Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 2

Alliffhia Amanda Zaqiah 211119042


Risma Nuryanti 211119052

Ahmad Jaelani 211119056


Shima Endang Nursyaila
211119074
Kasus
Bupati daerah RH berinisial "S", pada April 2016,
ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, dalam
dugaan tindak pidana korupsi menerima
pemberian atau janji terkait pembahasan R-
APBD tahun 2014 dan 2015 kepada Ketua DPRD
dan anggota DPRD agar pembahasan RAPBD
berjalan lancar.
1. Mengapa mereka (Bupati/Walikota) sebagai pejabat
negara melakukan tindak pidana korupsi ? vUS

Jawaban : karena adanya kesempatan untuk melakukan korupsi.


Dan karena kurangnya iman dan sifat tamak dalam diri dan tidak
mau bekerja keras tetapi mau hidup komsutif sehingga mereka
tidak berfikir panjang melakukan hal tersebut
2.Apa penyebab meraka (Bupati/Walikota) melakukan
korupsi, padahal ditinjau dari gaji dan tunjangan sudah
sangat besar?

Jawaban : Karena kita bisa tau bahwa manusia adalah mahluk yang tidak
pernah puas atas pencapain yang telah ia capai, oleh karena itu selalu ada
saja hal yang membuatnya ingin lebih memperkaya dirinya sendiri, mungkin
salah satu contoh nya dari ingin meperkaya dirinya sendiri yaitu dengan cara
mengambil hak orang lain, tamak bahkan tidak memikirkan orang lain.
3.Menurut undang-undang Tipikor, unsur apa saja yang merubah status tersangka
menjadi terdakwa sehingga dinyatakan bersalah melakukan korupsi?

Pertama perlu kita ketahui pengertian tersangka. Menurut Pasal 1 angka


14 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), tersangka
adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya berdasarkan
bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana. Soal syarat
penetapan tersangka diatur dalam KUHAP yang kemudian telah
disempurnakan dengan adanya Putusan Mahkamah Konstitusi (MK)
Nomor 21/PUU-XII/2014 tanggal 28 April 2015, dimana dalam putusan
tersebut dijelaskan bahwa penetapan tersangka harus berdasarkan (1)
minimal 2 (dua) alat bukti sebagaimana termuat dalam pasal 184
KUHAP dan (2) disertai dengan pemeriksaan calon tersangkanya.Pasal
184 (1) KUHAP, Alat bukti yang sah ialah:keterangan saksi,keterangan
ahli,surat,petunjuk,dan keterangan dakwa.
Lebih lanjut, Putusan MK Nomor 21/PUU-XII/2014 tanggal 28 April 2015, memberikan
Pengertian tentang “bukti yang cukup” yaitu berdasarkan dua alat bukti ditambah
keyakinan penyidik yang secara objektif (dapat diuji objektivitasnya) mendasarkan
kepada dua alat bukti tersebut telah terjadi tindak pidana dan seseorang sebagai tersangka
pelaku tindak pidana.Pasal 66 ayat (1) dan ayat (2) Perkap Pengawasan Dan Pengendalian
Penanganan Perkara Pidana Di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Status sebagai tersangka hanya dapat ditetapkan oleh penyidik kepada seseorang setelah
hasil penyidikan yang dilaksanakan memperoleh bukti permulaan yang cukup yaitu
paling sedikit 2 (dua) jenis alat buktiUntuk menentukan memperoleh bukti permulaan
yang cukup yaitu paling sedikit 2 (dua) jenis alat bukti sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditentukan melalui gelar perkara.Oleh karena itu disimpulkan bahwa seserong hanya
bisa ditetapkan sebagai tersangka bila terdapat minimal 2 (dua) alat bukti sebagaimana
termuat dalam pasal 184 KUHAP dan, sebelumnya telah pernah diperiksa sebagai calon
tersangka/saksi.
4.Tuliskan mengapa pejabat daerah, termasuk pejabat pembuat komitmen
(Pimpro), sering melakukan kecurangan (Fraud) dalam menggunakan dana APBD
untuk kepentingan pembangunan ?

Jawaban :
Berdasarkan Teori segitiga kecurangan orang yang melakukan aktivitas curang akibat
interaksi dorongan yang berasal dari dalam kepribadian individu terkait dan dari
lingkungan eksternal. Dorongan ini diklasifikasikan ke dalam tiga kategori umum
yaitu Pertama Incentive/Pressure (Tekanan)
,Opportunity (Peluang) Dan terakhir Rationalization (Rasionalisasi).
5.Pertanyaan di luar kasus, silahkan ungkapkan pendapat kelompok terkait pertanyaan di
bawah ini! Tuliskan dampak yang ditimbulkan akibat korupsi APBD dari kegiatan
pembelian alat kesehatan bagi layanan kesehatan rujukan (Klinik rujukan) di masyarakat?

Jawaban :
Sangat berdampak sekali ddikarenakan uang nya tidak di alokasikan secara tepat.
1.angka kesiapan rumahsakit dalam pelayanan akan kurang karena fasilitasnya tidak ada
2. Dampak dari korupsi apbd alat kesehatan pun berdampak pada orang yang akan berobat
seperti kurangnya faskes yang tidak memadai sehingga kurang maksimal pengobatannya
3. Rentannya kematian yang tinggi dikarenakn rumah sakit rujukan kadang kekurangan alat
untuk melayani pasien pertolongan pertama di ruang gawat darurat atau (igd)
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai