Anda di halaman 1dari 77

ATLIT DAN KUTU

BUKU
Oleh :
Luke Susilo
405130069
LO
• Menjelaskan morfologi sel darah
• Menjelaskan fisiologi sel darah
• Menjelaskan HB
• Menjelaskan proses pembentukan darah
• Menjelaskan faktor yang mempengaruhi
pembentukan darah
• Menjelaskan pemeriksaan lab darah
LO1 : menjelaskan morfologi
darah
Fungsi plasma darah
Konstituen Fungsi
Air Medium tranportasi; membawa panas

Elektrolit Eksitabilitas membran; distribusi osmotik cairan antara CES dan CIS;
menyangga perubahan pH

Nutrien, zat sisa, gas, hormon Diangkut dalam darah; gas CO2 darah berperan dalam keseimbangan
asam-basa

Protein plasma Secara umum, menghasilkan efek osmotik yg penting dalam distribusi
CES antara kompartemen vaskular dan interstisium; menyangga
PLASMA perubahan pH

Albumin Mengangkut banyak bahan; berpera paling besar dalam menentukan


tekanan osmotik koloid

Globulin α&β Mengangkut banyak bahan tak larut air; faktor pembekuan; molekul
prekursor inaktif

γ Antibodi

Fibrinogen Prekursor inaktif untuk jalinan fibrin pada pembekuan darah


Eritrosit
• Piringan bikonkaf dengan garis
tengah 8μm, ketebalan 2μm di tepi
luar, dan ketebalan 1μm dibagian
tengah
• Jumlah:
– Pria: 5,4 juta/µL
– Wanita: 4,8 juta/µL
• Dapat bertahan ± 120 hari
(menempuh 480 Km) karena eritrosit
dapat memproduksi ATP
meggunakan glukosa secara glikolitik
anaerob (Embden-Meyerhof
parthway)
Membran Eritrosit – Komposisi:
– Terdiri dari:
• 50% membran
• Lipid bilayer berupa protein → di
• Integral membrane permukaan / integral
proteins • 20% Fosfolipid
• Membrane skeleton • 20% molekul
→ untuk kolesterol
mempertahankan
• 10% karbohidrat → di
bentuk bikonkav
permukaan luar
– Dibentuk oleh
Spektrin α dan β,
ankyrin, protein 4.1
dan actin.
Size:
• Ø bervariasi, N = 7,2 μm dengan variasi ±
1 μm.
• Bila lebih besar dari 9 μm → makrositik
• Bila lebih kecil dari 6 μm → mikrositik
• Bila ukuran bervariasi → anisositosis

Shape:
• Cakram bikonkaf.
• Tidak mempunyai inti.
• Bila bentuk bermacam2 → poikilositosis.
• Contoh: Target cell, Sickle cell, tear-drop
cell, burr cell, dll.
Staining character:
• Normokrom → merah muda (asidofil)
• Area sentral lebih pucat tidak lebih dari
1/3.
• Hipokrom → tampak lebih pucat dari
eritrosit normal.
– Terdapat pada : anemia def. besi;
hemoglobinopati.
Leukosit
• Satuan mobile pada sistem pertahanan imun tubuh
• Jumlah: 5000 - 10.000/µL
• Fungsi utama : agen pertahanan di luar darah
• Tidak mempunya Hb, jadi putih
• Pembagian menurut
– Granula
– Inti
• Neutrofil, eosinofil, basofil : granulosit (sel yang mengandung
granula) & polimorfonukleus (bentuk inti beragam)
• Monosit & limfosit : agranulosit (sel yg tidak memiliki granula) &
mononukleus (satu inti)
• Jumlah total leukosit normal rata2 7juta sel/ml
– 2/3 leukosit : granulosit, terutama neutrofil
– 1/3 nya: agranulosit, terutama limfosit
Neutrofil
Jumlah:
• 60 – 70% dari jumlah leukosit

Karakteristik:
• Bergranula
• Diameter: 10 – 12 µm
• Nukleus: 2 – 5 lobus yg dihubungkan oleh benang kromatin tipis
• Sitoplasma: bersifat netral, terdapat granula halus berwarna ungu pucat
• Tiap mm3 darah mengandung 3000-7000 butir
*gambar lihat slide no.5
Eosinofil
Jumlah: 2 – 4% dari jumlah leukosit
*gambar lihat slide no.5
Karakteristik:
▪ Bergranula
▪ Diameter: 10 – 12 µm
▪ Nukleus: biasanya mempunyai 2
lobus yg dihubungkan oleh benang
kromatin tebal
▪ Sitoplasma: bersifat asam, terdapat
granula yg berwarna merah-
kejinggaan
▪ Tiap mm3 darah mengandung 100-
400 butir
Basofil
Jumlah: 0,5 – 1% dari total leukosit

Karakteristik:
• Bergranula
• Diameter: 8 - 10µm *gambar lihat slide no.5
• Nukleus: biasanya mempunyai 2
lobus
• Sitoplasma: bersifat basa, terdapat
granula-granula besar yg berwarna
biru-keunguan yg berisi histamin
• Bertahan 3-4 hari
• Setiap mm3 darah mengandung 20-50
butir
Monosit
Jumlah: 3 – 8% total leukosit • Monosit dapat membesar dan
berkembang menjadi
Karakteristik: makrofag. Makrofag
merupakan sel fagositik yg
• Tidak bergranula terbesar dan berumur panjang
• Diameter: 12 - 20µm
• Nukleus: biasanya berbentuk
seperti tapal kuda atau ginjal
• Sitoplasma: berwarna biru-
keabuan dan terlihat berbuih *gambar lihat slide no.5
• Tiap mm3 darah mengandung
100-700 butir
• Dapat bergerak cepat
Limfosit
Terdiri dari: • Sitoplasma: mengelilingi
• Sel T
• Sel B nukleus dan berwarna biru
• Natural killer cell langit; semakin besar sel,
Jumlah: 20 -25% total leukosit semakin terlihat
sitoplasmanya
Karakteristik:
• Tidak bergranula
• Umur: beberapa limfosit,
• Diameter: limfosit kecil = 6 - 9µm, seperti sel memori T dan B
limfosit besar = 10 - 14µm
• Nukleus: berbentuk bulat atau
dapat hidup selama
sedikit bertekuk bertahun-tahun
• Dapat bertahan 100-300 hari
• Tiap mm3 darah mengandung
1500-3000 butir *gambar lihat slide no.5
Trombosit
• Jumlah normal: 250 mm3
• Fragmen kecil sel (garis tengah 2-4μm)
• Masa hidup 10 hari (stlh membentuk makrofag)
• Fungsi : Hemostatis
• Nukleus: tidak ada
• Terdapat banyak vesikel
Struktur Bentuk Terdapat Dihasilkan

Eritrosit Inti tidak ada Bikonkaf Pembuluh Bayi : hati


dan darah Orang dewasa : sumsum
mempunyai tulang belakang
Hb

Leukosit Ada nukleus Tidak tetap Dalam Sumsum merah , limpa,dan


tanpa Hb amoeboid pembuluh kelenjar getah bening
dan tidak darah dan di
berpigmen luar
pembuluh
darah

Trombosit Tanpa Berbetuk Dalam Sumsum tulang


Nukleus , bulat,bulat pembuluh
tanpa Hb lonjong atau darah
spindle,dan
cakram
LO2 : Menjelaskan fisiologi sel
darah
Fungsi Eritrosit :

Penghantar Oksigen Keseluruh Tubuh


Setelah dibentuk, sel darah merah akan menyebar dan akan mengikat oksigen
dari paru–paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat
karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru.
Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang
telah bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen
4 Hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai
oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan: Hb-
oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa dengan
karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb + karbon
dioksida Hb-karbon dioksida) yang mana karbon dioksida tersebut akan
dikeluarkan di paru-paru.
• Penentu Golongan Darah
Selain Berfungsi untuk menghantarkan oksigen sel darah
merah juga berfungsi dalam pembentukan golong darah
pada manusia. Penggolongan ini ditentukan oleh ada atau
tidaknya antigen bernama aglutinogen dalam sel darah
merah. Ada dua antigen yang telah dikenali dalam sel darah
merah, yaitu antigen A dan antigen B. Jadi, misalnya
seseorang akan digolongkan memiliki golongan darah A,
jika di dalam sel darah merahnya terdapat antigen A dan
plasma darahnya memiliki aglutinin β (anti-B).
• Membantu Pelebaran Pembuluh Darah
Sel Darah Merah ini juga memiliki fungsi dan kegunaan
dalam pelebaran pembuluh darah yakni sel darah merah
akan melepaskan senyawa S-nitrosothiol yakni saat
hemoglobin terdeoksigenasi sehingga pembuluh darah pun
akan melebar dan akan melancarkan arus darah supaya
darah segera menuju ke jaringan tubuh yang kekurangan
oksigen.
Fungsi netrofil :
• Fagositosis
• Menghancurkan bakteria dengan lisosome, defensins, dan oxidan kuat,
seperti anion superoksida, hidrogen peroksida dan anion hipoklorit
Fungsi eosinofil :
• Respon alergi
• Fagositosis antigen-antibodi kompleks
• Menghancurkan beberapa cacing parasit
• Pembuangan fibrin yg terbentuk selama inflamasi
Fungsi basofil :
• Melepaskan heparin, histamin dan serotonin pada reaksi alergi yg
memperbesar efek respons inflamasi
Fungsi monosit :
• Fagositosis (setelah berubah menjadi makrofag)
Fungsi limfosit:
• Menengahi respon imun, termasuk reaksi antigen-antibodi kompleks
• Sel B berkembang menjadi sel plasma dan memproduksi antibodi
• Sel T menyerang virus, sel kanker, dan transplan sel jaringan di dalam
tubuh
• Natural cell killer membunuh berbagai macam mikroba infeksius dan
beberapa tumor sel yg terjadi secara spontan
Limfosit
• LIMFOSIT B • LIMFOSIT T

• Melepaskan antibodi • Sel T helper : melepaskan protein


• Antibodinya merupakan protein sitokin utk mengarahkan respon sel
berbentuk Y darah putih
• Mengikat mikroba dan sel yg telah • Sel T sitotoksik : (natural killer T cells)
terinfeksi mengeluarkan molekul utk
• Kemudian menetralisir target membunuh virus dan antigen lain
mikroba • Memory T cell : ada setelah tubuh
berjuang utk mengatasi infeksi dan jg
menangani infeksi yg akan datang
dgn jenis yg sama.
• Regulatory T cells : (supressor T cell)
mengatur sel T lainnya agar tdk
menyerang sel tubuh sendiri
Fungsi trombosit : pembekuan darah
• Protein penting yang disebut faktor pembekuan sangat
penting untuk proses pembekuan. Kendati trombosit
sendiri bisa menutup kebocoran pembuluh darah kecil
dan untuk sementara menghentikan atau
memperlambat pendarahan, dengan adanya faktor
pembekuan darah menghasilkan penggumpalan yang
kuat dan stabil. Trombosit dan faktor pembekuan
bekerja sama untuk membentuk benjolan padat
(disebut bekuan darah) untuk menutup kebocoran,
luka-luka, atau goresan dan untuk mencegah
pendarahan di dalam dan pada permukaan tubuh kita.
LO3 : Menjelaskan HB
• Fungsi: mengikat O2 & CO2 atau hasil metabolisme lainnya seperti
2,3-diphosphoglycerate (DPG)
• Pada orang dewasa normal, mempunyai Hb A (dominan) dan sedikit
Hb F & Hb A2

– Hb A mempunyai struktur α2β2

– Hb F mempunyai struktur α2γ2

– Hb A2 mempunyai struktur α2δ2

• Pada janin/bayi <3 bulan mempunyai Hb F (dominan), kemudian


akan digantikan Hb A
Struktur Haemoglobin
• Haemoglobin adalah protein globular dengan 4 subunit polipeptida,
yaitu 2 α-globin chain & 2 β-globin chain membentuk struktur alfa
helix dan distabilisasi oleh ikatan hidrogen
• Haemoglobin: 4 grup haem + 4 globin
• Fe2+ sebagai sentral dari molekul haem yang terikat dengan 4 atom
nitrogen & dapat mengikat O2 dan CO2

