Anda di halaman 1dari 23

Neurobiologi Emosi dan

HPA Axis
PSIKIATRI

Neurobiologi Emosi Manusia


Neurotransmitter
Adalah Setiap anggota kelompok zat yg dilepaskan
berdasarkan pada  eksitasi dari ujung akson neuron
pre-sinaps SSP/ perifer & berjalan menyebrangi celah
sinaps, untuk merangsang ataupun menghambat sel
target.
(dorland)

Neurotransmitter adalah senyawa organik endogenus membawa sinyal


diantara neuron ke sel target di sinap, terbungkus dalam vesikel
sinaptik dan dilepaskan kedalam celah sinaptik bertepatan dengan
datangnya potensial aksi. (Feriawati: 2006)
Macam-macam Neurotransmitter
Macam-macam Neurotransmitter
1. Karakteristik dan fungsi
neurotransmitter
1.1 Serotonin
1.2 Norepinephrine
1.3 Dopamine
2. Karakteristik dan fungsi
neurotransmitter GABA
3. Proses hpa- aksis menghasilkan
kortisol dan efek kortisol bagi
manusia
1. Karakteristik dan fungsi neurotransmitter
1.1 SEROTONIN
Suatu neurotransmitter monoamino yang disintesiskan dalam neuron- neuron
serotonergis dalam sistem saraf pusat (CNS) dan sel- sel enterochromaffin dalam saluran
pencernaan.

Serotonin juga salah satu dari


bahan aktif yang akan
Fungsi utama : mengaktifkan proses
1) Pengaturan tidur dan bangun, peradangan dimulai dengan
(bersama asetilkolin dan vasodilatasi pembuluh darah
norepinephrine) lokal sampai dengan
2) Atur status mood, perhatian dan pembengkakan sel jaringan.
belajar
Serotonin juga memiliki kendali
3) Perilaku agresi (proses marah) dan
pada aliran darah, kontraki otot
human sexuality. polos dan peristaltik usus
4) Persepsi nyeri, sistem analgesi halus.
Serotonin memiliki aktivitas yang luas pada otak dan variasi genetic pada reseptor
serotonin dan transporternya. Juga memiliki kemampuan reuptake yang jka
terganggu dapat menyebabkan gangguan neurologis (Cook:2006)
Defisit Berlebih
• Menimbulkan iritabilitas • Sedasi
dan agresif meningkat • Sifat dan fungsi
• Depresi agresi berkurang
• Anxietas, psikosis, OCD • (jarang) halusinasi.
• Migrain
• Gangguan: seksual, tidur,
kognitif dan makan.

Biasanya tingkat serotonin rendah dikaitkan dengan depresi (Leykin et al, 2007).
2. Norepinephrine

Disekresi oleh sebagian besar neuron yang badan sel/ somanya terletak pada batang otak atau
hipothalamus, juga pada sebagian besar neuron post ganglion sistem saraf simpatis untuk
menghambat organ yang lain (Starwn & Geracioti: 2007).
 Konsentrasinya tinggi di locus ceruleus dan saraf simpatis.
Konsentrasi sekunder terdapat pada hipocampus, amygdala dan korteks serebral.

 Norepinephrine menghambat (inhibisi) penembakan neuron dalam sistem saraf pusat, tetapi
membangkitkan otot jantung, usus, dan alat urogenitalia.
 Stress merangsang pelepasan norepinephrine (Starwn & Geracioti: 2007).
Fungsi utama :
1) Kesiagaan
(mengendalikan Defisit
kewaspadaan),
• Ketumpulan
atur fight or
flight • Depresi
2) Pusat perhatian • Fatigue (kurang
dan orientasi energi)
3) Proses
pembelajaran
dan memori.

Berlebih
Terdapat mekanisme reuptake NE dimana
• Anxietas
Norepinephrine dapat dipindahkan lagi ke
penyimpanan (dari celah synaptic) secara aktif. • Paranoid
• Nafsu makan
berkurang
3. DOPAMINE
Merupakan neurotransmitter yang mirip dengan adrenalin dimana mempengaruhi
proses otak yang mengontrol gerakan, respon emosional, dan kemampuan untuk
merasakan kesenganagn dan rasa sakit.
 Berlokasi di sistem saraf pusat (CNS)
dan diproduksi dalam substansia nigra.
Dopamine dipindahkan dari celah synaptic oleh enzim MAO.

Fungsi utama:
1) Sangat penting
mengendalikan
pergerakan volunter
dan keseimbangan.
2) Pengintegrasian kognisi
3) Atur fungsi pikiran,
pengambilan
keputusan, dan
perilaku reward-seeking
 
Jika jumlah kurang atau rendah, sering dikaitkan
dengan penyakit parkinson atau penurunan
pergerakan fisik (Marvanova & Nichols, 2007)

 Gejala Defisit Ringan:


Kurangnya kontrol impuls, kurang spatiality serta
kemampuan berpikir abstrak dan memori.

