Anda di halaman 1dari 24

Penatalaksanaan Penyakit Paru

Obstruktif Kronis
Kelompok B3 :
• Eggy Fherdyansa
• 102016148
Skenario 1

Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke UGD dengan


keluhan sesak sejak 3 jam yang lalu. Pasien merokok
sejak 40 tahun yang lalu. 1 bungkus per hari rokok filter.
Penurunan berat badan 10 kg dalam 1 tahun terakhir.
Sering batuk sejak 1 tahun terakhir. Riwayat batuk darah
6 bulan yang lalu berupa bercak-bercak darah.
Sebenarnya sesak ini sudah di alami sejak 3 bulan yang
lalu. Semakin sesak sejak 3 jam yang lalu.
Identifikasi Istilah yang Tidak Diketahui
• Tidak ada
Rumusan Masalah


Laki laki 60th, sesak nafas memberat sejak
3 jam yang lalu.

Hipotesis


Laki laki tersebut diduga mengalami
Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Mind map
Laki laki 60th,
sesak nafas
memberat sejak
prognos 3 jam yang lalu.
anamnes
is is

penatalaksana PF
an PP

patofisiolog WD
i DD

Gejala klinis etiologi


epidemiolo
gi
Anamnesis
 Identitas pasien? (laki-laki 60th )
 Keluhan utamanya? (sesak nafas sejak 3
bulan yg lalu, memberat sejak 3 jam yang
lalu)
 RPS? (sesak, Sejak 6 bulan yg lalu
mengeluh batuk berupa bercak- bercak
berdarah, tidak demam, BB turun 10 kg
dalam 1 thn)
 RPD? (Sering batuk sejak 1 tahun
terakhir)
 RPK? -
 RPribadi? (Merokok sejak 40 tahun yang
lalu, 1 bungkus per hari rokok filter)
Hasil Pemeriksaan
Fisik
Keadaan
TTV
Umum
• Sakit sedang • Suhu 360c
• Kesadaran compos • Pernafasan
mentis 30x/menit
• Denyut nadi
100x/menit
• Tekanan darah
120/70 mmHg
Hasil PF Pada Pasien PPOK
 Inspeksi: Bentuk dada: barrel chest (dada
seperti tong), Terdapat cara bernapas
pursed lip breathing (seperti orang meniup),
Pelebaran sela iga
 Perkusi: hipersonor pada hemithorax dx
 Palpasi: Pada umumnya normal jarang sekali
ditemukan pembesaran organ-organ.
 Auskultasi: Vesikular menurun pada
hemithorax dx
Pemeriksaan Penunjang
1. Tes Fungsi Paru (Spirometri)
- Menunjukkan obstruksi aliran napas &
menurunnya pertukaran udara akibat
destruksi jaringan paru
- Menghitung Forced Expiratory Volume
(FEV1) dan Forced Vital Capacity (FVC)
- Normalnya adalah 70%, PPOK rasio akan
menurun dibawah 70%.
Pemeriksaan Penunjang
2. Radiologi (rontgen thorax)
3. Tes Darah Rutin: Hb, Ht,
Trombosit, Leukosit

Hasil rontgen thorax:


Terdapat massa pada
3x3x3 cm di apex paru
dx
PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik)
 Hambatan aliran udara atau obstruksi jalan napas
 Bersifat tidak sepenuhnya reversibel dan progresif
 Disebabkan oleh bronkitis kronis, emphysema/keduanya.
 Faktor yang menimbulkan/memperburuk penyakit:
kebiasaan merokok, polusi udara, polusi lingkungan kerja,
dan genetik
PPOK

Peningkatan respon
Hambatan aliran udara inflamasi kronis terhadap
di saluran nafas yang saluran nafas dan paru
bersifat ireversibel dan terhadap partikel atau
bersifat progresif gas yang beracun atau
berbahaya
PPOK Asma Bronkiektasis

Etiologi Merokok,polusi Merokok,polusi Dapat merupakan


udara,dll Diagnosis Banding
udara,alergi,dll,
riw asma dlm
komplikasi dari
penyakit paru
keluarga

Gejala Sesak saat Mengi,cuping Batuk kronik


aktivitas, hidung, dengan sputum
napas,batuk pernapasan yang banyak dan
kronis,wheezing, dangkal purulen,anemia,
berdahak, progres cepat,batuk sesak
lambat napas,malaise,nye
ri pleura,demam,

P.Fisik Barrel Wheezing, Ronki basah


chest,pelebaran takikardi sedang,palpasi
sela redup
iga,hipersonor,
ekspirasi
panjang,wheezing

P.Penunjang FEV1 <70% FEV1>15% Foto thorak:


honey comb
appearance
p.Darah : hb turun
Paparan Asap rokok
E
ti
Polusi udara /pajanan bahan kimia
o di tempat kerja

l
o Jenis kelamin

g
i Genetik
Epidemiologi
 PPOK merupakan penyebab kematian utama ke-6 pada tahun
1990 dan diprediksikan akan mencapai penyebab kematian
utama ke-4 pada tahun 2020

 Merokok adalah > 90% risiko untuk PPOK

 di Indonesia PPOK merupakan penyakit paru no. 2 setelah


tuberkulosis

 Insidensi pada pria > wanita, namun akhir-akhir ini insiden pada
wanita meningkat dengan semakin bertambahnya jumlah
perokok wanita
Manifestasi Klinis

 Gejala klinis kasus PPOK :

• Batuk produktif yang berlangsung lama


• Dispnea progresif saat aktivitas berat
• Sesak nafas
• Wheezing
PATOGENESIS
 Pada bronkitis kronik terdapat pembesaran
kelenjar mukosa bronkus metaplasia sel
gobletinflamasihipertrofi otot polos
pernapasan serta distorsi akibat fibrosis
 Emfisema ditandai oleh pelebaran rongga
udara distal bronkiolus terminal, disertai
kerusakan dinding alveoli
Komplikasi

 Hipoxemia
 Asidosis respiratory
 Cor pulmonal
 Eksaserbasi akut PPOK
PENATALAKSANAAN
 Bronkodilator ; diberikan kombinasi  Antibiotika ; hanya diberikan bila terdapat

infeksi. Antibiotik yang digunakan :


secara inhalasi. Pada derajat berat
Lini I : amoksisilin, makrolid
diutamakan pemberian obat lepas
Lini II : amoksisilin dan asam klavulanat,
lambat ( slow release ) atau obat sefalosporin, kuinolon, makrolid.

berefek panjang ( long acting ).


 Antioksidan ; dapat mengurangi eksaserbasi

dan memperbaiki kualitas hidup, digunakan N –


 Antiinflamasi ; Digunakan bila terjadi asetilsistein.

eksaserbasi akut dalam bentuk oral


 Mukolitik ; hanya diberikan terutama pada
atau injeksi intravena, berfungsi
eksaserbasi akut karena akan mempercepat
menekan inflamasi yang terjadi.
perbaikan eksaserbasi, terutama pada
Dipilih golongan metilprednisolon atau bronkitis kronik dengan sputum yang viscous

prednison.
Penatalaksanaan

Non medikamentosa

- Rehabilitasi  latihan fisik, latihan endurance, latihan


pernapasan, rehabilitasi psikososial.

- Pemberian nutrisi

- Pembedahan dilakukan pada PPOK berat bila dapat


memperbaiki fungís paru atau gerakan mekanik paru
Pencegahan

Hindari merokok

Memakai masker pada


lingkungan yang berpolutan

Nutrisi yang adekuat

Penggunaan oksigen harus di


kontrol
Prognosis

Semakin dini diagnosis bisa ditegakkan, semakin baikl prognosis


penderita, dengan catatan bahwa etiologinya bisa ditiadakan. Bila
etiologi tidak dapat disingkirkan, penderita bukan saja akan
mendapatkan kekambuhan dalam waktu dekat, tetapi juga perjalanan
penyakitnya akan melaju terus dengan pesat

Semakin lambat diagnosis ditegakkan, makin jelek prognosis


penderita. Hal ini disebabkan oleh sudah semakin berkurangnya
elastisitas paru, semakin luasnya kerusakan silia secara ireversibel, dan
semakin tebalnya mukosa saluran pernapasan.
Kesimpulan

PPOK merupakan penyakit paru yang terjadi karena adanya


sumbatan pada jalan napas yang berlangsung lama. PPOK terdiri dari
bronkitis kronis, dan emfisema. Gejalanya terdiri dari sesak napas
dan batuk produktif yang cukup lama. Penyebab dari penyakit ini
adalah terutama karena terpajan asap rokok, polusi, dan faktor
genetik. Penanganannya dapat diberikan obat bronkodilator dan
pemberian oksigen.

Anda mungkin juga menyukai