Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPERAWATAN KRITIS

PLAN OF ACTION (POA) PENYULUHAN HIPOGLIKEMIA

DOSEN FASILITATOR :
Arif Helmi, S. Kep., Ns M.kep.

DISUSUN OLEH :

Audrey Akmalia S.A 1130019054


Rohematus soleha 1130019057
Mutmainnah 1130019074
Dikry Yusuf Pratama 1130019077
Aprillia Nadya Cindy Lathifah 1130019081

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
S1 KEPERAWATAN
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Kritis yang
berjudul “Plan Of Action (POA) Penyuluhan Hipoglikemia” dapat selesai seperti
waktu yang telah direncanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari
peran berbagai pihak yang memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Fasilitator mata kuliah Keperawatan Kritis, Nur Ainiyah.,S.Kep.,Ns.,M.Kep.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada kami sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar
makalah ini dapat kami selesaikan.
Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang membalas budi baik
yang tulus dan ikhlas kepada semua pihak yang kami sebutkan di atas. Tak ada
gading yang tak retak, untuk itu kami pun menyadari bahwa makalah yang telah kami
susun dan kami kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekeliruan baik dari
segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu penyusun membuka pintu selebar-lebarya
kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi
penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang, dan apabila di dalam makalah ini
terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan dihati pembaca mohon dimaafkan.

Surabaya,18 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Tujuan Umum ................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Khusus................................................................................................ 2
BAB 2 ANALISA DATA ................................................................................... 3
2.1 Identifikasi Masalah ....................................................................................... 3
2.2 Prioritas Masalah ............................................................................................ 3
2.3 Analisa Penyebab Masalah ............................................................................. 3
2.4 Rencana Perbaikan Masalah ........................................................................... 4
2.5 Rencana Tindak Lanjut .................................................................................. 5
2.6 Jadwal Penyuluhan ......................................................................................... 6
2.7 SAP Penyuluhan ............................................................................................. 7
LAMPIRAN – LAMPIRAN ............................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipoglikemia adalah keadaan kadar gula darah di bawah nilai normal ( < 45 –
50 mg / dL). Hipoglikemia perlu dicegah pada pasien diabetes yang mendapatkan
terapi pengendalian kadar glukosa darah karena dapat menyebabkan kematian
apabila kadar gula darah tidak segera ditingkatkan. 1 Hipoglikemia adalah salah
satu komplikasi yang dihadapi oleh penderita diabetes melitus. Tidak seperti
nefropati diabetik ataupun retinopati diabetik yang berlangsung secara kronis,
hipoglikemia dapat terjadi secara akut dan tiba – tiba dan dapat mengancam
nyawa.
Hal tersebut disebabkan karena glukosa adalah satu – satunya sumber energi
otak dan hanya dapat diperoleh dari sirkulasi darah karena jaringan otak tidak
memiliki cadangan glukosa. Kadar gula darah yang rendah pada kondisi
hipoglikemia dapat menyebabkan kerusakan sel – sel otak. Kondisi inilah yang
menyebabkan hipoglikemia memiliki efek yang fatal bagi penyandang diabetes
melitus, di mana 2% – 4% kematian penderita diabetes melitus disebabkan oleh
hipoglikemia. 2,3 Gejala yang muncul saat terjadi hipoglikemia dapat
dikategorikan sebagai gejala neuroglikopenik dan neurogenik (otonom).
Gejala neuroglikopenik merupakan dampak langsung dari defisit glukosa pada
sel – sel neuron sistem saraf pusat, meliputi perubahan perilaku, pusing, lemas, 2
kejang, kehilangan kesadaran, dan apabila hipoglikemia berlangsung lebih lama
dapat mengakibatkan terjadinya kematian. Gejala neurogenik (otonom) meliputi
berdebar – debar, tremor, dan anxietas (gejala adrenergik) dan berkeringat, rasa
lapar, dan paresthesia (gejala kolinergik). 1 Gejala – gejala yang dialami pada
kejadian hipoglikemia pada penderita diabetes bukan hanya mengganggu
kesehatan pasien, namun juga mengganggu kehidupan psikososial dari pasien
tersebut 2,3 Hipoglikemia dapat dialami oleh semua penderita diabetes melitus
(DM) dalam terapi pengendalian kadar gula darah, di mana pasien DM tipe 1

1
dapat lebih sering mengalami hipoglikemia dibandingkan dengan pasien DM tipe
2. Pasien DM Tipe 1 dapat mengalami 2 episode hipoglikemia asimptomatis
dalam 1 minggu dan mengalami 1 kali serangan hipoglikemia berat setiap tahun.
Pada DM tipe 2 didapatkan kejadian hipoglikemia berat terjadi 3 – 72 episode per
100 pasien per tahun 2,4 Hipoglikemia merupakan faktor penyulit dalam
pengendalian kadar gula darah penderita diabetes melitus.
1.2 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini yaitu untuk memahami pedoman
dan konseling fasilitas layanan kesehatan Hipoglikemia
1.3 Tujuan Khusus
1. Meningkatkan peran dan pengetahuan terhadap pasien Hipoglikemia
2. Mengidentifikasi Hipoglikemia
3. Memfasilitasi pasien untuk mendapat pengobatan Hipoglikemia

2
BAB 2
ANALISA DATA

2.1 Hasil PKP 2022


No. Kegiatan Target Pencapaian Kesenjangan

1. Jumlah warga desa - 40 -


dikonseling hipoglikemia

2. Jumlah warga desa diperiksa - 40 -


hipoglikemia

2.2 Identifikasi Masalah


a. Jumlah warga desa diperiksa hipoglikemia
b. Jumlah warga desa di konseling hipoglikemia
2.2 Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah digunakan cara USG (Urgency
Seriousness Growth) dilihat dari tersedianya waktu (mendesak atau tidaknya
masalah),dampak masalah terhadap produktivitas kerja,masalah berkembang
sehingga sulit /tidak bisa dicegah.
No. Masalah Urgency Seriousness Growth Jumlah Rangking
1. Jumlah 4 4 4 12 1
warga desa
diperiksa
Hipoglikemia
2. Jumlah 4 3 4 8 2
warga desa
dikonseling
Hipoglikemia

3
2.3 Akar Penyebab Masalah

Uraian Penyebab Masalah :


1. Tugas rangkap pemegang program
2. Kesibukan disetiap pemegang program sehingga sulit membagi waktu
pelayanan
3. Sistem pelaporan masih baru
4. Masih adanya stigma di masyarakat tentang penderita Hipoglikemia
5. Masih banyak masyarakat yang belum mengetehui pentingnya pemeriksaan
Hipoglikemia
6. Pelayanan baru bisa dilaksanakan seminggu sekali.
7. Rendahnya pengetahuan tentang penyakit Hipoglikemia

4
2.4 Pemecahan Masalah
Pemecahan Keterangan Penyebab Masalah
Masalah
Manusia 1. Kurangnya pengetahuan 1. Sosialisasi penyuluhan
masyarakat tentang adanya Hipoglikemia di tingkat
Sosialisasi Penyuluhan desa
Hipoglikemia 2. Pelayanan konseling dan
2. Tugas rangkap penawaran test
3. Banyak masyarakat yang Hipoglikemia di
belum menyadari puskesmas
pentingnya tes Hipoglikemia
4. Kurangnya Konseling &
penawaran tes Hipoglikemia
5. Pasien kasus Hipoglikemia
positif tidak mau dirujuk
Material Ketersediaan informasi yang Pembuatan leaflet
kurang Hipoglikemia
Metode Kurangnya 1. Sosialisasi penyuluhan
penyuluhan/sosialisasi Hipoglikemia
2. Koordinasi lintas program
dan lintas sector
3. Membuat perencanaan
kegiatan yang tertata
Lingkungan Masih ada stigma di masyarakat 1. Sosialisasi tentang
terhadap pasien Hipoglikemia penyakit
2. Hipoglikemia koordinasi
lintas program dan lintas

5
sektor

Berkaiatan dengan penyebab masalah yang terjadi, maka rencana perbaikan yang
dapat dilakukan untuk mengatasi penyebab masalah adalah:
1. Perencanaan kegiatan yang dilaksankan oleh pemegang program
2. Koordinasi lintas program diPuskesmas.
3. Pelaporan Hipoglikemia ditingkat Puskesmas yang dilanjutkan ke tingkat
Dinas Kesehatan
4. Pelayanan konseling dan penawaran tes Hipoglikemia
5. Sosialisasi Penyuluhan Hipoglikemia di tingkat desa
2.5 Rencana Tindakan (Plan Off Actions)

