0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan15 halaman
Teknik Koebner Test digunakan untuk mengetahui apakah trauma dapat menyebabkan timbulnya lesi psoriasis baru pada kulit yang sebelumnya tidak terdapat lesi. Trauma seperti goresan pada kulit akan diamati apakah dalam waktu 14 hari akan muncul lesi baru pada area yang ditraumatisasi. Fenomena ini dapat membantu menegakkan diagnosis psoriasis.
Teknik Koebner Test digunakan untuk mengetahui apakah trauma dapat menyebabkan timbulnya lesi psoriasis baru pada kulit yang sebelumnya tidak terdapat lesi. Trauma seperti goresan pada kulit akan diamati apakah dalam waktu 14 hari akan muncul lesi baru pada area yang ditraumatisasi. Fenomena ini dapat membantu menegakkan diagnosis psoriasis.
Teknik Koebner Test digunakan untuk mengetahui apakah trauma dapat menyebabkan timbulnya lesi psoriasis baru pada kulit yang sebelumnya tidak terdapat lesi. Trauma seperti goresan pada kulit akan diamati apakah dalam waktu 14 hari akan muncul lesi baru pada area yang ditraumatisasi. Fenomena ini dapat membantu menegakkan diagnosis psoriasis.
Pluto 05 Autspit’z sign Autspit’z sign Tujuan memeriksa psoriasis
Teknik pada lesi skuama digoreskan dengan benda tajam lalu
dilepaskan lapisan demi lapis beberapa menit kemudian timbul tanda auspitz
Interpretasi: positif jika terdapat bintik-bintik perdarahan di
atas eritem 06 Tetesan Lilin Tetesan Lilin 1 Tujuan memeriksa psoriasis
Teknik pada skuama yang tebal
berlapis-lapis digores dengan tepi 2 kaca objek glass/dengan kuku Interpretasi terdapat garis putih 3 seperti goresan pada tetesan lilin
Keterangan terjadi karena skuama 4
tersebut patah shingga dimasuki udara 07 Pewarnaan Gram Pewarnaan Gram Bakteri Gram positif memiliki Indikasi pewarnaan Gram lapisan peptidoglikan yang tebal adalah untuk memperoleh (20-80 nm), sehingga akan karakteristik dan klasifikasi mengambil kompleks stain- bakteri. Pewarnaan Gram mordant primer dan akan penting untuk identifikasi bakteri tampak biru atau ungu di bawah mikroskop.
Teknik pewarnaan Gram dimulai
Bakteri Gram negatif memiliki dari pengambilan spesimen lapisan peptidoglikan yang tipis (1-3 nm) dan persentase ikatan silang yang rendah diikuti Persiapan apusan, pewarnaan dengan lapisan membran luar Gram, dan pemeriksaan slide di yang tipis (7-8 nm), sehingga bawah mikroskop. tidak mengikat kompleks stain- mordant dan akan tampak merah di bawah mikroskop. 08 Fungal culture examination Pemeriksaan Kultur mengidentifikasi organisme mana yang bertanggung jawab atas infeksi:
• Untuk mengetahui sumber infeksi mis. hewan
tertentu • Untuk memilih perawatan yang paling cocok. • Menumbuhkan jamur dalam kultur dapat memakan waktu beberapa minggu, diinkubasi pada 25–30ºC. • Spesimen diinokulasi ke dalam media seperti agar dekstrosa Sabouraud yang mengandung sikloheksimida dan kloramfenikol. Sikloheksimida ditinggalkan jika cetakan memerlukan identifikasi. Kultur negatif dapat muncul karena : ● Kondisi tersebut bukan karena infeksi jamur.
● Spesimen tidak dikumpulkan dengan benar.
● Ada penundaan sebelum spesimen mencapai laboratorium.
● Prosedur laboratorium tidak benar.
● Organisme tumbuh sangat lambat.
09 Pemeriksaan Asto Pemeriksaan Asto Hasil ASTO positif menunjukkan bahwa dugaan adanya hubungan PG dengan infeksi streptokokus beta hemolitikus, sehingga kemungkinan faktor pencetus PG pada kasus ini ialah karena infeksi
Prosedur kerja
A. Pra analitik B. Analitik
1. Metode Kualitatif 1. Prinsip : - • Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan-Dikeluarkan kit reagen dan serum 2. Persiapan sampel : Tidak pada suhu kamar memerlukan persiapan khusus • Dibuat pengenceran serum 1:20-Diambil 1 tetes control positif dan diletakkan 3. Persiapan sampel : Serum pada lingakaran pertama-Diambil 1 tetes control negatif dan diletakkan pada pasien, tidak hemolisis lingakaran kedua-Diambil sampel serum 50 ul dengan mikropipet di tuang pada 4. Alat dan bahan : -Reagen asto- lingkaran ketiga-Ditambahkan 1 tetes reagent ASTO pada masing-masing Kontrol positif-Kontrol negatif- lingkaran-Dicampur sampai rata menggunakan pipet-Diputar kartu selama 2 Batang pengaduk-Slide menit-Diamati terbentuknya aglutinasi dibandingkan dengan control negatif Prosedur kerja B. Analitik C. Pasca analitik 2. Metode Kualitatif 1. Positif : terbentuk aglutinasi pada • Diatur 5 tabung dan diberi label (1:2, 1:4, 1:8, 1:16, dst) slide sampel • Digunakan NaCl fisiologis untuk seri pengenceran 2. Negatif : tidak terbentuk aglutinasi • Dilanjutkan perngenceran hingga hasil akhir dapat diperole pada slide sampe • Dimasukkan masing-masing 1tetes kontrol negatif dan positif didalam slide. • Diabaca hasil dalam jangka 3 menit. 09 Koebner Test Fenomena Koebner (juga dikenal dengan isomorphic response) merupakan trauma yang dapat menyebabkan timbulnya lesi psoriasis pada kulit yang sebelumnya tidak terdapat lesi. Reaksi Koebner biasanya muncul setelah 14 hari pascatrauma, dan ini didapatkan pada 25% pasien psoriasis. Fenomena Koebner tidak spesifik untuk psoriasis, namun sangat membantu menegakkan diagnosis