HPA Axis
PSIKIATRI
Biasanya tingkat serotonin rendah dikaitkan dengan depresi (Leykin et al, 2007).
2. Norepinephrine
Disekresi oleh sebagian besar neuron yang badan sel/ somanya terletak pada batang otak atau
hipothalamus, juga pada sebagian besar neuron post ganglion sistem saraf simpatis untuk
menghambat organ yang lain (Starwn & Geracioti: 2007).
Konsentrasinya tinggi di locus ceruleus dan saraf simpatis.
Konsentrasi sekunder terdapat pada hipocampus, amygdala dan korteks serebral.
Norepinephrine menghambat (inhibisi) penembakan neuron dalam sistem saraf pusat, tetapi
membangkitkan otot jantung, usus, dan alat urogenitalia.
Stress merangsang pelepasan norepinephrine (Starwn & Geracioti: 2007).
Fungsi utama :
1) Kesiagaan
(mengendalikan Defisit
kewaspadaan),
• Ketumpulan
atur fight or
flight • Depresi
2) Pusat perhatian • Fatigue (kurang
dan orientasi energi)
3) Proses
pembelajaran
dan memori.
Berlebih
Terdapat mekanisme reuptake NE dimana
• Anxietas
Norepinephrine dapat dipindahkan lagi ke
penyimpanan (dari celah synaptic) secara aktif. • Paranoid
• Nafsu makan
berkurang
3. DOPAMINE
Merupakan neurotransmitter yang mirip dengan adrenalin dimana mempengaruhi
proses otak yang mengontrol gerakan, respon emosional, dan kemampuan untuk
merasakan kesenganagn dan rasa sakit.
Berlokasi di sistem saraf pusat (CNS)
dan diproduksi dalam substansia nigra.
Dopamine dipindahkan dari celah synaptic oleh enzim MAO.
Fungsi utama:
1) Sangat penting
mengendalikan
pergerakan volunter
dan keseimbangan.
2) Pengintegrasian kognisi
3) Atur fungsi pikiran,
pengambilan
keputusan, dan
perilaku reward-seeking
Jika jumlah kurang atau rendah, sering dikaitkan
dengan penyakit parkinson atau penurunan
pergerakan fisik (Marvanova & Nichols, 2007)
Ia diyakini menjadi neurotransmitter sebanyak dua pertiga sinaps otak. Dan penting di
dalam otak karena menjaga penemakan banyak neuron (Liu & Lachmp, 2006).
GABA membantu ketepatan sinyal yang dibawa dari satu neuron ke neuron berikutnya.
Gejala berlebih:
Mengurangi rangsang
selular
Sedasi
Gangguan memori
3. PROSES HPA- AKSIS
MENGHASILKAN KORTISOL DAN EFEK
KORTISOL BAGI MANUSIA
Disebut juga sumbu LHPA (limbik- hipothalamus- hipofisis -adrenal aksis).
Merupakan sistem dan jalur komunikasi kompleks neuroendokrin
(syaraf- hormon) tubuh yang melibatkan interaksi hipothalamus, kelenjar
hormon pituitary, dan kelenjar adrenal (kelenjar yang terletak melekat
pada bagian atas ginjal).
Sistem ini bertanggung jawab menangani reaksi stress dengan mengatur produksi
kortisol.
HPA-Axis dan
Kortsol
The hypothalamic–
pituitary–adrenal
axis (HPA axis or HTPA
axis) is a complex set of
direct influences
and feedback interactions
among three components:
the hypothalamus, the
pituitary gland, and the
adrenal gland
Komponen dan sitem yang terlibat dalam
HPA- Aksis
a. Nukleus paraventrikular dari
hipothalamus
b. Peptide yang mengatur lobus anterior
kelenjar pituitary
c. Sekresi hormon ACTH
Kelenjar Adrenal
Jalur HPA- Aksis
Hipotalamus yang merupakan pusat kontrol untuk sebagian besar sistem hormon tubuh,
• Sel-selnya (paraventrikular inti dari hipotalamus, yang berisi neuroendokrin
neuron) mensintesis dan keluarkan vasopresin hormon corticotrophin-
releasing factor (CRF) atau hormon (CRH), sebagai tanggapan atas sebagian
besar semua jenis stres fisik atau psikologis.
• Terhadap peptida yang mengatur lobus anterior kelenjar pituitary CRH secara
khusus pada gilirannya mengikat reseptor spesifik pada sel-sel hipofisis, yang
merangsang sekresi hormon adrenocorticotropic (ACTH).
• ACTH ini kemudian diangkut ke targetnya kelenjar adrenal korteks
merangsang produksi hormon adrenalin.
Pelepasan kortisol memulai serangkaian efek metabolik yang bertujuan untuk mengurangi
efek berbahaya dari stres melalui umpan balik negatif baik ke hipotalamus dan hipofisis
anterior, yang mengurangi konsentrasi ACTH dan kortisol dalam darah setelah keadaan
stres reda.
Pada kondisi stres,
tubuh cenderung
Fungsi kortisol : memiliki laju
merabolisme tinggi,
Pengaruh utama yaitu meningkatkan kadar oleh karena itu
glukosa darah dibutuhkan banyak
energi.
Menyediakan energi dan mengendalikan stress
Merangsang perombakan protein otot Kortisol membantu
penyediaan kebutuhan
Mempertahankan tekanan pembuluh darah
glukosa, terutama
Percepat impuls saraf dengan adanya
perombakan protein
Merangsang pembentukan sistem saraf dan
otot yang dibawa ke
indera pada janin hati dan ginjal lalu
dibebaskan ke darah.
Terimakasih
Referensi
Martini, Frederic H et al. 2015. Fundamentals of Anatomy & Physiology.
10th ed. USA : Pearson Education, Inc
Tortora, Gerrard J & Bryan Derrickson. 2017. Principles of Anatomy &
Physiology. 15th ed. USA : John Wiley & Sons, Inc.
Sherwood, L. 2016. Human Physiology From Cells to System. 9th ed. USA
: Cengage Learning
Silverthorn, Dee Unglaub. Human Physiology Integrated Approach. 7th
ed. USA : Pearson Education, Inc