No Kegiatan Tujuan Sarana Target Waktu Pelaksanaan

1. Sosialisasi Agar Warga Warga 2 Desa Bulan Rohematus


Penyluhan desa tahu ada Desa Oktober- Mutmainnah
Hipoglikemia pelayanan November Dikry
konsultasi dan
pemeriksaan
Hipoglikemia di
Puskesmas
2. Konseling Agar Warga Warga Semua Bulan Audrey
Hipoglikemia Desa yang desa Warga Oktober- Aprilia
mempunyai Desa November
gejala
Hipoglikemia
dapat mendapat
informasi yang
jelas tentang
Hipoglikemia
dan
penengananya

6
2.6 SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pencegahan Hipoglikemia


Sub Topik : Mengenal dan mencegah hipoglikemia sejak dini
Sasaran : Desa Kebraon
Tggl/Jam : Selasa, 18 Oktober 2022 / 07.00 – 08.45 WIB
Waktu : 45 menit
Tempat : Balai Desa Kebraon

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan, sasaran dapat mengetahu dan memahami
tentang hipoglikemi dan mampu melakukan pencegahan dan perawatan bila
terjadi hipoglikemi.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penjelasan selama 15 menit diharapkan sasaran dapat :
1. Menjelaskan tentang pengertian hipoglikemi
2. Menyebutkan tiga tanda hipoglikemi
3. Menyebutkan tiga penyebab hipoglikemi 4. Menjelaskan cara mengatasi
bila terjadi hipoglikemi
III. Garis Besar Materi Belajar
1. Pengertian Hipoglikemi
2. Tanda tanda hipoglikemi
3. Penyebab hipoglikemi
4. Mengatasi bila terjadi hipoglikemi
IV. Kegiatan Belajar Mengajar
A. Kegiatan Pra Pembelajaran
1. Menyiapkan ruangan dan media

7
2. Memberi salam
3. Kontrak waktu
B. Membuka Pembelajaran
1. Menjelaskan pokok bahasan
2. Apersepsi
C. Kegiatan inti
1. Sasaran mengemukakan pendapatnya tentang pengertian hipoglikemi
2. Sasaran menyimak penjelasan penyuluh tentang tanda-tanda
hipoglikemi
3. Sasaran menyimak penjelasan penyuluh tentang penyebab hipoglikemi
4. Sasaran memperhatikan penjelasan penyuluh tentang cara mengatasi
bila terjadi hipoglikemi
D. Penutup
1. Sasaran menjawab pertanyaan penyuluh sebagai evaluasi
2. Sasaran dan penyuluh menyimpulkan materi yang disampaikan
3. Memberi salam
V. Metode
1. Ceramah
2. Tanya-jawab
VI. Media
Leaflet
VII. Waktu
Hari/Tanggal : Selasa, 18 Oktober 2022
Pukul : 07.00 – 08.45 WIB
VIII. Alokasi Waktu
No Acara Kegiatan Waktu
1. Persiapan Mempersiapkan alat 5 menit
dan media
2. Pembukaan a. Memberikan 10 menit

8
salam
b. Memperkenalkan
diri
c. Membina
hubungan saling
percaya
d. Menyampaikan
kontrak waktu
e. Menyampaikan
tujuan diadakan
penyuluhan
3. Inti Acara a. Menyampaikan 40 menit
Materi :
1) Definisi
Hipoglikemia
2) Penyebab
Hipoglikemia
3) Tanda dan gejala
Hipoglikemia
4) Komplikasi
Hipoglikemia
5) Penatalaksanaan
Hipoglikemia
6) Pencegahan
Primer, Sekunder,
Tersier
Hipoglikemia
4. Penutupan a. Merangkum Materi 10 menit
b. Mengajukan

9
pertanyaan untuk
evaluasi
c. Memberikan
feedback
d. Melakukan
terminasi
e. Memberikan salam

IX. Tempat
Balai Desa Kebraon
X. Evaluasi
A. Evaluasi Struktur
1. Peserta ikut serta dalam kegiatan penyuluhan berlangsung
2. Peserta memperhatikan ketika penyuluhan berlangsung
B. Evaluasi Proses
1. Peserta berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan
2. Peserta dapat menjawab seluruh pertanyaan yang diberikan penyaji
dengan baik
C. Evaluasi Hasil
1. Peserta mampu menyebutkan pengertian Hipoglikemia
2. Peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala Hipoglikemia
3. Peserta mampu menyebutkan penyebab Hipoglikemia
4. Peserta mampu menyebutkan faktor resiko Hipoglikemia
5. Peserta mampu menyebutkan pencegahan Hipoglikemia
6. Peserta mampu menyebutkan pencegahan primer, sekunder, dan tersier
Hipoglikemia
IX. Lampiran
1. Materi
2. Leaflet

10
Lampiran Materi

MATERI PENYULUHAN
HIPOGLIKEMIA

A. Pengertian Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa dalam darah
dibawah normal (<70mg/dl) (ADA, 2016). Hipoglikemia adalah efek samping
yang paling sering terjadi akibat terapi penurunan glukosa darah pada pasien DM
dan pengontrolan glukosa darah secara intensif selalu meningkatkan risiko
terjadinya hipoglikemia berat (Gruden et al., 2012). Hipoglikemia lebih sering
terjadi pada DM tipe 1 dengan angka kejadian 10% - 30% pasien per tahun
dengan angka kematian nya 3% - 4% ( Goldman & Shcafer, 2012), sedangkan
pada DM tipe 2 angka kejadiannya 1,2 % pasien per tahun (Berber et al., 2013).
Rata-rata kejadian hipoglikemia meningkat dari 3.2 per 100 orang per tahun
menjadi 7.7 per 100 orang per tahun pada penggunaan insulin ( Cull et al., 2001).
Menurut penelitian lain didapatkan data kejadian hipoglikemia terjadi sebanyak
30% per tahun pada pasien yang mengonsumsi obat hipoglikemik oral seperti
sulfonilurea (Self et al., 2013). Sebagai penyulit akut pada DM tipe 2,
hipoglikemia paling sering disebabkan oleh penggunaan Insulin dan Sulfonilurea
(PERKENI, 2011).
Pada pasien DM, hipoglikemia merupakan faktor penghambat utama dalam
mencapai sasaran kendali glukosa darah normal. Hipoglikemia yang terjadi pada
DM merupakan suatu keadaan yang terjadi ketika insulin dan glukosa darah
dalam keadaan tidak seimbang. Hal ini dapat terjadi setelah menggunakan insulin
atau obat anti diabetik lainnya, tidak cukup makan atau waktu jeda antar makan
yang lama (biasanya pada tengah malam), latihan fisik tanpa asupan makanan
yang cukup sebelumnya, atau tidak cukup konsumsi karbohidrat (ADA,2012)
dimana gejala yang di timbulkannya dapat berupa gejala otonom seperti

11
berkeringat, gemetar, palpitasi, dll, dan/atau gejala dari disfungsi neurologi seperti
kejang, lethargi, hingga koma (Self et al., 2013).
Hipoglikemia terbagi atas ringan, sedang, hingga berat dan dapat terjadi pada
malam hari (hipoglikemia nokturnal). Pasien DM tipe 1 yang menggunakan
pompa insulin dan insulin analog kerja lama sering mengalami hipoglikemia berat
khususnya selama tidur dimalam hari, ditambah pula, Sovik dan Thordason
melaporkan bahwa dikalangan pasien berusia <40 tahun yang telah mengalami
DM selama 10 tahun, 6% nya meninggal karena sindrom “dead-in-bed” yang
mana kemungkinan paling banyak disebabkan oleh hipoglikemia nokturnal berat (
Anonymous, 2010).
B. Penyebab Hipoglikemia
Penyebab terjadinya Hipoglikemi menurut (Kedia, 2011) :
1. Dosis pemberian insulin yang kurang tepat pengobatan diabetes di
pergunakan untuk mengatur kadar gula darah tetap baik sehingga membuat
pasien akan merasa nyaman dan menghindari terjadinya Hipoglikemi, di
perlukan kerja sama yang baik antara pasien dan dokter dalam menurunkan
resiko terjadinya komplikasi diabetes. Kombinasi yang di lakukan dalam
pemberian penyediaan insulin sangatlah penting untuk kita dapat lebih
memperhatikan ketepatan dalam pemberian insulin sesuai dengan kebutuhan
yang sesuai dengan kondisi gula darah yang di alami.
2. Kurangnya asupan karbohidrat karena menunda atau melewatkan makan
Menunda sarapan bagi penderita diabetes dalam jangka waktu yang lama di
pagi hari dapat menyebabkan terjadinya Hipoglikemi atau kadar glukosa
darah menjadi terlalu rendah. Lupa atau membiarkan diri terlalu sibuk hingga
melewatkan waktu makan bisa berbahaya bagi penderita diabetes. Lupa
makan akan menyebabkan kadar glukosa dalam darah menjadi terlalu rendah,
jika di biarkan tanpa penanganan lebih lanjut pada keadaan Hipoglikemi maka
kondisi ini akan menjadi parah, menyebabkan rasa linglung dan pingsan.
Hipoglikemi yang semakin parah dapat menimbulkan terjadinya kejang,
koma, hingga kematian. Kadar insulin yang di dapatkan untuk gula dalam

12
darah haruslah seimbang dengan makanan yang akan di konsumsi, namun jika
makanan yang di konsumsi kurang dan tidak bisa menyeimbangi dosis insulin
yang di dapatkan maka akan terjadi keadaan dimana ke seimbangan di dalam
tubuh akan terganggu dan mengakibatkan kadar gula semakin rendah.
3. Konsumsi alkohol Pada kondisi tubuh yang normal, Lever merupakan bagian
organ yang menyimpan dan mensekresi glukosa ke dalam sel-sel tubuh
sebagai penopang saat seseorang sedang tidak makan. Lever juga berfungsi
dalam membersihkan tubuh dari racun (detoksifikasi). Lever tidak bisa
mensekresi glukosa dan membersihkan racun secara bersamaan. Jadi ketika
keadaan lever melakukan detoksifikasi, organ tersebut akan berhenti
mensekresi glukosa. Organ lain seperti pankreas di dalam tubuh kita juga
dapat memproduksi hormon insulin, hormon yang dimana dapat
mengendalikan kadar gula darah dan mengubahnya menjadi sumber energi
bagi tubuh. Jika fungsi kegunaan pada pankreas terganggu, maka produksi
insulin bisa tidak maksimal dan membuat kadar gula darah menjadi kacau.
4. Peningkatan pemanfaatan karbohidrat karena latihan atau penurunan berat
badan aktivitas fisik dan olahraga sangat penting dalam mengontrol diabetes.
Namun, jika olahraga yang di lakukan terlalu berlebihan, olahraga juga dapat
menurunkan kadar gula darah hingga di bawah batas normal. Olahraga sedang
hingga berat bisa menyebabkan kadar gula darah turun selama 24 jam setelah
olahraga. Tubuh menggunakan dua bahan bakar, yaitu gula dan lemak dalam
memperoleh energi, gula yang di gunakan berasal dari darah, hati dan otot.
Gula tersimpan di dalam hati dan otot dalam bentuk glikogen. Olahraga bisa
menurunkan kadar gula darah dan glikogen yang tersimpan, tubuh memang
dapat mengisi kembali penyimpanan glikogen tersebut. Namun, prosesnya
membutuhkan waktu yang tidak singkat 4 - 6 jam, bahkan 12 - 24 jam jika
aktivitas yang di lakukan terlalu berat. Selama pengisian atau pengembalian
penyimpanan glikogen tersebut klien diabetes memiliki risiko tinggi
mengalami penurunan kadar gula dalam darah.

13
C. Akibat Hipoglikemia
Akibat dari terjadinya defisiensi insulin yang lain adalah pemecahan lemak
(liposis) menjadi asam-asam lemak bebas dan gliseral. Asam lemak bebas akan di
ubah menjadi badan keton oleh hati, pada keton asidosis diabetic akan terjadi
produksi pada badan keton yang berlebihan sebagai akibat dari ke kurangan
insulin yang secara normal akan mencegah timbulnya keadaan tersebut, maka
badan keton yang bersifat asam dan apabila terjadi penumpukan di dalam
sirkulasi darah, badan keton akan mengakibatkan terjadinya asidosis metabolik.
Keadaan pada Hipoglikemi ringan ketika kadar glukosa darah mengalami
penurunan, sistem saraf simpatik akan mengalami rangsangan, pelimpahan
adrenalin yang terjadi ke dalam darah akan menyebabkan terjadinya gejala seperti
perspirasi, tremor, takikardi, palpitasi, kegelisahan dan rasa lapar. Pada
Hipoglikemi sedang jika terjadi penurunan kadar glukosa darah maka akan
menyebabkan sel-sel pada otak tidak memperoleh cukup bahan bakar untuk dapat
bekerja dengan baik. Kombinasi yang terjadi dari adanya gejala ini akan
menimbulkan terjadinya keadaan pada Hipoglikemi sedang. Sedangkan pada
Hipoglikemi berat yang terjadi pada fungsi sistem saraf pusat akan mengalami
terjadinya gangguan yang sangat berat, sehingga pasien akan sangat memerlukan
pertolongan orang lain untuk dapat mengatasi Hipoglikemi yang di deritanya,
dimana pada gejala ini akan dapat mencakup perilaku yang dapat menimbulkan
terjadinya disorientasi, serangan kejang, sulit di bangunkan dari tidur atau bahkan
hingga dapat kehilangan kesadaran.
D. Tanda Dan Gejala
Menurut (Price dan Wilson, 2012) pasien dengan diabetes tipe 2 sama sekali
tidak memperlihatkan gejala apapun dan diagnosis hanya di buat berdasarkan
pemeriksaan darah di laboratorium dan melakukan tes toleransi glukosa. Gejala
dan tanda-tanda DM dapat di golongkan menjadi yaitu : Gejala akut penyakit DM
Gejala penyakit DM bervariasi pada setiap penderita, bahkan mungkin tidak
menunjukkan gejala apa pun sampai saat tertentu. Permulaan gejala yang di
tunjukkan meliputi serba banyak (poli) yaitu:

14
a. Banyak makan (poliphagi).
b. Banyak minum (polidipsi) .
c. dan banyak kencing (poliuri).
d. Keadaan tersebut, jika tidak segera di obati maka akan timbul gejala banyak
minum, banyak kencing, nafsu makan mulai berkurang atau berat badan turun
dengan cepat (turun 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu), mudah lelah dan bila
tidak lekas diobati, akan timbul rasa mual. Gejala kronik penyakit DM Gejala
kronik yang sering di alami oleh penderita DM adalah:
a) Kesemutan
b) Kulit terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk jarum
c) Rasa tebal di kulit
d) Kram
e) Mudah mengantuk
f) Mata kabur
g) Biasanya sering ganti kacamata
h) Gatal di sekitar kemaluan terutama pada wanita
i) Gigi mudah goyah dan mudah lepas
j) Kemampuan seksual menurun
k) Para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam
kandungan, atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg
E. Pencegahan Hipoglikemia
Menurut (KEMENKES, 2018) untuk mencegah munculnya gejala
Hipoglikemi ialah dengan :
a) Makan sesuai dengan aktifitas yang di lakukan sehari-hari 16
b) Batasi konsumsi minuman keras atau hindari sama sekali tidak
meminumnya
c) Pantau kadar gula secara berkala
d) Kenali gejala-gejala Hipoglikemi yang muncul
e) Selalu siapkan makanan atau obat-obatan pereda gejala di manapun anda
berada.

15
Lampiran Leafleat

16
17
DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2012). Bahaya Tekanan Gula Darah yang Terlalu Rendah. Diakses tanggal
22 Oktober 2012 Jam 18.00. https://rumahdiabetes.comAssociation, A. D.
(2016). Standards of Medical Care in Diabetes. 39;1.
Thompson, Gregory. (2011). Hypoglycemia (Low Blood Sugar) in People Without
Diabetes.
Cryer, P. E. (2005). Defining and reporting hypoglycemia in diabetes: A report from
the American diabetes association workgroup on hypoglycemia. Diabetes Care,
28(5), 1245–1249. https://doi.org/10.2337/diacare.28.5.1245
Diakses01Februari2015.DariCare.Diabetesjournals.Org/Content28/5/1245.Full.P
df+Htl
Kedia, Nitil. (2011). Treatment of Severe Diabetic Hypoglycemia With Glucagon: an
Underutilized Therapeutic Approach. Dove Press Journal.

18

Anda mungkin juga menyukai