Anda di halaman 1dari 25

Pansitopenia e.

c Anemia Aplastik

dr. Sarah Qonitah


Putri pucat
 
Nona Putri, 20 tahun, petugas SPBU datang ke RS dengan keluhan badan terasa lemas sejak 1 bulan
yang lalu. Keluhan juga disertai dengan wajah yang lebih pucat dari biasanya, tidak demam, gusi tidak
berdarah dan kulit bintik-bintik merah. Sejak 5 hari yang lalu, Bu Putri mengalami gusi berdarah,
mimisan dan badan semakin lelah disertai demam. Riwayat penggunaan antibiotik kloramfenikol
pada masa kanak-kanak, kontak dengan racun rumput, dan transfusi darah sebelumnya disangkal.
Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada.
Pemeriksaan Fisik : Berat Badan : 48 kg, Tinggi Badan : 160 cm

- Penampilan umum : composmentis


- Tanda Vital : TD : 110/70 mmHg, Nadi : 105x/Menit teratur, RR : 22x/Menit, Suhu : 37,5 C.
- Kepala : anemis konjungtiva +/+ , sklera tidak ikterik,
- Mulut: gusi berdarah (+)
- Leher: JVP (5-2) cmH2O
- Thorax : jantung dan paru-paru dalam batas normal.
- Abdomen : hepar tidak teraba, bising usus normal,
- Tidak ada limfadenopati pada regio coli, aksila dan inguinal.
- Ekstremitas : akral pucat, purpura pada kedua lengan dan tungkai
Anemia Aplastik
Definisi

Anemia aplastik adalah kelainan pada sumsum tulang, sehingga sumsum tulang tidak dapat
menghasilkan cukup sel darah, baik itu sel darah merah, sel darah putih, trombosit, atau sekaligus
ketiganya. Kondisi ini bisa berbahaya apabila jumlah darah yang berkurang sangat banyak.
Etiologi dan Faktor Risiko
Berdasarkan penyebabnya, terdapat dua jenis anemia aplastik

Acquired aplastic anemia

anemia aplastik yang didapat setelah lahir (bukan


diturunkan). banyak terjadi pada orang dewasa.

• Infeksi virus, seperti hepatitis B, HIV,


cytomegalovirus (CMV), dan virus Epstein-Barr.
• Efek samping pengobatan tertentu, seperti kemoterapi
 untuk kanker dan obat-obatan lain, misalnya
antibiotik, antikejang, OAINS, dan acetazolamide.
• Terpapar zat kimia atau racun, seperti logam berat,
benzena (bahan bensin), pestisida, dan insektisida.
• Sering terpapar radiasi berkekuatan tinggi atau pernah
menjalani terapi radiasi.
• Memiliki penyakit autoimun

Sumber: https://ww2.message-alife-uncontentedness-oscitation.xyz/?utm_medium=2b80552272410a35269906352e28183709af8964&utm_campaign=2&cid=503f2dbd-81f8-4f2b-9c9f-36f85eb9ac57
Anemia aplastik bawaan (inherited aplastic anemia)

disebabkan oleh kelainan genetik yang diwariskan


dari orang tua. Penyakit ini paling sering terjadi pada
anak-anak dan remaja. Penderita anemia aplastik
jenis ini berisiko mengalami kanker tertentu, seperti 
leukemia.

Sumber: https://ww2.message-alife-uncontentedness-oscitation.xyz/?utm_medium=2b80552272410a35269906352e28183709af8964&utm_campaign=2&cid=503f2dbd-81f8-4f2b-9c9f-36f85eb9ac57
Haematopoietic Stem Cell
Klasifikasi Anemia
Manifestasi Klinis

gejala sesuai jenis darah yang jumlahnya berkurang.

• Mudah lebam atau memar


• Luka sulit sembuh
• Kelelahan
• Sesak napas
• Pusing
• Kulit pucat
• Sakit kepala
• Nyeri dada
• Dada berdebar
• Mudah mengalami infeksi dan demam
• Sering mengalami perdarahan (misalnya mimisan, mudah
lebam atau memar, perdarahan gusi, dan BAB berdarah)
Patofisiologi
Mekanisme Paparan Bensin (Benzene) dan Kerusakan
Kromosom

Paparan bensin (pekerjaan di SPBU) dalam waktu lama 


benzene di metabolisme di hepar dan paru-paru oleh enzim
sitokrom p450  benzene oksida diubah menjadi fenol 
fenol di hidroksilasi membentuk hidrokuiinon melalui enzim
CYP2E1 didalam hepar  hidrokuinon dioksidasi menjadi 1,4
benzokuinon  benzokuinon didalam sumsum tulang
menghasilkan banyak ROS (reactive oxygen species)
Sumber: https://www.mdpi.com/1660-4601/17/3/910/htm dan
https://www.semanticscholar.org/paper/Current-understanding-of-the-mechanism-of-leukemia-McHale-Zhang/50b8a453576ad3604e54817d61dcfa63d6e3fa1f
Peningkatan ROS menyebabkan HIF-1a pada
hematopoietik stem cell menurun  sehingga hipoksik
faktor yang berfungsi melindungi sel hipoksia dari
kematian menurun  protein tirosin phospatase dari
hepar (PTP4A3) menurun  menyebabkan enzim (PI3K)
dan kinase (AKT) yang berfungsi mengatur siklus
proliferasi sel menurun  peningkatan
apoptosis/kematian sel  produksi stem sel
hematopoietik menurun  produksi sel progenitor
myeloid dan progenitor limfoid menurun  anemia
aplastik

Sumber: https://www.mdpi.com/1660-4601/17/3/910/htm
Mekanisme Perdarahan

Penurunan produksi platelet  trombosit menurun (trombositopenia)  gangguan hemostasis primer  tidak terjadi
pembentukan plak platelet saat terjadi kerusakan sel endotel pembuluh darah  perdarahan mukokutaenus

 Ruptur arteri pleksus kiesselbach pada rongga nasal atau arteri ethmoidalis/sphenoidalis: trombositopenia 
koagulasi darah menurun  hambatan dalam penghentian perdarahan  epistaksis (mimisan)
 Ruptur arteri mukokutaneus: trombositopenia  koagulasi darah menurun  hambatan dalam penghentian
perdarahan  purpura (+) pada ekstremitas superior dan inferior
Sumber: https://calgaryguide.ucalgary.ca/aplastic-anemia-pathogenesis-and-clinical-findings/ x
Mekanisme Demam Pada Kasus

Penurunan produksi leukosit (leukopenia)  penurunan sistem


imun non spesifik dan fagositosis  peningkatan risiko infeksi
bakteri endogen (Staph. aureus)
Penurunan produksi limfosit (limfopenia)  penurunan sistem
imun spesifik dan humoral  peningkatan risiko infeksi
oportunistik (HSV)

Infeksi patogen endogen maupun oportunistik  peningkatan


pelepasan sitokin proinflamasi PGE2  merangsang set point
hipothalamus  peningkatan suhu tubuh  demam

Sumber: https://calgaryguide.ucalgary.ca/aplastic-anemia-pathogenesis-and-clinical-findings/ x
Mekanisme Pucat dan takikardi pada kasus

AA pada kasus

 Penurunan produksi eritrosit  produksi hemoglobin berkurang (anemia)  penurunan kadar O2


yang dibawa keseluruh tubuh  kebutuhan O2 dan darah ke jaringan perifer meningkat  jantung
berkompensasi dengan meningkatkan detak jantung untuk memenuhi kebutuhan O2 dan darah ke
seluruh tubuh  takikardia
 Penurunan kadar O2 yang dibawa keseluruh tubuh  O2 dan darah ke jaringan perifer berkurang 
akral pucat, conjungtiva anemis dan lemas

Sumber: https://calgaryguide.ucalgary.ca/aplastic-anemia-pathogenesis-and-clinical-findings/ x
Sumber: https://calgaryguide.ucalgary.ca/aplastic-anemia-pathogenesis-and-clinical-findings/ x
Diagnosis

Pasien dengan suspek Anemia Aplastik, lakukan skrining


evaluasi hematologi:
• Pemeriksaan darah lengkap, retikulosit dan apusan
darah tepi
• Biopsi sumsum tulang —> untuk mengetahui
selularitas sumsum tulang
• Sitogenetik
• FISH

Apabila terdapat pansitopenia dengan hasil biopsi


sumsum tulang gambaran hiposeluler, singkirkan
kemungkinan dd/:
• Riwayat infeksi
• Riwayat keuarga dengan gangguan sumsum tulang
• Riwayat minum obat dalam jangka waktu lama dan
paparan racun
• Riwayat menggunakan AB dalam jangka waktu lama

Sumber: https://www.researchgate.net/figure/Approach-to-diagnosis-and-treatment-of-acquired-aplastic-anemia-Initial-screening_fig1_321108645
Apabila kemungkinan diagnosis lain disangkal, maka pasien diagnosa pasien anemia aplastik required. Tentukan
derajat anemia aplastik:
• Anemia Aplastik tidak berat: selularitas sumsum tulang <30%
• Anemia aplastik berat: selularitas sumsum tulang <25%, ANC < 500, platelet < 20.000
• Anemia aplastik sangat berat: selularitas sumsum tulang <25%, platelet < 20.000 ANC < 200
Tatalaksana

• Anemia aplastik tidak berat (NSAA): ATG + siklosporin jika ada infeksi
atau pasien butuh transfusi (perdarahan masif / anemia berat)
• Anemia aplastik berat/sangat berat (SAA/VSAA):
• < 35 th: ATG + siklosporin jika HLA tidak cocok dengan saudara.
HSCT jika HLA cocok dengan saudara
• > 50: ATG + siklosporin jika tidak respon dalam 3-6 bulan beri
HSCT
• Ibu hamil: siklosporin

Sumber: https://www.researchgate.net/figure/Approach-to-diagnosis-and-treatment-of-acquired-aplastic-anemia-Initial-screening_fig1_321108645
Sumber: https://www.grepmed.com/images/4131/aplastic-anemia-cause-pathophysiology-pathology
Diagnosis Banding

ITP Leukemia Anemia Aplastik


Perdarahan ada ada ada
gusi/epistaksis/purpura/pt
echie
Demam Tidak ada Tidak ada ada
Pucat - + +
Limfadenopati, Tidak ada ada Tidak ada
Hepatosplenomegali
Hb normal menurun menurun
WBC normal tinggi menurun
Trombosit menurun menurun menurun
Sumsum tulang Megakariosit meningkat Sel blast > 25% dan Pansitopenia dan
hiperseluler sumsum hiposeluler sumsum tulang
tulang

Sumber: https://www.researchgate.net/figure/Differential-diagnosis-ITP-acute-leukemia-and-aplastic-anemia_tbl1_257350024
Komplikasi

 Infeksi berulang: Penurunan produksi leukosit (leukopenia)  penurunan sistem imun non spesifik
dan fagositosis  peningkatan risiko infeksi bakteri endogen (Staph. aureus) dan infeksi oportunistik

 Hipoksia Jaringan: Penurunan produksi eritrosit  produksi hemoglobin berkurang (anemia) 


penurunan kadar O2 yang dibawa keseluruh tubuh  hipoksia jaringan

 Perdarahan: Penurunan produksi platelet  trombosit menurun (trombositopenia)  gangguan


hemostasis primer  tidak terjadi pembentukan plak platelet saat terjadi kerusakan sel endotel
pembuluh darah  perdarahan mukokutaenus

 Sesak napas: Penurunan produksi eritrosit  produksi hemoglobin berkurang (anemia) 


penurunan kadar O2 yang dibawa keseluruh tubuh  kebutuhan O2 dan darah ke jaringan perifer
meningkat  laju pernapasan meningkat untuk meningkatkan kadar O2 dalam darah
Prognosis dan SKDI

• Quo ad vitam : Dubia ad bonam


• Quo ad fungsionam : Dubia ad malam
• Quo ad sanationam : Dubia ad malam

2  Menegakkan diagnosis kemudian rujuk

Anda mungkin juga menyukai