Anda di halaman 1dari 21

EVALUASI PEMBELAJARAN

MODUL 5 KB 2 DAN MODUL 6 KB 1


Kelompok 7

1. Dian Wijayanti (858551309)


2. Faikhotus Zaza A. (858551276)
3. Lintang Kurniati (858550299)
4. Yayuk Purwaningsih (858551316)
MODUL 5 KB 2

ANALISIS DAN
PERBAIKAN INSTRUMEN
A. MENGAPA ANALISIS BUTIRAN SOAL PENTING?
Menganalisi soal bermanfaat untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi guru, siswa,
dan proses pembelajaran itu sendiri.
Menurut Niko (1983) analisis butiran soal menggambarkan suatu proses pengambilan data,
dan penggunaan informasi tentang respon siswa terhadap setiap butiran soal. Arti penting
penggunaan analisis butiran soal adalah :
1. Untuk mengetahui apakah butir soal-butir soal yang disusun sudah berfungsi sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh penyusun soal.
2. Sebagai umpan balik bagi siswa untuk mengetahui kemampuan mereka dalam
menguasai suatu materi
3. Sebagai umpan balik bagi guru untuk mengetahui kesulitan - kesulitan yang dialami
siswa dalam memahami suatu materi
4. Sebagai acuan untuk merevisi soal
5. Untuk memperbaiki kemampuan guru dalam menulis soal.

LINTANG
KAPAN ANALISIS BUTIRAN SOAL
DILAKUKAN?
Validitas set soal dapat diketahui dari kisi-kisi soal
sedangkan reliabilitas soal baru dapat diketahui setelah
uji coba. Dalam menganalisis butir soal paling tidak ada
dua karakteristik butir soal yang perlu diperhatikan
yaitu tingkat kesukaran dan daya beda butir-butir soal.
Yaitu :
1. Tingkat kesukaran butir soal
2. Daya beda (D)

LINTANG
1. Tingkat kesukaran butir soal
Tingkat kesukaran merupakan salah satu karakteristik yang dapat menunjukkan kualitas
butir soal tersebut apakah termasuk mudah, sedang atau sukar.
Secara matematis tingkat kesukaran butir soal dapat dihitung dengan rumus:
𝐵
𝑝=
𝑁
Dimana :
p : Indeks tingkat kesukaran butir soal
B : Jumlah peserta tes yang menjawab benar
N : Jumlah seluruh peserta

Contoh :

Jika butir soal nomor 1 yang diujikandapat dijawab dengan benar oleh 10 siswa dari 40 siswa maka
indeks tingkat kesukaran butir soal nomor 1 tersebut adalah :
10
𝑝 = 40 = 0,25

Menurut Fernandes (1984) kategori tingkat kesukaran butir soal adalah :


P > 0,75 ∶ 𝑀𝑢𝑑𝑎h
0,25 ≤ P ≥ 0,75 ∶ Sedang
P ≤ 0,24 ∶ Sukar

LINTANG
2. Daya beda (D)
Daya beda butir soal memiliki pengertian seberapa jauh butir soal tersebut dapat
membedakan kemampuan individu peserta tes.
Indeks daya beda dapat dihitung dengan rumus:

D = P𝐴 − PB

Dimana :

D : Indeks daya beda butir soal

P𝐴 : Proporsi kelompok atas yang menjawab benar

PB : Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Menurut Fernandes (1984) kategori indeks daya beda butir soal adalah :

D ≥ 0,40 ∶ Sangat baik


0,30 ≤ D < 0,40 ∶ 𝐵𝑎𝑖𝑘
0,20 ≤ D < 0,30 ∶ 𝑆𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔
D < 0,20 ∶ 𝑆𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔

LINTANG
C. BAGAIMANA MELAKUKAN ANALISIS SECARA SEDERHANA?
Langkah - langkah dalam menganalisis butir soal:
1. Hitunglah jumlah jawaban yang benar untuk seluruh siswa
2. Berdasarkan jumlah jawaban yang benar dari seluruh siswa tersebut susunlah skor siswa
mulai dari skor tertinggi ke skor terendah
3. Berdasarkan urutan skor tersebut tertentu tentukan siswa yang masuk dalam kelompok atas
dan siswa yang termasuk dalam kelompok bawah
4. Hitunglah jumlah siswa dalam kelompok atas yang memilih tiap-tiap alternatif jawaban
yang disiapkan
5. Dengan cara yang sama hitung jumlah siswa dalam kelompok bawah yang memilih tiap -
tiap alternatif jawaban yang disediakan
6. Hitung jumlah seluruh peserta yang menjawab benar
7. Hitung tingkat kesukaran butiran soal dan daya beda dengan rumus yang disediakan.

ZAZA
D. BAGAIMANA MENGANALISIS TES URAIAN?
Cara menganalisis tes uraian oleh Whitney dan Sabers (Mehrens
dan Lehmann, 1984) sebagai berikut :
1. Tentukan jumlah yang termasuk dalam kelompok atas (25%) dan
kelompok bawah (25%)
2. Hitung jumlah skor kelompok atas dan jumlah skor kelompok
bawah
3. Hitung tingkat kesukaran dan daya beda setiap butiran soal dengan
rumus berikut:

ZAZA
ΣA + ΣB − (2Nskormin )
𝑝=
2N(skormaks − skormin )

ΣA − ΣB
𝐷=
N(skormaks − skormin )

Dimana :
ΣA : Jumlah skor kelompok atas
ΣB : Jumlah skor kelompok bawah
N : 25 % peseerta didik
skormaks : Skor maksimal setiap butir soal
skormin : Skor minimal setiap butir soal

ZAZA
E. BAGAIMANA MEMPERBAIKI BUTIRAN SOAL?
Beberapa hal dalam memperbaiki butiran soal sebagai berikut :
1. Perhatikan tingkat kesukaran butir soal. Butir soal dianggap baik
jika mempunyai tingkat kesukaran (p) antara 0.25 sampai dengan
0.75 atau yang mendekati angkat tersebut.
2. Perhatikan daya beda butir soal. Butir soal dianggap baik jika
kunci atau jawaban yang dianggap benar mempunyai daya beda
positif tinggi dan alternative jawaban mempunyai daya beda
negative dan ada salah satu alternative jawaban mempunyai daya
beda positif, aka butir soal tersebut perlu ditelaah kembali,sebab
ada kemungkinan terjadi salah kunci.

ZAZA
F. BAGAIMANA MEMPERBAIKI NON-TES?
Prosedur memperbaiki instrumen non-tes:
1. Meminta pakar untuk meriview atau menelaah instrument,
2. Uji coba kelapangan.
3. Analisis hasil uji coba dengan menggunakan program analisis instrument yang relevan.
4. Melihat kualitas instrument seperti validitas, reliabilitas serta kualitas sosal
5. Memperbaiki butir soal yang lemah
6. Uji coba butir soal yang telah diperbaiki sampai yakin instrument non-tes yang akan
digunakan dapat dipertanggung jawabkan kualitasny.

Penyebab butir soal kurang baik antara lain :


1. Penggunaan bahasa kurang komukatif
2. Kalimat bersifat ambiguous (dapat ditafsirkan ganda)
3. Pertanyaan atau pernyataan yang dibuat menyimpang dari indikator
4. Pertanyaan atau pernyataan tidak mengukur trait (sifat) yang akan diukur.

ZAZA
MODUL 6 KB 1
Prinsip-prinsip Pemberian Penilaian

• Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan adalah


kurikulum berbasis kompetensi. Untuk itu guru harus
mempersiapkan proses pembelajaran dengan
mengembangkan acuan sistem pembelajaran. Produk
persiapan pembelajaran yang dimiliki guru sekurang-
kurangnya adalah berupa :
1. Matriks kompetensi belajar (learning competency matrik)
yang menjamin pengalaman belajar yang terarah dan
2. Program penilaian otentik berkelanjutan (Continus
authentic assesment)

YAYUK
• Sistem penilaian yang digunakan dalam KBK
(Kurikulum Berbasis Kompetensi) adalah
penilaian kelas otentik (authentic assesmen) atau
disebutkan sebagai penilaian kelas.
• Penilaian kelas adalah proses pengumpulan
informasi oleh guru tentang perkembangan dan
pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak
didik melalui berbagai teknik yang mampu
membuktikan, atau menunjukkan secara tepat
bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan
(kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan
dicapai.
YAYUK
Tujuan Penilaian Kelas

Penilaian kelas hendaknya diarahkan pada empat tujuan berikut :


1. Penelusuran (keeping track) yaitu bahwa penilaian bertujuan
untuk meneluri agar proses pembelajaran anak didik tetap sesuai
dengan rencana
2. Pengecekan (checking-up) yaitu bahwa penilaian kelemahan-
kelemahan yang dialami anak didik dalam proses pembelajaran
3. Pencarian (Finding – out) yaitu bahwa penilaian bertujuan untuk
mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya
kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran
4. Penyimpulan (summing-up) yaitu bahwa penilaian bertujuan
untuk menyimpulkan apakah anak didik telah menguasai seluruh
kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum.
YAYUK
Fungsi Penilaian Kelas

1. Fungsi motivasi, berarti bahwa penilaian yang dilakukan oleh


guru di kelas harus dapat mendorong motivasi siswa untuk
belajar
2. Fungsi belajar tuntas yaitu penilaian kelas harus diarahkan
untuk memantau ketuntasan belajar siswa
3. Fungsi sebagai indikator efektivitas pengajaran berarti bahwa
disamping untuk memantau kemampuan siswa, penilaian
kelas juga digunakan untuk melihat seberapa jauh proses
belajar-mengajar telah berhasil.
4. Fungsi umpan balik yaitu bahwa hasil penilaian harus dianalisis
oleh guru sebagai bahan umpan balik bagi siswa dan guru.

YAYUK
PRINSIP PENILAIAN KELAS

1. Proses penilaian merupakan bagian dari pembelajaran


Penilaian merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar, oleh karena itu penilaian
mencakup penilaian proses dan hasil belajar. Penilaian harus digunakan sebagai proses untuk
mengukur dan menentukan tingkat ketercapaian kompetensi, dan sekaligus untuk mengukur
efektifitas proses pembelajaran.
2. Penilaian mencerminkan masalah dunia nyata
Penilaian harus dapat mengarahkan siswa untuk memahami keterkaitan kemampuan yang
diperoleh dari proses pembelajaran dengan masalah yang dihadapi dalam masyarakat.
3. Menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria
Teknik penilaian yang dapat digunakan meliputi tes tertulis, performance test, penilaian
produk, penilaian proyek, peta perkembangan, evaluasi diri, penilaian sikap, dan protofolio.
4. Penilaian harus bersifat holistic
Penilaian harus mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran baik kognitif, afektif,
maupun sensori-motorik
5. Penilaian kelas mengacu kepada kemapuan (Comptency Referenced)
Dalam melakukuan penilaian harus sejalan dengan pelajaran yang telah diterima oleh siswa.
Materi penugasan merupakan butir-butir yang harus dicapai oleh siswa.

DIAN
1. Berkelanjutan (Continuous)
Penilaian merupakan proses yang berkelanjutan dalam satu semester/ satu tahun.
2. Didaktis
Penilaian diharapkan bersifat mendidik, dapat memacu siswa untuk meningkatkan prestasi
belajarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi.
3. Menggali informasi
Penilaian hendaknya dapat memberikan informasi yang cukup bagi guru untuk mengambil
keputusan dan umpan balik. Soal dan tugas sangat dianjurkan dalam bentuk uraian dan
pemecahan masalah.
4. Melihat yang benar dan yang salah
Dalam melakuklan penilaian hendaknya melakukan analisis terhadap hasil penilaian dan kerja
siswa secara seksama untuk melihat adanya kesalahan yang secara umum terjadi pada siswa
dan sekaligus hal-hal yang positif yang diberikan siswa.

DIAN
Prosedur / Metode Penilaian

Agar tujuan penilaian dapat tercapai dengan


efektif guru harus menggunakan berbagai
metode dan teknik penilaian yang beragam
sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
karakterisitk pengalaman belajar yang dialami
siswa.

DIAN
Metode-metode tersebut meliputi :
1. Penilaian tertulis (paper-pencil test) baik
berupa soal pilihan mapun uraian
2. Tes praktek (peformance test)
3. Penilaian produk
4. Penilaian proyek
5. Peta perkembangan
6. Evaluasi diri siswa
7. Penilaian afektif
8. Portofolio
DIAN
THANKS
FOR YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai