Luka didefinisikan sebagai adanya diskontinuitas
&/ kerusakan jaringan tubuh yang menyebabkan gangguan fungsi. Mulai dari luka pada kulit, otot, tulang, pembuluh darah, maupun organ seperti jantung, usus, dsb, semuanya melalui suatu proses reparatif yang serupa (similar) & dapat diprediksi (predictable). Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul : Hilangnya seluruh / sebagian fungsi organ, respon stres simpatis, perdarahan & pembekuan darah, kontaminasi bakteri,kematian sel FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA Usia, Semakin tua seseorang maka akan menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan Infeksi, Infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang ----> menambah ukuran dari luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka. Hipovolemia, Kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi & menurunnya ketersediaan O2 & nutrisi untuk penyembuhan luka. Hematoma (bekuan darah). Darah pada luka secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar hal tsb memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh menghambat proses penyembuhan luka. Benda asing, ex: pasir / mikroorganisme terbentuknya abses sebelum benda tsb diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati & lekosit , yang membentuk suatu cairan yang kental nanah (“Pus”) Iskemia, :penuruan suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah balutan pada luka terlalu ketat faktor internal:obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri. Diabetes, Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh. Pengobatan, Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap cedera Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan, Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular. MACAM-MACAM LUKA Berdasarkan Mekanismenya: 1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris o/ instrumen yang tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup o/ sutura seterah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi) 2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan o/ suatu tekanan & dikarakteristikkan o/ cedera pada jaringan lunak, perdarahan & bengkak. 3. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam. 4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru / pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil. 5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti o/ kaca/ kawat. 6. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar. 7. Luka Bakar (Combustio) MENURUT TINGKAT KONTAMINASI TERHADAP LUKA 1. Clean Wounds (Luka bersih), y/ luka bedah tak terinfeksi yang mana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) & infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital & urinari tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup. Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% – 5%. 2. Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi) luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital / perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi luka : 3% – 11%. 3. Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan & operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik / kontaminasi dari saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi non purulen. Kemungkinan infeksi luka 10% – 17%. 4. Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya mikroorganisme pada luka. BERDASARKAN KEDALAMAN & LUASNYA LUKA Stadium I : Luka Superfisial (“Non-Blanching Erithema) : y/ luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
Stadium II : Luka “Partial Thickness” : y/
hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis & bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial & adanya tanda klinis seperti abrasi, lubang yang dangkal. Stadium III : Luka “Full Thickness” : y/ hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan / nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis & fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan / tanpa merusak jaringan sekitarnya. Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon & tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas. PROSES PENYEMBUHAN LUKA Ada beberapa fase penyembuhan luka yakni: 1. Fase inflamasi: berupa hemostasis & inflamasi 2. Fase proliferatif: terdiri dari epitelialisasi, angiogenesis, pembentukan jaringan granulasi, & deposisi kolagen 3. Fase maturasi: kontraksi, pembentukan jaringan parut (scar tissue), remodeling JENIS DARI PENYEMBUHAN LUKA Primary wound healing: penyembuhan luka primer – terjadi saat pinggiran luka (wound edges) yang bersih & masih vital (tidak iskemik/nekrosis) ditemukan dengan aproksimasi yang baik (biasanya dengan penjahitan) sehingga fase pembentukan jaringan granulasi lebih cepat & epitelialisasi langsung terjadi dalam beberapa hari (1-3 hari). Secondary wound healing: penyembuhan luka sekunder – terjadi pada luka yang cukup dalam/ lebar & jarak antara ujung2 luka terlalu jauh, sehingga tidak dapat dilakukan penjahitan secara langsung. Seluruh fase penyembuhan luka secara spontan akan dilewati sesuai dengan dalam/luasnya luka & tergantung dari penyakit yang mendasarinya. Tertiary wound healing: penyembuhan luka tersier – terjadi pada luka yang kurang vital/jaringan nekrotik cukup banyak/luka cukup dalam/luka kotor, & memerlukan tindakan debridemen/nekrotomi terlebih dahulu untuk jangka waktu tertentu (hingga luka cukup vital & bersih), untuk kemudian melewati fase2 penyembuhan luka.