Anda di halaman 1dari 38

JOURNAL READING

Obstetric Outcomes Of Patients With Abortus Imminens In


The First Trimester

OLEH :
RATIH ATIKA SEPTIANI

PEMBIMBING : dr. Isharyadi, Sp.OG


OBSTETRIC AND GYNECOLOGY
RSUD SUWONDO KENDAL
IDENTITAS JURNAL
JUDUL JURNAL

11 kata
Mencakup isi
Tidak mengandung singkatan
PENULIS JURNAL

Nama ditulis tanpa gelar


Penjelasan profesi
Kontak koresponden
TANGGAL TERBIT

Tanggal artikel diterima


Tanggal artikel terbit
Penerbit
ABSTRACT
Mencakup 213 kata
Mencakup IMRC
Tidak mencakup singkatan
kecuali yang baku
INTRODUCTION
ABORTUS IMMINENS

• Abortus Imminens adalah perdarahan pervaginam dengan serviks


tertutup pada kehamilan dini
• Diagnosis Abortus Imminens harus dikonfirmasi dengan USG dari
kantung gestasional dan detak jantung janin
• Penatalaksanaan AI yang sudah banyak diterapkan
 Tirah baring
 Hubugan seksual yang dibatasi
 Progesterone dan HCG
 “Wait and see”  lebih disukai
• Jika kehamilan setelah Abortus Imminens dilanjutkan, beberapa
komplikasi obstetrik terjadi lebih sering dari biasanya
 Hampir 20% dari semua kehamilan disulitkan
dengan perdarahan trimester pertama yang
PREVALENSI menjadi faktor resiko dari berbagai komplikasi.

 50% dari kehamilan-kehamilan tersebut


terakhiri dengan abortus spontan.

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari studi ini adalah untuk mendeteksi apakah ada pengaruh
terhadap terjadinya komplikasi kehamilan dan hasil obstetrik pada
kasus kehamilan dengan AI yang dilanjutkan melewati minggu ke-
24 kehamilan.
MATERIALS & METHODS
453 Pasien dengan Diagnosis Abotus Imminens

N = 140 N = 313
KELOMPOK RISIKO TINGGI KELOMPOK RISIKO RENDAH
(memiliki faktor risiko untuk (tidak memiliki faktor risiko untuk
abortus spontan) abortus spontan)

N = 92 N = 217
 Pasien yang mengalami abortus  Pasien yang mengalami abortus
spontan atau intrauterine eksitus spontan atau intrauterine eksitus
(n=31 (n=51)
 Pasien yang tidak dapat di follow up  Pasien yang tidak dapat di follow up
(n=17) telah dieksklusikan. (n=45) telah dieksklusikan.

RESIKO TINGGI DIAGNOSIS AI

 Kehamilan multiple  Pasien telah berada pada minggu ke-6 dan 14 kehamilan
 Kehamilan hasil fertilisasai in vitro (IVF)  Telah memiliki kantung gestasi, embrio/fetus pada pemeriksaan USG,
 Anomali uterin, mioma uteri  Mengalami perdarahan pervaginam tanpa dilatasi serviks dan kelainan
 Insuffisiensi serviks patologik seperti polip serviks dan servisitis yang mungkin
 Riwayat abortus berulang menyebabkan perdarahan pervaginam
N = 362
KELOMPOK KONTROL
 Pasien yang mendaftar untuk pemeriksaan rutin pada waktu yang sama dan tidak
mempunyai riwayat AI pada kehamilan yang sedang berlangsung dipilih secara acak.

N = 308
 Pasien-pasien yang tidak dapat
difollow-up (n=52)
 mengalami abortus
spontan/intrauterine eksitus (n=2)
dieksklusikan.
METODE

 Pada penelitian ini, dibandingkan kelompok resiko rendah dan resiko tinggi dengan
kelompok kontrol secara prospektif

 Data yang dibandingkan


 Usia maternal
 Riwayat obstetrik sebelumnya
 Komplikasi kehamilan dan persalinan
 Hasil neonatal

 Tidak digunakan terapi apapun untuk AI kecuali tirah baring dan coitus terbatas.

 Pasien yang mengalami riwayat abortus berulang dengan trombofilia diberi heparin
dengan berat jenis rendah sejak onset kehamilan.
RESULTS
Kehamilan tanpa komplikasi terjadi pada :

 40.2% (n=37) dari kelompok resiko tinggi


 50.2% (n=109) dari kelompok resiko rendah
 65.9% (n=203) dari kelompok kontrol.
 Usia kehamilan saat persalinan adalah 36.4 (26-42) untuk pasien resiko tinggi, 38.1 (25-
42) untuk pasien resiko, dan 38.6 (27-42) untuk kelompok kontrol (p<0.001).

 Abnormalitas presentasi tertinggi pada kelompok resiko tinggi (OR 18.7 95% CI 16.2-
21.1)(p<0.001).