 Gejala Defisit Berat:


Perubahan pergerakan dan postur tubuh (kekakuan
pada daerah leher- kepala dan ekstrimitas, posisi
lengan, posisi dada kedepan, dan langkah pendek)
2. Karakteristik dan fungsi neurotransmitter
GABA (Gamma-aminobutyric acid)
Ditemukan pada seluruh sistem saraf pusat, berlokasi di hipothalamus,
hipocampus, korteks, serebellum, basal ganglia, medulla spinalis dan retina.

 Ia diyakini menjadi neurotransmitter sebanyak dua pertiga sinaps otak. Dan penting di
dalam otak karena menjaga penemakan banyak neuron (Liu & Lachmp, 2006).
 GABA membantu ketepatan sinyal yang dibawa dari satu neuron ke neuron berikutnya.

 GABA dipindahkan dari sinap melalui katabolisme oleh GABA transaminase.


Fungsi utama:
1) Menurunkan
arousal Gejala defisit:
2) Mengurangi  Irritabilitas
agresi dan  Histilitas
kecemasan
3) Aktif dalam  Tension and worry
fungsi eksitasi  Anxietas (kecemasan)
 Seizure (kejang)

Gejala berlebih:
 Mengurangi rangsang
selular
 Sedasi
 Gangguan memori
3. PROSES HPA- AKSIS
MENGHASILKAN KORTISOL DAN EFEK
KORTISOL BAGI MANUSIA
Disebut juga sumbu LHPA (limbik- hipothalamus- hipofisis -adrenal aksis).
Merupakan sistem dan jalur komunikasi kompleks neuroendokrin
(syaraf- hormon) tubuh yang melibatkan interaksi hipothalamus, kelenjar
hormon pituitary, dan kelenjar adrenal (kelenjar yang terletak melekat
pada bagian atas ginjal).

Sistem ini bertanggung jawab menangani reaksi stress dengan mengatur produksi
kortisol.
HPA-Axis dan
Kortsol
The hypothalamic–
pituitary–adrenal
axis (HPA axis or HTPA
axis) is a complex set of
direct influences
and feedback interactions
among three components:
the hypothalamus, the 
pituitary gland, and the 
adrenal gland 
 Komponen dan sitem yang terlibat dalam

HPA- Aksis
a. Nukleus paraventrikular dari
hipothalamus
b. Peptide yang mengatur lobus anterior
kelenjar pituitary
c. Sekresi hormon ACTH
Kelenjar Adrenal
 Jalur HPA- Aksis

Hipotalamus yang merupakan pusat kontrol untuk sebagian besar sistem hormon tubuh,
• Sel-selnya (paraventrikular inti dari hipotalamus, yang berisi neuroendokrin
neuron) mensintesis dan keluarkan vasopresin hormon corticotrophin-
releasing factor (CRF) atau hormon (CRH), sebagai tanggapan atas sebagian
besar semua jenis stres fisik atau psikologis.

• Terhadap peptida yang mengatur lobus anterior kelenjar pituitary CRH secara
khusus pada gilirannya mengikat reseptor spesifik pada sel-sel hipofisis, yang
merangsang sekresi hormon adrenocorticotropic (ACTH).
 
• ACTH ini kemudian diangkut ke targetnya kelenjar adrenal korteks
merangsang produksi hormon adrenalin.

• Kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal lalu meningkatkan sekresi


kortisol.

Pelepasan kortisol memulai serangkaian efek metabolik yang bertujuan untuk mengurangi
efek berbahaya dari stres melalui umpan balik negatif baik ke hipotalamus dan hipofisis
anterior, yang mengurangi konsentrasi ACTH dan kortisol dalam darah setelah keadaan
stres reda.
Pada kondisi stres,
tubuh cenderung
Fungsi kortisol : memiliki laju
merabolisme tinggi,
 Pengaruh utama yaitu meningkatkan kadar oleh karena itu
glukosa darah dibutuhkan banyak
energi.
 Menyediakan energi dan mengendalikan stress
 Merangsang perombakan protein otot Kortisol membantu
penyediaan kebutuhan
 Mempertahankan tekanan pembuluh darah
glukosa, terutama
 Percepat impuls saraf dengan adanya
perombakan protein
 Merangsang pembentukan sistem saraf dan
otot yang dibawa ke
indera pada janin hati dan ginjal lalu
dibebaskan ke darah.
Terimakasih
Referensi
 Martini, Frederic H et al. 2015. Fundamentals of Anatomy & Physiology.
10th ed. USA : Pearson Education, Inc
 Tortora, Gerrard J & Bryan Derrickson. 2017. Principles of Anatomy &
Physiology. 15th ed. USA : John Wiley & Sons, Inc.
 Sherwood, L. 2016. Human Physiology From Cells to System. 9th ed. USA
: Cengage Learning
 Silverthorn, Dee Unglaub. Human Physiology Integrated Approach. 7th
ed. USA : Pearson Education, Inc

Anda mungkin juga menyukai