, Apt
Pharmacology and Therapeutics Department
Students understand why drug and their
practices are regulated
Students be able to understand regulations of
their future practices
Students be able to describe some regulations
on drugs used in Indonesia
Students be able to explain drug classification
based on Indonesian regulations
Students understand OTC and ethical drug
promotion
Why regulations on medication are required?
What regulations applied in Indonesian
medical practice?
PANCASILA
U.U.D 45
U.U.
PP/PERPU
REFER TO
PERMENKES (PMK)
KEPMENKES
DIRJEND
Ordonasi Obat Keras (st . 1949 No: 419 )
UU No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan PERUBAHAN
UU No 36 Tahun 2009
UU 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
UU NO 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
UU No 22 Tahun 1997 tentang Narkotika
PERUBAHAN : UU No: 35 Tahun 2009 Tambahan
PMK No 2 Tahun 2017
UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
UU No I Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana
UU No 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
• PMK No 917/1993 tentang Penggolongan obat
untuk meningkatkan keamanan dan ketepatan
penggunaan dan distribusi PMK No 949
Tahun 2000
• PMK No 512 Tahun 2007 PMK 2052 Tahun
2011 tentang ijin praktik dan pelaksanaan
praktik kedokteran
• PMK No 2406 Tahun 2011 tentang Pedoman
Umum Pemakaian Antibiotik
• PMK No 068/2010 tentang Kewajiban
menggunakan obat generik di Fasilitas
Kesehatan Pemerintah
Persyaratan untuk praktek
kedokteran/kedokteran gigi
STR diberikan oleh konsil kedokteran
SIP Dinkes Kab/kota ke dr/drg max 3
DOWA 2
Kepmenkes No 1176 Tahun 1999 tentang
DOWA 3
Kepmenkes 1197/2004 tentang Standar
d. Gol.Psikotropika ( Daftar G ).
K K
e. Gol.Narkotika ( Daftar O = Opiat/ Gol Obat Bius ).
KMK No HK.02.02/MENKES/62/2015 tentang
panduan praktik klinik dokter gigi
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan prilaku
Golongan I: LSD, MDMA
Golongan II : Amfetamin, metamfetamin, dexamfetamin,
levamfetamin
Golongan III: amobarbital, flunitrazepam, pentobarbital
Golongan IV: alprazolam, diazepam, etilamfetamin,
fenobarbital, clobazam, lorazepam
UU RI No. 5 TH. 1997 Tentang Psikotropika
(1). Jenis sanksi pidana terhadap pelanggaran yang terkait dengan penyaluran
dan penyerahan obat psikotropika Gol II, III, dan IV a.l :
a. Pelanggaran industri farmasi tanpa ijin, tidak memenuhi syarat FI atau tidak
terdaftar dipidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak
Rp. 200 Juta.
b. Penyaluran dilakukan bukan oleh sarana yang sesuai ketentuan perundang-
undangan dipidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak
Rp. 100 Juta
c. Penerima bukan sarana sesuai ketentuan perundang-undangan dipidana penjara
paling lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp. 60 Juta
(2). Jenis Sanksi pidana terhadap pelanggaran yang terkait dengan penggunaan,
produksi, peredaran, import, pemilikan, penyimpanan, dan atau membawa
psikotropika Gol I, a.l :
a. Dipidana penjara paling singkat 4 tahun, dan paling lama 15 tahun
Denda paling sedikit Rp. 150 Juta dan paling banyak Rp. 750 Juta.
b. Jika terorganisir pidana mati atau penjara seumur hidup, atau pidana penjara
selama 20 tahun dan denda paling banyak Rp. 750 Juta
c. Jika dilakukan oleh korporasi.
Disamping dipidananya pelaku tindak pidana, kepada korporasi dikenakan pidana
denda sebesar Rp. 5 milyar
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongan golongan
sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang
Golongan I : heroin, opium, kokain
Golongan II : oksikodon, pethidin
Golongan III: codein, etilmorfina
Prekursor: pseudoephedrine, ephedrine,
ergometrine, ergotamine
PASAL 1
(1) NARKOTIKA adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintesis, maupun semisintesis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam
Undang-Undang ini.
PASAL 7
Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
PASAL 8
Narkotika Golongan I dilarang digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan
Ayat 2
Industri Farmasi, pedagang besar farmasi, sarana penyimpanan sediaan farmasi
pemerintah, apotek, RS, puskesmas, balai pengobatan, dokter dan lembaga ilmu
pengetahuan wajib membuat, menyampaikan dan menyimpan laporan berkala mengenai
pemasukan dan/atau pengeluaran Narkotika yang berada dalam penguasaannya
BAB VI BAGIAN III (PENYERAHAN)
Pasal 43
(1) Penyerahan Narkotika hanya dapat dilakukan oleh: apotek,
rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), balai
pengobatan dan dokter
PASAL 54
(1)Orang tua / wali dari pecandu narkotika yang belum cukup umur wajib
melaporkan kepada puskesmas, rumah sakit dan/atau lembaga rehabilitasi
medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk
mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial.
(2) Pecandu narkotika yang sudah cukup umur wajib melaporkan diri atau
dilaporkan oleh keluarganya kepada puskesmas, RS dan/atau lembaga
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk
mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial
PASAL 56
(1)Rehabilitasi medis pecandu narkotika dilakukan di RS yang ditunjuk oleh
Menteri
(2)Lembaga rehabilitasi tertentu yang diselenggarakan oleh instansi
pemerintah atau masyarakat dapat melakukan rehabilitasi medis pecandu
narkotika setelah mendapat persetujuan Menteri
PASAL 57
Selain melalui pengobatan dan/atau rehabilitasi medis, penyembuhan
PASAL 111 s/d PASAL 116 Ketentuan Pidana utk Narkotika
Golongan I
SANKSI PIDANA
PASAL 117 s/d PASAL 121 Ketentuan Pidana utk Narkotika Golongan II
PASAL 122 s/d PASAL 126 Ketentuan Pidana utk Narkotika Golongan III
UU No. 36 TH. 2009 Tentang Kesehatan
Pasal 196
UU Perlindungan Konsumen
Pasal 8 ayat (3) : Pelaku usaha dilarang memperdagangkan sediaan farmasi dan
pangan yang rusak, cacat, atau bekas dan tercemar, dengan atau tanpa memberikan
informasi yang benar.
Pasal 13 ayat (2) : Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan, atau mengiklankan
obat atau obat tradisional , suplemen makanan, alat kesehatan dan jasa pelayanan kesehatan
dengan cara menjanjikan pemberian hadiah berupa barang dan / atau jasa lain
SANKSI PIDANA
Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (3)….,
Pasal 13 ayat (2)…., dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 Tahun atau pidana denda
paling banyak Rp. 2 Milyar
PENERAPAN SANKSI
*. SANKSI ADMINISTRATIF
*. SANKSI PIDANA
I. K.U.H.P
Pasal 386
(1) Barang siapa menjual, menawarkan, atau menyerahkan barang makanan,
minuman atau obat-obatan yang diketahui bahwa itu dipalsu dan
menyembunyikan hal itu, diancam dengan pidana penjara paling lama 4
tahun.
(2) Bahan makanan, minuman atau obat-obatan itu di palsu, jika nilainya atau
faedahnya menjadi kurang karena sudah dicampur dengan sesuatu bahan
lain.
Promotion means any activity undertaken,
organized or sponsored by a Member
Company which is directed to Healthcare
Professional to promote the prescription,
recommendation, supply, administration or
consumption of its pharmaceutical product(s)
through all kind of media.
OTC
Advertising
Electronic media
Pharmacy
ETHICAL
Medical representative
Prescription only medication
IPMG has code of ethics of drug promotion
which covers what can and can not be
promoted by IP
Physician has major role to the succesfulness
WHO, 1988
- reliable
- accurate
- truthful
- up to date
- comparison between product should be factual
Providing false facts
Promoting product without sufficient
evidence
Superlative and aggregated language
Condemn other health services
Promoting products without registration
Promoting ethical drugs unless in scientific
seminars
Giving testimony on mass media
Used their academics qualifications while
promoting unless for health promotion
Scrutiny ADR, CI,
Precaution
Name of active substance
Brand name
Content of active ingredients
Name of other ingredients
Approved therapeutics uses: FDA, TGA, BPOM
Dosage forms or regimens
Side effects and major adverse events
Precautions, contraindications, and warning
EBM
Name active ingredient
Brand name
Major indications
Major precautions
Name and address of manufacturers or
distributors
1. Discuss drug classification based on its safety
for drug distribution. Please also mention where
you can get those drugs
2. Discuss when a physician/dentist could dispense
medication
3. Discuss consideration in prescribing antibiotics
based on Health Ministerial Decree No 2406 in
2011 on Antibiotics
4. Discuss potential drug and drug interactions of
quinolone, cephalosporin, and penicillin groups.
5. Discuss the difference between information you
can find in a promotional material for healthcare
professionals and for the public.
Milan C, Richir, Jelle Tichelaar, Eric CT Giejteman, Cries TPGM, 2008, Teaching Clinical
Pharmacology and Therapeutics with an emphasis on the Therapeutics Reasoning of
Undergraduate Medical Students, J Clin Pharmacol 64, 217-224
Vries TPGM, Henning RH, Hogerzeil HV, Fresle DA, 1995, Guide to Good Prescribing, World
Health Organisation Action Programme on Essential Drugs, Geneva
Edwards LD, Fletcher AJ, Fox AW, Stonier PD, 2007, Principle and Practice of Pharmaceutical
Medicine 2nd Ed, John Wiley and Son Ltd
Introductory Clinical pharmacology 7th Ed Roach
Atkinson AJ, Abernethy DR, Daniel CE, Dedric CL, Markey PS, 2007, Principles of Clinical
Pharmacology, 2nd Ed, Elsevier
UU No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
UU No 39 Tahun 2009 tentang Kesehatan
UU No 419 Tahun 1949 tentang Obat Keras
UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
UU No 2 Tahun 2017 tentang Narkotika
UU No 5 Tahun 1997 tentang PsikotroPika
PN Bennet and MJ Brown, Clinical Pharmacology, 9nd Ed, 2003, Churchil Livingstone
WHO Patient Safety Curriculum for Medical Students
S Ross and S Maxwell, 2012, Prescribing and the Core Curriculum for Tomorrow Doctors: BPS
curriculum in Clinical Pharmacology and Prescribing for Medical Students, B J Clin Pharm. 74 (4):
644-61