Manajemen Risiko
REFERENSI:
1. dr. C. Tjahjono Kuntjoro, MPH, DrPH, 2017. Konsep dan Proses
Manajemen Risiko dan Materi-Materi Lainnya (Materi Workshop
Keselamatan Pasien Bagi Surveior).
2. Dr. dr. Sutoto, M.Kes, 2017. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) dan
Tantangan di Rumah Sakit (Materi Workshop Keselamatan Pasien di
Rumah Sakit).
3. dr. Adib A Yahya, MARS, 2018. Keselamatan Pasien dan Implementasi di
FKTP (Materi yang disampaikan pada Seminar dan Lokakarya Nasional
Surveior Akreditasi FKTP di Jakarta, 15 Februari 2018).
4. dr. Bambang Tutuko, SpAn KIC, 2017. Perkembangan Terkini
Keselamatan Pasien dan Tantangannya (Materi Workshop Keselamatan
Pasien di Rumah Sakit).
5. Dr. Tutiany, S.Kp, M.Kes, Lindawati, SKM., M.Kes, Paula Krisanti,
S.Kep.Ns,MA, 2017. Manajemen Keselamatan Pasien (Bahan Ajar
Keperawatan), Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan,
BPPSDMK, Kemenkes RI.
6. Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Subdit Mutu dan
Akreditasi Pelayanan Kesehatan Primer, 2018. Pedoman Keselamatan
Pasien dan Manajemen Risiko FKTP, Kemenkes RI.
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien.
8. Contoh Identifikasi Risiko, Contoh RCA & Contoh FMEA Merupakan Hasil
Diskusi Workshop Keselamatan Pasien Bagi Surveior Tahun 2017.
Concept: Hazard and Risk
(Kolluru, 1996)
Hazard:
Contoh
dokter tertular infeksi dari pasien, perawat tertusuk
Non clinical staff related risk
(Risiko yg mungkin dialami oleh
SDM Kesehatan lainnya)
Other
• Gagal melakukan komunikasi
• Kegagalan Alat (Leape, Lucian; Lawthers, Ann G.; Brennan, Troyen A., et al.
Preventing Medical Injury. Qual Rev Bull. 19(5):144–149,
• Kegagalan sistem lain 1993.)
Faktor manusia sebagai salah satu kontributor yang
sangat penting dalam terjadinya kejadian tidak
diinginkan di setting pelayanan kesehatan.
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan
keselamatan pasien perlu mempertimbangkan
kemampuan dan keterbatasan manusia yang terlibat di
dalamnya.
Error (kesalahan): deviasi antara apa yang dikerjakan
dengan apa yang seharusnya dikerjakan, kegagalan dari
tindakan yang direncanakan dlm mencapai hasil yang
diharapkan (James Reason).
Error dapat terjadi karena adanya situasi tertentu dan
adanya faktor individual yang menjadi predisposisi
terjadinya error.
Beberapa Hal Yg Bisa Menyebabkan Error :
- Kurangnya Pengalaman dan Informasi
- Waktu Yang Sempit
- Kurang Pengecekan
- Buruknya Prosedur
- I : ILLNESS - H : HUNGRY
- M : MEDICATION - A : ANGRY
- S : STRES - L : LATE
- A : ALCOHOL - T : TIRED
- F : FATIGUE
- E : EMOTION
Bagaimana Mewujudkan
Keselamatan Pasien
Tiga kegiatan yang saling melengkapi dalam
mewujudkan keselamatan pasien:
Preventing errors (mencegah errors)
risk management
Making errors visible (membuat errors
mudah dikenali)
Mitigating the effects of errors
(meminimalkan akibat dari errors)
(Quality Interagency Coordination Task Force, 2000:
www.quic.gov/report/toc.htm)
20
Risk Management
Lakukan identifikasi kemungkinan terjadi
error/risiko
Lakukan upaya:
Pencegahan supaya error tidak terjadi
Pencegahan untuk meminimalkan risiko:
Mengenali faktor-faktor yang potensial berisiko dan
menghilangkan/meminimalkan faktor-faktor tersebut
Kalau error/risiko terjadi, lakukan upaya untuk
meminimalkan akibatnya
21
Penyebab terjadinya
kejadian tidak diharapkan (KTD=Adverse event)
22
Kondisi laten (latent
condition):
Sistem yang kurang tertata
yang menjadi predisposisi
terjadinya error
Sumber daya yang tidak
memenuhi persyaratan
(Reason, 1997)
23
Error dapat terjadi dalam
bentuk tindakan:
24
Proses manajemen risiko
Initiate
Quality Risk Management Process
Risk Assessment
Risk Identification
What might go wrong or
Risk Analysis
has gone wrong?
Risk Evaluation
unacceptable
What is likelihood or
Risk Acceptance
What are the
Output / Result of the
consequences (severity)?
Quality Risk Management Process
Risk Review
What is the level of risk?
Review Events
Any mitigating factors?
Proses manajemen risiko
Menetapkan lingkup
Manajemen risiko
Kajian risiko (risk assessment)
Identifikasi risiko
Monitoring,
Komunikasi audit
dan dan
Konsultasi Analisis risiko Tinjauan
pd (review)
stakeholders Dukungan
Evaluasi risiko internal
tdk
ya
Tindakan/treatment
terhadap
risiko
Proses manajemen risiko
Manajemen Risiko
Pelayanan obat
Kajian risiko
(risk assessment)
Identifikasi risiko
Pada pelayanan obat Monitoring,
Komunikasi audit
dan dan
Konsultasi Analisis risiko Tinjauan
pd (review)
stakeholders Dukungan
Evaluasi risiko internal
tdk
ya
Tindakan/treatment
terhadap
risiko
Risk
Assessment
Identifikasi risiko
Analisis risiko
Evaluasi risiko
Identifikasi Risiko
Dapat
diidentidikasi
dari
Hasil Audit
Komplain
Klaim
Incidents
Brainstorming
Risk analysis adalah
Menentukan
estimasi risiko
kuantitatif atau
kualitatif tehnik-tehnik
evaluasi/matemattis
Proses mengenali
hazard yang mungkin
terjadi &
potensi kegawatan dari
hazard tersebut
Identifikasi Resiko Proses Pelayanan
Di Puskesmas.....................
No Unit Pelayanan Potensial Resiko Severity Prioritas
1. Pelayanan Obat
a. Pembuatan etiket Salah nama
b. Pembagian obat Salah ambil obat
c. Resep Salah baca
d. Dst.
2. Rawat Inap
a. Vital sign Ukur temp tdk sesuai SOP
b. dst.
MENYUSUN REGISTER RISIKO
RISIKO YANG MUNGKIN TERJADI
AKIBAT PENYELENGGARAAN
PELAYANAN OLEH FKTP
• CONTOH DI
PUSKESMAS:
– RISIKO AKIBAT
PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KLINIS
– RISIKO AKIBAT
PENYELENGGARAAN
KEGIATAN UKM
– RISIKO YANG TERKAIT
DENGAN KONDISI
SARANA, PRASARANA,
DAN PERALATAN YANG
ADA DI PUSKEMAS
REGISTER RISIKO
• A tool for documenting risks, and actions to manage each risk.
(suatu alat untuk mendokumentasikan risiko-risiko dan tindakan
untuk mengelola tiap risiko tersebut)
• The Risk Register is essential to the successful management of
risk. (register risiko merupakan kunci keberhasilan dalam
mengelola risiko)
• As risks are identified they are logged on the register and
actions are taken to respond to the risk. (risiko-risiko yang
diidentifikasi dicatat dan disusun tindakan untuk merespons
risiko-risiko tersebut)
Tingkat risiko
Resiko yang mungkin (sangat tinggi, Penyebab Upaya penanganan Penanggungjawab Pelaporan jika
NO. Pelayanan / Unit Kerja Akibat Pencegahan Risiko
terjadi tinggi, sedang, terjadinya jika terkena risiko (PIC) terjadi paparan
rendah)
1 Tempat parkir Bagi pengunjung
Memperluas area
Diberikan Penanggung Jawab Tim Keselamatan
1. Tertabrak kendaraan Tinggi Area parkir sempit Luka parkir dan dibuat
pengobatan Sarpras Pasie
teratur
Memperluas area
Area parkir sempit diberikan Penanggung Jawab Tim Keselamatan
2. terluka Sedang Luka parkir dan dibuat
dan tidak rata pengobatan Sarpras Pasie
teratur
tidak ada petugas Merekrut Petugas Lapor ke pihak Penanggung Jawab
3. Kendaraan hilang Tinggi Kerugian materi Kepala Puskesmas
keamanan Keamanan Kepolisian Sarpras
2 Pendaftaran Pasien
Sosialisasi kepada
masyarakat tentang
persyaratan
Tidak lengkap
pendaftaran,
Identitas pasien,
Salah Identifi kasi, mengadakan
Pendaftaran belum Cross Check ulang PJ Pendaftaran dan Tim Keselamatan
1. Kesalahan identifi kasi Tinggi Tertukar rekam Pendaftaran
berbasis IT, Petugas identitas pasien, Rekam Medis Pasie
medis berbasis IT,
tidak sesuai dengan
Menempatkan
kompetensinya
petugas sesuai
dengan
kompetensi
Bagi Pasien :
1. Specimen tertukar tinggi 1. Belum Kesalahan Melaksanakan & Laksanakan Tim Mutu Laporan ke Ka.
melaksanakan SOP menegakkan monitoring Manajemen Risiko. Puskesmas
PMI. diagnosa & pelaksanaan SOP dan Dinas
pemberian PMI. Kesehatan.
terapi.
2. Tertukar hasil pemeriksaan tinggi 1. Petugas tidak Kesalahan Melaksanakan & Laksanakan & Koordinator Laporan ke
melakukan menegakkan monitoring monitoring SOP Laborat Tim Mutu dan
identifikasi pasien. diagnosa & pelaksanaan SOP identifikasi pasien. Ka.
pemberian PMI. Puskesmas.
terapi.
Tingkat resiko
Upaya Pelaporan jika
Pelay. Unit (sangat tinggi, Penanggung
No Resiko yang mungkin terjadi Penyebab Terjadinya Akibat Pencegahan resiko penanggulangan kl terjadi
kerja terkait Tinggi,Sedang, Jawab (PIC)
terjadi resiko paparan
Rendah)
Bagi Lingkungan:
1. Pencemaran limbah medis sangat tinggi 1. Pengelolaan Terjadi Pengelolaan sesuai Membuat laporan Tim Mutu, Laporan ke
limbah medis tidak pencemaran SOP & dari Puskesmas ke Ka.Puskesm Dinas
sesuai standar & lingkungan. merencanakan Dinas Kesehatan as Kesehatan.
prosedur. penyediaan sarana untuk diteruskan ke
2. Tidak tersedia IPAL. Kantor LH.
sarana pengelolaan
limbah medis
(IPAL).
Probability
1. Extreme risk/merah
2. High risk/kuning
Severity
3. Moderate risk/hijau
Assessment
4. Low risk/biru
Severity
(Dampak)
Extreme/Katastropik
Major
Moderate
Minor
Minimal/Tidak signifikan
Dampak Risiko (Severity)
/ Ekstrem
LEVEL/BANDS TINDAKAN
EKSTREM Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling lama 45
(SANGAT TINGGI) hari, membutuhkan tindakan segera, perhatian
sampai ke Direktur RS
HIGH Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari,
(TINGGI) kaji dng detail & perlu tindakan segera, serta
membutuhkan tindakan top manajemen
59
PELAPORAN INSIDEN
(Incident Report)
Laporan tertulis setiap keadaan yang tidak konsisten
dengan kegiatan rutin terutama untuk pelayanan
kepada pasien
KTD
KNC
KTC
KPC
79
TIPE INSIDEN
TIPE KEJADIAN TIDAK KTC NEAR MISS/ KPC
DIHARAPKAN (KTD) KNC
PROSES/ 1. Kematian yang disebabkan Perawat Perawat mau Alat DC shock yang
PROSEDUR keterlambatan penanganan memberikan dosis memberikan harusnya standbay
KLINIS karena hasil CT-Scan yang injeksi berlebihan injeksi seharusnya diketahui rusak
terlambat dibaca oleh SpR tapi pasien tidak IM diberikan IV
2. Salah sisi operasi cedera/diberikan tapi ada yang ICCU yang under
3. Salah orang yang dioperasi dosis lethal melihat staf
4. Gips tanpa jendela, kaki /membatalkan
membusuk
5. Salah obat &salah rute : IM
--IV
6. Kassa tertinggal post insici
abses
7. Retensio plasenta, partus
oleh bidan
8. Pasien TB diberi MDT, konsul
kepoli paru diberi MDT juga
(double MDT)
9. Salah tulis nama di gelang
bayi sehingga bayi tertukar
10. Penculikan bayi
11. Salah baca Resep k/ tulisan
sulit terbaca
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN NEAR MISS/ KPC
TIPE KTC
(KTD) KNC
KECELAKA - Pasien tersengat listrik saat px Pasien jatuh Ada genangan air
AN di EKG, terjadi letupan pada roll pasien tidak di lantai, tanpa
kabel, px luka bakar cedera ada tanda
- Kemerahan post pyelolithotomy
akibat mesin penghangat Tempat tidur
- Pasien jatuh dari tempat tidur, tanpa pagar
karena tempat tidur tidak
berpagar, cedera berat,
meninggal
: ................................... : ...................................
Paraf Paraf
Tingkat
Deskripsi Dampak
Resiko
Tdk
1 Tidak ada cedera
signifikan
Cedera ringan, mis: luka lecet
2 Minor
Dapat diatasi dengan pertolongan pertama
Warna Bands : Hasil pertemuan antara nilai dampak yg diurut kebawah dan nilai
probabilitas yang diurut kesamping kanan
Sangat sering terjadi ( Tiap minggu/ moderate moderate Tinggi extreme extreme
bulan)
(5)
Sering terjadi ( beberapa kali terjadi ) moderate moderate Tinggi extreme extreme
(4)
Mungkin terjadi ( 1 - < 2 kali/ tahun) rendah moderate Tinggi extreme extreme
(3)
Jarang terjadi (> 2 - < 5 kali/ tahun rendah rendah Moderate Tinggi extreme
(2)
Sangat jarang terjadi ( > 5 kali/ tahun) rendah rendah Moderate Tinggi extreme
(1)
***TINDAKAN SESUAI TINGKAT DAN BANDS RISIKO
Level Tindakan
Risiko extreme, dilakukan RCA paling lama 45
Extreme hari,
(sangat tinggi) membutuhkan tindakan segera,
perhatian sampai ke Direksi
Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari.
High (tinggi) Kaji dengan detil dan perlu tindakan segera serta
membutuhkan perhatian Top Manajemen.
Risiko sedang, dilakukan investigasi sederhana
Moderate paling lama 2 minggu.
(sedang) Manajer / Pimpinan Klinis sebaiknya menilai
dampak thd biaya dan kelola klinis
Risiko rendah, dilakukan investigasi sederhana
Rendah (Low) paling lama 1 minggu.
Diselesaikan dengan Prosedur rutin
CONTO
H
VII. Analisis Akar Masalah Pasien coma krn
SYMPTOM
Salah minum obat
Petugas memberi
PROBLEM
Obat salah orang
118
“Anything that can go wrong, will go
wrong.” (Apa pun yang bisa salah, akan salah)
FMEA adalah
Suatu alat manajemen risiko untuk mengkaji
suatu prosedur secara rinci dan mengenali
model-model adanya kegagalan/kesalahan pada
suatu prosedur, melakukan penilaian terhadap
tiap model kesalahan/kegagalan, dengan
mencari penyebab terjadinya, mengenali akibat
dari kegagalan/kesalahan, dan mencari solusi
dengan melakukan perubahan desain/prosedur.
Prosedur
Prosedur yang sudah
yang ada FMEA diperbaiki
sekarang yang
minimal dari
kesalahan
Failure Modes
• All the components, systems, processes and functions that could potentially
fail to meet the required level of quality or reliability.
(Semua komponen, sistem, proses, dan fungsi yang berpotensi gagal
memenuhi tingkat kualitas atau keandalan yang disyaratkan).
• The team should not only be able to describe the effects of the failure, but
also the possible causes.
(Tim seharusnya tidak hanya mampu menggambarkan efek kegagalan,
tetapi juga kemungkinan penyebabnya).
Memilih Proses untuk Dianalisis dengan FMEA
Selecting a process that is known to be problem-prone or
potentially risky (Memilih proses yang dikenal rentan
masalah atau berpotensi berisiko).
• Failure mode: Apa saja yang bisa salah
• Severity : Seberapa membahayakan akibatnya
• Occurrence: Seberapa sering kemungkinan
terjadinya
• Detectability: Seberapa sulit untuk dideteksi
• Akibat : Apa akibatnya ?
• Sebab: Apa penyebabnya ?
LANGKAH-LANGKAH FMEA
1. Membentuk tim FMEA: orang-orang yang terlibat dalam
suatu proses.
2. Menetapkan tujuan analisis, keterbatasan yang dimiliki
tim tersebut, dan menyusun jadwal kegiatan tim untuk
melaksanakan FMEA.
3. Menetapkan peran dari setiap anggota tim saat
melakukan analisis dengan FMEA.
4. Menggambarkan alur proses yang ada sekarang.
5. Mengenali model-model kegagalan atau kesalahan pada
proses tersebut.
6. Mengenali/Mengidentifikasi akibat dari kegagalan untuk
setiap model tsb.
7. Mengenali penyebab terjadinya kegagalan atau
kesalahan di samping akibat untuk setiap model tersebut
juga deskripsikan upaya-upaya yang sudah dilakukan
(kalau ada) untuk mengatasi failure mode:
8. Melakukan penilaian terhadap setiap model kegagalan atau
kesalahan.
- Sering tidaknya terjadi (O = Occurrence) dengan skala
pengukuran 1 sampai 10: dari tidak pernah terjadi sampai
dengan sangat sering terjadi.
- Kegawatan (S = Severity) dengan skala pengukuran 1 sampai
10: dari tidak gawat sampai dengan sangat gawat.
- Kemudahan untuk dideteksi (D= detectability) dengan skala
pengukuran 1 sampai 10: dari paling mudah dideteksi sampai
sangat sulit dideteksi.
9. Menghitung Risk Priority Number (RPN), dgn mengalikan:
OXSXD
10. Menentukan batasan (cut off point) RPN untuk menentukan
urutan prioritas dari model-2 yang diidentifikasi.
• Menyusun kegiatan untuk mengatasi (design actions /
solution).
12. Menentukan cara memvalidasi untuk menilai keberhasilan
solusi yg direncanakan. Lakukan Evaluasi dengan Menghitung
Ulang RPN
13. Menggambarkan alur proses yang baru dengan adanya solusi
tersebut.
Contoh Peran anggota tim FMEA
• Berperan aktif dalam seluruh kegiatan tim:
– Paham proses FMEA
– Hadir setiap pertemuan FMEA
– Mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan untuk
melakukan
– Memberikan input dengan jujur kepada tim
– Mendengarkan dengan aktif
– Membantu tim untuk fokus pada masalah
Occurence Rating Scale
Nilai Penjelasan Pengertian
Kemungkinan
10 terjadinya dapat Kesalahan terjadai paling tidak sekali sehari atau hampir setiap saat
dipastikan
Hampir tidak
9
dapat Kesalahan dapat diprediksi terjadi atau terjadi setiap 3 sampai 4 hari
dihindarkan
Kemungkinan
8
terjadai sangat Kesalahan sering terjadi atau terjadi paling tidak seminggu sekali
7
tingggi
Kemungkinan
6
terjadi tinggi Kesalahan terjadi sekali sebulan
5
sedang
4 Kemungkinan
Kesalahan kadang terjadi, atau sekali tidap tiga bulan
3 terjadi sedang
Kemungkinan
2 Kesalahan jarang terjadi atau terjadi sekitar sekali setahun
terjadi rendah
Kemungkinan
Kesalahan hampir tidak pernah terjadi, atau tidak ada yang ingat kapan terakhir
1 terjadi amat
terjadi
sangat rendah
Severity Rating Scale
Nilai Penjelasan Pengertian
Amat sangat Kesalahan yang dapat menyebabkan kematian pelanggan dan kerusakan sistem
10
berbahaya tanpa tanda-tanda yang mendahului
Kesalahan yang dapat menyebabkan cedera berat/permanen pada pelanggan atau
9 Sangat
gangguan serius pada sistem yang dapat menghentikan pelayanan dengan adanya
8 berbahaya
tanda yang mendahului
Kesalahan yang dapat menyebabkan cedera ringan sampai sedang dengan tingkat
7 Berbahaya ketidak puasan yang tinggi dari pelanggan dan/atau menyebabkan ganggung sistem
yang membutuhkan perbaikan berat atau kerja ulang yang signifikan
6 Berbahaya Kesalahan berakibat pada cedera ringan dengan sedikit ketidak puasan pelanggan
5 sedang dan/atau menimbulkan masalah besar pada sistem
Kesalahan menyebakan cedera sangat ringan atau tidak cedera tetapi dirasakan
4 Berbahaya ringan mengganggu oleh pelanggan dan/atau menyebabkan masalah ringan pada sistem
3 sampai sedang yang dapat diatasi dengan modifikasi ringan
1 Tidak berbahaya Kesalahan tidak menimbulkan cedera dan tidak berdampak pada sistem
Detection Rating Scale
Nilai Penjelasan Pengertian
9 Sangat sulit Kesalahan dapat diketahui dengan inspeksi yang menyeluruh, tidak feasible dan
8 diketahui tidak segera dapat dilakukan
7 Kesalahana dapat diketahui dengan inspeksi manual atau tidak ada proses yang
Sulit diketahui
6 baku untuk mengetahui, sehingga ketahuan karena kebetulan
Berpeluang sedang Ada proses untuk double checks atau inspeksi tetapi tidak otomatis atau dilakukan
5 untuk diketahui secara sampling
4 Berpeluang tinggi
Dipastikan ada proses inspeksi yang rutin tetapi tidak otomatis
3 untuk diketahui
Berpeluang sangat
2 tinggi untuk Dipastikan ada proses inspeksi rutin yang otomatis
diketahui
Hampir dipastikan
1 Ada proses otomatis yang akan menhentikan proses untuk mencegah kesalahan
untuk diketahui
Tidak semua model harus diselesaikan,melainkan harus
diprioritaskan. Untuk memprioritaskan dapat dilakukan
dengan menggunaan diagram Pareto, dengan langkah sbb:
Modus 3 240
830 68,6 %
Jika nama
pasien tidak
dapat dibaca
lakukan
konfirmasi
pada pasien
Jika nama
tidak jelas cek
nomor rekam
medis pasien
FMEA PADA PROSEDUR PELAYANAN OBAT
FORM FAILURE MODE &
EFFECT ANALYSIS
Unit Kerja
Ketua
Anggota
Petugas pencatat
(notulis)
1. Membentuk Tim FMEA
2. Menetapkan tujuan
Memperbaiki sistem pelayanan di kamar
obat
serta meminimalkan terjadinya kesalahan /
risiko di kamar obat
3. Menetapkan peran setiap anggota tim
4. Alur proses yang ada sekarang
Resep
diterima
Identifikasi Menyerah
Menyiapkan
kan obat
pasien obat pd pasien
Membaca Mengemas
Obat pada resep obat
Memberi label
obat
5. Identifikasi failure modes:
Iden Nama
ya Lakukan
titas Permintaan obat ya
Telaah
jelas Obat dibaca Jelas
?
resep
?
ya
tidak
tidak
Lakukan Nama
Identifikasi terkon
Ke pasien firmasi
tidak
Konfirmasi
Ke DPJP
Susun SOP baru sesuai dengan hasil analisis dan
pelaksanaan FMEA:
Evaluasi Risiko
(Penilaian risiko)
Perlu treatment ?
Action Plan
DOKUMEN UPAYA KESELAMATAN PASIEN DALAM
AKREDITASI PUSKESMAS
Elemen Penilaian
9.1.1.5. Dilakukan identifikasi dan dokumentasi terhadap Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD), Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kondisi Potensial Cedera (KPC), maupun
Kejadian Nyaris Cedera (KNC).
Bukti identifikasi, dokumentasi & pelaporan kasus KTD, KTC, KPC, KNC.
9.1.1.6. Ditetapkan kebijakan dan prosedur penanganan KTD, KTC, KPC, KNC, dan
risiko dalam pelayanan klinis.
SK dan SOP penanganan KTD, KTC, KPC, KNC.
9.1.1.7. Jika terjadi KTD, KTC, dan KNC dilakukan analisis dan tindak lanjut.
Bukti analisis, dan tindak lanjut KTD, KTC, KPC, KNC
9.1.1.8. Risiko-2 yg mungkin terjadi dlm pelayanan klinis diidentifikasi, dianalisis & di TL.
Panduan Manajemen risiko klinis, bukti identifikasi risiko, analisis, &
tindak lanjut risiko pelayanan klinis (min. dilakukan FMEA utk 1 kasus).
9.1.1.9. Dilakukan analisis risiko & upaya-2 utk meminimalkan risiko pelayanan klinis
Bukti analisis dan upaya meminimalkan risiko
9.1.1.10. Berdasarkan hasil analisis risiko, adanya kejadian KTD, KTC, KPC, & KNC,
upaya peningkatan keselamatan pasien direncanakan, dilaksanakan,
dievaluasi, & ditindaklanjuti.
Kerangka acuan Perencanaan Program keselamatan pasien, Bukti
Pelaksanaan, Bukti evaluasi, dan tindak lanjut.
LAPORAN KTD, KNC, KTC PELAYANAN OBAT TAHUN 2016
Mengetahui:
ANALISIS INSIDEN BULAN FEBRUARI – MARET 2016
Keterangan:
Rendah : Resiko rendah, dilakukan investigasi sederhana paling lama 1 minggu diselesaikan dengan prosedur rutin
Moderat : Resiko sedang, dilakukan investigasi sederhana paling lama 2 minggu. Manajer/ pimpinan klinis sebaiknya
menilai dampak terhadap biaya dan kelola resiko
Tinggi : Resiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari. Kaji dengan detil dan perlu tindakan segera serta
membutuhkan perhatian top manajemen
Ekstrim : Resiko ekstrim, dilakukan RCA paling lama 45 hari membutuhkan tindakan segera
Analisis:
1. Menabrak pintu kaca masuk Puskesmas
Probabilitas: Mungkin terjadi, Tingkat keparahan : Tidak signifikan, Kesimpulan : Rendah (Biru)
2. Kurang memberi tetes telinga pada pasien
Probabilitas : jarang terjadi, Tingkat keparahan : minor, Kesimpulan : Rendah (Biru)
SOP Indentifikasi Kejadian Tidak Diharapkan
1. Pengertian 1. Identifikasi keselamatan pasien/ insiden adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang
mengakibatkan / berotensi mengakibatkan cidera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri atas KTD, KNC,
KTC, dan KPC
2. Kejadian Tidak Diharapkan/ KTD adalah insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien
1. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk identifikasi kejadian tidak diharapkan (KTD) Adverse event
1. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. .....................
1. Referensi Permenkes No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatana Pasien
1. Prosedur/Langkah 1. Staf puskesmas bila menemukan insiden KTD/ Kejadian Tidak Diinginkan, wajib segera membuat laporan
-langkah insiden menggunakan formulir laporan insiden dengan batas waktu maksimal 2x24 jam setelah terjadinya
insiden
2. Formulir laporan tim keselamatan insiden yang telah diisi secara lengkap dilaporkan oleh staf ke atasan
langsung unit pelayanan insiden tempat insiden tersebut terjadi
3. Atasan langsung unit pelayanan akan memeriksa formulir laporan insiden dan melakukan grading resiko
terhadap insiden dan format tersebut akan dikumpulkan ke komite keselamatan pasien puskesmas
maksimal 2x24 jam
4. Hasil grading resiko dilakukan investigasi sederhana dan analisis oleh unit terkait dan komite keselamatan
pasien, dalam waktu maksimal 1 minggu serta dilakukan tindak lanjut
5. Tim keselamatan pasien puskesmas setelah melakukan investigasi dan analisis membuat laporan dan
rekomendasi perbaikan untuk mencegah kejadian yang sama terulang lagi
6. Tim Keselamatan Puskesmas melaporkan hasil analisis, rekomendasi dan rencana tindak lanjut kepada
kepala puskesmas dalam waktu 45 hari setelah pelaporan insiden dari unit ke tim keselamatan pasien
puskesmas
7. Hasil rekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran diberikan kepada unit kerja terkait dengan cara
memberikan hasil rekomendasi secara tertulis yang telah ditandatangani oleh ketua tim keselamatan pasien
Puskesmas dan diketahui kepala puskesmas, buktinya dengan memberikan informasi tertulis melalui
expedisi dokumen yang dibubuhi nama dan tanda tangan penerima atau kordinasi dengan unit insiden
8. Tim keselamatan pasien puskesmas melakukan monitor dengan bukti dokumen pelaksanaan tindak lanjut
dari hasil rekomendasi investigasi dan analisis tersebut pada unit insiden
9. Unit terkait yang mengalami insiden membuat laporan bulanan dalam bentuk laporan data kemudian
dilaporkan ke tim keselamatan pasien puskesmas
1. Unit Terkait Semua unit
Analisis dan Rencana Tindak Lanjut
NO RENCANA TINDAK
IDENTIFIKASI ANALISIS
LANJUT
1 Menabrak pintu Pintu kaca yang tertutup Membuat tanda di pintu
kaca (KTC) dan tidak adanya tanda kaca
peringatan
2 Kekurangan Kurang telitinya saat Melakukan pembacaan
pemberian obat pemberian resep pada ulang dan ceklist pada
tetes telinga pada pasien resep pasien saat akan
pasien (KTD) memberikan ke pasien
fajeri_1972@yahoo.com