Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT

“PEMBERDAYAAN KEMAMPUAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA


PENANGANAN DAN PENANGGULANGAN ISPA PADA ANAK DAN
BALITA DI SEMOLOWARU SELATAN RT 07 RW 03,
KECAMATAN SUKOLILO, SURABAYA”

Oleh :

Nama Dosen Pembimbing :


Wesiana Heris Santy, S.Kep,Ns., M.Kep

Nama Mahasiswa :

1. Aprilia Nurika Putri (1130019020)


2. Lailiyatul Fitri (1130019021)
3. Lailil Ika Feby Rahma M. (1130019023)
4. Salsa Dinda Sabila (1130019044)
5. Rohematus Soleha (1130019057)
6. Miftakhul Dwi Ersanti (1130019068)
7. Veronika Amanda N. (1130019071)
8. Aprillia Nadya Cindy L. (1130019081)
9. Sifa Urafidah (1130019114)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
SURABAYA 2022
i
HALAMAN PENGESAHAN
PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

Judul PPM : Pemberdayaan Kemampuan Keluarga Sebagai Upaya Penanganan


Dan Penanggulangan ISPA Pada Anak Dan Balita di Semolowaru
Selatan RT 07 RW 03, Kecamatan Sukolilo, Surabaya

1. Nama Mitra : Warga Semolowaru Selatan RT. 07,


RW. 03, Kecamatan Sukolilo, Surabaya
2. Ketua Tim Pengusul
a. Nama : Wesiana Heris Santy, S.Kep.,Ns.,M.Kep
b. NIDN 0723067701
c. Jabatan Fungsional : Lektor
d. Program Studi : S-1 Keperawatan
e. Fakultas : Keperawatan dan Kebidanan
f. Bidang Keahlian : Keperawatan Anak
g. Alamat e-mail : wesiana@unusa.ac.id
3. Anggota Tim Pengusul
a. Jumlah anggota : Mahasiswa 9 Orang
b. Nama mahasiswa : Aprilia Nurika, Lailiyatul Fitri, Lailil Ika,
Salsa Dinda, Rohematus Soleha, Miftakhul
Dwi, Veronika Amanda, Aprillia Nadya, Sifa
Urafidah
4. Lokasi Kegiatan
a. Desa/Kecamatan : Semolowaru Selatan, Sukolilo
b. Kabupaten/kota : Surabaya
c. Jarak dari UNUSA (km) :
5. Luaran yang dihasilkan :
6. Jangka Waktu Kegiatan : 15 Km
7. Biaya Keseluruhan : RP 220.000
Surabaya, 01 Januari 2022
Mengetahui,

Dekan Fakultas Ketua Tim

(Yanis Kartini, SKM.,M.Kep) (Wesiana ,S.Kep.,Ns.,M.Kep)


NPP. 8903260 NPP. 19051256

Mengetahui,

Ketua Lembaga Penelitian dan


Pengabdian kepada
Masyarakat

ii
(Achmad Syafiuddin, S.Si.,M.Phil.,Ph.D)

iii
Judul : Pemberdayaan Kemampuan Keluarga Sebagai Upaya Penanganan dan
Penanggulangan ISPA Pada Anak Dan Balita di desa Semolowaru
Selatan RT 07 RW 03, Kecamatan Sukolilo, Surabaya

1. Tim Pelaksana
No. Nama Jabatan Bidang Asal Alokasi
Keahlian Prodi/Fakultas Waktu
1. Wesiana Heris Ketua Keperawatan Ners/FKK
Santy, Anak
S.Kep,Ns.,M.Kep
2. Aprilia Nurika Anggota 1 Perawat/MHS S1 Kep./FKK
Putri
3. Lailiyatul Fitri Anggota 2 Perawat/MHS S1 Kep./FKK
4. Lailil Ika Feby Anggota 3 Perawat/MHS S1 Kep./FKK
Rahma Martha
5. Salsa Dinda Anggota 4 Perawat/MHS S1 Kep./FKK
Sabila
6. Rohematus Anggota 5 Perawat/MHS S1 Kep./FKK
Soleha
7. Miftakhul Dwi Anggota 6 Perawat/MHS S1 Kep./FKK
Ersanti
8. Veronika Amanda Anggota 7 Perawat/MHS S1 Kep./FKK
Nirwaningsih
9. Aprillia Nadya Anggota 8 Perawat/MHS S1 Kep./FKK
Cindy Lathifah
10. Sifa Urafidah Anggota 9 Perawat/MHS S1 Kep./FKK

2. Objek (khalayak sasaran) pengabdian masyarakat : Warga Semolowaru Selatan


RT 07, RW 03, Kecamatan Sukolilo, Surabaya
3. Biaya yang dikeluarkan : ....
4. Lokasi Pengabdian kepada Masyarakat: Semolowaru Selatan RT 07, RW
03, Kecamatan Sukolilo, Surabaya
5. Permasalahan yang ditemukan dan solusi yang ditawarkan: Masalah kesehatan
pada anak yang paling banyak terjadi yakni Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) sehingga perlu adanya informasi kepada masyarakat terkait
penanganan serta pencegahan ISPA pada anak.
6. Kontribusi mendasar pada khalayak sasaran: Pemberdayaan kemampuan
keluarga sebagai upaya penanganan dan penanggulangan serta
pencegahan ISPA pada anak dan balita.
7. Rencana luaran yang dihasilkan: Hasil kuisioner

iv
RINGKASAN
ISPA merupakan infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan bagian
atas dan saluran pernapasan bagian bawah. virus, jamur dan bakteri merupakan
penyebab dari infeksi ini. Secara garis besar, ISPA dibedakan menjadi common
cold dimana pemicunya adalah virus rhinovirus, respiratory syncytial virus,
adenovirus, dan influenza yang dipicu oleh virus influenza dengan berbagai tipe.
Penyakit ini biasanya akan muncul pada saat musim pancaroba yang diakibatkan
oleh sirkulasi virus di udara yang meningkat. Selain itu, perubahan udara dari
panas ke dingin akan menyebabkan daya tahan tubuh anak menjadi lemah.
Sehingga, anak menjadi lebih mudah terserang oleh penyakit ini (Sucipto, 2011).
ISPA dapat menyerang anak apabila ketahanan tubuh (immunologi) menurun.
Biasanya menyerang anak di bawah lima tahun dan kelompok yang memiliki
sistem kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap berbagai penyakit (Prabowo,
2012).
Metode pelaksanaan dilakukan dengan penyuluhan terkait “Pemberdayaan
kemampuan keluarga sebagai upaya penanganan dan Penanggulangan pada anak
dan balita dilakukan oleh Tim Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya dengan pengawasan dosen pembimbing
dengan metode melakukan penyuluhan pada keluarga di desa Semolowaru Selatan
RT 07 RW 03, Kecamatan Sukolilo, Surabaya.
Tingkat pengetahuan dan perilaku keluarga diukur sebelumnya (pre test)
dengan kuesioner terkait Pemahaman, sikap dan tindakan keluarga dalam
penanganan dan penanggulangan ISPA kemudian dilakukan penyuluhandengan
metode demonstrasi dengan media PPT dan dan diskusi dengan pembagian
Poster. Kemudian dilakukannya post test dengan kuisioner yang sama untuk
mengetahui apakah ada peningkatan pengetahuan terkait penanganan ISPA
setelah dilakukan penyuluhan.

v
PRAKATA
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
Karunia-Nya, penyusunan laporan kegiatan pengabdian masyarakat dengan judul
“Pemberdayaan Kemampuan Keluarga Sebagai Upaya Penanganan Dan
Penanggulangan ISPA Pada Anak Dan Balita di Semolowaru Selatan RT 07 RW
03, Kecamatan Sukolilo, Surabaya” ini dapat terselesaikan. Dengan
terselesaikannya laporan kegiatan pengabdian masyarakat ini, perkenankan saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng, selaku Rektor Universitas Nahdlatul
Ulama Surabaya.
2. Khamida, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
3. Siti Nurjanah, S,Kep.,Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi S1
Keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
4. Achmad Syafiuddin, S.Si.,M.Phil.,Ph.D, selaku Ketua Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
5. Seluruh dosen dan staf program studi S1 Keperawatan Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
6. Seluruh staf Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas
Nahdlatul Ulama Surabaya. Demikian, semoga laporan ini dapat memberi
manfaat bagi diri saya sendiri, dan untuk pengembangan penelitian bidang
kesehatan masyarakat maupun semua pihak yang menggunakan.

Surabaya, 01 Januari 2022

Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................ii
IDENTITAS & URAIAN UMUM....................................................................................iii
RINGKASAN.....................................................................................................................iv
PRAKATA..........................................................................................................................v
DAFTAR ISI......................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..............................................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Analisis Situasi....................................................................................................1
1.2 Review Jurnal EBN.............................................................................................10
1.3 Permasalahan Mitra.............................................................................................17
BAB 2 TARGET DAN LUARAN....................................................................................18
BAB 3 METODE PELAKSANAAN DAN EVALUASI.................................................19
3.1 Pra Kegiatan........................................................................................................19
3.2 Pelaksanaan Kegiatan..........................................................................................19
3.3 Pasca Kegiatan....................................................................................................19
BAB 4 KELAYAKAN FAKULTAS................................................................................20
4.1 Kinerja LPPM Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas
Nahdhatul Ulama Surabaya.................................................................................20
4.2 Jenis Kepakaran Fakultas....................................................................................20
4.3 Sumber Daya Manusia........................................................................................21
BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI..........................................................23
5.1 Hasil yang Dicapai..............................................................................................23
5.2 Luaran yang Dicapai...........................................................................................25
BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA............................................................26
BAB 7 PENUTUP..............................................................................................................27
7.1 Kesimpulan.........................................................................................................27
7.2 Saran....................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................28
LAMPIRAN.......................................................................................................................29

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis Luaran dan Target Luaran..........................................................................18


Tabel 4.2 Jenis Kepakaran Fakultas....................................................................................20
Tabel 4.3 Tugas Kepakaran Tim.........................................................................................22
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Status Bekerjanya Orang Tua,
Distribusi Responden Berdasarkan Umur, Tingkat Pengetahuan Umum
Responden Berdasarkan Skor Dalam Mengerjakan Soal Pretest dan Posttest, dan
Tingkat Pengetahuan Sikap Responden Berdasarkan Skor Dalam Mengerjakan
Soal Pretest dan Posttest......................................................................................................23

vii
i
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi

Berdasarkan hasil survey yang kami peroleh cukup banyak masyarakat


yang masih kurang memahami terkait upaya penanggulangan dan
pengetahuan dan tindakan keluarga dalam penanganan ISPA. Upaya yang
tidak kalah penting adalah peran dari keluarga. Karena keluarga merupakan
unit paling dekat dengan pasien, dan merupakan perawat utama bagi pasien.
Keluarga memiliki peran dalam menentukan bagaimana perawatan yang
diperlukan pasien saat berada di rumah. Walaupun peawatan di rumah sakit
berhasil, tapi jika perawatan di rumah tidak diteruskan maka keberhasilan
perawat di rumah sakit akan sia-sia sehingga akan mengakibatkan pasien
akan mengalami kekambuhan. Peran serta keluarga mulai dari awal
perawatan akan meningkatkan kemampuan keluarga merawat pasien sehingga
memungkinkan pasien tidak kambuh atau dapat dicegah
Keluarga merupakan bagian dari tim pengobatan dan perawatan. Para
anggota keluarga menunggui secara bergantian, bahkan sering menjaga
bersama-sama. Sementara perawat di rumah sakit yang seharusnya merawat
orang sakit juga harus melakukan tugas-tugas yang lain di bangsal perawatan.
Maka, peran keluarga penting untuk memantau kebutuhan pasien dari laporan
perawat atau jika perlu malakukan komunikasi langsung. Peranan tersebut
lebih dominan dari seorang ibu. Beberapa peranan ibu dalam melakukan
upaya perawatan ISPA pada anakanya yaitu ibu harus mengetahui tentang
ISPA mulai dari pengertian, penyebab, tanda dan gejala, proses perjalanan
penyakit, komplikasi dan cara mengobati dan merawat anak semasa sakitnya
tersebut agar bisa melakukan perawatan sedini mungkin dan sudah tahu
bagaimana cara pencegahan ISPA tersebut (Choirunisa, 2015).
A. Pengertian
ISPA merupakan kepanjangan dari infeksi saluran pernafasan akut
dan mulai di perkenalkan pada tahun 1984 setelah di bahas dalam
lokakarya Nasional ISPA dicipanas jawa barat. Istilah ini merupakan
padanan istilah bahasa inggris yakni Acute Respiratory Infections (ARI).

1
(Suyudi, 2012) ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian
dan atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung (saluran atas)hingga
alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus,
rongga telinga tengah dan pleura. ISPA umumnya berlangsung selama 14
hari. Adapun yang termasuk dalam infeksi saluran napas bagian atas
adalah batuk pilek biasa, sakit telinga,radang tenggorokan, influenza,
bronchitis dan juga sinusitis, sedangkan infeksi yang menyerang bagian
bawah saluran napas seperti paru, salah satunya adalah pneumonia
(Muttaqin, 2010)
B. Penyebab
Bakteri penyebab ispa antara lain adalah genus streptococcus,
stapilococus, pneumococus, haemophyllus, bordetella dan
corynobacterium. Virus penyebab ispa antara lain golongan
paramykovirus (termasuk didalamnya virus influenza, virus
parainfluenza dan virus campak), adenovirus, coronavirus, picornavirus,
herpesvirus, dan lain-lain. Di Negara-negara berkembang umumnya
kuman penyebab ispa adalah streptococcus pneumonia dan haemopylus
influenza. Penyebab (etiologi) penyakit ISPA terdiri dari lebih dari 300
jenis bakteri,virus,dan richtesia. Bakteri penyebab ISPA antara lain
adalah : dari genus Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococcus,
Haemophylus, Bordetella dan Corinebacterium. Virus Penyebab ISPA
antara lain : golongan MiksoVirus, AdenoVirus, CoronaVirus,
PicornaVirus, Micoplasma, Herpes Virus, dan lain-lain.(Mundari, 2013).
C. Patofisiologi
Perjalanan klinis penyakit ispa dimulai dengan berinteraksinya
virus dengan tubuh. Masuknya virus sebagai antigen ke saluran
pernapasan menyebabkan silia yang terdapat pada permukaan saluran
napas bergerak keatas mendorong virus kearah faring atau dengan suatu
tangkapan reflex spasmus oleh laring. Jika reflex tersebut gagal maka
virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernapasan
(Nurrijal, 2009) Iritasi virus pada kedua lapisan tersebut menyebabkan
timbulnya batuk kering. Kerusakan struktur lapisan dinding saluran

2
pernapasan menyebabkan kenaikan aktfitas kelenjar mucus yang banyak
terdapat pada dinding saluran napas, sehingga terjadipengeluaran cairan
mukosa yang melebihi normal. Rangsangan cairan berlebihan tersebut
menimbulkan gejala batuk sehingga pada tahap awal gejala ispa paling
menonjol adalah batuk.
Penanganan penyalit saluran pernapsan pada anak harus
diperhatikan aspek imunologis saluran napas terutama dalam hal bahwa
system imun disaluran napas yang sebagian besar terdiri dari mukosa,
tidak sama dengan system imun sistemik pada umumnya. System imun
sluran napas yang terdiri dari folikel dan jaringan limfoid yang tersebar,
merupakan cirri khas system imun mukosa. Cirri khas berikutnya adalah
bahwa IgA memegang peranan pada saluran napas bawah, diketahui pula
bahwa sekretori IgA (sIgA) sangat berperan dalam mempertahankan
integritas mukosa saluran napas.
Dari uraian diatas, perjalanan klinis penyekit ispa ini dapat dibagi
menjadi 4 tahap, yaitu: (Nurrijal, 2009)
a. Tahap prepatogenesis, penyebab telah ada tetapi penderita belum
menunjukkan reaksi apa-apa
b. Tahap inkubasi, virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa.
Tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan
tubuh sebelumnya memang sudah rendah
c. Tahap dini penyakit, dimulai dari munculnya gejala penyakit,
timbul gejala demam dan batuk
d. Tahap lanjut penyakit, dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh
sempurna, sembuh dengan atelektasis, menjadi kronis dan dapat
meninggal akibat pneumonia
D. Manifestasi Klinik
Ispa merupakan proses inflamasi yang terjadi pada setiap bagian
saluran pernapasan atas maupun bawah, yang meliputi infiltrate
Peradangan dan edema mukosa, kongestif vaskuler, bertambahnya
sekresi mucus serta perubahan struktur fungsi siliare. (Muttaqim, 2008)
Gejala ISPA menurut Muttaqin (2010) gejala ISPA sebagai berikut

3
a) Gejala ISPA ringan
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika
ditemukan gejala sebagai berikut :
1. Batuk.
2. Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan
suara (misalnya pada waktu berbicara atau menangis).
3. Pilek yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung.
4. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37°C atau jika dahi
anak diraba dengan punggung tangan terasa panas.
Jika anak menderita ISPA ringan maka perawatan cukup
dilakukan di rumah tidak perlu dibawa ke dokter atau Puskesmas.
Di rumah dapat diberi obat penurun panas yang dijual bebas di
toko-toko atau Apotik tetapi jika dalam dua hari gejala belum
hilang, anak harus segera di bawa ke dokter atau Puskesmas
terdekat.
b) Gejala ISPA sedang
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika di
jumpai gejala ISPA ringan dengan disertai gejala sebagai berikut :
1. Pernapasan lebih dari 50 kali /menit pada anak umur kurang
dari satu tahun atau lebih dari 40 kali/menit pada anak lebih
satu tahun
2. Suhu lebih dari 39°C.
3. Tenggorokan berwarna merah.
4. Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak.
5. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.
6. Pernafasan berbunyi seperti mendengkur.
7. Pernafasan berbunyi seperti mencuit-cuit.
Dari gejala ISPA sedang ini, orangtua perlu hati-hati karena
jika anak menderita ISPA ringan, sedangkan anak badan panas
lebih dari 39°C, gizinya kurang, umurnya empat bulan atau kurang
maka anak tersebut menderita ISPA sedang dan harus mendapat
pertolongan petugas kesehatan.

4
c) Gejala ISPA berat
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika ada
gejala ISPA ringan atau sedang disertai satu atau lebih gejala
sebagai berikut:
1. Bibir atau kulit membiru.
2. Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada
waktu bernapas.
3. Anak tidak sadar atau kesadarannya menurun.
4. Pernafasan berbunyi mengorok dan anak tampak gelisah.
5. Pernafasan menciut dan anak tampak gelisah.
6. Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernapas.
7. Nadi cepat lebih dari 60 x/menit atau tidak teraba.
8. Tenggorokan berwarna merah.
E. Pedoman Penatalaksanaan Kasus ISPA
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA menurut Kemenkes (2014)
akan memberikan petunjukstandar pengobatan penyakit ISPA yang akan
berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk
pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang
bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk
tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan
penunjang yang penting bagi pederita ISPA .
Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai
berikut :
a) Penanganan Pertama di Rumah
Penanganan ISPA tidak harus di tempat pelayanan kesehatan
saja, tetapi penangan ISPA sebelum berobat ke pelayanan
kesehatan harus ditangani. Menurut Simanjutak (2007) penanganan
demam sebelum ke tempat pelayanan kesehatan yaitu meliputi
mengatasi panas (demam), pemberian makanan yang cukup gizi,
pemberian cairan, memberikan kenyamanan dan memperhatikan
tanda-tanda bahaya ISPA ringan atau berat yang memerlukan
bantuan khusus petugas kesehatan.

5
b) Penatalaksanaan oleh Tenaga Kesehatan
Menurut Hartono (2012) penatalaksanaan oleh petugas kesehatan
adalah :
1. Pemeriksaan
Pemeriksaan artinya memperoleh informasi tentang
penyakit anak dengan mengajukan beberapa pertanyaan
kepada ibunya, melihat dan mendengarkan anak. Hal ini
penting agar selama pemeriksaan anak tidak menangis (bila
menangis akan meningkatkan frekuensi napas), untuk ini
diusahakan agar anak tetap dipangku oleh ibunya.
Menghitung napas dapat dilakukan tanpa membuka baju
anak. Bila baju anak tebal, mungkin perlu membuka sedikit
untuk melihat gerakan dada. Untuk melihat tarikan dada
bagian bawah, baju anak harus dibuka sedikit. Tanpa
pemeriksaan auskultasi dengan steteskop penyakit pneumonia
dapat didiagnosa dan diklasifikasi.
2. Pengobatan
Klasifikasi ISPA dibagi menjadi 3 kategori dan
intervensi dari ketiga kategori ISPA berbeda-beda yaitu salah
satunya ISPA berat. Penatalaksanaan ISPA berat yaitu
dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral,
oksigen dan sebagainya.Selain ISPA berat ISPA sedang pun
memiliki penatalaksanaan tersendiri. Penatalaksanaan ISPA
sedang yaitu diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral.
Bila penderita tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau
ternyata dengan pemberian kontrmoksasol keadaan penderita
menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu
ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.
Menurut Depkes RI tahun 2012 Penatalaksanaan ISPA ringan yaitu
tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah, untuk
batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang
tidak mengandung zat yang merugikan seperti kodein, dekstrometorfan

6
dan antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu
parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan
tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran
kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh
kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik (penisilin) selama 10
hari.
c) Istirahat yang Cukup
Anak yang mempunyai penyakit febrile akut seharusnya
mendapat tempat tidur istirahat. Ini biasanya tidak sulit untuk suhu
yang ditinggikan tetapi menjadi sulit ketika anak merasa baik.
F. Cara Pencegahan ISPA
Cara pencegahan merupakan komponen strategis dalam
pemberantasanpenyakit infeksi saluran pernafasan pada anak yang terdiri
atas upaya pencegahanmelalui imunisasi dan upaya pencegahan non-
imunisasi.
1. Upaya pencegahan melalui imunisasi yaitu pemberian imunisasi
DPT dan Campak yang telah dilaksanakan Program Pengembangan
Imunisasi (PPI)Pemerintah untuk menurunkan proporsi kematian
balita akibat pneumonia. Dikarenakan campak, pertusis dan difteri
bisa juga menyebabkan pneumoniaatau merupakan penyakit
penyerta pada pneumonia balita. Disamping itu,sekarang sudah
tersedia vaksin Hib dan vaksin pneumokokus konjugat
untukpencegahan infeksi bakteri penyebab pneumonia. Namun
vaksin ini belummasuk dalam Program Pengembangan Imunisasi
(PPI) Pemerintah.
2. Upaya pencegahan melalui non-imunisasi yaitu :
a) Pemberian ASI EksklusifKomposisi ASI sangat ideal serta
mampu memenuhi kebutuhan bayisetiap hari karena ASI
mengandung zat pelindung (kekebalan) yangberfungsi
menghindarkan dari berbagai jenis penyakit infeksi.
b) Pemberian nutrisi yang baikZat gizi sangat dibutuhkan untuk
pembentukan zat-zat kekebalan tubuhseperti antibodi.

7
Semakin baik zat gizi yang dikonsumsi semakin baikpula
status gizi hingga kekebalan tubuhnya. Sistem kekebalan
tubuhyang baik membuat tubuh kebal terhadap penyakit.
c) Menghindari pajanan asap rokok dan asap dapurKeterpaparan
asap dapur dan asap rokok pada bayi akibat kebiasaananggota
keluarga merokok dirumah dan menggunakan kayu
bakaruntuk memasak dapat menyebabkan terjadinya
gangguan pernafasanpada anak. Nikotin yang terkandung
didalam rokok dan bahan beracunlainnya masuk ke saluran
pernafasan bayi dan dapat menyebabkaninfeksi pada saluran
pernafasan.
d) Perbaikan lingkungan hidup dan sikap hidup sehatPenyakit
ISPA dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang buruk.Faktor
lingkungan yang buruk yaitu seperti pencemaran udara
vventilasi rumah, kepadatan penghuni, dan penerangan dalam
rumahyang tidak memadai
Adapun cara pencegahan ISPA lainnya seperti :
1. Pencegahan ISPA Menurut Kemenkes RI (2012) antara lain :
a) Menjaga kesehatan gizi
b) Menjaga kesehatan gizi yang baik akan mencegah atau
terhindar dari penyakit yang terutama antara lain penyakit
ISPA. Misalnya dengan mengkonsumsi makanan empat
sehat lima sempurna, banyak minum air putih, olah raga
dengan teratur, serta istirahat yang cukup. Kesemuanya itu
akan menjaga badan tetap sehat. Dengan tubuh yang sehat
maka kekebalan tubuh akan semakin meningkat, sehingga
dapat mencegah virus atau bakteri penyakit yang akan
masuk ke tubuh.
c) Imunisasi
Pemberian immunisasi sangat diperlukan baik pada anak-
anak maupun orang dewasa. Immunisasi dilakukan untuk
menjaga kekebalan tubuh supaya tidak mudah terserang

8
berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh virus /
bakteri. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang
baik akan mengurangi polusi asap dapur atau asap rokok
yang ada di dalam rumah. Hal tersebut dapat mencegah
seseorang menghirup asap yang bisa menyebabkan terkena
penyakit ISPA. Ventilasi yang baik dapat memelihara
kondisi sirkulasi udara (atmosfer) agar tetap segar dan
sehat bagi manusia.
d) Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ini disebabkan oleh
virus/ bakteri yang ditularkan oleh seseorang yang telah
terjangkit penyakit ini melalui udara yang tercemar dan
masuk ke dalam tubuh. Bibit penyakit ini biasanya berupa
virus / bakteri di udara yang umumnya berbentuk aerosol
(suspensi yang melayang di udara). Adapun bentuk
aerosol yakni Droplet, Nuclei (sisa dari sekresi saluran
pernafasan yang dikeluarkan dari tubuh secara droplet dan
melayang di udara), yang kedua duet (campuran antara
bibit penyakit).
2. Cara pencegahan ISPA menurut Hartono (2012) yaitu:
a) Menghindarkan diri dari penyakit ISPA.
b) Hindari asap, debu dan bahan lain yang menganggu
pernapasan.
c) Imunisasi lengkap pada balita diposyandu.
d) Membersihkan rumah dan lingkungan tempat tinggal.
e) Rumah harus mendapatkan udara bersih dan sinar
matahari yang cukup serta memiliki lubang angina dan
jendela.
f) Menutup mulut dan hidung saat batuk.
g) Tidak meludah sembarangan.

9
1.2 Review Jurnal EBN
NO. JUDUL METODE HASIL
1. PENDIDIKAN D: Berdasarkan hasil
KESEHATAN Metode penelitian analisa yang telah
MENINGKATKAN yang digunakan dilakukan dapat
TINGKAT adalah quasi disimpulkan bahwa
PENGETAHUAN eksperimen dan dari karakteristik
DAN SIKAP IBU analisa data responden di
DALAM menggunakan Posyandu Kelurahan
MERAWAT menggunakan uji t- Limo sebagian besar
BALITA DENGAN test dependent. usia responden (26-35
ISPA S: tahun) Berdasarkan
Sampel dilakukan tingkat pendidikan
Dewi purnama,dkk dengan cara purposive sebagian besar
2020 sampling pada ibu berpendidikan akhir
yang memiliki balita adalah SMA.
usia satu sampai lima
tahun di Posyandu
Kelurahan Limo
sebanyak 53 orang.
V:
Variabel bebas yaitu
pendidikan kesehatan
sedangkan variabel
terikat yaitu tingkat
pengetahuan dan
sikap ibu terhadap
ISPA diukur dan
diambil pada satu
waktu.
I:
One group pre test -
post test.
A:
Hasil penelitian
menunjukan ada
pengaruh antara
pendidikan kesehatan
terhadap tingkat
pengetahuan dan
sikap ibu dalam

1
dalam merawat balita
dengan ISPA.
2. PERAWATAN D: Hasil analisis bivariat
INFEKSI Penelitian ini adalah hubungan
SALURAN survey analitik pengetahuan dan sikap
PERNAFASAN dengan pendekatan ibu dengan perawatan
AKUT (ISPA) PADA cross sectional. ISPA pada balita
BALITA S: dengan uji pearson
51 orang. chi- square
Padila,dkk 2019 V: menunjukkan nilai
Perawatan infekai p_value untuk
saluran pernafasan pengetahuan dan
Akut pada balita sikap ibu dengan
I: perawatan ISPA 0,000
Jenis penelitian ini ≤ α 0,005, artinya ada
adalah penelitian hubungan signifikan
survey analitik yaitu antara pengetahuan
survey atau penelitian dan sikap ibu dengan
yang mencoba perawatan ISPA pada
menggali bagaimana balita di wilayah kerja
dan mengapa puskesmas tersebut.
fenomena kesehatan Simpulan, peran serta
itu terjadi. keaktifan orang tua
A: utamanya ibu, dalam
Hasil penelitian mengikuti kegiatan
analisis univariat promkes di puskesmas
didapatkan dari 51 harus terjadwal.
responden sebagian
besar responden
pengetahuan kurang
sebanyak 21 orang
(41,2%). Sedangkan
sebagian besar
responden sikap yang
kurang baik sebanyak
27 orang (52,9%).
3. HUBUNGAN D: Berdasarkan hasil
TINGKAT Observasional dengan penelitian dapat
PENDIDIKAN menggunakan metode disimpulkan bahwa
DAN cross :Sebagian besar
PENGETAHUAN sectional design. responden tingkat

1
IBU TENTANG S: pendidikan ibu adalah
ISPA DENGAN Sampel penelitian berpendidikan SMP.
KEMAMPUAN sebanyak 40 ibu. Sebagian besar ibu
IBU MERAWAT V: memiliki pengetahuan
BALITA ISPA Hubungan tingkat baik tentang ISPA.
PADA BALITA pendidikan dan Tidak ada hubungan
DI PUSKESMAS pengetahuan ibu antara tingkat
BAHU KOTA tentang ISPA dengan pendidikan dengan
MANADO kemampuan ibu kemampuan ibu
merawat balita ISPA. merawat balita Infeksi
Pramita dkkk,2013 I: Saluran Pernapasan
Kuisioner Akut (ISPA) pada
A: balita di Puskesmas
Dianalisis Bahu Kota Manado.
menggunakan Ada hubungan antara
Kuisioner terdiri dari tingkat pengetahuan
data demografi dengan kemampuan
responden terdiri dari ibu merawat balita
usia, pendidikan Infeksi Saluran
terakhir, pekerjaan, Pernapasan Akut
status perkawinan, (ISPA) pada balita di
dan jumlah anak. Puskesmas Bahu
Kota
Manado.
4. HUBUNGAN D: Pengetahuan orang tua
PENGETAHUAN Jenis atau rancangan tentang ISPA sebagian
ORANG TUA penelitian ini adalah besar baik yaitu
TENTANG ISPA deskriptif korelatif sebanyak 33 (45,8%)
DENGAN dengan metode responden. Kejadian
KEJADIAN ISPA penelitian ISPA di Desa
PADA BALITA menggunakan Dawungsari
DI DESA penelitian cross- Kecamatan Pegandon
DAWUNGSARI secctional Kabupaten Kendal
KECAMATAN S: sebagian ISPA dan
PEGANDON 72 orang tua sebagian tidak ISPA
KABUPATEN V: yaitu sebanyak 36
KENDAL Pengetahuan orang (50,0%) responden.
tua tentang ISPA pada Ada hubungan yang
Indah wulaningsih balita signifikan antara
dkk, 2018 I: pengetahuan orang tua
Kuisioner tentang ISPA dengan

1
A: kejadian ISPA pada
balita di Desa

1
Dianalisis Dawungsari
menggunakan Kecamatan Pegandon
karakteristik Kabupaten Kendal
responden, analisa
univariat dan analisa
bivariat
5. FAKTOR D: Hasil penelitian
FAKTOR Penelitian ini menunjukkan bahwa
MEMPENGARUHI menggunakan ada 82,9% responden
KEJADIAN ISPA rancangan deskriptif yang tinggal di rumah
PADA ANAK dengan desain studi dengan kepadatan
BERUMUR 12-59 cross-sectional. hunian yang tidak
BULAN S: memenuhi syarat.
DIPUSKESMAS Perhitungan jumlah Hasil analisis
KELURAHAN sampel adalah 220, menunjukkan bahwa
TEBET BARAT, namun hanya 104 ada hubungan yang
KECAMATAN jumlah sampel yang bermakna antara
TEBET.JAKARTA eligible dengan kepadatan hunian
SELATAN, kriteria penelitian. dengan kejadian ISPA
TAHUN 2013 V: pada anak berusia 12-
Faktor-faktor yang 59 bulan. Kepadatan
Syahidi habibi,dkk Mempengaruhi hunian yang
2016 Kejadian Infeksi ditetapkan oleh
Saluran Pernapasan Depkes (2000), yaitu
Akut (ISPA) pada rasio luas lantai
Anak Berumur 12-59 seluruh ruangan di
Bulan bagi jumlah penghuni
I: minimal 8m2/ orang.
Data dikumpulkan
dengan melakukan
wawancara
menggunakan
kuesioner yang telah
diuji coba pada
responden yang
memiliki lingkungan
yang mirip dengan
lingkungan penelitian.
A:
Deskriptif dengan
desain studi cross-

1
sectional.
6. EDUKASI PADA D: Terlihat bahwa
IBU TENTANG Desain penelitian sebagian besar
ASI EKSLUSIF yang digunakan responden berusia 30
SEBAGAI UPAYA adalah Quasi tahun yaitu sebanyak
PENCEGAHAN eksperimen, dengan 16,67%.
ISPA PADA BAYI pendekatan pre- Sebagian tingkat
postest observational pengetahuan
Yulia Fitri,dkk 2021 S: responden sebagian
18 Orang besar memperoleh
V: skor nilai 7 yaitu
Pengabdian sebanyak 27,78%.
masyarakat ini Diketahui bahwa
dilakukan di Balai setelah diberikan
pertemuan desa Garot penyuluhan skor
pada 22 November penilaian responden
2018. Responden meningkat, dimana
dalam kegiatan ini sebagian besar
adalah ibuibu di desa responden
Garot yang mendapatkan nilai 10
mempunyai Balita. yaitu sebesar 33,33%.
I:
Soal pre-test,
penyuluhan dengan
bantuan alat LCD dan
proyektor dan soal
pos-test..
A:
Hasil penelitian dari
30 responden yang
hadir hanya 18
responden yang
lengkap dalam
pengisian pretes dan
postes.
7. HUBUNGAN D: Hubungan antara
PENGETAHUAN Penelitian Cross pengetahuan dengan
IBU DAN Sectional dan upaya pencegahan
DUKUNGAN menggunakan Uji dengan imunisasi
KELUARGA Chi-Square. Populasi diperoleh hasil
TERHADAP S: p=0.011 < α=0.05.

1
UPAYA Sampel menggunakan Hubungan
PENCEGAHAN Teknik Simple pengetahuan dengan
INFEKSI Random Sampling upaya pencegahan
SALURAN didapatkan hasil 48 penyakit ISPA non
PERNAFASAN responden. imunisasi, yaitu ASI
AKUT V: Ekslusif (p=0,031),
Hubungan merokok dalam rumah
Ike Niki, dkk 2019 pengetahuan ibu dan (p=0.006),
dukungan keluarga penggunaan obat
dalam pencegahan nyamuk (p=0.037),
ISPA dan membuka jendela
I: (p=0,008). Hubungan
Observasional dengan antara dukungan
menggunakan keluarga dan upaya
pendekatan Cross pencegahan penyakit
sectional ISPA dengan
A: imunisasi (p=0,047)
Uji Chi-Square untuk dan non-imunisasi
menganalsis adanya berupa status ASI
hubungan. Penelitian Ekslusif (p=0,0001).
ini ditunjang dari 2
data yaitu data
sekunder dan data
primer. Data sekunder
di dapatkan dari pihak
puskesmas yang
berupa dokumen hasil
laporan instansi Data
primer didapatkan
melalui data
lapangan. Instrumen
pengumpulan data
berupa kuesioner.
8. PENCEGAHAN D: Kegiatan sosialisasi
PENYAKIT ISPA Desain survei berupa dan penyuluhan
MELALUI penerapan intervensi hingga kegiatan demo
PEMANFAATAN pencegahan penyakit pembuatan sampah
BARANG BEKAS ispa dengan organik menjadi
DAN SAMPAH DI memanfaatkan barang pupuk kompos dengan
DESA bekas dan sampah. metode takakura. Ibu
WOTANNGARE S: rumah tangga juga

1
KECAMATAN 11 orang mahasiswa aktif berdiskusi dan
KALITIDU V: tanya jawab kepada
BOJONEGORO Penyuluhan koordinator kegiatan
pencegahan penyakit sehingga mendapatkan
Lala Pitaloka, 2020 ISPA melalui pengetahuan mengenai
pemanfaatan barang penyakit ISPA,
bekas dan sampah.
I:
Data analisis,
observasi lingkungan,
intervensi
A:
Intervensi
9. PM DALAM D: Hasil penelitian
UDARA RUANG Penelitian ini adalah menunjukan bahwa
DENGAN penelitian kuantitatif variabel yang
KEJADIAN ISPA dengan desain studi berhubungan dengan
PADA SD/MI cross sectional. kejadian ISPA pada
DI WILAYAH S: siswa SD/MI yaitu
KERJA Sampel sebanyak 184 PM10
PUSKESMAS, siswa kelas 4 dan 5 (p=0,0001;OR=3,862),
KECAMATANAN sekolah dasar yang pencahayaan
SUKARAJA, berada di tiga sekolah (p=0,006;OR=3,111),
KABUPATEN terpilih dan kepadatan hunian
BOGOR TAHUN V: kelas
2018 Berhubungan dengan (p=0,002;OR=2,952).
kejadian ISPA pada Setelah dikontrol
Agisna Nur siswa sekolah dasar dengan variabel
Fidya,dkk 2020 yaitu suhu, konfonding,
kelembaban, didapatkan bahwa
pencahayaan, siswa yang berada
I: dalam ruang kelas
Secara langsung dengan konsentrasi
A: PM10 di atas median
Data mengenai dan
konsentrasi PM10, kepadatan hunian
suhu, dan kelembaban yang tidak memenuhi
di udara ruang kelas syarat berisiko 4,5 kali
didapat melalui untuk mengalami
pengukuran kejadian ISPA
menggunakan dust dibandingkan dengan
siswa yang berada di
1
sampler, yaitu ruang kelas dengan
Environmental konsentrasi di bawah
Monitor EVM- median dan kepadatan
7selama 30 menit di hunian yang
setiap titik. memenuhi syarat.
10. MENINGKATKAN D : Disimpulkan terdapat
SALURAN Cross sectional hubungan Penggunaan
PERNAFASAN S: Jenis Bahan bakar
AKUT (ISPA) 70 orang balita Biomassa, luas
PADA BALITA DI V : ventilasi dan
WILAYAH I: kepadatan hunian
PESISIR DESA Jenis penelitian ini dengan Kejadian
KECAMATAN adalah survei Analitik Infeksi Saluran
SANGGAR dengan pendekatan Pernafasan Akut
KABUPATEN Cross Sectional (ISPA) pada Balita di
BIMA design wilayah Pesisir Desa
A: Kore Kecamatan
Wahyuningsih,dkk Berdasarkan hasil Sanggar Kabupaten
2017 penelitian di Wilayah Bima tahun 2014.
pesisir Desa Kore Tidak Ada hubungan
Kecamatan Sanggar antara Perilaku
Kabupaten Bima merokok dengan
tahun 2014 dan Kejadian Infeksi
pengolahan data Saluran Pernafasan
dengan menggunakan Akut (ISPA) pada
analisis statistik Balita dengan nilai p =
0,084 di Wilayah
pesisir Deas kore
Kecamatan Sanggar
Kabupaten Bima
tahun 2014.

1.3 Permasalahan Mitra


Berdasarkan dari data analisis situasi yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka permasalahan yang timbul lebih sering diakibatkan oleh:
a. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana Penyebab
dan Cara Mengatasi ISPA pada anak dan balita
b. Masih kurangnya peran keluarga dalam Penanggulangan Penyebaran
ISPA pada anak dan balita

1
BAB 2
TARGET DAN LUARAN
Kegiatan pengabdian masyarakat tentang “Pemberdayaan kemampuan
keluarga sebagai upaya penanganan serta pencegahan ISPA pada anak” memiliki
sasaran pada warga Semolowaru Selatan, RT 07 RW 03, Kecamatan Sukolilo,
Surabaya. Keluarga diberikan informasi, pengetahuan dan ilmu terkait
penanganan dan pencegahan ISPA. Target dalam pelaksanaan kegiatan
pengabdian masyarakat ini adalah:
1. Meningkatkan pemahaman dan wawasan keluarga tentang pentingnya
penanganan dan cara penanggulangan ISPA pada anak dan balita
2. Meningkatkan kesadaran keluarga Tentang Pentingnya Cara mengatasi
dan Pengobatan ISPA pada anak dan balita
Tabel 2.1 Jenis Luaran dan Target Luaran
No. Jenis Luaran Indikator Capaian
1. Publikasi ilmiah di jurnal/prosiding Ada
2. Publikasi pada media masa (cetak/elektronik) Ada
3. Peningkatan pemahaman dan keterampilan Ada
masyarakat
4. Peningkatan ketentraman/kesehatan masyarakat Tidak ada
(mitra masyarakat umum)
5. Hak kekayaan intelektual (paten, paten Tidak ada
sederhana, hak cipta, merek dagang, rahasia
dagang, desain produk industri, perlindungan
varietas tanaman, perlindungan topografi)

1
BAB 3
METODE PELAKSANAAN DAN EVALUASI
Metode pelaksanaan kegiatan penyuluhan dengan metode demostrasi
melalui PPT dan Poster terkait “ISPA” yang dilakukan oleh Tim Mahasiswa
Program Studi S1 Keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya dengan
pengawasan dosen pembimbing dengan metode demostrasi PPT dan Poster
tentang “ISPA” pada keluarga.
3.1 Pra Kegiatan
1. Rapat strategi pelaksanaan akan dilaksanakan 12 hari sebelum
pelaksanaan kegiatan untuk membahas tentang :
a. Pembuatan proposal kegiatan
b. Perencanaan kegiatan yang dilakukan
c. Pembagian tugas dalam kepanitiaan
2. Koordinasi
Koordinasi dilakukan via group WA
3. Persiapan Sarana dan Prasarana
a. Pembuatan proposal pengabdian masyarakat
b. Pembuatan instrument pre test dan post test
c. Pembuatan media berupa poster
3.2 Pelaksanaan Kegiatan
Tahap pelaksanaan kegiatan adalah tahap utama dari program
pengabdian pada masyarakat. Sasaran kegiatan pada tahap pelaksanaan 3 sesi
kegiatan, distribusi pelaksanaan adalah sebagai berikut :
a. Pencatatan peserta yang hadir
b. Pembagian kuisioner sebelum dan sesudah penyuluhan
c. Penyuluhan
3.3 Pasca Kegiatan
Tahap akhir kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat adalah melakukan
analisis dari hasil kuisioner terkait tingkat pengetahuan dan perilaku keluarga
setelah diadakannya penyuluhan.

2
BAB 4
KELAYAKAN FAKULTAS
4.1 Kinerja LPPM Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas
Nahdhatul Ulama Surabaya
LPPM Fakultas Keperawatan dan kebidanan Universitas Nahdhatul
Ulama surabaya merupakan lembaga yang bertugas mengerakkan dosen
untuk melaksanakan penelitian dan pengabdian masyarakat, Adapun salah
satu kinerja LPPM Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas
Nahdhatul Ulama Surabaya adalah : “Masalah keperawatan hipertermi pada
Anak dan balita di desa Semolowaru Selatan RT 07 RW 03, Kecamatan
Sukolilo, Surabaya
4.2 Jenis Kepakaran Fakultas
Tabel 4.2 Jenis Kepakaran Fakultas
Nama Dosen Program Studi Kepakaran
Yanis Kartini, S.KM., M.Kes S1 Keperawatan Keperawatan Dasar &
Menajemen Keperawatan
M.Khafid, S.Kep.Ns.M.Kes S1 Keperawatan KMB & Gadar
Ima Nadatien, SKM.M.Kes S1 Keperawatan Komunitas
Umdatus Soleha, SST., M.Kes S1 Keperawatan Keperawatan medikal
bedah
Khamida, S.Kep.Ns.M. Kep S1 Keperawatan Keperawatan jiwa dan
keperawatan dasar
drg Umi Hanik, M.Kes. S1 Keperawatan Riset
Lono Wijayanti, S.Kep.Ns. S1 Keperawatan KMB
Nety Mawarda H, S1 Keperawatan Kep Komunitas
S.Kep.Ns.M.Kep.
Nanik Handayani, S1 Keperawatan Keperawatan
S.Kep.Ns.M.Kes. Maternitas
Farida Umamah, S1 Keperawatan Keperawatan Maternitas
S.Kep.Ns.M.Kep.

2
Nurul Kamariyah, S1 Keperawatan Keperawatan
S.Kep.Ns.M.Kes. Maternitas
Siti Maimunah,S.Ag., M.Pd.I S1 Keperawatan Agama
Endah Prayekti, M.Si S1 Keperawatan Keperawatan dasar
Dr. Eppy Setiyowati, S1 Keperawatan Kep Komunitas
SPd.M.Kes
Mahmudah, S.Psi., M.Psi.Psiko S1 Keperawatan Psikologi
Priyo Mukti Pribadi W, S1 Keperawatan Keperawatan gawat
S.Kep.Ns. Darurat
Erika Martining S1 Keperawatan KMB
Wardani,S,Kep.Ns.M.Ked.Trop
Nur Ainiyah, S.Kep., M.Kep. S1 Keperawatan Keperawatan medikal
bedah dan gawat
darurat
Yurike Septianingrum, S.Kep., S1 Keperawatan Keperawatan gadar
Ns., M.Kep. dan maternitas
Nur Hidayah, S.Kep., M.Kes S1 Keperawatan Keperawatan Jiwa
Wesiana H.S, S.Kep., M.Kep S1 Keperawatan Keperawatan anak
Firdaus, S.Kep,Ns.,M.Kes DIII Keperawatan Keperawatan anak
Rahmadaniar AP, S.Kep.Ns., S1 Keperawatan Keperawatan anak,
M.Tr.Kep medical bedal

4.3 Sumber Daya Manusia


Dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada staf Unusa di
Surabaya melibatkan 3 dosen yang berasal dari Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan dengan 2 bidang ilmu yang sama, yaitu Keperawatan Anak dan 1
dosen dari keperawatan medikal bedah. Hal ini dilakukan dalam rangka
pemecahan permasalahan mitra yaitu masih tingginya kejadian hipertermi
di Sidoarjo sehingga perlu dilakukan Pemberdayaan Kemampuan Keluarga
Sebagai Upaya Pencegahan masalah keperawatan hipertermi pada bayi dan
anak Di desa karangpuri rt 05 rw 05 kecamatan wonoayu kabupaten sidoarjo.
Adapun komposisi sumber daya manusia dalam kegiatan ini adalah sebagai
berikut :

2
Tabel 4.3 Tugas Kepakaran Tim
Tugas Kepakaran Nama Dosen & Mhs
Bertindak sebagai ketua Tim dalam Keperawatan Anak Wesiana Heris Santy, M.Kep
kegiatan Pengabdian kepada .
Masyarakat. Merupakan dosen
prodi profesi Ners Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan
Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya. Mata kuliah yang
diampu adalah Keperawan anak
dgn kepakaran atau kekhususan
bidang ilmu yang dimiliki adalah
Keperawatan anak (baik
keperawatan anak sehat, tumbuh
kembang anak maupun
keperawatan anak sakit)
Bertindak sebagai anggota. Dosen Keperawatan Anak Firdaus, S.Kep,Ns.,M.Kes
yang bersangkutan merupakan staf
pendidik dari D3 Kep. Tugas tim
dosen tersebut adalah melakukan
pengawasan terhadap mahasiswa
yang dilibatkan.
Bertindak sebagai anggota. Dosen Keperawatan Anak Rahmadaniar AP,
yang bersangkutan merupakan staf S.Kep.Ns., M.Tr.Kep
pendidik dari S1 Kep. Tugas tim
dosen tersebut adalah melakukan
pengawasan terhadap mahasiswa
yang dilibatkan.
Mahasiswa terlibat secara penuh Mahasiswa sudah Mahasiswa Prodi
sebagai Anggota Tim Pengabdian diberikan mata
Aprilia Nurika Putri
Masyarakat, pada kegiatan ini kuliah sehingga
Lailiyatul Fitri
memiliki tugas mulai dari tahap mengerti dan
Lailil Ika Feby Rahma M
pra interaksi, interaksi dan evaluasi memahami topik
Salsa Dinda Sabila
yang disampaikan
Rohematus Soleha
Miftakhul Dwi Ersanti
Veronika Amanda N.
Aprillia Nadya Cindy L.

2
BAB 5
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
5.1 Hasil yang Dicapai
Adapun hasil yang dicapai dalam kegiatan pemberdayaan kemampuan
keluarga dalam penanganan ispa sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan dalam penanganan ispa pada anak.
Berdasarkan dari hasil pendataan identitas diri orang tua :
1. Distribusi Responden Berdasarkan kegiatan para orang tua
bekerja atau tidak., Berdasarkan dari data hasil quisioner, sebanyak
8 (40%) responden bekerja dan 12 (60%) responden tidak bekerja.
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Status Bekerjanya Orang Tua
No. Pekerjaan Frekuensi Persenstase (%)
1. Bekerja 8 40%
2. Tidak bekerja 12 60%
Total 20 100%

2. Distribusi Responden Berdasarkan umur, responden yang berusia


antara 25-30 terdapat 16 responden, 31- 40 terdapat 2 responden, 41-
50 terdapat 2 responden.
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur
No. Usia (Tahun) Frekuensi Persentase (%)
1. 25-30 16 80%
2. 31-40 2 10%
3. 41-50 2 10%
Total 20 100%

3. Distribusi Responden untuk Berdasarkan pengetahuan tentang


i spa oleh para orang tua. Berdasarkan dari data hasil quisioner
sebelum dilakukannya kegiatan sebanyak 2 responden dengan
pengetahuan baik, 6 responden dengan pengetahuan cukup, 8
responden berpengetahuan kurang, dan 4 responden berpengetahuan
sangat kurang. Setelah dilakukan kegiatan sebanyak 16 responden

2
berpengetahuan baik, 2 responden berpengetahuan cukup baik, dan 2
responden berpengetahuan cukup
Berdasarkan dari hasil quisioner pre-post dan post- test pada
responden yaitu :
Tabel 5.1 Tingkat Pengetahuan Umum Responden Berdasarkan Skor
Dalam Mengerjakan Soal Pretest dan Posttest

Tingkat Sebelum Sesudah


Pengetahuan Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Baik 2 10% 16 80%
Cukup Baik 0 0% 2 10%
Cukup 6 30% 2 10%
Kurang 8 40% 0 0%
Sangat Kurang 4 20% 0 0%
Jumlah 20 100% 20 100%

4. Distribusi Responden untuk Berdasarkan s ikap tentang i spa


oleh para orang tua. Berdasarkan dari data hasil quisioner sebelum
dilakukan kegiatan sebanyak 2 responden dengan sikap cukup, 8
responden dengan sikap kurang, dan 10 responden bersikap sangat
kurang. Setelah dilakukan kegiatan sebanyak 8 responden bersikap
baik, dan 12 responden bersikap cukup baik.
Berdasarkan dari hasil quisioner pre-post dan post- test pada
responden yaitu :
Tabel 5.1 Tingkat Pengetahuan Sikap Responden Berdasarkan Skor
Dalam Mengerjakan Soal Pretest dan Posttest

Tingkat Sebelum Sesudah


Pengetahuan Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Baik 0 0% 8 40%
Cukup Baik 0 0% 12 60%
Cukup 2 10% 0 0%
Kurang 8 40% 0 0%
Sangat Kurang 10 50% 0 0%
Jumlah 20 100% 20 100%

2
5.2 Luaran yang Dicapai
Luaran yang dicapai dari kegiatan penyuluhan pemberdayaan
kemampuan keluarga sebagai upaya penanganan ispa selama di Dusun
Sukolilo, Surabaya sebagai berikut :
1. Orang tua mengetahui dan memahami terkait kondisi ispa, dan orang
tua mengalami peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengenai
sikap untuk pencegahan ispa dirumah.
2. Orang tua menyadari bahaya akan kondisi ispa jika tidak segera diberi
penanganan sehingga mempunyai pengetahuan dan keterampilan
dalam memberi penanganan ispa dirumah.
3. Orang tua mampu sebagai role model sehingga mampu membimbing
a n g g o t a keluarga l a i n n y a untuk melakukan pencegahan ispa
bagi anak secara mandiri selama dirumah
4. Orang tua mampu menjadi role model dan saling membantu dalam
berbagi pengetahuan tentang ispa kepada sesama masyarakat lain untuk
edukasi
5. Orang tua menjadi guru untuk menjaga anak agar terhindar dari bahaya
ispa

2
BAB 6
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Tindak lanjut dari sosialisasi kegiatan pemberdayaan kemampuan keluarga
sebagai upaya peningkatan pengetahuan dari pencegahan pada Ibu di dusun
Sukolilo, Kota Surabaya berdasarkan hasil yang telah didapat pada kali ini adalah
secara terus menerus mengingatkan atau memberi sebuah pengetahuan mengenai
pencegahan ispa bagi anak selama di rumah, dengan adanya peningkatan
pengetahuan bagi ibu warga di dusun Sukolilo, Kota Surabaya diharapkan
kedepannya pemahaman terkait pencegahani ispa ini mampu mengubah perilaku
Ibu dalam melaksanakan upaya pencegahan ispa selama di rumah. Dengan
adanya pencegahan yang baik dari Ibu bagi anak selama di rumah. Mungkin
kedepannya juga kami akan melakukan penelitian terkait perubahan perilaku
setelah diadakannya penyuluhan terkait pencegahan ispa.

2
BAB 7
PENUTUP
7.1
Kesimpulan Kegiatan

Kegiatan pemberdayaan kemampuan keluarga sebagai upaya


pencegahan ispa selama dirumah pada anak. Simpulan dari kegiatan ini antara
lain: Pada kegiatan ini sebanyak 8 (40%) responden bekerja dan 12 (60%)
responden tidak bekerja. Sebagian besar responden berusia 25-30 tahun, yaitu
terdapat 16 responden (60%) Tingkat pengetahuan orang tua sebelum
dilakukannya kegiatan sebanyak 2 (10%) responden dengan pengetahuan baik,
6 (30%) responden dengan pengetahuan cukup, 8 (40%) responden
berpengetahuan kurang, dan 4 (20%) responden berpengetahuan sangat
kurang.
Setelah dilakukan kegiatan sebanyak 16 (80%) responden
berpengetahuan baik, 2 (10%) responden berpengetahuan cukup baik, dan 2
(10%) responden berpengetahuan cukup Tingkat sikap orang tua sebelum
dilakukan kegiatan sebanyak 2 (10%) responden dengan sikap cukup, 8
(40%) responden dengan sikap kurang, dan 10 (50%) responden bersikap
sangat kurang. Setelah dilakukan kegiatan sebanyak 8 (40%) responden
bersikap baik, dan 12 (60%) responden bersikap cukup baik.
7.2
Saran
Diharapkan dengan adanya sosialisasi kegiatan pemberdayaan
kemampuan keluarga sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan dalam pencegahan ispa pada anak dapat membantu para orang
tua untuk memiliki keterampilan yang sangat baik dalam melakukan
pencegahan ispa pada anak selama di rumah.

2
DAFTAR PUSTAKA
Annisa Firdausia. (2013). Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Pekerjaan Ibu
Dengan Perilaku Pencegahan ISPA Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas
Gang Sehat Pontianak. Skripsi

Candra. H. (2013) Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA.


Skripsi [internet] dari: http://www.tempo.co.id/ [akses tanggal 9 januari 2022]
Diana Maryani R. (2012) Hubungan antara Kondisi Lingkungan Rumah dan
Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga dengan Kejadian ISPA pada Balita di
Kelurahan Bandar harjo Kota Semarang. Skripsi.
Hartono. R. (2012). Gangguan Pernafasan Pada Anak : ISPA. Yogyakarta : Nuha
Medika
Indah Wulaningsih (2018).Hubungan Pengetahuan Orang Tua tentang ISPA
dengan Kejadian ISPA pada Balita di Desa Dawung sari Kecamatan
Pegandon Kabupaten Kendal. Skripsi.
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Pusat Data dan Informasi Profil Kesehatan
Indonesia 2015. Kemenkes RI : Jakarta. Diakses tanggal 14 Maret 2020

2
LAMPIRAN

Lampiran 1
A. Identitas Pengusul
Biodata Ketua
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Wesiana Heris Santy, S.Kep.,Ns.,M.Kep
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Jabatan Fungsional Lektor
4. NIP/NIK/Identitas lainnya 9904630
5. NIDN 0723067701
6.. Tempat dan Tanggal Lahir Magetan, 23 Juni 1977
7. E-mail wesiana@unusa.ac.id
8. Nomor Telepon/Hp 081336672155
9. Alamat Kantor Jalan Smea No 57 Surabaya
10. Nomor Telepon/Fax.
Lulusan yang Telah
11.
Dihasilkan
Mata Kuliah yang Diampu 1. Konsep Dasar Keperawatan
12. 2. Keperawatan anak
3. Praktik profesi keperawatan anak

Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama Perguruan Universitas Airlangga Universitas Airlangga
Tinggi Surabaya Surabaya
Bidang Ilmu Keperawatan Keperawatan
Tahun Masuk-Lulus 2012-2004 2009-2011
Judul Hubungan tingkat Pengaruh Pemberian
Skripsi/Tesis/Disertasi pemahaman terhadap Kombinasi Asi Dan
pendidikan kesehatan Effleurage Kaki Terhadap
dengan perilaku pemberian Respon Nyeri Pada Bayi
ASI Ekslusif di RS.Islam Yang Dilakukan Imunisasi Di
A.Yani Surabaya Sidoarjo 2011

Nama Pembimbing Dr. I Ketut Sudiana, drs., Dr. I Ketut Sudiana, drs., M.Si
/Promotor M.Si
Yuni Sufyanti Arief S.Kp.,
Ni Ketut Alit Armini S.Kp., M.Kes.
M.Kes.

3
Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, dan Disertasi)
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Sumber* Jumlah
(Juta Rp)
1. 2016 Relationship Between Genetic Factors, UNUSA 3
Parents’Role And Recurrence Of Allergy In
Children At The Jemursari Islamic Hospital
Surabaya.
2. 2017 The influence of Play Therapy in Developing UNUSA 3
the intelegency of School Age Children with
Mental Retardation
3. 2018 Screning kesehatan penyakit asam urat dan UNUSA 1,5
diabetes melitus pada lansia di panti
Werdha
Mojopahit Mojokerto
4. 2019 Minimanizing behavioral disorder in UNUSA 6
victims and bullying in perpetrators by
providing counseling groups in MI
Roudhlotul Banat
Taman sidoarjo Indonesia
5. 2019 tion of Availability of Packed Red Cells UNUSA 3 dari
(PRC) at PMI Surabaya City Using Unusa, 2
Ensemble Kalman Filter as Management of Mandiri
Blood Transfusion Management

Pengalaman Pengabdian pada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir


NO. Tahun Judul Pengabdian Pendanaan
Sumber Jumlah
1. 2015 Perawatan Hipertermi pada anak dengan UNUSA 1.5
metode tepid sponge dan mengatasi Damapak
Hospitalisasi dengan Terapi Bermain di RS
Islam A.Yani Surabaya
2. 2015 Tindakan Dini Orang Tua dalam Mengatasi UNUSA 1.5
Anak Tersedak
3. 2016 Penyuluhan tentang Pemilihan Alat UNUSA 1.5
Permainan Edukatif (Ape) yang tepat sebagai
Upaya Peningkatan Kepercayaan diri Anak
Usia 3-5 tahun di Kelompok Bermain
Aisyiyah 14 Pabean Cantian Kota Surabaya
4. 2017 Pencegahan Diabetes Melitus dan Asam Urat UNUSA 1.5
dengan pemeriksaan Kadar Gula darah dan
Asam Urat di Pompes Cokrokertopati
Takeran Magetan Jawa Timur
5. 2018 Screning kesehatan penyakit asam urat dan UNUSA 1.5
diabetes melitus pada lansia di panti Werdha
Mojopahit Mojokerto
3
6. 2019 Sosialisasi Pencegahan Adiksi Gadget UNUSA 1.5
(Gaming Disorder Icd-11) Pada Orang Tua
Pekerja Di Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya

Lampiran 2

3
Lampiran 3

Lampiran 4
KUISIONER PENELITIAN
MANAJEMEN PENANGGULANGAN ISPA
(INFEKSI SALURAN PERNAFASAN
AKUT)
DESA SEMOLOWARU,RT 07 RW 03
KECAMATAN SUKOLILO, SURABAYA
PROVINSI JAWA TIMUR

I. Data Responden
Identitas (Balita)
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Berat badan lahir :

Identitas (Orang tua)


No. responden
Nama :
Umur :
Alamat :
Pendidikan : 1. ( ) Tidak sekolah
2. ( ) Dasar (SD, SMP)
3. ( ) Menengah ( SMA sederajat)
4. ( ) Tinggi (diploma, sarjana)

3
Pekerjaan: 1. ( ) Bekerja, sebutkan…………….
2. ( ) Tidak Bekerja/Ibu rumah tangga

II. Data Umum


1. Pernahkan mendapat informasi tentang kesehatan pada anak dan
pencegahannya?
( ) Pernah ( ) Tidak Pernah
2. Jika pernah dari mana sumber informasi diperoleh?
a. Media
b. petugas kesehatan
c. lain lain…
3. Apakah sumber air bersih di rumah ibu?
a. Air PDAM
b. Air sumur
c. Lainnya (air kemasan, air danau)
4. Apakah sumber air minum di daerah ibu?
a. Air PDAM
b. Air sumur/ air danau
c. Lainnya (air kemasan, air galon)
5. Berapa jauh fasilitas kesehatan dengan tempat tinggal ibu?
a. <5 km
b. 5-10 km
c. >10 km

III. Data Khusus


A. Pengetahuan Tentang ISPA
No. Pertanyaan Jawaban Skor
responden (Diisi peneliti)
1. ISPA (batuk pilek) adalah
penyakit infeksi pada saluran
pernapasan
2. Batuk pilek pada anak bisa
disebabkan oleh bakteri atau
kuman penyakit
3. Batuk pilek berat merupakan
salah satu jenis penyakit
infeksi pada saluran
pernafasan
4. Anak yang umurnya di
bawah 3 tahun lebih mudah
terkena batuk-pilek
dibanding anak yang sudah
dewasa
5. Anak yang diberi imunisasi

3
akan lebih kebal terhadap
penyakit dibandingkan anak
yang tidak mendapat
imunisasi
6. Batuk pilek akan menular
saat seseorang batuk,
berbicara atau bersin
7. Ibu yang sedang batuk pilek
dapat menularkan penyakit
saat mencium anak
8. Asap rokok dan asap
kendaraan tidak
berbahaya dan tidak
menyebabkan batuk pilek
9. Menjauhkan dari penderita
batuk merupakan salah satu
pencegahan agar anak tidak
tertular batuk
10. Mencuci tangan bisa
mencegah perpindahan
kuman penyakit penyebab
batuk pilek

lV SIKAP
NO. PERTANYAAN SS S RR TS STS
1. ISPA bisa disembuhkan hanya
dengan istirahat
2. Anak tidak perlu makanan yang
bergizi untuk pencegahan ISPA
3. Memberikan imunisasi lengkap
(BCG, DPT, Polio, Campak, dan
Hepatitis) dapat menurunkan resiko
terjadinya ISPA
4. Imunisasi bisa membuat anak
menjadi sakit
5. Jika anak demam setelah di
imunisasi sebaiknya tidak perlu
memberikan imunisasi selanjutnya
6. Membiasakan sebelum dan sesudah
makan mencuci tangan dengan

3
sabun
7. Membersihkan rumah secara
teratur adalah salah satu cara untuk
menurunkan resiko terjadinya ISPA
8. Cukupnya cahaya matahari yang
masuk ke dalam kamar dapat
menurunkan resiko kejadian ISPA
9. Jika anak dekat dengan keluarga
yang menderita batuk pilek, anak
dapat menderita batuk pilek juga
10. Semakin banyak jumlah rokok
yang dihisap oleh keluarga
dirumah, semakin besar
memberikan resiko terhadap
kejadian ISPA
Keterangan:
SS: Sangat
Setuju S: Setuju
RR: Ragu-ragu
TS: Tidak Setuju
STS: Sangat Tidak Setuju

V TINDAKAN
Pertanyaan Jawaban
ISPA pada Balita iya Tidak

ı. Apakah anak ibu mengalami ISPA (batuk, pilek atau


disertai demam, tenggorokan sakit) dalam kurun waktu
tiga bulan terakhir.

Faktor ASI Eksklusif

ı. Saya memberikan anak saya ASI eksiusif ( hanya


diberikan ASI saja setelah lahir sampai usia enam bulan
tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan).

Faktor Pencemaran udara dalam rumah

ı. Saya memasak dengan menggunakan kayu bakar.

2. Saya mengolah sampah dengan cara dibakar.


3. Saya menutup pintu rumah saya bila ada pembakaran
sampah.

3
4. Jarak pembakaran sampah dengan rumah saya 10 meter.
5. Apakah terdapat pencemaran udara seperti debu/ asap
rokok/ asap pembakaran sampah/ asap anti nyamuk
bakar/ asap bahan bakar memasak.

6. Bila ada, apakah anda menutup hidung anak anda dengan


saputangan atau masker.

Faktor Perilaku anggota keluarga yang merokok

ı. Terdapat anggota keluarga yang merokok.

2. Saya membiarkan anggota keluarga atau orang lain


merokok didalam rumah

Lampiran 5
MEDIA POSTER ISPA DAN PPT

3
Lampiran 6
Semolowaru Selatan RT. 07, RW. 03, Kecamatan Sukolilo, Surabaya

Lampiran 7

3
3
4
4
Lampiran 8

Anda mungkin juga menyukai