Anda di halaman 1dari 21

UNIVERSITAS NU SURABAYA

Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

MODEL PELAYANAN KEPERAWATAN


JIWA ANAK, REMAJA SERTA LANJUT
USIA

Novianti Fatimahtus Zahro 1130019022

Salsa Dinda Sabila 1130019044


Rohematus Soleha 1130019057

Miftakhul Dwi Ersanti 1130019068


Veronika Amanda Nirwaningsih 1130019071

Mutmainnah 1130019074

Elly Fitriyah 1130019085
1
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

Konsep Model Pelayanan Keperawatan


Kesehatan Jiwa

Model praktik keperawatan jiwa


mencerminkan sudut pandang dalam
mempelajari penyimpangan perilaku dan proses
terapeutik dikembangkan. Model praktik dalam
keperawatan kesehatan jiwa ini
menggambarkan sebuah psikodinamika
terjadinya gangguan jiwa. (Ah, Yusuf, dkk.
2015) 2
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

lanjutan

Psikodinamika terjadinya gangguan jiwa


menggambarkan serangkaian peristiwa,
sehingga gangguan jiwa terjadi. Oleh
karenanya, diperlukan pengkajian mendalam
terhadap berbagai faktor penyebab gangguan
jiwa, tanda dan gejala, serta urutan kejadian
peristiwa.

3
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

Model Pelayanan Keperawatan Kesehatan


Jiwa Bagi Anak

RS Jiwa
RS
Umum
Keluarga
4
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

Anak merupakan individu yang berada dalam satu


rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari
bayi hingga remaja. Dalam proses berkembang anak
memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping
dan perilaku sosial.Dalam memberikan pelayanan
keperawatan anak selalu diutamakan,mengingat
kemampuan dalam mengatasi masalah masih dalam
proses kematangan yang berbeda dibanding orang
dewasa karena struktur fisik anak dan dewasa
berbeda mulai dari besarnya ukuran hingga aspek
kematangan fisik
5
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

Keluarga
Menurut Utami (2014) dalam kelompok kontrol ini diperlukan
penerapan Family Centered Care untuk menurunkan tingkat stress anak.
Dimana Family Centered Care yang dimaksudkan merupakan dasar
pemikiran dalam keperawatan anak yang digunakan untuk memberikan
asuhan keperawatan kepada anak dengan melibatkan keluarga sebagai
fokus utama perawatan, maka dari itu pendekatan Family Centered Care
tidak hanya memfokuskan asuhan keperawatan kepada anak sebagai
klien atau individu dengan kebutuhan biologis, psikologis, sosial, dan
spiritual (biopsikospiritual), tetapi juga melibatkan keluarga sebagai
bagian yang konstan dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan anak
(Febriyanti et al, 2021). 6
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

Lanjutan
Family Centered Care meyakini adanya dukungan individu,
menghormati, mendorong dan meningkatkan kekuatan dan
kompetensi keluarga. Elemen family centered care
meliputi :
1. Memasukan pemahaman ke dalam kebijakan dan praktik
bahwa keluarga bersifat konstan dalam kehidupan anak
2. Memfasilitasi kolaborasi keluarga/profesional pada
semua tingkat pelayanan keperawatan
3. Bertukar informasi yang lengkap dan jelas antara
anggota keluarga dan profesional
7
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

Rumah sakit

Saputro dan Farzin menyatakan bahwa terapi bermain adalah


salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan efektif untuk
mengatasi stress ketika dirawat di rumah sakit. Salah satu
prinsip bermain pada anak yang dirawat di rumah sakit adalah
permainan tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang
sedang dijalankan pada anak. Apabila anak harus tirah baring,
harus dipilih permainan yang dapat dilakukan di tempat tidur,
dan anak tidak boleh diajak bermain dengan kelompoknya di
tempat bermain khusus yang ada di ruangan rawat.
8
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

Rumah Sakit Jiwa

Anak-anak yang mempunyai penyakit


mental diberi kegiatan yang bersifat
memberikan semangat bahwa mereka tidak
seperti anak-anak normal lainnya yang bisa
bermain dan bercanda.

9
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

Model Pelayanan Keperawatan Kesehatan


Jiwa Bagi Remaja

RS Jiwa
RS
Umum
Keluarga
10
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

Masa remaja menurut World Health Organitation


(WHO) merupakan suatu fase perkembangan
antara masa kanak-kanak dan masa dewasa;
berlangsung antara usia 10 sampai 19 tahun. Masa
remaja terdiri pada masa remaja awal (10-14
tahun), masa remaja, (14-17 tahun). Pada masa
remaja, banyak terjadi perubahan biologis,
psikologis, maupun sosial. Tetapi umumnya proses
pematangan terjadi lebih cepat dari proses
pematangan kejiwaan (Psikososial).
11
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

Keluarga
Dalam penelitiannya (Maryanti, 2020) mengatakan
terdapat hubungan yang signifikan antara koping
dengan resiliensi keluarga yang memiliki remaja
dengan gangguan jiwa. Semakin baik koping maka
semakin baik pula resiliensi keluarga. Oleh karena itu
disarankan bagikeluarga yang memiliki remaja dengan
gangguan jiwa dapat memanfaatkan sumber yang ada
dalam diri anggota keluarga berupa koping yang adaptif
untuk menguatkan resiliensi ketika menghadapi stresor.
12
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

Rumah Sakit Umum

Dalam pelayanan kesehatan jiwa diIndonesia


dilaksanakan secara paripurna, yaitu mulai di RS
Jiwa, RS Umum, dan juga melalui puskesmas,
baikmelalui rawat inap maupun rawat jalan.
Pelayanan kesehatan jiwa di RS Umum, yaitu :
1.Dalam pelyanan kesehatan jiwa di RS Umum
kelas A dan B
2.Pelayanan dalam RS Umum kelas C dan D
13
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

Rumah Sakit Jiwa


Diketahui banyaknya klien yang berkonsultasi di
Poliklinik Konseling lebih banyak yang berusia 20
tahun . Dalam jurnalnya (Winda,2015) mengatakan
terapi spesialis keperawatan jiwa yang banyak
diberikan adalah terapi kognitif. Hal ini sesuai
dengan diagnosis keperawatan terbanyak, yaitu
harga diri rendah. Beberapa studi menjelaskan
efektifitas terapi kognitif dalam mengatasi kondisi
depresi dan ansietas serta harga diri rendah
14
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

Model Pelayanan Keperawatan Kesehatan


Jiwa Bagi Lansia

RS Jiwa
RS
Umum
Keluarga
15
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

Lansia adalah seseorang yang telah


mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan
proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan kumulatif,
merupakan proses menurunnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari
dalam dan luar tubuh
16
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

Keluarga
Model yang dikembangkan mengacu pada filosofis
bahwa peningkatan dukungan keluarga terhadap
lansia, strategi koping dan penurunan tingkat
terbebani yang digunakan keluarga sehingga angka
kejadian salah perlakuan dapat diturunkan dan
status kesehatan lansia dapat ditingkatkan. Model
dilaksanakan melalui pelatihan yang berorientasi
pada dukungan dan strategi koping keluarga dalam
merawat lansia.
17
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

Lansia yang peran keluarganya tinggi maka


pemenuhan kebutuhan perawatan diri juga cenderung
tinggi. Adanya pengaruh peran keluarga dalam
keikutsertaan yang dimiliki oleh lansia maka mereka
mampu melakukan pemenuhan kebutuhan perawatan
melakukan pemenuhan kebutuhan perawatan diri
meskipun terkadang perlu ada bantuan orang lain
selain keluarga. Begitupun sebaliknya, apabila lansia
peran keluarga rendah maka mereka tidak akan
memenuhi kebutuhan perawatan diri sehingga dapat
berakibat pada dampak fisik maupun psikologis.
18
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

Rumah Sakit Umum


Untuk mengupayakan prinsip pelayanan holistik
yang berkesinambungan dan secara berjenjang
(vertikal) mulai dari masyarakat, puskesmas dan
rumah sakit, kontinuitas pelayanan kesehatan geriatri
secara garis besar dapat dibagi menjadi 3
salahsatunya yaitu Pelayanan Kesehatan Warga
Lanjut usia Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based
Geriatric Service).Pada layanan ini, pelayanan
kesehatan geriatri yang dilaksanakan di rumah sakit
dilakukan secara terpadu.
19
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

Rumah Sakit Jiwa

Terapi tertawa adalah ekspresi jiwa atau


emosional yang diperlihatkan melalui raut wajah
dan bunyi-bunyian tertentu. Tertawa merupakan
suatu reaksi dari suatu stimulus tertentu yang
terlihat dari ekspresi bahagia atau perasaan senang.
Ketika tertawa tubuh akan melepaskan hormon
endorphin yang memberikan rasa nyaman bagi
tubuh (sebagai penenang alami), hormon stres akan
berkurang dan meningkatkan perasaan bahagia.
20
UNIVERSITAS NU SURABAYA
Melepas Generasi Rahmatan Lil’alamin

SEKIAN
TERIMAKASIH

21

Anda mungkin juga menyukai