Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KURMA AJWA (Phoenix

dactylifera L.) SEBAGAI PROTEKTOR TERHADAP KERUSAKAN SEL


ALVEOLUS

Studi Eksperimental Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus


Norvegicus) JUDUL

The Protective Effect of Administration of ajwa date (Phoenix


dactylifera L.) Extract Againts Alveolar Cell Damage in Rats

Ahmad Setyo Abdi *, Moch. Agus Suprijono **, Sumarno ***


* Fakultas kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula)
Semarang
** Bagian Ilmu Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang
*** Bagian Ilmu Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas

Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang

Korespondensi : Ahmad Setyo Abdi, Mahasiswa Kedokteran Universitas


Islam Sultan Agung, Jl Kaligawe KM 4 Semarang 50012
Telp (+6224) 6583584 Fax (+6224) 6594366, email :
setyo.abdi22@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Timbal (Pb) dalam polusi lingkungan dapat


menyebabkan efek samping yang berbahaya bagi parenkim paru,
sehingga tindakan pencegahan dengan herbal lebih diutamakan. Kurma
ajwa memiliki khasiat sebagai sel protektor melalui senyawa flavonoid dan
polifenol. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian ekstrak
kurma ajwa (Phoenix dactyilfera L.) sebagai protektor terhadap kerusakan
sel alveolus.
Metode : Penelitian eksperimental dilakukan dengan rancangan
penelitian post test only control group design. Penelitian ini menggunakan
sampel 25 ekor tikus putih jantan galur wistar yang dibagi dalam 5
kelompok secara random. Kontrol negatif diberikan sonde lambung 3 mL
aquadest (28 hari), kontrol positif diberikan 3 mL dosis 10 mg/200gBB
timbal (hari 15-28). Kelompok perlakuan I, II, dan III diberi ekstrak kurma
ajwa 3 mL dosis 270, 450 dan 630 mg/200gBB (hari 1-14) lalu dilanjutkan
pemberian 3 mL dosis 10 mg/200gBB timbal (hari 15-28). Selanjutnya
dilakukan pemeriksaan histopatologi untuk menghitung jumlah kerusakan
sel alveolus. Data dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallis dan
dilanjutkan dengan uji T Test Independent dan uji Mann Whitney.
Hasil : Rerata kerusakan sel alveolus yaitu K(-) 0 + 0; K(+) 16,960
+ 0,6066; P1 11,280 + 0,2280; P2 6,200 + 0,2; P3 0,560 + 0,357. Hasil Uji
Kruskal-Wallis diperoleh nilai p=0,001 (p<0,05) menunjukkan terdapat
minimal dua kelompok mempunyai perbedaan kerusakan sel alveolus
secara bermakna. Hasil uji T-test independent dan Mann-Whitney
menunjukkan semua kelompok berbeda secara bermakna.
Kesimpulan : Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak kurma
ajwa dosis 270, 450 dan 630 mg/200 gBB adalah yang berpengaruh
terhadap penurunan kerusakan sel alveolus.
Kata kunci : ekstrak kurma ajwa (Phoenix dactyilfera L.),
kerusakan sel alveolus, antioksidan, flavonoid

ABSTRACT

Background: Lead (Pb) in environmental pollution can cause


harmful side effects to the lung parenchym. Ajwa dates have properties as
protective cells through flavonoids and polyphenols. This study aims to
determine the effect of giving ajwa date (Phoenix dactyilfera L.) extract as
a protector against alveolar cell damage.
Methods: An experimental study was conducted with a post test
only control group design. Twenty five male white wistar which were
divided into 5 groups randomly. Negative control (K-) was given 3 mL
aquadest (28 days), positive control (K+) was given 3 mL dose 10 mg/200
gBW lead (days 15-28). The treatment groups I, II, and III were given 3 mL
of dates, 270, 450 and 630 mg/200 gBW (days 1-14) respectively, then
continued with 3 mL of 10 mg/200 gBW of lead (days 15-28). Then a
histopathological examination was performed to calculate of alveolar cell
damage. Data were analyzed using the Kruskal Wallis test and continued
with the Independent T-test and Mann Whitney test.
Results: Mean alveolar cell damage, in negative control (K-),
positive control (K+), and the treatment groups I, II and III is 0 + 0; 16,960
+ 0,6066; 11,280 + 0,2280; 6,200 + 0,2; 0.560 + 0.357 respectively. The
Kruskal-Wallis test results obtained a value of p = 0.001 (p <0.05)
indicating that at least two groups had significant differences in alveolar
cell damage. The results of the independent T-test and Mann-Whitney test
showed that all groups were significantly different.
Conclusion: This study shows that ajwa date extracts of doses of
270, 450 and 630 mg / 200 gBB are decreased alveolar cell damage.

Key words: ajwa date extract (Phoenix dactyilfera L.), alveolar cell
damage, antioxidants, flavonoids.
PENDAHULUAN

Seiring dengan era globalisasi dan era industrialisasi, pencemaran


terhadap lingkungan meningkat, salah satunya adalah pencemaran udara.
(Gunawan, 2015). Di Indonesia penggguna kendaraan bermotor
menyumbang paling banyak didunia dan untuk asap rokok Negara
Indonesia menjadi peringkat nomor satu di asia tenggara sebagai perokok
aktif terbanyak. (Kemenkes RI, 2013). Salah satu komponen yang
terkandung didalam polusi udara di atas adalah timbal (Pb) yang dapat
menyebabkan stress oksidatif sel alveolus paru. (Kasanah et al., 2016).
Adanya stress oksidatif menyebabkan ketidakseimbangan antara radikal
bebas dengan antioksidan endogen. (Helianti, 2009). Oleh sebab itu,
dibutuhkan antioksidan eksogen untuk mengimbangi efek radikal bebas
salah satunya kurma ajwa, yang mengandung flavonoid untuk melawan
dari efek radikal bebas. (Kumar, 2013). Selain itu, kandungan β – glukan
dalam kurma ajwa juga sebagai antiinflamasi yang dan kandungan
beberapa zat lain sehingga stress oksidatif dapat dihindari. (Rahmani et
al., 2014).
Timbal (Pb) yang terhirup sebagian besar masuk ke darah dan paru
paru sehingga jika berlebihan dapat mengakibatkan penyakit paru, seperti
penyakit paru obstruktif, jejas paru akut bahkan sampai kanker paru.
(Thomas et al., 2017). Dalam penyakit keganasan, kanker paru saat ini
merupakan penyakit paling banyak yang berhubungan dengan pekerjaan
industri dan berhubungan dengan timbal (Pb). (Robbins, 2013).
Kandungan flavonoid dalam kurma ajwa juga sebagai antiinflamasi
dan kandungan beberapa zat seperti ethyl acetate, methalonic yang dapat
menghambat enzim lipid perooxydation cyclooxygenase COX-1 dan COX-
2. Selain itu kandungan flavonoid dapat mempertahakan kadar enzim
superoksida dismutase (SOD), dikarenakan flavonoid mempunyai nilai
potensial reduksi yang rendah yang dapat mereduksi radikal superoksida,
peroskil, alkosil dan hidroksil. Dengan kata lain adanya keseimbangan
antara oksidan dan antioksidan sehingga menghindarkan dari stress
oksidatif. (Helianti, 2009). Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa
kandungan flavonoid dan polifenol pada ekstrak kurma ajwa dapat
memperbaiki histopatologi sel paru yang telah dipapar asap rokok.
(Wulan, 2018). Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa pemberian
ekstrak propolis dapat memperbaiki gambaran histopatologi sel paru.
(Ismael, 2014).
Berdasarkan uraian di atas, timbal (Pb) dapat menimbulkan banyak
efek samping, sehingga perlu dilakukan penelitian terhadap tanaman
herbal yang memiliki potensi preventif yaitu mengenai efek protektor
kurma ajwa dan pengaruhnya terhadap kerusakan sel alveolus. Oleh
karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian
ekstrak kurma ajwa sebagai protektor terhadap kerusakan sel alveolus
tikus putih jantan galur wistar.
METODE PENELITIAN

Subjek penelitian adalah 25 ekor tikus putih Wistar yang dibagi


secara random dalam 5 kelompok setelah dilakukan adaptasi selama 1
minggu. Kelompok terdiri dari kontrol negatif dan positif serta 3 kelompok
perlakuan. Kelompok kontrol negatif (K-) diberi 3 ml aquadest selama 28
hari, kelompok kontrol positif (K+) diberi 3 mL dosis 10 mg/200gBB timbal
selama 14 hari kedua (hari ke 15-28), sedangkan untuk ketiga kelompok
perlakuan diberi ekstrak kurma ajwa 3 mL 270 mg/200 gBB (P1), 450
mg/200 gBB (P2) dan 630 mg/200 gBB (P3) selama 14 hari pertama (hari
ke 1-14), lalu dilanjutkan pemberian 3 mL dosis 10 mg/200gBB timbal
selama 14 hari kedua (hari ke 15-28).
Hasil pengamatan histopatologi terhadap kerusakan sel alveolus
dihitung jumlah sel alveolus yang rusak dalam 5 lapang pandang. Berikut
adalah gambah hasil histopatologi sel alveolus tiap kelompok

A B

C D
E

Gambar 4. 1. Parenkim sel alveolus paru; (A) kelompok (-); (B)


kelompok (+); (C) kelompok 1; (D) kelompok 2; (E) kelompok
3.

Hasil pengamatan histopatologi terhadap kerusakan sel alveolus


menunjukkan perbaikan bahwa semakin tinggi dosis ekstra kurma ajwa
semakin sedikit kerusakan sel alveolus ditandai dengan masih terdapat
rongga alveolus diikuti jaringan ikat dan elastin yang utuh disekitar
alveolus, sedangkan kelompok K(+) yang hanya diberi timbal (Pb) terjadi
kerusakan dengan ditandai adanya penyempitan rongga alveolus, jaringan
ikat irregular dan disertai oleh serbukan sel radang.
Hasil pengamatan histopatologi terhadap kerusakan sel alveolus
dihitung jumlah sel alveolus yang rusak dalam 5 lapang pandang.
Deskripsi hasil kerusakan sel alveolus ditunjukkan pada Tabel 1 :
Tabel 1. Hasil deskripsi kerusakan sel alveolus

Kelompok n (Mean + SD)


K(-) 5 0+0
K(+) 5 16.960 + 0,6066
P1 5 11,280 + 0,2280
P2 5 6,200 + 0,2000
P3 5 0,560 + 0,357

Berdasarkan nilai rerata kerusakan sel alveolus pada Tabel 1


bahwa kelompok K(-) memiliki rerata kerusakan sel alveolus terendah
yaitu 0 ± 0, sedangkan kelompok K(+) memiliki rerata kerusakan sel
alveolus tertinggi yaitu 16.960 + 0,6066. Diantara ketiga kelompok
perlakuan, kelompok P1 menunjukkan rerata kerusakan sel alveolus
tertinggi sebesar 11,280 + 0,2280 dan P3 menunjukkan rerata kerusakan
sel alveolus terendah yaitu sebesar 0,560 + 0,357.
Rerata kerusakan sel alveolus tiap kelompok dapat dilihat dari
grafik batang berikut:
kerusakan sel alveolus

18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
K (-) K (+) P1 P2 P3

kerusakan sel alveolus

Gambar 2. Rerata kerusakan sel alveolus

Kerusakan sel alveolus tiap kelompok selanjutnya dianalisis


normalitas sebaran datanya dengan uji Shapiro Wilk dan diperoleh
distribusi data yang normal (p>0,05) pada semua kelompok kecuali
kelompok negatif K(-) (Tabel 4.2). Uji Levene untuk menganalisa
homogenitas varian diperoleh nilai p sebesar 0,001 (p<0,05) menunjukkan
bahwa varian data kerusakan sel alveolus di kelima kelompok adalah tidak
homogen (Tabel 2).

Tabel 2. Hasil analisis normalitas sebaran data dan homogenitas varian

p-value
Kelompok
Shapiro wilk Levene test
K(-) 0* 0,001**
K(+) 0,086
P1 0,814
P2 0,119
P3 0,238
Keterangan: * = distribusi data tidak normal, ** = varian data tidakhomogen

Kerusakan sel alveolus kelima kelompok tidak memenuhi syarat


untuk diuji secara parametrik sehingga dilakukan dengan uji Kruskal-
Wallis. Hasil uji Kruskal-Wallis ditunjukkan pada Tabel 3 :

Tabel 3. Hasil uji hipotesis One Way Anova

variabel n p-value
Kerusakan sel alveolus 25 0,000*
Keterangan: * = perbedaan bermakna (p<0,05)

Hasil uji Kruskal-Wallis diperoleh nilai p sebesar 0,000 (p<0,05)


menunjukkan H1 diterima dan H0 ditolak, dengan demikian terdapat
minimal dua kelompok mempunyai perbedaan rerata kerusakan sel
alveolus secara bermakna.. Data dilanjutkan dengan melakukanan uji T-
test independent dan Mann-Whitney untuk mengetahui pasangan
kelompok mana saja yang menunjukkan kebermaknaan perbedaan rerata
kerusakan sel alveolus dengan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4 :

Tabel 4. Perbedaan rerata kerusakan sel alveolus antar kelompok.

