Anda di halaman 1dari 39

HORMON TIROID –

ANTITIROID
&
OBAT PIRAI/GOUT
dr. Dina Fauzia, SpFK

Fakultas Kedokteran Universitas Riau


HORMON TIROID &
ANTITIROID

2
Manifestasi Klinis
Gangguan Fungsi Tiroid
Tirotoksikosis ------------------------ Hipotiroidisme
Kulit : panas, lembab pucat, dingin, kering
Mata : retraksi kelopak kelopak jatuh
periorbital edema edema
eksoftalmus
Lidah : - lidah besar
Jantung : takikardia, CO↑ bradikardia, nadi, CO↓
Respirasi : dispnea hipoventilasi
GIT : nafsu makan ↑ peristaltik ↓
Otot : lemah, lelah kaku, lelah
Ekstremitas : tremor

3
Pendahuluan
 Hormon tiroid yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid :
T3 (triiodotironin) & T4 (tiroksin).
 Dalam kelenjar tiroid berikatan dengan tiroglobulin.
 Gangguan fungsi tiroid disebabkan oleh gangguan
sintesis hormon tiroid.
 Intake yodium dari makanan adalah 150 µg/hari
(hamil 200 µg/hari).
 Sekresi hormon tiroid per hari 75 µg.
4
Sekresi Hormon Tiroid
Sekresi kelenjar tiroid diatur oleh hormon yang menstimulasi
kelenjar tiroid yaitu TSH (Thyroid Stimulating
Hormone/Tirotropin) yang dihasilkan oleh hipofisis anterior.
Hipofisis anterior dikendalikan oleh TRH (Thyroid Releasing
Hormone) yang dihasilkan oleh hipotalamus.
Pelepasan TSH dan TRH diatur melalui mekanisme umpan
balik negatif oleh hormon tiroid (T3 dan T4) yang beredar di
dalam darah.
5
H
I H
P I
P O T
P
O T I
O
R A R
F
O L O
I
S A I
S
M D
I
U S
S
6
Sintesis Hormon Tiroid
1. Ambilan/uptake ion iodida oleh kelenjar tiroid
2. Oksidasi iodida dan iodinasi gugus tirosil
 iodida – thyroidal peroksidase – iodium
 pembentukan monoiodotirosin (MIT) dan
diiodotirosin (DIT)
3. Pembentukan T4 dan T3
 MIT + DIT  T3 (Tri iodotironin)
DIT + DIT  T4 (Tetra iodotironin = tiroksin)
4. Sekresi dan konversi hormon tiroid
 sekresi secara proteolisis;
 konversi T4 menjadi T3 di hepar oleh E 5’- deyodinase
7
Tiosianat, perklorat Tiourea, aminobenzen, imidazol
Iodida Transpor aktif Iodida Oksidasi o peroksidase
Iodium iodium
(makanan) (darah) TSH (kel. tiroid TSH +
+K +
Tiroglobulin
Glikosida jantung

MIT,DIT  T3-T4

iodida tirotropin

Kelenjar tiroid
proteolisis

T3 E 5’-deyodinase T4:T3 =5:1


(hepar dan ginjal) (darah)
Oksidator, PTU

8
SINTESIS HORMON TIROID

9
Transpor Hormon Tiroid

Berikatan dengan thyroxine-binding globulin (TBG) 70%


Berikatan dengan thyroxine-binding prealbumin (TBPA) 10-15%
Berikatan dengan albumin 15-20%
Free T4 (fT4) 0,03%
Free T3 (fT3) 0,3%

10
Metabolisme & Ekskresi
Hormon Tiroid

11
Fisiologi Hormon Tiroid

12
Fisiologi Hormon Tiroid(2)
 Pertumbuhan dan perkembangan
defisiensi tiroid retardasi mental

 Sistem saraf
status mental, mood, proses berpikir

 Sistem kardiovaskular
hormon tiroid HR, CO dan kontraksi ↑

 Sistem reproduksi
hipotiroid infertilitas 13
Hipotiroidisme

14
Terapi Hipotiroidisme:
Thyroid Hormone Replacement

15
Levothyroxine (Thyrax®)
 Efek samping:
 ringan : palpitasi, gugup, sakit kepala, insomnia, BB ↓, nafsu makan↑

 berat: sulit bernafas, nafas pendek, bengkak wajah dan lidah


 Interaksi obat:
 sukralfat, kolestiramin, Fe, kalsium, AlOH)3  menghambat absorpsi
levotiroksin.
 Fenitoin, karbamazepin, rifampisin  mempercepat ekskresi levotiroksin
 seakan akan dosis kurang karna di metabolisme dengna cepat
 Dosis : 75-200 mcg/hari

16
 Evaluasi pengobatan:
 Setelah 6-8 minggu pengobatan
 Target TSH normal (0,5-5,0 μIU/mL)
 Supresi TSH hingga subnormal  osteoporosis, disfungsi
jantung

17
Terapi Hipertiroidisme

1. Thyrostatics/ Antitiroid/ Thioamide/ Thionamide


2. Iodida
3. Iodium radioaktif
4. Surgery/Tiroidektomi

18
1. Antitiroid (Thioamide)
(

19
Antitiroid (Thioamide)
( /2

20
Antitiroid (Thioamide)
( /3

21
Antitiroid (Thioamide)
( /4

 Dosis :
 PTU = 3 x 100 mg/hari
 Metimazol = 3 x 5-10 mg/hari

 Monitoring terapi:
 pengecilan goiter,
 gejala hipotiroidisme,
 laboratoris
22
Antitiroid (Thioamide)
( /5

23
2. Iodida

24
Iodida(2)

 Digunakan juga untuk terapi praoperatif tiroid oleh karena


dapat menurunkan vaskularisasi, ukuran, kerapuhan kelenjar
 Kerugian :
eksaserbasi tirotoksikosis pada penggunaan 2-8 minggu 
terapi kombinasi dengan antiroid

25
3. Iodium Radioaktif

26
4. Tiroidektomi
 Terapi definitif hipertiroid pengangkatan sebagian
atau seluruh kelenjar tiroid
 Diindikasikan untuk :
 hipertiroid pada pasien yang tidak dapat mentoleransi
efek samping modalitas lain
 hipertiroid yang tidak responsif dengan modalitas lain.
 Boleh dilakukan pada hipertiroid wanita hamil trimester II

27
Terapi Tambahan

28
OBAT PIRAI / GOUT

29
GOUT / PIRAI
 Gout Akut
 Tujuan : mengatasi nyeri pada inflamasi akut
 Misalnya : Kolkisin, fenil- dan oksifen- butazon, indometasin

 Gout Kronik
 Tujuan : menurunkan kadar asam urat (urikosurik atau urikostatik)
 Misalnya : alopurinol, probenesid, sulfinpirazon

30
KOLKISIN
 Mempunyai khasiat anti inflamasi kuat tehadap pirai akut
 Sebagai antiradang umum kolkisin tidak efektif
 Tidak memiliki efek analgesik
 Tidak meningkatkan ekskresi, sintesis atau kadar asam urat
dalam darah
 Cara kerja :
Menghambat migrasi granulosit ke tempat radang: ;
 menghambat penglepasan mediator inflamasi
 menekan respons inflamasi
31
KOLKISIN (2)

Farmakokinetik
 Absorpsi oral baik
 Distribusi luas di jaringan tubuh dengan Vd + 50 Liter.
 Kadar yang tinggi terdapat di ginjal, hati, limpa, dan GIT
 Ekskresi :
 Sebagian besar melalui tinja dalam bentuk utuh
 Sebagian kecil melalui urin (10-20%)

32
KOLKISIN(3)
Indikasi :
 DOC untuk pirai akut. Gejala menghilang dalam 24 - 48 jam.
 Untuk profilaksis serangan & mengurangi beratnya serangan

Efek Samping
 Sering: mual, muntah, diare
 Jarang: depresi sumsum tulang, miopati, neuritis perifer
 Terutama muncul pada dosis maksimal
 Bila ES muncul  terapi segera dihentikan
33
KOLKISIN(4)
Precautions
Hati-hati pemberian kolkisin pada pasien usia lanjut, lemah,
gangguan ginjal, kardiovaskular dan saluran cerna
Dosis
Oral: 0,5 - 0,6 mg tiap jam ATAU
1,2 mg (dosis awal), diikuti 0,5 - 0,6 mg tiap 2 jam;
sampai gejala hilang atau ES GIT muncul
Intravena: 1-2 mg, diikuti 0,5 mg tiap 12-24 jam
Dosis profilaksis : 0,5-1 mg/hari
34
ALLUPURINOL

 Digunakan untuk terapi pirai kronis


 Cara kerja:
Urikostatik: menurunkan kadar asam urat dengan cara
menghambat sintesis asam urat (hambat enzim xantin
oksidase)
 Menghambat pembentukan tofi, mengurangi besarnya tofi

35
ALLUPURINOL(2)
Efek Samping
 Reaksi kulit: kemerahan atau ruam kulit
 Reaksi alergi: demam, menggigil, leukopenia, leukositosis, eosinofilia,
artralgia, pruritus, gg GIT
 Bila gejala ES muncul, obat segera dihentikan
 Dapat terjadi serangan gout akut pada awal terapi
allupurinol, sehingga perlu diberikan juga kolkisin
Dosis
 Pirai ringan: 200 mg - 400 mg / hari = 8 -9
 Pirai berat: 400 mg – 600 mg / hari = > 10
 Pirai dengan gg ginjal: 100-200 mg/hari
36
PROBENESID
 Mekanisme kerja: menghambat reabsorpsi asam urat di
tubuli ginjal  “urikosurik”
 Farmakodinamik: mencegah dan mengurangi kerusakan
sendi dan pembentukan tofi
 Tidak efektif mengatasi serangan akut
 Efek Samping : gangguan GIT, alergi, nyeri kepala
 Dosis : 2x250 mg/hari selama 1 minggu, disusul 2x500
mg/hari
37
SULFINPIRAZON

 Mekanisme kerja : hambat reabsorbsi tubular asam urat 


“Urikosurik”
 Farmakodinamik: mencegah dan mengurangi kelainan sendi,
mencegah pembentukan tofi
 Tidak efektif untuk mengatasi serangan pirai akut
 Efek Samping : gangguan GIT, gangguan hematopoetik
(anemia, leukopenia, agranulositosis)

38
SULFINPIRAZON(2)

 Reaksi alergi silang dengan fenilbutazon


 Dosis :
mulai dengan 2 x100 -200 mg/hari dinaikkan sampai 400-
800 mg sehari dalam dosis terbagi.

39

Anda mungkin juga menyukai