Anda di halaman 1dari 38

KEBIJAKAN

PROGRAM P2 ISPA

SUBDIT ISPA 2020


Latar Belakang Program ISPA
Epidemiologi

Infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai
hidung - alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura)

Influenza

Adalah infeksi akut yang mengenai Infeksi akut yang menyerang


jaringan paru-paru (alveoli) saluran pernafasan bagian atas
INFLUENZA DAN PNEUMONIA

ISPA
INFLUENZA PNEUMONIA

Deteksi Influenza Like Illness : Deteksi Dini


Klinis : Demam > 38˚C (atau batuk dan atau sesak napas/
riwayat demam akut) DAN kesulitan bernapas
Batuk/Sakit tenggorokan
ATAU Sesak napas Secara Klinis
ATAU Myalgia
Laboratorium : Influenza A, B, C
PNEUMONIA dan INFLUENZA

ISPA ATAS/
PNEUMONIA
ISPA INFLUENZA

Deteksi Dini Deteksi Dini


batuk dan atau sesak napas Sentinel ILI dan SIBI
Pencegahan Pencegahan/Kesiapsiagaan
pengendalian faktor risiko Koordinasi Multi Sektor
Pengobatan Dokumen Renkon PI
Surveilan RS

PROGRAM P2 ISPA (PNEUMONIA) : mendukung program prioritas nasional (Pro


Pn) khusunya dalam menurunkan angka kematian bayi karena pneumonia
GAMBARAN SISTEM RESPIRASI
PROGRAM P2 ISPA

Mendukung Program Prioritas Nasional (Pro-PN)


Khususnya dalam Menurunkan Angka Kematian Bayi
karena Pneumonia

Menurunkan Angka Kesakitan dan Kematian Bayi/Balita


karena Pneumonia melalui upaya deteksi dini
Permasalahan Pneumonia
Permasalahan Pneumonia
GLOBAL
Penyebab utama kematian balita di dunia, sebanyak 800.000
balita meninggal setiap tahun atau 2000 meninggal balita per
hari di dunia

DIAGNOSIS & OBATI


anak yang mengidap pneumonia
Target Global

Menurunkan
angka kematian • Saat ini diperkirakan
balita karena angka kematian
pneumonia
menjadi < 3 per pneumonia di Indonesia
1000 kelahiran sebesar 4-5 per 1000
hidup pada kelahiran hidup
tahun 2025
SITUASI/KONDISI SAAT INI

PNEUMONIA ISPA INFLUENZA

Penyebab Kematian Terbanyak Usia 0-4 Influenza Musiman


tahun, SRS 2016; PNEUMONIA 9,7% Pada 27 Puskesmas Sentinel ILI
Prevalensi PNEUMONIA pada Balita per Influenza Musiman
Provinsi Riskesdas 2018; Indonesia 2,1% Pada 6 RS Sentinel SIBI
Sistem Pencatatan Pelaporan Subdit Avian Influenza (H7N9, H5N2, H5N3,
ISPA 2015-2019 : H5N6, H5N8, H5N1) & Influenza
Musiman (H1N1pdm09, H3N2)
Kematian PNEUMONIA Balita 0,2% masih bersirkulasi di alam –>
Jumlah Kasus Pneumonia @ 539.027 Ancaman Pandemi –> Peningkatan
Insiden pneumonia Balita 2% Kesiapsiagaan Pandemi Influenza
Estimasi kasus pneumonia 3,55%
JUMLAH BALITA DILAPORKAN, ESTIMASI KASUS DAN KASUS PNEUMONIA BALITA
DI INDONESIA TAHUN 2015 – 2019

24,625,225 25,386,720 24,895,462 25,190,405 24,826,550

874,195
554,650 901,229
582,489 883,789
513,638 894,259
505,331 881,343
425,026

2015 2016 2017 2018 2019

Jml Balita Dilaporkan Estimasi Pneumonia Kasus Pneumonia

ESTIMASI KASUS, KASUS DAN KEMATIAN PNEUMONIA BALITA


DI INDONESIA TAHUN 2015 – 2019
893,388 901,229 883,789 894,259 881,343

554,650 582,489
513,638 505,331
425,026

877 600 1,752 425 454

2015 2016 2017 2018 2019

Estimasi Pneumonia Kasus Pneumonia Kematian


KETEPATAN DAN KELANGKAPAN LAPORAN 2015 - 2019
100.00
97.30
100.00
91.18 90.20
88.97 87.53 87.88
90.00
83.59
81.86
80.00 76.34

70.00

60.00

50.00

40.00

30.00 25.49 26.23


21.81
20.00 16.18 15.44

10.00

0.00
2015 2016 2017 2018 2019

Ketepatan Kelangkapan Prov Kelangkapan Kab


PROSENTASE KAB/KOTA DENGAN 50% PUSKESMAS MELAKSANAKAN TATALAKSANA
STANDAR TAHUN 2019

00 00 00
0 0. 00. 00.
1 1 1
1
. 3 91 7
92 90. 9.4 .89 67
8 88 6.
8
7
.4 .32
76 76
. 00
70 6
.9 .50
62 62
3
.3
53 0.00 0.00 0.00 8
5 5 5 .4
5 .0
45 0 0 47
0.0 0.0 .46 50
4 4 38 7. .29 3
3 5
3 33.3
7
.2 09
27 26. .86 3
4
22 21. 7
.6 9
16 4.2
1

45 3
3. 3.0 .00 .00
0 0
g B bi li n lu en au ur ta n ra u h lo a ra l
n NT Ba at
a
ku Ri r a
ga uk ga ta pu a na
litu J am el g nt T im ka el
at g al n n Pa Ut is o
e S n Ba n ya S en M Te or
o
an Na
B a Be nt
a og n iT a t
ka er IY ta es
w G
an
ng at a
an Ja il m
Ba um lim D
im aw
S K a
a l
S ul Ka
K

PersentaseKab/Kota yang 50% Puskesmas Melaksanakan Tatalaksana Standar


Target 60%
PRESENTASE CAKUPAN TATALAKSANA PNEUMONIA BALITA PROVINS BALI
30,000

25,155
25,000
24,203

20,000

15,000 14,532
14,113
13,373 13,299
11,588
10,921

10,000 10,229 10,123

7,112
6,419 7,084

5,429
5,000 4,229
3,612
3,672 3,513

0
Buleleng Jembrana Tabanan Badung Gianyar Klungkung Bangli Karangasem Denpasar

JUMLAH BALITA BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAPAS YG BERKUNJUNG KE PUSKESMAS


JUMLAH YANG DIHITUNG NAPAS DAN LIHTA TDDK
INDIKATOR KINERJA SUBDIT ISPA
2015 - 2019
2015 2016 2017 2018 2019

INDIKATOR Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian

Persentase KaKo yang 50%


Puskesmasnya melaksanakan
Tatalaksana Pneumonia sesuai
standar (MTBS/Program ISPA)
20 % 14.59 % 30% 28,02% 40% 42.22% 50% 43,00% 60% 47,08%
(103) (75) (154) (144) (205) (217) (257) (215) (308) 242

Cakupan penemuan kasus Baseline 63% 70% 65% 80% 58% 85% 57% 90% 48.22%
Pneumonia Balita (58,9%) (554.649) (582.489) (513.638) (505.331) (425,026)

Jumlah kumulatif Provinsi yang


menyusun Rencana Kontijensi
Pandemi influenza dengan Table
Top Exercise
23.53%Base 23.53% 35.29% 35.29% 47.06% 47.06% 58.82% 67,65% 70,54%
22 24 76,47%26
line 8 8 12 12 16 16 20

1. Prosentase KaKo yang 50% puskesmasnya melakukan tatalaksana standar pneumonia: Jumlah kako yang minimal puskesmasnya melakukan tatalaksana standar/Seluruh jumlah
kako di wilayah tersebut
2. Prosentase puskesmas yang melakukan tatalaksana standar : Jumlah puskesmas yang melakukan tatalaksana standar minimal
60%/Jumlah puskesmas yang ada di wilayah kako tersebut
3. Prosentase balita yang diberikan tatalaksanan standar: Jumlah balita yang datang dengan keluhan batuk dan atau kesukaran
bernapas yang diberikan tatalaksanan standar (ditung napas/dilihatTDDK)/Jumlah seluruh kunjungan balita dengan batuk dan
atau kesukaran bernapas

Jumlah kasus pneumonia balita yang ditemukan pada tempat & kurun waktu ttt/jumlah perkiraan kasus pada tempat & kurun waktu ttt

Jumlah provinsi yang telah menyusun rencanan kontijensi pandemi influenza & ttx pada tahun tertentu dibagi seluruh jumlah provinsi
CAKUPAN PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA DI PROVINSI BALI
2,500

2,054
2,000

1,600

1,500 1,434 1,463


1,354 1,347

1,164

1,000 976
852

497 551
500 497
386
338 254339
230

76
0
Buleleng Jembrana Tabanan Badung Gianyar Klungkung Bangli Karangasem Denpasar

ESTIMASI KASUS PNEUMONIA BALITA JUMLAH KASU PNEUMONIA YANG DI TEMUKAN


INDIKATOR PROGRAM ISPA
TAHUN 2020 – 2024
2020 2021 2022 2023 2024
INDIKATOR
Target Target Target Target Target
Persentase KaKo yang
50% Puskesmasnya
melaksanakan
Tatalaksana Pneumonia 50% 52% 55% 57% 60%
sesuai standar
(MTBS/Program ISPA)
Cakupan penemuan 60% 65% 70% 75% 80%
kasus Pneumonia Balita
Jumlah kumulatif Provinsi
yang menyusun Rencana
Kontijensi Pandemi 26 28 30 32 34
influenza dengan Table
Top Exercise
FAKTOR RISIKO
BBLR

TIDAK ASI EKSLUSIF STATUS GIZI / MALNUTRISI

PAJANAN POLUSI DALAM &


IMUNISASI TIDAK LENGKAP LUAR RUMAH

PNEUMONIA

‘Kumis pa joko’ Cuaca dingin

ETS, biomass fuel, vehicle & Prevalens karier


Defisiensi vit A
industry pollution patogen tinggi
Kebijakan & Strategi Pengendalian
Pneumonia/ISPA
1. Deteksi dini dan tatalaksana kasus pneumonia balita dilaksanakan di
Puskesmas dan jaringannya untuk mencegah kematian bayi dan balitA
2. Penanggulangan Influenza dilaksanakan dengan mengembangkan dan
meningkatkan kesiapsiagaan dan respon terhadap munculnya
pandemi influenza
3. Pengendalian faktor risiko Pneumonia dilaksanakan melalui
komunikasi, koordinasi dan kolaborasi dengan lintas program dan
lintas sector terkait
4. Penguatan sistem informasi dan kajian untuk mendeteksi Pneumonia
dan Pandemi Influenza
5. Penguatan manajemen program untuk mendukung percepatan
pencapaian sasaran program dan mewujudkan layanan P2 ISPA yang
komprehensif, bermutu dan terjangkau
Upaya Pengendalian Pneumonia

PROMOTIF
PROMOTIF PREVENTIF
PREVENTIF DIAGNOSTIK
DIAGNOSTIK KURATIF
KURATIF

ANC
ANC Imunisasi
Imunisasi ::  Hitung
Hitung Napas
Napas
ASI
ASI eksklusif
eksklusif  DPT
DPT  Lihat
Lihat Tarikan
Tarikan
Gizi
Gizi seimbang
seimbang  Campak
Campak Dinding
Dinding Dada
Dada • Antibiotik
PHBS
PHBS (CTPS)
(CTPS)  Hib
Hib bawah
bawah KeKe dalam
dalam (Amoksisilin)
Mengurangi
Mengurangi  Pneumokok
Pneumokok (TDDK)
(TDDK)
 Periksa • Terapi Oksigen
polusi
polusi udara
udara (Demonstrasi
(Demonstrasi Periksa Saturasi
Saturasi
Etika
Etika batuk
batuk di
di 2kab
2kab Lotim
Lotim Oksigen
Oksigen AMOKSISILIN : 40-50
mg / kgBB/ kali  2 X
Deteksi
Deteksi dini
dini &
& Lobar)
Lobar)
sehari, selama 3 hari

Pendekatan Keluarga Penguatan Talaksana


Angka Perkiraan Pneumonia 2015 Sampai Sekarang
NO PROVINSI PERKIRAAN KASUS NO PROVINSI PERKIRAAN KASUS
1 Aceh 4.46 18 Nusa Tenggara Barat 6.38
2 Sumatera Utara 2.99 19 Nusa Tenggara Timur 4.28
3 Sumatera Barat 3.91 20 Kalimantan Barat 2.12
4 Riau 2.67 21 Kalimantan Tengah 4.37
5 Jambi 3.15 22 Kalimantan Selatan 5.53
6 Sumatera Selatan 3.61 23 Kalimantan Timur 2.86
7 Bengkulu 2.00 24 Sulawesi Utara 2.68
8 Lampung 2.23 25 Sulawesi Tengah 5.19
9 Kep. Bangka Belitung 6.05 26 Sulawesi Selatan 3.79
10 Kepulauan Riau 3.98 27 Sulawesi Tenggara 3.84
11 DKI Jakarta 4.24 28 Gorontalo 4.84
12 Jawa Barat 4.62 29 Sulawesi Barat 4.88
13 Jawa Tengah 3.61 30 Maluku 3.74
14 DI Yogyakarta 4.32 31 Maluku Utara 2.29
15 Jawa Timur 4.45 32 Papua Barat 2.88
16 Banten 4.12 33 Papua 2.80
17 Bali 2.05   NASIONAL 3.55

Perhitungan sasaran penemuan kasus pneumonia balita (estimasi jumlah pneumonia balita):
 berdasarkan data riskesdas dengan mempertimbangkan faktor risiko
22 berkisar 1-6 % dari total populasi balita
LAP. BULANAN P2 ISPA PUSKESMAS
Upaya yang telah dilakukan
• Membuat pedoman-pedoman
• Pelatihan manajemen pengendalian Pneumonia
• Pelatihan tenaga kesehatan dalam penemuan dan tatalaksana
kasus bersama organisasi profesi
• Kerjasama dengan organisasi profesi (IDI, IDAI, PDPI, PPNI, IBI,
PAEI) dalam kajian, sosialisasi dan advokasi
• Media Komunikasi, Informasi & Edukasi (KIE) serta advokasi
• Pelibatan masyarakat (kader)
• Pemberian imunisasi, Peningkatan gizi, ASI eksklusif
penyehatan lingkungan, asuhan antenatal (Pengendalian factor
risiko)
• Pemenuhan kebutuhan logistik
KENDALA
1. Keterbatasan jumlah dan kapasitas SDM di Fasyankes Primer dalam: (a) Deteksi pneumonia secara cepat
dan akurat, (b) Tatalaksana kasus, (c) Manajemen program ISPA
karena tingginya frekuensi mutasi pegawai di daerah
2. Kasus pneumonia balita yang under reported karena rendahnya pengetahuan dan pemahaman petugas
tentang ISPA atau Pneumonia balita di Fasyankes Primer dan Rumah Sakit.
3. Ketergantungan daerah kepada Pusat, dalam: (a) Dukungan alat deteksi pneumonia, (b) Buku pedoman,
(c) Peningkatan kapasitas Nakes, (d) Media promotif-preventif dan KIE.
4. Beberapa Kab/Kota memiliki Dana APBD untuk operasional ISPA, banyak Provinsi yang tergantung
Anggaran Dekonsentrasi.
5. Dana BOK belum optimal dimanfaatkan daerah untuk mendukung Program P2ML
6. Banyak Provinsi dan Kabupaten/Kota yang belum terpapar tentang rencana kontijensi dan kesiapsiagaan
pandemi influenza
7. Ketepatan laporan program ISPA masih rendah

HAMBATAN DI LAPANGAN
•Banyak anak menderita pneumonia tanpa diketahui oleh ibu / pengasuhnya
•Sebanyak 50% kematian terjadi dalam 3 hari setelah gejala penyakit muncul
• Ketersediaan tatalaksana kasus masih rendah
-Komitmen petugas puskesmas menghitung napas/ memeriksa TDDK
-Terapi antibiotika dan obat simptomatik yang tidak rasional
•Memerlukan upaya peningkatan kualitas dan kuantitas monev ispa
KESIAPSIAGAAN TERHADAP
WABAH nCoV 2019

Direktur P2PML, 4 Januari 2020


Novel Coronavirus(2019-nCoV)

Epidemiologi, 2 Januari 2020


SITUATION IN NUMBERS
total and new cases in last 24
hours
Globally
14557 confirmed (2604 new)

China
14411 confirmed (2590 new)
2110 severe (315 new)
304 deaths (45 new)

Outside of China
146 confirmed (14 new)
23 Contries
1 Death

WHO RISK ASSESMENT

China : Very High


Regional Level : High
Global Level : High

Kematian Pertama telah dilaporkan diluar China, yaitu Filipina, pasien adalah kontak
dekat dengan pasien pertama yang dikonfirmasi di Filipina
Kesiapan Indonesia menghadapi
2019-nCoV

• Hasil pertemuan Emergency Committee kedua yang


dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2020,
menetapkan bahwa 2019-nCoV sebagai Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia
(KKMMD)lPublic Health Emergency of International
Concern (PHEIC). Hal ini berdasarkan pertimbangan
bahwa peningkatan kasus yang signifikan dan negara-
negara lain yang melaporkan kasus konfirmasi.
• Hasil penilaian risiko WHO menyebutkan bahwa Cina
memiliki risiko sangat tinggi, regional memiliki risiko
tinggi, dan risiko tinggi untuk wilayah global.
• Merespon situasi epidemiologi tersebut, WHO
merekomendasikan perlu dilakukan peningkatan
kewaspadaan bagi negara-negara lainnya. Merujuk hal
tersebut, diinstruksikan Dinas Kesehaan Provinsi,
Kantor Kesehatan Pelabuahan, B/BTKL PP dan Rumah
Sakit Rujukan agar Saudara mengambil langkah-
langkah deteksi dini dan antisipasi penyebaran
Virus Corona atau Coronavirus

• Jenis  virus  -> sub-famili Coronavirinae 


dari famili Coronaviridae dan anggota dari
ordo  Nidovirales
• Nama “coronavirus” berasal dari bahasa
Latin “corona”, yang berarti “mahkota”
• Gambaran mahkota raja atau korona
matahari.
Virus Corona atau Coronavirus

• Virus Corona ditemukan pada beberapa


spesies hewan, termasuk unta dan kelelawar.
• Virus Corona dapat berevolusi dan
menginfeksi manusia kemudian menyebar
antar manusia.
• Contohnya adalah penyakit SARS (Severe
Acute Respiratory Syndrome) dan MERS-CoV
(Middle East Respiratory Syndrome - Corona
Virus).
• Dapat menginfeksi hewan, tetapi tidak
menginfeksi manusia. Tetapi, diperkirakan, di
masa mendatang Virus Corona berpotensi
dapat berevolusi dan menyebar ke manusia,
seperti yang terjadi di masa lalu.
APAKAH KELUARGA SAYA BERISIKO TERTULAR 2019-nCoV (1)
• Virus baru yang disebut dengan virus corona 2019
• Virus ini pertama kali dilaporkan pada bulan desember 2019 di kota Wuhan di
China
• Sampai saat ini tanggal 27 Januari 2020 sudah menyebar ke 13 negara
diantaranya : Kanada, Jepang, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan
Thailand, Amerika Serikat, Vietnam, Nepal, Perancis, Australia
• Virus ini sebenarnya hampir serupa dengan virus corona yang lain, yang pernah
kita ketahui yaitu virus corona yang menyebabkan SARS yang ramai di Singapura
dan virus corona yang menyebabkan MERS di Timur Tengah
• Untungnya angka kematian karena virus corona sampai saat ini lebih rendah dari
sars
• Sars angka kematiannya 10%
• Mers angka kematiannya 30%
• Virus corona 2019 angka kematiannya 4%
APAKAH KELUARGA SAYA BERISIKO TERTULAR 2019-nCoV (2)

Bagaimana risiko kita di Indonesia

• Pemerintah dalam hal ini kementerian kesehatan sudah melakukan pemantauan


di semua tempat masuknya orang asing, baik di bandara, pelabuhan, tempat
tempat lintas batas dengan menggunakan dengan termoscan, sehingga orang
yang demam akan terdeteksi

• Dan kita tahu pemerintah sudah menghimbau mereka dengan gejala batuk
kering, demam dan kesulitan bernapas untuk berkonsultasi ke layanan
kesehatan terdekat,

• Bahkan pemerintah juga sudah menginformasikan cara cara menghindari


penularan
APAKAH KELUARGA SAYA BERISIKO
TERTULAR 2019-nCoV (3)

Gejalanya adalah : batuk kering, demam, sesak


napas atau kesulitan bernapas
• Kasus yang berat dari angka angka yang ada
sekarang, itu biasanya terjadi pada mereka yang
mengalami kekebalan tubuh menurun,
• Jadi yang di Wuhan itu angka kematian terutama
pada orang yang berusia lanjut atau orang orang
yang sudah mempunyai penyakit dasar sebelumnya
seperti penyakit jantung, kanker dll
APAKAH KELUARGA SAYA BERISIKO
TERTULAR 2019-nCoV (4)
Bagaimana dengan penularan ?
• Virus ini dapat menular antar manusia ke manusia,
• Jadi seseorang yang mempunyai virus dapat menularkan ke orang
lain melalui udara tetapi penularan juga bisa melalui kontak
langsung melalui mukosa seperti melalui tangan yang tercemar
• Dikatakan virus lebih mudah masuk ke tubuh melalui selaput
lendir saluran napas yang kering
• Tetapi sebenarnya virus ini sebenarnya mudah di matikan dengan
pemanasan 70 derajat celsius juga dengan menggunakan alcohol
70% virus ini akan mati.
• Karena itu menggunakan masker dan sering cuci tangan
merupakan salah satu upaya yang dianjurkan, dan sudah tentu
untuk menentukan kekebalan tubuh kesehatan dengan makanan
yang bergizi, tidur yang cukup dan kebiasaan hidup sehat lainnya
APAKAH KELUARGA SAYA BERISIKO
TERTULAR 2019-nCoV (5)

Bagaimana cara menghindari penularan dari corona virus 2019


• Mereka yang berencana untuk bepergian ke cina untuk
sementara barang kali bisa menunda dulu kalau tidak penting
sekali.
• Pakailah masker jika berada di kerumunan orang misalnya stasiun,
pasar, comuter line dll.
• Sering sering cuci tangan dan jika mungkin dengan alcohol.
• Dan Kalau mengalami batuk meskipun bukan karena virus korona
ini terapkanlah etika batuk, etika batuk itu adalah pada waktu kita
batuk kita menutup hidung dan mulut, dan bisa memakai sapu
tangan, tisu atau lengan kita
• Jika ada batuk kita juga harus pakai masker supaya kita tidak
mencemari udara dengan virus
APAKAH KELUARGA SAYA BERISIKO TERTULAR 2019-
nCoV (6)

Sudah adakah pengobatan terhadap corona virus 2019


• Ternyata Pengobatan belum ada yang khusus untuk virusnya, yang
tersedia hanya obat obat penghilang gejala, gejala demam, gelaja batuk
dan obat untuk kompilikasi kalau terjadi pneumonia maka bisa diberikan
antibiotika pneumonia
Vaksin bagaimana : ?
• Vaksin belum ada u corona virus yang baru
• Namun ada yang perlu di catat, WHO badan kesehatan sedunia
menganjurkan bagi mereka yang sudah waktunya mengulangi imunisasi
influenza agar segera melakukannya sehingga terhindar dari infeksi
influenza.
• Karena mereka yang terkena influenza, yang mukosa saluran napas
tenganggu karena influenza akan lebih mudah akan menjadi pintu bagi
virus ini
APAKAH KELUARGA SAYA BERISIKO TERTULAR 2019-nCoV (7)

• Mudah mudahan masyarakat tidak perlu panik dengan


berita berita virus korona ini.

• Yang perlu kita lakukan adalah jaga kesehatan, jika


bepergian ketempat orang banyak memakai masker,
kemudian sering sering cuci tangan dan mengikuti
petunjuk petunjuk dari pemeritah, dan lembaga lembaga
yang mempunyai kewenangan di bidang kesehatan

Anda mungkin juga menyukai