K(-) K(+) P1 P2 P3
K(-) - 0,005* 0,005* 0,005* 0,017*
K(+) 0,005* - 0,000** 0,000** 0,000**
P1 0,005* 0,000** - 0,000** 0,000**
P2 0,005* 0,000** 0,000** - 0,000**
P3 0,017* 0,000** 0,000** 0,000** -
Keterangan: p<0,05 = ada perbedaan bermakna; * = Mann-Whitney; ** = T-test
independent

Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa terdapat perbedaan


bermakna rerata kerusakan sel alveolus antara kelompok K(-) dengan
kelompok K(+), P1,P2 dan P3; kelompok K(+) dengan kelompok K(-), P1,
P2 dan P3; dan kelompok P1 dengan P2 dan P3 (p<0,05).
Rerata kerusakan sel alveolus kelompok K(+) dengan kelompok K(-
) bermakna, menunjukkan efek destruksi dari timbal (Pb) yaitu
meningkatkan kerusakan sel alveolus.
Rerata kerusakan sel alveolus kelompok P1, P2 dan P3 dengan
K(+) bermakna menunjukkan bahwa efek protektor dari ekstrak kurma
ajwa dosis 270 mg/200 gBB, 450 mg/200 gBB dan 630 mg/200 gBB
dalam penelitian ini dapat menurunkan kerusakan sel alveolus
dibandingkan tanpa perlakuan.
Rerata kerusakan sel alveolus antara kelompok P3 dengan K (+)
bermakna, menunjukkan bahwa pengaruh ekstrak kurma ajwa dosis 630
mg/200 gBB memperlihatkan efek protektor yang signifikan, tetapi tidak
bisa mengembalikan struktur alveolus semula atau dalam kondisi normal.
Rerata kerusakan sel alveolus kelompok P1 dengan P2, P1 dengan P3
dan kelompok P2 dengan P3 menunjukan hasil yang bermakna yaitu
terjadi penurunan kerusakan sel alveolus yang telah dirusak oleh timbal
(Pb) secara dose-dependent.
Berdasarkan hasil analisis T-test independent dan Mann-whitney
diketahui bahwa ekstrak kurma ajwa dosis 270 mg/200 gBB, 450 mg/200
gBB dan 630 mg/200 gBB berpengaruh terhadap penurunan kerusakan
sel alveolus tikus putih jantan galur wistar dan efek protektornya secara
klinis tidak bisa setara dengan sel alveolus yang normal atau sehat.
PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini secara klinis menunjukkan bahwa pemberian


ekstrak kurma ajwa dosis 270 mg/200 gBB, 450 mg/200 gBB, dan 630
mg/200 gBB memperlihatkan sifat protektor, karena kerusakan sel
alveolus ketiga kelompok ekstrak kurma ajwa yang lebih rendah daripada
kerusakan sel alveolus kelompok kontrol positif. Berdasarkan penelitian
sebelumnya kandungan flavonoid dan polifenol ekstrak etanol kurma ajwa
dapat memperbaiki histopatologi sel paru pada hewan coba yang telah
diberi paparam asap rokok (Wulan, 2018). Selain itu, Penelitian pemberian
propolis yang mengandung flavonoid, mineral dan vitamin C dan E juga
terbukti menurunkan kerusakan sel paru secara histopatologi (Oktaria et
al,. 2015).
Kandungan flavonoid dalam kurma ajwa juga sebagai anti inflamasi
dan kandungan beberapa zat seperti ethyl acetate, methalonic dapat
menghambat enzim lipid perooxydation cyclooxygenase COX-1 dan COX-
2 sehingga proses inflamasi dapat terhambat. (Rahmani et al., 2014).
Selain itu kandungan flavonoid dapat mempertahakan kadar enzim
superoksida dismutase (SOD), dikarenakan flavonoid mempunyai nilai
potensial reduksi yang rendah yang dapat mereduksi radikal superoksida,
peroskil, alkosil dan hidroksil. Dengan kata lain adanya keseimbangan
antara oksidan dan antioksidan sehingga menghindatkan dari stress
oksidatif. (Helianti, 2009).
Kesamaan mekanisme flavonoid dan polifenol yang terdapat di
dalam ekstrak kurma ajwa menyebabkan ekstrak kurma ajwa secara
statistik dan klinis dapat menurunkan kerusakan sel alveolus secara dose-
dependent.
Dosis uji ekstrak kurma ajwa yang paling rendah yaitu 270 mg/200
gBB secara statistik dapat menunjukkan efek protektor terhadap sel
alveolus. Hasil ini terkait dengan kandungan metabolit sekunder seperti
flavonoid dan polifenol dalam ekstrak kurma ajwa yang tinggi sehingga
mampu menunjukkan sifat protektor. Kandungan berbagai senyama
fitokimia dalam ekstrak kurma ajwa yang diduga ikut berinteraksi satu
sama lain dapat mengganggu absorbsi, distribusi, atau mengikat reseptor
dari senyawa aktif yang bersifat protektor (Melka et al., 2016). Efek
protektor dari ekstrak kurma ajwa meningkat secara dose-dependent
karena penurunan kerusakan sel alveolus berbanding lurus dengan
besarnya dosis yang digunakan. Ekstrak kurma ajwa dosis 630 mg/200
gBB memiliki rerata kerusaskan alveolus terendah dibandingkan dua dosis
lainnya, hal ini dikarenakan tingginya dosis berkaitan dengan semakin
banyak yang memiliki fungsi tissue protective effect. (Rahmani et al.,
2014).
Penelitian ini memiliki keterbatasan, diantaranya tidak adanya obat
gold standart pada kelompok control positif, karena peniltian bersifat
preventif serta adanya keterbatasan pengelolaan terhadap perbaikan sel
alveolus.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka dapat


diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemberian ekstrak kurma ajwa (Phoenix dactylifera L.)


berpengaruh sebagai protektor terhadap kerusakan sel alveolus
pada tikus putih jantan galur wistar (Rattus norvegicus) yang di
induksi timbal (Pb).
2. Pemberian induksi timbal (Pb) tanpa diberi ekstrak kurma ajwa
(Phoenix dactylifera L.) berpengaruh terhadap kerusakan sel
alveolus pada tikus putih jantan galur wistar (Rattus norvegicus).
3. Pemberian ekstrak kurma ajwa (Phoenix dactylifera L.) dosis 270
mg/200 gBB, 450 mg/200 gBB, 6300 mg/200 gBB berpengaruh
sebagai protektor terhadap kerusakan sel alveolus tikus putih
jantan galur wistar (Rattus norvegicus) yang telah di induksi timbal
(Pb).
4. Terdapat perbedaan pengaruh pemberian ekstrak kurma ajwa
(Phoenix dactylifera L.) antara dosis 270 mg/200 gBB, 450 mg/200
gBB dan 630 mg/200 gBB sebagai protektor terhadap kerusakan
sel alveolus tikus putih jantan galur wistar (Rattus norvegicus).

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, G. (2015). Lingkungan Gerbang Tol ( Air Pollution Levels of


Dust and Lead At the Toll Gate ), 3(41).
Helianti, D. (2009). Efek Protektif Propolis Dalam Mencegah Stres
Oksidatif Akibat Aktifitas Fisik Berat (Swimming Stress) “Propolis”
Protective Effect to Prevent Oxidative Stress Caused by Strenous
Physical Activity (Swimming Stress), 10(2), 207–211.
Ismael. (2014). Perpustakaan.Uns.Ac.Id Digilib.Uns.Ac.Id. Pengaruh
Pemberian Ekstrak Etanol Propolis terhadap Derajat Kerusakan Paru
pada Mencit ( Mus Musculus ) yang Diinduksi Asap Rokok, (1993), 5–
15.
Kasanah, M., Setiani, O., Joko, T., Lingkungan, B. K., Masyarakat, F. K., &
Diponegoro, U. (2016). Hubungan Kadar Timbal ( Pb ) Udara dengan
Kadar Timbal ( Pb ) dalam Darah pada PekerjA, 4, 825–832.
Kemenkes RI. (2013). Infodatin: Hari Tanpa Tembakau Sedunia.
Kumar, P., & Kharya. (2013). Pharmacological evaluation of mangiferin
herbosomes for antioxidant and hepatoprotection potential against
ethanol induced hepatic damage. Drug Development and Industrial
Pharmacy, 39(11), 1840–1850.
Rahmani, A. H., Aly, S. M., Ali, H., Babiker, A. Y., Suikar, S., & Khan, A. A.
(2014). Therapeutic effects of date fruits (Phoenix dactylifera) in the
prevention of diseases via modulation of anti-inflammatory, anti-
oxidant and anti-tumour activity. International Journal of Clinical and
Experimental Medicine, 7(3), 483–491.
Robbins. (2013). Buku Ajar Patologi Robbins. Patologi.
Thomas, N. F., Journal, T., Kustiningsih, Y., Analis, J., Poltekkes, K., &
Banjarmasin, K. (2017). Medical Laboratory Technology, 3(2), 47–52.
Wulan, K. N. (2018). Pengaruh Ekstrak Kurma Ajwa (phoenix dactylifera
L.) sebagai Antioksidan terhadap Sel Trakea Tikus Galur Sprague
Dawley yang Diberi Paparan Asap Rokok. universitas lampung.

Anda mungkin juga menyukai