 Rasio persalinan SC tertinggi pada kelompok resiko tinggi (OR 4.9 95% CI 4.21-5.52)
(p<0.0019)

 Atonia postpartum lebih tinggi secara signifikan pada kelompok resiko rendah daripada
kelompok resiko tinggi (OR 4.7 95% CI 4.12-5.22)(p<0.05).
APGAR score yang rendah terjadi pada :
 14.1% (n=13) dari kelompok resiko tinggi
APGAR SCORE  4.1% (n=9) di kelompok resiko rendah
 2.3%(n=7) di kelompok kontrol

Kebutuhan akan NICU terjadi pada :


 26 pasien (28.3%) di kelompok resiko tinggi
 36 (16.6%) pasien di kelompok resiko
KEBUTUHAN NICU rendah
 19 (6.2%) pasien di kelompok kontrol

 BBLR
 Distress pernapasan
 Anomali kongenital
DISCUSSION
 Penelitian kami juga ditemukan hubungan antara
peningkatan insiden AI dengan usia.
USIA IBU  Basama et al. menunjukkan prevalensi AI meningkat
seiring usia

 Kami menemukan tidak ada beda yang signifikan antara


kelompok resiko rendah dan kelompok kontrol tentang
merokok
PENYAKIT SISTEMIK &  Prevalensi penyakit sistemik yang mungkin mempengaruhi
MEROKOK outcome obstetrik tidak berbeda secara signifikan antar
kelompok
 Seperti Mulik et al.,

 Kami juga tidak menemukan hubungan antara hipertensi


dalam kehamilan dengan AI.
 Penelitian lain Wijesiriwardana et al. dan Dadkhah et al.
DM menemukan tidak ada hubungan antara AI dan
preeklampsia.
 Penelitian multisenter prospektif, Weiss et al. menemukan
bahwa ada hubungan antara AI dan preeklampsia (OR 1.5).
 Kami juga tidak menemukan perbedaan signifikan tentang
plasenta previa diantara kelompok-kelompok tersebut.
 Davari-Tanha et al. menemukan tidak ada perbedaan
antara kelompok AI dengan kontrol tentang prevalensi
PLASENTA PREVIA plasenta previa pada penelitian prospektifnya
 AI menyebabkan disfungsi plasenta yang mengarahkan ke
terjadinya plasenta letak rendah. Mulik et al., Obed et al.,
dan Johns et al. menemukan peningkatan pada plasenta
letak rendah pada pasien AI.

 Kami menemukan peningkatan yang cukup pada kelompok


resiko rendah yang tidak signifikan untuk PPROM tapi 3.2
kali peningkatan untuk kelompok resiko tinggi sudah
dipastikan.
PPROM  Perdarahan, terganggunya ruang chorioamniotic, infeksi
yang disebabkan hematoma, dan pengurangan invasi
cytotrophoblastic oleh arteriola spiralis menstimulasi
terjadinya persalinan preterm dan PPROM pada pasien AI.

 Kami menemukan 2.1 kali peningkatan pada pasien resiko


PERSALINAN PRETERM rendah dan 6.4 kali peningkatan pada pasien resiko tinggi
untuk terjadinya persalinan preterm
 Kami juga menemukan tidak ada hubungan antara AI dan
IUGR
 Dadkhah et al. dan Tongsong et al. menunjukkan tidak ada
IUGR beda
 Mulik et al.menemukan peningkatan 2.5 kali untuk IUGR,
Pembentukan jaringan parut di bawah plasenta pada
pasien AI mungkin menyebabkan IUGR

 Kami tidak memcatat kematian perinatal namun kami


menemukan peningkatan 3.1 kali pada intrauteri eksitus
pada kelompok resiko tinggi.
KEMATIAN PERINATAL  Kematian perinatal pada pasien AI meningkat 2.8 kali pada
penelitian Mulik et al. dan 7.6 kali di penelitian Davari-
Tanha

 kami menemukan 4.7 kali peningkatan pada kelompok


resiko rendah dan 18.7 kali pada kelompok resiko tinggi.
MALPRESENTASI  Wijesiriwardana et al. menemukan peningkatan 1.3 kali
pada fetal malpresentasi pada kelompok AI
 penelitian kami, kami menemukan peningkatan 1.7 kali
pada kelompok resiko redah dan peningkatan 4.9 kali pada
kelompok resiko tinggi pada syarat-syarat dari persalinan
SC SC
 Weiss et al. menemukan peningkatan 1.3 kali persalinan
SC pada pasien AI.

 kami tidak menemukan hubungan antara retensi plasenta


dan AI yang mungkin disebabkan karena jumlah sampel
RETENSIO PLASENTA penelitian kami yang sedikit
 beberapa penelitian menemukan peningkatan retensi
plasenta dan ekstraksi manual plasenta pada pasien AI

 kami menunjukkan kenaikan 4.7 kali pada kelompok resiko


rendah namun tidak pada kelompok resiko tinggi.
ATONIA POSTPARTUM Kenaikan dari atonia uteri pada kelompok resiko rendah
bisa jadi tanda dari langkah-langkah biasa pada
patofisiologi AI
 Kami tidak menemukan adanya hubungan antara
kelompok resiko rendah dengan kelompok kontrol
mengenai skor APGAR yang rendah.
APGAR SCORE  Namun kenaikan 6.9 APGAR skor yang rendah ditetapkan
pada kelompok resiko tinggi. Kenaikan ini bisa saja
disebabkan karena usia kehamilan yang rendah pada
kelompok resiko tinggi ini.

 Kebutuhan NICU kebanyakan disebabkan oleh distress


pernapasan, meningkat 3 kali lipat pada kelompok resiko
KEBUTUHAN NICU tinggi dan hal ini biasanya disebabkan karena prematuritas
yang meningkat 5.9 kali pada kelompok resiko tinggi.
KETERBATASAN
 Ketiadaan ditemukannya hematoma pada gambaran USG,
jumlah dan berulangnya perdarahan, dan infeksi mempersulit
kehamilan yang mungkin menghantar pada komplikasi
neonatal

 Parameter objektif dari pH outcome fetal tidak diteliti pada


penelitian kami
KESIMPULAN

Pasien Abortus Imminens memiliki peningkatan dampak resiko


pada outcome perinatal dan neonatal, selain itu jika pasien
memiliki faktor resiko sebelum atau awal kehamilan perinatal
outcome dapat menjadi lebih buruk dan pasien serta dokter
harus lebih hati-hati tentang dampak outcome tersebut.
CRITICAL APPRAISAL
Pasien dengan diagnosis AI yang terdaftar di Dr. Zekai Tahir Burak
P Women Health and Disease Education and Research Hospital
antenatal klinik antara 1 September 2009 sampai 31 Desember 2009.

I -

Membandingkan kelompok resiko rendah dan resiko tinggi dengan


C kelompok kontrol secara prospektif

 Komplikasi kehamilan dan persalinan


O
O  Hasil neonatal
JUDUL & PENGARANG

NO. KRITERIA YA (+) ATAU TIDAK (-)


1 Jumlah kata dalam judul < 12 kata + (11 Kata)
2 Deskripsi judul • menggambarkan isi
utama
penelitian,
• menarik
• tanpa singkatan
3 Daftar penulis sesuai aturan jurnal +
4 Korespondensi penulis +
5 Tempat & waktu penelitian dalam judul +
ABSTRAK

NO. KRITERIA YA (+) ATAU TIDAK (-)

1 Abstrak satu paragraf -

2 Mencakup komponen Objective, +


Method, Result, Conclusion

3 Secara keseluruhan informatif +

4 Tanpa singkatan selain yang baku +

5 Kurang dari 250 kata +


PENDAHULUAN

No Kriteria Ya (+) atau Tidak (-)

1 Terdiri dari dua bagian atau dua paragraf -

2 Paragraf pertama mengemukakan alasan dilakukan +


penelitian

3 Paragraf kedua menyatakan hipotesis atau tujuan -


penelitian (paragraf ke-5)

4 Didukung oleh pustaka yang relevan +

5 Kurang dari satu halaman +


MATERIAL & METODE

NO. KRITERIA YA (+) ATAU TIDAK (-)


1 Jenis dan rancangan penelitian +
2 Waktu & tempat penelitian +
3 Identifikasi studi +
4 Kriteria inklusi +
5 Kriteria ekslusi +
6 Perincian Cara penelitian +
7 Uji statistik +
8 Program komputer +
9 Persetujuan subjek +
HASIL

NO. KRITERIA YA (+) ATAU TIDAK (-)

1 Jumlah subjek +

2 Tabel karakteristik subjek +

3 Tabel hasil penelitian +

4 Komentar & pendapat penulis ttg hasil +


5 Tabel analisis data +
PEMBAHASAN, DISKUSI, DAFTAR PUSTAKA

NO. KRITERIA YA (+) ATAU TIDAK (-)


1 Pembahasan & kesimpulan dipaparkan +
terpisah
2 Pembahasan & kesimpulan dipaparkan +
dengan jelas
3 Pembahasan mengacu dari penelitian +
sebelumnya
4 Pembahasan sesuai landasan teori +
5 Keterbatasan penelitian +
6 Simpulan utama +
7 Simpulan berdasarkan hasil penelitian +
8 Saran penelitian +
9 Penulisan daftar pustaka sesuai aturan +
VALIDITY

Apakah alokasi pasien pada penelitian ini dilakukan secara Ya


acak?
Apakah pengamatan pasien dilakukan secara cukup Ya
panjang dan lengkap?

Apakah semua pasien dalam kelompok yang diacak, Ya


dianalisis?
Apakah pasien dan dokter tetap blind dalam melakukan Tidak
terapi, selain dari terapi yang diuji?

Apakah kelompok terapi dan kontrol sama? Tidak


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai