Luminositasnya.
Jawab:
Koreksi Bolometrik Vega adalah, BC = 0,15
Mbol = 4,75
Dari pers. (4-18) : Mv – Mbol = BC
diperoleh, Mbol = 0,58 – 0,15 = 0,43
Dari pers. (4-15) : Mbol – Mbol = -2,5 log L/L
diperoleh,
Mbol – Mbol 0,43 – 4,75
Log L/L = = = 1,73
2,5 2,5
Jadi, L = 53,46 L
DND - 2006
2. Dari hasil pengukuran, diameter sudut bintang Vega
adalah 3,24 x 103 detik busur, parallaksnya adalah p
= 0”,133 dan koreksi bolometriknya BC = 0,15. Jika
diketahui Mv = 0,58 tentukanlah,
a. Temperatur efektifnya
b. Radiusnya
c. Dari nilai yang diperoleh dari butir a dan b,
tentukan-lah Luminositasnya. Bandingkan hasilnya
dengan contoh 1.
Jawab:
δ = 3,24 x 103 detik busur BC = 0,15
= 1,57 x108 radian Mv = 0,58
p = 0,133 detik busur,
DND - 2006
a) p = 1/d* d* = 1/p = 1/0,133 = 7.52 pc
= 2,32 x 1018 cm
Rumus modulus jarak (pers. 4-9) untuk magnitudo
bolometrik adalah,
mv – Mv = -5 + 5 log d mv = -5 + 5 log 7.52 + 0,58
= – 0,04
Dari pers. (4-17) : mv – mbol = BC mbol = – 0,19
Dari pers. (4-28) :log Tef = 2,726 – 0,1mbol – 0,5 log
diperoleh,
log Tef = 2,726 – 0,1(– 0,19) – 0,5 log (3,24 x 103)
Tef = 9766 K
DND - 2006
R
b) = δ d (1,57 x 10 8) (2,32 x 1019)
d R= =
2 2
= 2
= 1,82 x 1011 cm = 12,62 R
DND - 2006
Soal Latihan :
1. Dari pengamatan diperoleh bahwa magnitudo semu
sebuah bintang adalah mv = 10,4 dan kereksi
bolometriknya BC = 0,8. Jika parallaks bintang
tersebut adalah p = 0”,001, berapakah luminositasnya.
2. Sebuah bintang mempunyai Tef = 8700 K, Mbol = 1,6
dan mbol = 0,8. Tentukanlah jarak, radius dan
luminositas bintang tersebut.
DND - 2006
Soal Latihan :
3. Magnitudo semu visual bintang Aql adalah 0,78,
temperatur efektifnya adalah 8400 K. Jika parallaks
bintang ini adalah 0”,198 dan diameter sudutnya 2,98
x 10-3 detik busur, tentukanlah :
a. Koreksi bolometrik dan magnitudo mutlak bolome-
trik bintang tersebut.
b. Luminositas dan radius bintang.
DND - 2006
Penyerapan (Absorpsi) Cahaya Bintang Oleh
Atmosfer Bumi
Sebelum sampai ke permukaan Bumi, cahaya yang
berasal dari benda-benda langit akan melewati atmosfer
Bumi. Materi yang berada di atmosfer Bumi, akan
menyerap cahaya tersebut sehingga cahaya yang
diterima di Bumi menjadi lebih redup. Oleh karena itu
pengamatan magnitudo bintang dari permukaan Bumi
harus dikoreksi terhadap penyerapan ini.
DND-2006
Perhatikan gambar berikut :
Cahaya bintang merambat melalui atmosfer dan
membentuk sudut terhadap arah zenit. disebut
jarak zenit (sudut zenit pengamat)
Atmosfer Zenit
Pada saat cahaya bin- atas
tang melalui atmosfer
bumi (jarak s), sebagian
cahaya tersebut diserap x s
dan sebagian lagi
disebarkan ke arah lain.
Permukaan
Bumi P
DND-2006
Proses penyerapan ini dinyatakan oleh koefisien
absorpsi yang diukur per cm dan sangat ber-
gantung pada panjang gelombang.
Intensitas cahaya
bintang pada waktu Atmosfer Zenit
melewati elemen atas
jarak ds akan
berkurang sebesar : dx ds
x s
Permukaan
Bumi P
DND-2006
dE = E ds . . . . . . . . . . . . . . . . (4-
29)
Tanda negatif berarti fluks berkurang
dengan bertambahnya jarak
Fluks yang diterima di bumi.
Integrasikan
dE
pers. (4-29) dari E0 (fluks yang diamati di
E
atas atmosfer) sampai E (fluks yang diamati di bumi)
E
dE = ds ln = ds
E E0
s s
E0λ
DND-2006
0 0
E
= exp ds E = E0λ exp ds
E0
s s
. . . . . . . . . (4-
0 30)
Definisikan tebal
optis atmosfer bumi
τλ = ds . . . . . . . . . (4-
sepanjang garis s. s 31)
E = E0λ e τ . . . . . . . . . . . . . (4-32)
fluks yang fluks yang diamati
diamati di bumi di atas atmosfer
DND-2006
Misalkan m0 = magnitudo yang diamati di atas atmosfer
m = magnitudo yang diamati di bumi
Dari rumus Pogson (pers. 4-1) diperoleh,
moλ – mλ = - 2,5 log (Eoλ/Eλ) . . . . . . . . . .(4-33)
Subtitusikan pers. (4-30) : E = Eoλ e τ
ke pers. (4-33) diperoleh, moλ – mλ = - 2,5 log (eτ)
moλ – mλ = - 2,5 τλ log e
atau, mλ – moλ = 1,086 τλ . . . . . . . . . . .(4-34)
Persamaan di atas mengatakan bahwa cahaya bintang
pada waktu melewati atmosfer bumi dilemahkan sebesar
1,0856 τλ
DND-2006
Karena (jarak zenit) selalu berubah dengan
berubahnya waktu pengamatan, maka harga
ekstingsi atmosfer (pengurangan intensitas cahaya
bintang karena diserap dan disebarkan oleh atmosfer
bumi) juga berubah terhadap waktu pengamatan.
Apabila kita menggunakan bintang standar sepanjang
waktu pengamatan, maka ekstingsi dapat ditentukan
sebagai fungsi waktu; hasilnya dapat digunakan pada
bintang yang kita amati.
DND-2006
Menentukan Koefisien Absorpsi
Andaikan atmosfer bumi plan paralel sehingga
pembelokkan cahaya bintang oleh atmosfer bumi
dapat diabaikan. Zenit
sifat-sifat atmosfer Atmosfer A’ B
atas A
bumi hanya ber-
gantung pada ke-
dx ds
tinggian dari per-
x
mukaan bumi (jadi s
koefisien absorpsi
di titik A akan
sama dengan di Permukaan
Bumi P
titik B)
DND-2006
Perhatikan gambar berikut :
ds = sec dx . . . . . . . . . . . . . . . (4-
35)
dx Subtitusikan pers. (4-35) ke
ds 0 Zenit
0
pers. (4-29)Atmosfer
: τλ = ds
atas
0
s
A
B
dx
diperoleh, τλ = λ sec dx = sec λ dx . . . . . . ds
. (4-36)
s s
x s
Pada arah zenit, = 0, jadi pers. (4-36) dapat
dituliskan
menjadi 0
Permukaan
τoλ
= Bumi
s
dx . . . . . . .P. . . . . . (4-37)
DND-2006
Subtitusikan 0
Pers. (4-37)
: τoλ = dx
s 0
τλ = τoλ sec
. .(4-38)
ke pers. (4-36) : τλ = sec dx
s
DND-2006
Untuk menentukan τoλ, bintang standard paling sedikit
harus diamati dalam dua posisi. Biasanya sebelum
pengamatan terhadap bintang program dan sesudahnya.
Posisi bintang program
sewaktu diamati
Posisi ke-2 Posisi ke-1
bintang standar bintang standar
Zenit
2 1
P
DND-2006
Misalkan
m1 magnitudo bintang standar pada waktu pengamat-
an pertama (t1), dan 1 jarak zenitnya.
m2 magnitudo bintang standar pada waktu pengamat-
an kedua (t2), dan 2 jarak zenitnya.
Dari pers. (4-39) diperoleh,
mλ1 – mo = 1,086 τoλ sec 1
mλ2 – mo = 1,086 τoλ sec 2
mλ1 – m2 = 1,086 τo (sec 1 – sec 2) . . . . . . . . . (4-
40)
DND-2006
m1 – m2 . . . . . . . . . . . . (4-
atau τo =
1,086 (sec 1 – sec 2) 41)
DND-2006
Contoh :
1. Sebuah bintang diamati dengan sebuah teropong yang
ada di sebuah observatorium. Pada waktu bintang
tersebut berada jarak zenit 35o, magnitudo semunya
adalah 5,8, sedangkan pada waktu jarak zenitnya 15o,
magnitudo semunya adalah 5,5. Berapakah magnitudo
semu binatang tersebut apabila diamati di luar
atmosfer bumi.
DND-2006
Penyerapan (Absorpsi) Cahaya Bintang Oleh
Materi Antar Bintang
Ruang antar bintang tidak hampa. tetapi dipenuhi
dengan materi antar bintang (MAB)
Pada waktu melewati MAB ini,
cahaya bintang mengalami
pelemahan, karena sebagian
cahaya bintang tersebut diserap
oleh MAB. Oleh karena itu,
magnitudo bintang yang diamati
di Bumi, harus dikoreksi terhadap
penyerapan/absorpsi ini.
DND-2006
Proses penyerapan cahaya bintang oleh MAB pada
prinsipnya hampir sama dengan proses penyerapan
oleh atmosfer Bumi.
Misalkan adalah koefisien absorpsi dalam cm-1 yang
bergantung pada .
Ketebalan optis antara bumi dengan bintang pada jarak
s adalah (lihat pers. 4-31) :
0
τλ = ds . . . . . . . . . . . . . (4-42)
s
DND-2006
Akibat absorpsi oleh MAB ini, maka fluks yang diamati di
Bumi (di luar atmosfer Bumi) adalah (lihat penentuan
pers. 4-30)
E = Eoλ e τ . . . . . . . . . . . . . (4-43)
fluks yang diamati di fluks yang diamati
luar atmosfer bumi sebelum melewati MAB
DND-2006
mλ – m0λ = 1,086 τλ . . . . . . . . . . . . . (4-44)
magnitudo di luar magnitudo sebelum
atmosfer bumi melewati MAB
Δ m = mλ – m0λ = Aλ . . . . . . . . . . . . . . . . . (4-45)
disebut besaran absorpsi
untuk panjang gelombang visual, pers. (4-45) menjadi,
Δ mv = mv – m0v = Av . . . . . . . . . . . . . . . . . (4-
Dengan demikian, persamaan 46)Pogson harus dikoreksi
terhadap absorpsi ini, sehingga persamaan Pogson
(pers. 4-9) dapat dituliskan menjadi,
m – M = -5 + 5 log d + Av . . . . . . . . . . . . (4-47)
DND-2006
Untuk pengamatan dalam dua panjang gelombang yang
berbeda yaitu 1 dan 2,
Pers. (4-45) : m – mo = A
dapat dituliskan menjadi,
(m 1 – mo 1 ) – (m 2– mo 2) = Aλ 1– A 2
Jadi :
E = (m m ) (m m )o = A A . . . . (4-48)
12 1 2 1 2 1 2
DND-2006
Selanjutnya definisikan perbandingan absorpsi sbb:
Aλ 1
R= . . . . . . . . . . . . . . . (4-49)
Eλ 12
Maka A 1 = R Eλ 12 . . . . . . . . . . . . . . (4-50)
DND-2006
Untuk MAB yang normal , harga R = 3,2
DND-2006
Dari hubungan ini diperoleh,
(U - B)
= 0,72
(B - V)
E(U - B) EUB
atau = = 0,72 . . . . . . . . . . . (4-54)
E(B - V) EBV
DND-2006
Untuk menentukan efek pemerahan suatu bintang, dapat
digunakan diagram dua warna sebagai berikut :
Buat diagram antara (U-B) dan (B-V) untuk bintang-
bintang yang tidak mengalami absorpsi
1.2
arah pemerahan,
0.8 ditentukan dari
E(U - B)
0.4 = 0,72
E(B - V)
(U B)O
0.0
0.4
0.8
1.2
0. 0.0 0.4 0.8 1.2
DND-2006 4 (B V)O
Jika kita mempunyai indeks warna (U B) dan (B V)
suatu bintang hasil pengamatan, maka indeks warna
bintang tersebut kita plotkan dalam diagran dua warna
tersebut.
1.2
A’
0.8
A
0.4
B’’’
(U B)O
0.0 B’’
0.4 B’
0.8
B
1.2
0.4 0.0 0.4 0.8 1.2
DND-2006 (B V)O
Tugas :
Buat diagram dua warna dg menggunakan data warna
intrinsik bintang sebanyak mungkin (Cari sendiri
datanya). Selanjutnya cari paling sedikit 5 buah bintang
hasil pengamatan, kemudian tentukan magnitudo intrinsik
bintang tersebut dengan menggunakan diagram dua
warna yang anda buat.
DND-2006
Soal Latihan
1. Dari hasil pengamatan terhadap sebuah bintang diper-
oleh, B = 4,53 dan V = 4,42, Apabila warna instrinsik
bintang ini sudah diketahui yaitu (B – V)o = 0,25, dan
magnitudo mutlaknya Mv = 2,8 tentukanlah :
a. Magnitudo visual intrinsiknya
b. Jarak sebenarnya bintang ini
(misalkan konstanta absorpsinya R = 3,2)
Lanjut ke Bab V
DND-2006