• Oksigen akan terikat pada Fe2+ di sisi proksimal histidin


• Ketika oksigen mengikat ke zat besi, zat besi akan teroksidasi
sementara (reversible), Fe2+ → Fe3+ dan oksigen → superoxide.
• Jika superoxide yang terikat Fe3+ memprotonasi zat besi, zat besi
akan secara permanen menjadi Fe3+ sehingga tidak akan bisa
mengikat oksigen lagi
• Struktur histidin (bermuatan +) yang terletak berdekatan dengan
Fe2+ ini yang akan mencegah Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+
• Haemoglobin yang terikat dengan O2 disebut oksihemoglobin

• Haemoglobin yang terikat dengan CO2 disebut


karbaminohemoglobin
Eritrosit hemolisis atau proses penuaan

Hemoglobin

Globin Hem

Asam amino Fe CO Protoporfirin

Pool besi
Bilirubin indirect
Pool protein
Hati
Disimpan /
Disimpan / digunakan lagi Bilirubin direct
digunakan lagi
Empedu

Feses : Urin
Sterkobilinogen Urobilinogen
Sintesis Haemoglobin

• Haem disintesis di mitokondria dan sitosol sel eritrosit yang


imatur
• Protein globin disintesis oleh ribosom sel eritrosit yang imatur
• Fe diperlukan dalam sintesis haemoglobin, Fe yang diabsorpsi
oleh usus akan di transport ke sumsum tulang oleh transferin
Absorpsi Fe
Sintesis haemoglobin
Metabolisme Haemoglobin
1. Embden-Meyerhof glycolitic (anaerob) parthway: sintesis ATP
• Fungsi Embden-Meyerhof parthway bagi eritrosit:
– Pemeliharaan Hb sebagai pigmen respirasi
– Pemeliharaan gradien elektrolit antara plasma dan sitoplasma
eritrosit
– pemeliharaan jalur-jalur metabolik oksidasi-reduksi
– Sintesis lipid (membran sel) dan nukleotida

2. Pentose phosphate pathway


3. Luebering-Rapoport shunt: regulasi konsentrasi 2,3-DPG
Kurva disosiasi Haemoglobin-Oksigen

• Kurva menunjukkan hubungan tekanan parsial oksigen & saturasi


oksigen
• Tekanan parsial oksigen dimana saturasi oksigen adalah 50% jenuh: 26
mmHg → disebut sebagai P50
• Ketika adanya terjadi perubahan pH, penyakit tertentu, dan kondisi lain,
dapat menyebabkan pergeraan kurva sehingga P50 juga berubah
• Dalam keadaan normal:
– Darah arteri mengalir ke jaringan dengan tekanan oksigen 95 mmHg
& saturasi hemoglobin >97%
– Dara vena mempunyai tekanan oksigen 40 mmHg & saturasi
hemoglobin <80%
• Afinitas haemoglobin terhadap oksigen dipengaruhi oleh temperatur,
pH, konsentrasi CO2 & CO, jumlah 2,3-DPG sel darah merah.
Kurva disosiasi Haemoglobin-Oksigen
• Pada gambar diatas, posisi kurva disosiasi haemoglobin-oksigen
dipengaruhi oleh laju metabolisme jaringan, produksi CO 2 dan pH
darah (Bohr effect)
• Bila hasil metabolisme jaringan (CO2 & metabolit yang bersifat asam)
meningkat → penurunan pH → menyebabkan asidosis → kurva
bergeser ke kanan → pelepasan oksigen ke jaringan meningkat
(afinitas oksigen ↓)
• Bila terjadi peningkatan pH (e.g alkalosis respiratori akut) → kurva
bergeser ke kiri → pelepasan oksigen ke jaringan menurun (afinitas
oksigen ↑)
• Bila adanya hemoglobin tertentu (e.g sickle hemoglobin), kurva
akan bergeser ke kanan. Artinya oksigen dapat dilepas dengan
mudah → transport oksigen terganggu
LO 4 : Menjelaskan proses
pembentukan darah
Sifat sel induk pluripotent
• Self renewal → Kemampuan memperbaharui
diri
• Proliferatif → kemampuan membelah atau
memperbanyak diri
• Diferensiatif → kemampuan untuk
mematangkan diri menjadi sel-sel dengan
fungsi tertentu
Sel induk hemopoietik menurut sifat
kemampuan diferensiasinya
• Pluripotent (totipotent) stem cell
– sel induk yang mempunyai kemampuan untuk menurunkan
seluruh jenis sel-sel darah
• Commited stem cell
– Sel induk yang mempunyai komitmen untuk berdiferensiasi
melalui salah satu garis turunan sel (cell line)
• Oligopotent stem cell
– Sel induk yang dapat berdiferensiasi menjadi hanya beberapa
jenis sel
• Unipotent stem cell
– Sel induk yang hanya mampu berkembang menjadi satu jenis sel
saja
Hemopoesis
• Tempat hemopoesis pd manusia :
1. Yolk sac : umur 0-3 bulan intrauterin
2. Hati & limpa : umur 3-6 bulan intrauterin
3. Sumsum tulang : umur 4 bulan intrauterin – dewasa

• Hemopoesis ekstrameduler : hemopoesis di luar sumsum tulang,


terutama limpa (dijumpai pd keadaan patologis , sprt mielofibrosis)

• Untuk kelangsungan Hemopoesis diperlukan :


1. Sel induk hemopoetik
2. Lingkungan mikro sumsum tulang
3. Bahan pembentuk darah
4. Mekanisme regulasi
Proses pembentukan darah ( hemopoesis)

• Tempat

Janin 0-2 bln : yolk sac


2-7 bln : hati limpa
5-9 bln : sumsum tulang
bayi Sumsum tulang ( semua bagian
tulang)
dewasa Sumsum tulang belakang, tulang
rusuk, tulang dda, tlg tengkorak,
sacrum, tlg panggul, ujung tulang
ekstemitas & tulang2 pipih.
Lingkungan mikro sumsum tulang
• Substansi yg memungkinkan sel induk tumbuh
secara kondusif
• Komponen meliputi :
– Mikrosirkulasi dalam sumsum tulang
– Sel-sel stroma (sel endotel, sel lemak, fibroblast,
makrofag, sel retikulum)
– Matriks ekstraseluler (fibronektin, haemonektin,
laminin, kolagen, dan proteoglikan)
• Menyediakan nutrisi, komunikasi antar sel, dan
menghasilkan zat yg mengatur hemopoesis.
Kontrol eritropoiesis
• Diatur oleh hormon eritropoietin
• Eritropoietin dihasilkan scr normal 90% di
ginjal dn 10% di hati / tmpt lain.
• Rangsangan utk mmbntuk eitropoietin adlah
tkanan oksigen dlm jar ginjal.
LO 5 : Menjelaskan faktor yang
mempengaruhi pembentukan darah
• Meliputi gizi dan mekanisme regulasi
B12
protein
B6

Asam folat

vitamin Ribovlafin

Asam
pantotenat
Zat yg
dibutuhkan u/ Niacin
hemopoeisis
Vit c

Fe

Mineral Cu

Zn
Besi
• Untuk pembentukan Hb dlm darah
• Kekurangan preparat besi dpt mengakibatkan
pembentukan Hb terganggu.
• Bahan pemacu contohnya: meat factors dan
vitamin C
• Bahan penghambat contohnya: tanat (garam
asam tanat/ astrigen), phytat (bentuk anionik
asam fitat, dan serat (fibre)
Besi heme Besi non heme
• Tingkat absorbsi tinggi, tidak • Tingkat absorbsi rendah,
dihambat oleh bahan dipengaruhi faktor pemacu dan
penghambat sehingga penghambat shg biovailibitasnya
bioavailibitasnya tinggi rendah
• Masuk ke tubuh dalam bentuk • Masuk ke tubuh dalam bentuk
Fe3+ Fe2+
• Sumber besi heme: • Sumber besi non heme:
– Daging – Serealia
– Ikan – Umbi-umbian
– Unggas – Sayuran (bayam)
– Hasil olahan darah – kacang
Absorpsi Besi Terbagi atas 3 fase:
1. Fase luminal:
besi dalam makanan diolah dalam lambung kemudian
siap di serap di duodenum
2. Fase mukosal:
proses penyerapan dalam mukosa usus yang merupakan
suatu proses aktif.
3. Fase korporeal:
meliputi proses transportasi besi dalam sirkulasi, utilisasi
besi oleh sel-sel yang memerlukan, dan penyimpanan
besi oleh tubuh
Besi
Vitamin B12
• Diperlukan utk sintesis DNA
• Byk tdpt di dlm daging dan dalam keadaan normal telah diserap di bagian
akhir usus halus yg menuju ke usus besar (ileum)
• Supaya dpt diserap, vitamin B12 hrs bergabung dg faktor intrinsik yg
kemudian mengangkut vitamin ini ke ileum, menembus dindingnya dan
msk ke dalam aliran darah.
• Tanpa faktor intrinsik, vitamin B12 akan tetap berada dalam usus dan
dibuang melalui tinja.
• Faktor intrinsik dihasilkan di lambung.
• Sumber vit.B12 : telur, unggas, jeroan, kerang, susu
• Defisiensi vitamin B12 menyebabkan:
1. Kerusakan Saraf, dan Otak
2. Kelainan Sintesa dan Regulasi DNA terutama didarah (menyebabkan
Megaloblast)
3. Anemia Pernisiosa
Asam Folat
• Diperlukan utk membentuk DNA, mengatur pembelahan sel bakal
dan pematangan eritrosit
• Apabila asam folat tdk adekuat → eritrosit lbh sedikit, sel
berukuran besar (Hb normal), lebih rapuh dr normal
– Berasal dari daun hijau, buah-buahan berwarna jingga dan merah,
kacang-kacangan, dan serealia
– Ada 3 gugus: 1 .cincin pteridin
2. asam para amino benzoat
3. 1 dari sejumlah unit asam glutamat
• Simpanan cukup untuk sebulan
• Efek def asam folat : gangguan sintesis timidin (bagian dari DNA)
• Kekurangan vitamin B12 dan asam folat mengakibatkan anemia
makrositik
Asam amino
• Protein hewani (kualitas lebih tinggi):
– Daging
– Telur
– Produk susu (dairy product).

• Protein nabati (kualitas lebih rendah): tolong dicari lagi ya ini apa
jawabannya ☺
– Kacang kedelai (kualitas hampir menyamai protein hewani)
– Gandum cokelat
– Kacang-kacangan, termasuk kacang hijau, kacang tanah, dan kacang polong.
– Buah, sayur,

• *kualitas : kandungan asam amino essensial dan non-essensial


Mekanisme regulasi
• Penting untuk mengatur arah dan kuantitas
pertumbuhan sel dan pelepasan sel darah yg
matang dari sumsum tulang ke darah tepi.
• Zat-zat yg berpengaruh dalam mekanisme:
– Faktor pertumbuhan hemopoesis (GM-CSF, G-CSF, M-
CSF, Thrombopoietin, BPA, stem cell factor)
– Sitokin (IL-3, IL-4, IL-5, IL-7, IL-8, IL-9, IL-10, IL-11)
– Hormon hemopoetik spesifik (eritropoetin)
– Hormon non-spesifik (androgen, estrogen,
glukokortikoid, GH, hormon tiroid)
Growth
factor
Fungsi GF
NAMA FUNGSI
Erythropoietin (EPO) • Sinyal untuk proliferasi progenitor erythroid dan
diferensiasi prekursor erythroid
• Mendorong terjadinya proliferasi B-cell
• Mendorong terjadinya makrofag
• Mendorong terjadinya kemoktaksis sel endotel

GM-CSF • Mengstimulasi proliferasi sel progenitor dan


perkembangan granulosit, makrofag & koloni
eosinophil
• Meningkatkan aktivitas fungsional neutrofil,
makrofrag dan eosinofil
TPO • Meningkatkan produksi trombosit
NAMA FUNGSI
SCF • Meningkatkan perkembangan granulosit, makrofag, megakariosit,
erythroid

G-CSF: • Mengstimulasi perkembangan dan diferensiasi sel progenitor


hemapoietic, khususnya yang berkembang menjadi neutrophil
• Mencegah terjadinya apoptosis neutofil
• Meningkatkan fungsi neutrofil (kemotaksis, fagositosis, respon
oksidatif, and aktivitas mikrobosidal)
• Perpindahan neutrofil dari sumsum ke sirkulasi

M-CSF • Mengstimulasi diferensiasi sel progenitor menjadi monosit matur


• Perpanjang kelangsungan hidup monosit
• Meningkatkan sitotoksisitas, pembentukan superoxide, fagositosi,
kemotaksis dan pembentukan sitokin sekunder (G-CSF, IL-6, and
IL-8) di monosit & makrofag

IL-3 (Multi-CSF) • Menstimulasi granulosit, produksi : monosit, eosinofil, sel eritroid,


megakariosit, dan sel mast
NAMA ASAL FUNGSI
IL-1 Makrofag, Limfosit T dan B, • Meningkatkan produksi CFSs dengan
Fibroblas menigkatkatkan proses transkripsi atau
mengstabilisasi mRNA

IL-2 Sel limfosit T • Mengstimulasi aktivitas limfosit-


T/mengstimulasi pembentukan imunitas
seluler

IL-4 Limfosit T, sel NK, Sel Mast • mengstimulasi pembentukan imunitas


humoral
NAMA ASAL FUNGSI
IL-5 Sel Limfosit T • Inhibisi apoptosis eosinofil
• meningkatkan jumlah basofil 
peningkatan sekresi histamin  reaksi
alergi
• Bersama IL-2 meningkatkan proliferasi
limfosit-T

IL-6 Limfosit, fibroblas • Perkembangan fungsi normal limfosit-


T dan limfosit-B, maturasi
megakariosit

IL-7 Sel stromal • Merangsang produksi limfositdi timus


dan sumsum tulang

IL-8 Fibroblas, pembuluh darah endotel • Meningkatkan fungsi neutrofil


LO 6 : Menjelaskan pemeriksaan
lab darah
• Pengambilan darah
• Parameter pemeriksaan darah
• Agar dapat di peroleh spesimen darah yang syarat uji laboratorium,
maka pengambilan sampel darah garus di lakukan dengan benar,
mulai dari persiapan, pemilihan jenis antikoagulan, pemilihan letak
vena, tekhnik pengambilan sampai dengan pelabelan sampel.

Pengambilan sampel darah tidak boleh di lakukan pasa lengan yang


terpasang infus , jika salah satu lengan terpasang infus maka
pengambilan di lakukan pasa lengan yang yang tidak terpasang
infus. jika kedua lengan terpasang infus di lakukan pengambilan
pada vena kaki.

Darah vena diperoleh dengan jalan pungsi vena. Jarum yang


digunakan untuk menembus vena itu hendaknya cukup besar,
sedangkan ujungnya harus runcing , tajam dan lurus. Dianjurkan
untuk memakai jarum dan semprit yang dispossible; semprit
semacam itu biasanya dibuat dari semacam plastik. Baik semprit
maupun jarum hendaknya dibuang setelah dipakai, janganlah
disterilkan lagi guna pemakaian berulang.
• Pengambilan Darah Vena dengan Syringe (Spuit)

Tujuan : Untuk mendapatkan darah vena dengan


menggunakan syringe.

Prinsip : Darah vena diambil dengan cara melakukan


penusukan pada pembuluh darah vena, darah akan masuk
pada ujung semprit, dilanjutkan dengan menarik torak /
piston sampai volume darah yang dikehendaki.

Lokalisasi :
Vena yang cukup besar dan letaknya superficial, Pada orang
dewasa biasanya vena difosa cubiti sedangkan pada anak-
anak dan bayi mungkin diambil pada : Vena Jugularis
Externa, Vena Femoralis (paha), Vena Sinus Sagitalis Superior
(kepala)
Prosedur kerja :

• Alat-alat yang diperlukan disiapkan diatas meja.


• Keadaan pasien diperiksa, diusahakan pasien tenang begitu pula petugas (Phlebotomis).
• Ditentukan vena yang akan ditusuk, pada orang gemuk atau untuk vena yang tidak terlihat
dibantu dengan palpasi
• Daerah vena yang akan ditusuk diperhatikan dengan seksama terhadap adanya peradangan,
dermatitis atau bekas luka, karena mempengaruhi hasil pemeriksaan.
• Tempat penusukan didesinfeksi dengan Alkohol 70 % dan dibiarkan kering
• Tourniquet dipasang pada lengan atas (bagian proximal lengan) 6 – 7 cm dari lipatan tangan.
• Tegakkan kulit diatas vena dengan jari-jari tangan kiri supaya vena tidak bergerak
• Dengan lubang jarum menghadap keatas, kulit ditusuk dengan sudut 45o – 60o sampai ujung
jarum masuk lumen vena yang ditandai dengan berkurangnya tekanan dan masuknya darah
keujung semprit.
• Holder ditarik perlahan-lahan sampai volume darah yang diinginkan.
• Torniquet dilepas, kapas diletakkan diatas jarum dan ditekan sedikit dengan jari kiri, lalu
jarum ditarik.
• Pasien diinstruksikan untuk menekan kapas selama 1 – 2 menit dan setelah itu bekas luka
tusukan diberi plester hansaplast.
• Jarum ditutup lalu dilepaskan dari sempritnya, darah dimasukkan kedalam botol atau tabung
penampung melalui dinding secara perlahan. Bila menggunakan anticoagulant, segera
perlahan-lahan dicampur.
• Hal – hal yang perlu diperhatikan pada pengambilan darah vena :

• Lepas tutup jarum secara perlahan, jangan sampai ujung jarum menyentuh
tutupnya, sebab jarum dapat tumpul
• Pada Vacutainer pemasangan tabung vakum pada holder harus kuat, dengan
cara ibu jari kanan mendorong tabung sedangkan jari telunjuk dan jari tengah
(kanan) tertumpu pada kedua sisi holder, ibu jari tangan kiri memegang
holder dengan sedikit menekan agar holder tidak bergerak
• Pasien yang takut harus ditenangkan dengan memberi penjelasan mengenai
apa yang akan dilakukan, maksud beserta tujuannya
• Vena yang kecil terlihat sebagai garis-garis biru biasanya sukar digunakan
• Untuk vena yang tidak dapat ditentukan karena letaknya yang dalam, usaha
coba-coba dilarang untuk dilakukan
• Pembendungan yang terlalu lama jangan dilakukan karena dapat
mengakibatkan hemokonsentrasi setempat
• Hematome, yaitu keluarnya darah dibawah kulit dalam jaringan pada kulit
disekitar tusukkan akan terlihat berwarna biru, biasanya akan terasa nyeri,
perintahkan pasien untuk mengompresnya dengan air hangat beberapa
menit atau beberapa hari sampai sakitnya hilang
Tes Angka normal
Eritrosit 4 – 5 juta sel/μL
Leukosit 4800 – 10800 sel/μL
Eosinofil 100 – 400 sel/μL atau 1-3%
Basofil 20 – 50 sel/μL atau 0-15
Neutrofil 3000 – 7000 sel/μL atau 50-70% (segmen), 2-6% (batang)
Monosit 100 – 700 sel/μL atau 2-8%
Limfosit 1500 – 3000 sel/μL atau 20-40%
Trombosit 150000 – 450000 sel/μL
Hb Pria: 14-18 g/dL
Wanita: 12-16 g/dL
Retikulosit 0.5 – 1.5 % total eritrosit
HCT Pria: 40-48 vol%
(hematokrit) Wanita: 37-43 vol%
LED (laju Pria: <10 mm/jam
endap darah) Wanita: <15 mm/jam
Tes Angka kritis
HCT <14% atau >60%
(hematokrit)
Leukosit <2000sel/μL atau ada perbedaan 1000 dari pemeriksaan
sebelumnya, hanya jika pemeriksaan sebelumnya <4000sel/μL
>50000sel/μL
Tampak sel leukemik (progranulositik atau sel blas)
Tampak reaksi leukemoid abnormal
Positif untuk malaria atau parasit lain

Trombosit <20000sel/μL
>1 juta sel/μL
Retikulosit >20%
Masa >40 detik
protrombin

Anda mungkin juga menyukai