Anda di halaman 1dari 15

RISIKO OPERASIONAL

Risiko operasional adalah potensi


kegagalan lembaga pembiayaan akibat
ketidaklayakan atau kegagalan proses
internal manusia, sistem teknologi informasi
dan atau kejadian dari luar lingkungan
perusahaan.
Tujuan utama manajemen risiko
operasional adalah meminimalkan
kemungkinan dampak negatif akibat
ketidaklayakan atau kegagalan proses
internal, manusia, sistem teknologi
informasi, dan atau adanya kejadian yang
berasal dari luar lingkungan perusahaan.
PROSES MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL

Identifikasi Risiko Operasional


Lembaga pembiayaan harus mengidentifikasi
Lembaga pembiayaan harus
parameter yang memengaruhi risiko operasional,
mempertimbangkan berbagai faktor internal
antara lain frekuensi dan dampak dari kegagalan
dan eksternal dalam pengidentifikasian dan
dan kesalahan sistem, kelemahan sistem teknologi
pengukuran risiko operasional yaitu:
informasi, kegagalan hubungan dengan nasabah,
1. Struktur organisasi lembaga pembiayaan,
kesalahan akuntansi, kesalahan perhitungan aset,
budaya risiko, manajemen SDM,
kecurangan, dan rekayasa akuntansi.
perubahan organisasi, dan tingkat
Lembaga pembiayaan harus
perputaran karyawan.
mengembangkan basis data mengenai jenisdan
2. Karakteristik debitur, produk, aktivitas,
dampak kerugian yang ditimbulkan oleh risiko
serta kompleksitas kegiatan usaha,dan
operasional berdasarkanhasil identifikasi risiko
volume transaksi
berupa data kerugian yang kemungkinan
3. Desain dan implementasi dari sistem dan
terjadinyadapat diprediksi maupun sulit
proses yang digunakan.
diprediksi, pelanggaran sistem pengendalian,dan
4. Lingkungan eksternal, tren industri, dan
isu operasional lain yang dapat menyebabkan
struktur pasar, termasuk kondisi sosial
kerugian di masa yang akan datang.
politik.
Pengukuran Risiko Operasional 3 Pemantauan Risiko
2 Dalam mengukur risiko operasional, bisa digunakan
indikator ukuran dan struktur organisasi, SDM, Lembaga pembiayaan
pengembangan bisnis baru, dan penggunaan harus memantau risiko operasional
jasapihak ketiga
berkelanjutan terhadap seluruh eksposur
risiko operasional serta kerugian yang dapat
ditimbulkan oleh aktivitas utama lembaga
pembiayaan dengan menerapkan sistem
pengendalian intern dan menyediakan
laporan berkala mengenai kerugian yang
ditimbulkan risiko operasional. Lembaga
pembiayaan harus melakukan peninjauan
secara berkala terhadap faktor penyebab
timbulnya risiko operasional serta dampak
kerugiannya.
Pengendalian Risiko

Dalam penerapan pengendalian risiko


operasional, perusahaan harus dapat
mengembangkan program untuk
memitigasi risiko operasional, antara lain
pengamanan proses teknologi informasi
dan pengalihdayaan pada sebagian
kegiatan operasional perusahaan.
RISIKO ASET DAN LIABILITAS
Risiko aset dan liabilitas adalah risiko yang
terjadi karena adanya potensi kegagalan dalam
pengelolaan aset dan pengelolaan liabilitas PENERAPAN MANAJEMEN
perusahaan yang menimbulkan kekurangan dana
RISIKO ASET DAN LIABILITAS
dalam pemenuhan kewajiban lembaga
pembiayaan. Risiko ini bersumber dari
Penerapan manajemen risiko aset dan liabilitas
pengelolaan aset dan liabilitas yang dilakukan
paling sedikit harusmencakup:
dengan tidak baik sehingga kesesuaian aset dan
1. Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi
liabilitas tidak memadai.
lembaga pembiayaan.
Tujuan manajemen risiko aset dan liabilitas
2. Kecukupan kebijakan prosedur dan penetapan
adalah memastikan lembaga pembiayaan
limit risiko.
mengelola aset dan liabilitasnya dengan baik
3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran,
sehingga tidak menimbulkan kekurangan dana
pemantauan, dan pengendalianrisiko.
dalam pemenuhan kewajiban
4. Sistem informasi manajemen risiko.5. Sistem
lembagapembiayaan
pengendalian intern yang menyeluruh.
1.) Pengawasan Aktif Direksi dan Dewan
Komisaris
2.) Sumber Daya Manusia
Dewan komisaris harus memastikan
bahwa pengelolaan aset dan liabilitas Direksi lembaga pembiayaan harus memastikan bahwa setiap
dilakukan secara baik agar tidak fungsi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan risiko aset
memengaruhi bisnis lembaga pembiayaan dan liabilitas memiliki SDM dengan kompetensi memadai.
secara negatif.Direksi harus memastikan
bahwa kebijakan dan prosedur 3.) Organisasi Manajemen Risiko Aset dan Liabilitas
manajemen risiko aset dan liabilitas telah
menyangkut penyaluran pembiayaan Lembaga pembiayaan harus memiliki fungsi manajemen risiko
harian, jangka menengah, dan jangka aset dan liabilitas yang memadai dengan wewenang dan
panjang. Termasuk memastikan kejelasan tanggung jawab yang jelas untuk masing-masing satuan kerja
wewenang dan tanggung jawab yang melaksanakan fungsi manajemen risiko aset dan liabilitas.
pengelolaan risiko aset dan liabilitas, Lembaga pembiayaan harus memiliki komite khusus yang
kecukupan sistem untuk mengukur risiko menangani aset dan liabilitas
aset dan liabilitas, struktur limit yang
memadai untuk pengambilan risiko
pengendalian intern yang efektif, dan
sistem pelaporan yang komprehensif.
Kecukupan Kebijakan Prosedur dan Limit
Strategi Manajemen Risiko Lembaga pembiayaan harus mencatat
dan mengevaluasi aset dan liabilitas yang dimiliki secara berkala.
Direksi dan manajemen melakukan pemantauan terhadap aset
dan liabilitas yang dimiliki lembaga pembiayaan. Lembaga
pembiayaan melakukan penilaian terhadap eksposur aset dan
eksposur liabilitas yang mempunyai risiko suku bunga dan nilai
tukar yang akan berguna untuk mengetahui aset yang lebih likuid
dari liabilitas.
Tingkat Risiko yang Akan Diambil dan Toleransi Risiko Pernyataan
risk appetite harus menggambarkan perspektif lembaga
pembiayaan terhadap risiko aset dan liabilitas.Toleransi risiko
untuk risiko aset dan liabilitas harus menggambarkan upaya
lembaga pembiayaan dalam mencapai tujuannya dan sesuai
dengan pernyataan risk appetite yang telah ditetapkan, seperti
persentase portofolio penyertaan langsung, penetapan target laba
periode yang akan datang, dan target penyaluran pembiayaan.
Kebijakan dan Prosedur
Setiap lembaga pembiayaan harus memiliki rencana pengelolaan
aset dan liabilitas yang memadai.
Limit ,Limit resiko aset dan liabilitas harus konsisten
dan relevan dengan komposisi aset dan liabilitas
lembaga pembiayaan.Kebijakan limit harus diterapkan
secara konsisten dan konsekuen untuk mengelola
resiko aset dan liabilitas,antara lain untuk membatasi
piutang lembaga pembiayaan.

Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan


Pengendalian Risiko

1. Identifikasi Risiko, Dalam rangka identifikasi risiko ,lembaga


pembiayaan harus melakukan analisis sumber risiko aset,antara
lain pengelolaan aset dan liabilitas lembaga
pembiayaan.Sumber resiko aset dan liabilitas antara lain
melitputi pengelolaan aset dan liabilitas perusahaan .
2. Pengukuran Risiko , Untuk mengukur resiko aset dan liabilitas
ini,lembaga pembiayaan bisa memakai indikator potensi
kerugian akibat risiko suku bunga dan nilai tukar,rasio piutang
pembiayaan terhadap total aset,ketidaksesuaian antara aset
dan liabilitas dalam mata uang asing.
3.Pemantauan Risiko,satuan kerja yang melaksanakan fungsi manajemen
risiko aset dan liabilitas memantau dan melaporkan risiko yang terjadi pada
direksi baik ssewaktu-waktu maupun berkala.

4.Pengendalian Risiko, Pengendalian risiko dilakukan lembaga


pembiayaan melalui kepedulian direksi akan tujuan pengelolaan aset dan
liabilitas, pemantauan pengelolaan aset dan liabilitas dari sisi aktuaria dan
penetapan tujuan. Direksi harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap
tujuan pengelolaan aset dan liabilitas.
Sistem Informasi Manajemen Risiko Aset dan Liabilitas
Lembaga pembiayaan harus memiliki sistem informasi manajemen yang baik untuk dapat
mendukung pelaporan atas isu risiko pengelolaan aset dan liabilitas, Kebijakan lembaga pembiayaan
dalam pengelolaan aset dan liabilitas ini dilakukan melalui sistem elektronik. Lembaga pembiayaan harus
menggunakan otomatisasi dalam melakukan penilaian aset dan liabilitas,

Sistem Pengendalian Intern Menyeluruh


Lembaga pembiayaan perlu memiliki sistem pengendalian intern untuk risiko aset dan liabilitas untuk
memastikan tingkat responsif lembaga pembiayaan terhadap penyimpangan standar yang berlaku secara
umum.
RISIKO KEPENGURUSAN
Risiko kepengurusan adalah risiko kegagalan lembaga pembiayaan dalammencapai tujuan
akibat kegagalan lembaga pembiayaan dalam memelihara komposisi terbaik pengurus yang
memiliki kompetensi dan integritas tinggi. Pengurus adalah dewan komisaris dan direksi.
Sumber risiko kepengurusan adalah penunjukan dan pemberhentian dewan komisaris dan
direksi yang tidak memadai, komposisi dan proporsi dewan komisaris dan direksi yang tidak
mencukupi dan tidak sesuai kebutuhan lembaga pembiayaan, komposisi dan integritas dewan
komisaris dan direksi lembaga pembiayaan yang tidak memadai dan tidak menunjang tugas
dan wewenang dewan komisaris dan direksi, serta kepemimpinan dewan komisaris dan direksi
yang tidak baik.

Tujuan manajemen risiko kepengurusan


adalah memastikan lembaga pembiayaan
memelihara komposisi dewan komisaris dan
direksi terbaik yang memiliki kompetensi dan
integritas yang tinggi sehingga lembaga
pembiayaan dapat mencapai tujuannya.
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KEPENGURUSAN

Pengawasan Aktif Direksi dan Dewan Komisaris

Kewenangan dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi


.Dewan komisaris dan direksi harus memastikan bahwa manajemen
risiko kepengurusan dilakukan terintegrasi dengan manajemen risiko
lain. Dewan komisaris dan direksi harus memastikan bahwa lembaga
pembiayaan memiliki sistem seleksiinternal yang telah memadai dan
diterapkan secara terus-menerus.

Organisasi dan Manajemen Risiko Kepengurusan, Kejelasan tugas dan


tanggung jawab dewan komisaris dan direksi berdasarkan kompetensi
dan keahlian yang dimiliki sehingga dewan komisaris dan direksi adaptif
terhadap kebutuhan pasar yang selalu berubah dan metode untuk
memastikan bahwa dewan komisaris dan direksi yang ditetapkan oleh
pengendali tidak memiliki benturan kepentingan terhadap aktivitas
bisnis lembaga pembiayaan.
Kecukupan Kebijakan, Prosedur, dan Penetapan Limit

Strategi Manajemen Risiko ,


Strategi manajemen risiko kepengurusan meliputi seluruh penyebab risiko, antara
lain penunjukan dan pemberhentian dewan komisaris dan direksi. Strategi manajemen
risiko kepengurusan harus memiliki kemampuan untuk meminimalkan kemungkinan
munculnya risiko kepengurusan Misalnya, penelusuran rekam jejak calon dewan
komisaris atau direksi.

Kebijakan dan Prosedur


Lembaga pembiayaan harus memiliki kebijakan tertulis tentang ketentuan
kompetensi dan kapabilitas sebagai dewan komisaris dan direksi dalam mencapai
tujuan lembaga pembiayaan. Lembaga pembiayaan harus membentuk satuan kerja
khusus untuk mengatasi kejadian tak terduga akibat perubahan mendadak dalam
jumlah dan komposisi dewan komisaris dan direksi. Lembaga pembiayaan harus
memiliki standar dan kriteria tertentu dalam mengajukan nama dan seleksi calon
dewan komisaris atau direksi ke pemegang saham.
Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan,
danPengendalian
Identifikasi Risiko
Lembaga pembiayaan harus mencatat dan mengarsip setiapkejadian yang terkait dengan risiko
kepengurusannya. Misalnya, jumlah dan komposisi dewan komisaris dan direksi, rapat yang dihadiri dewan
komisaris dan direksi, dan risalah rapat dewan komisaris dan direksi.

Pengukuran Risiko
Pengukuran risiko memakai penetapan prosedur dan legalitas dokumen terkait penunjukan dewan komisaris
atau direksi, kepemilikan, komposisi, dan proporsi dewan komisaris atau direksi yang sesuai dengan ketentuan
perundangan yang berlaku, dan adanya penetapan kriteria atas kompetensi dan integritas yang baik bagi dewan
komisaris atau direksi.
Pemantauan Risiko
Lembaga pembiayaan melakukan pemantauan legalitas dokumentasi penunjukan dan pemberhentian dewan
komisaris atau direksi melalui satuan kerja tertentu, misalnya SKMR.
Pengendalian Risiko
Lembaga pembiayaan harus menindaklanjuti laporan bahwa dewan komisaris atau direksi melakukan tindakan
yang bertentangan dengan ketentuan yang berlaku. Lembaga pembiayaan harus mengembangkan pedoman kriteria
calon dewan komisaris atau direksi serta pedoman mengenai proses penunjukan, pergantian, dan pemberhentian
dewan komisaris atau direksi.
Sistem Informasi Manajemen Risiko
Lembaga pembiayaan harus memiliki sistem yang menunjukkan profil dewan komisaris dan direksi.
Lembaga pembiayaan harus memiliki prosedur reguler dan mekanisme pelaporan risiko kepengurusan atau
kejadian yang menimbulkan risiko kepengurusan melalui sistem elektronik.

Sistem Pengendalian Intern Menyeluruh


Sistem kaji ulang yang independen dan berkelanjutan terhadap efektivitas penerapan manajemen risiko
kepengurusan paling sedikit harus memuat evaluasi proses administrasi pencalonan dewan komisaris atau
direksi dan efektivitas pelaksanaan satuan kerja atau petugas yang melakukan pemantauan seleksidewan
komisaris atau direksi. Sistem peninjauan internal oleh satuan kerja tertentu yang independen membantu
evaluasi proses seleksi secara keseluruhan dan menilai apakah lembaga pembiayaan telah melakukan standar
dan kriteria seleksi dengan tepat.

Anda mungkin juga menyukai