Kep
Apa itu
Cairan &
Elektrolit ?
Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua
kompartemen utama, yaitu :
cairan intraselular (CIS) dan
cairan ekstra selular (CES).
Pada orang normal dengan berat 70 kg, Total
cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat
badan atau sekitar 42 L.
persentase ini dapat berubah, bergantung pada
umur, jenis kelamin dan derajat obesitas ( Guyton
& Hall, 1997)
Adalah cairan yang terkandung di dalam sel.
Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan
tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L
pada rata-rata pria dewasa (70 kg).
Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi
adalah cairan intraselular.
Adalah cairan diluar sel.
Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan
peningkatan usia.
Pada bayi baru lahir, kira-kira ½ cairan tubuh
terkandung didalam (CES).
Setelah 1 tahun, volume relatif dari (CES)
menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total.
Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata
pria dewasa (70 kg).
(a) Cairan interstisial (CIT) :
• Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada
orang dewasa.
• Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial.
• Relatif terhadap ukuran tubuh, volume (CIT) kira-kira
sebesar 2 kali lebih besar pada bayi baru lahir
dibanding orang dewasa.
(b) Cairan intravaskular (CIV) :
• Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Volume
relatif dari (CIV) sama pada orang dewasa dan anak-anak.
• Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8%
dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah PLASMA.
• Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah merah (SDM,
atau eritrosit) yang mentranspor oksigen dan bekerja
sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih (SDP, atau
leukosit); dan trombosit.
• Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang
berbeda-beda, bergantung pada jenis kelamin, berat badan
dan faktor-faktor lain.
1. Pengiriman nutrien (mis ; glokusa dan
oksigen) ke jaringan
2. Transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru
3. Pengiriman antibodi dan SDP ke tempat
infeksi
4. Transpor hormon ke tempat aksinya
5. Sirkulasi panas tubuh
Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus
dari tubuh.
Contoh (CTS) meliputi cairan serebrospinal,
perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular
serta sekresi lambung.
Pada waktu tertentu (CTS) mendekati jumlah 1 L.
Namun, sejumlah besar cairan dapat saja bergerak
kedalam dan keluar ruang transelular setiap harinya.
Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara
normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-
hari.
1. Air (sebagai pelarut). Pada pria dewasa 60 % dan
wanita dewasa 55 %.
Faktor yang mempengaruhi:
Sel-sel lemak ; mengandung sedikit air.
Usia ; air tubuh menurun dengan peningkatan usia.
Jenis kelamin ; ; wanita mempunyai air tubuh yang
kurang, karena lebih banyak mengandung lemak
tubuh.
Elektrolit:
Kation ; Ion-ion yang membentuk muatan
positif dalam larutan. Kation ekstraseluler
utama adalah natrium (Na+), sedangkan
kation intraselular utama adalah kalium
(K+). Sistem pompa terdapat di dinding sel
tubuh yang memompa natrium ke luar dan
kalium ke dalam sel.
Anion ; Ion-ion yang membentuk muatan
negatif dalam larutan. Anion ekstraselular
utama adalah klorida (Cl-), sedangkan anion
intraselular utama adalah ion fosfat (PO4-).
Tabel 2. Unsur utama kompartemen cairan tubuh
Kompartemen Na+ K+ Cl -
HCO3 ־ PO4-
(mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L)
Transselular 60 7 100 0 -
Asam lambung 130 7 60 100 -
Getah pancreas 45 5 58 0 -
Keringat
Non elektrolit
Substansi seperti glukosa dan urea yang
tidak berdisosiasi dalam larutan dan diukur
berdasarkan berat (milligram per 100 ml
atau mg/dl). Non elektrolit lainnya yang
secara klinis penting mencakup kreatinin
dan bilirubin.
Ginjal
• Peran cukup besar dlm pengaturan
kebutuhan cairan & elektrolit
• Fungsi:
– Pengaturan air
– Pengaturan konsentrasi garam dlm
darah
– Keseimbangan asam basa
– Ekskresi bahan buangan/kelebihan
garam
Kulit (1)
• Terkait dg proses
pengaturan panas
– Proses ini diatur oleh pusat
pengatur panas yg disarafi
oleh vasomotorik
(kemampuan mengendalikan
arteriol kulit dg cara
vasokonstriksi & vasodilatasi)
Kulit (2)
• Cara pelepasan panas:
– Penguapan: jmlh keringat tgtg banyaknya darah yg
mengalir melalui pembuluh darah dlm kulit
– Pemancaran (radiasi): panas dilepaskan ke udara
sekitar
– Konduksi: panas dialirkan ke benda yg disentuh
– Konveksi: mengalirkan udara yg telah panas dg
permukaan yg lebih dingin
Paru-paru
1. Hipovolemia/dehidrasi:
Jenis dehidrasi:
– Dehidrasi isotonik: kehilangan cairan =
kehilangan elektrolit
– Dehidrasi hipertonik: kehilangan air > elektrolit
– Dehidrasi hipotonik: kehilangan elektrolit > air
Gangguan/masalah kebutuhan cairan &
elektrolit (2)
Derajat dehidrasi:
– Berat:
• kehilangan cairan 4-6 liter, serum natrium 159-166
mEq/l, hipotensi, turgor kulit buruk, oliguria, nadi &
pernapasan meningkat
– Sedang:
• Kehilangan cairan 2-4 liter / 5-10% BB, serumnatrium
152-158 mEq/l, mata cekung
– Ringan:
• Kehilangan cairan 5% berat badan / 1,5-2 liter
Gangguan/masalah kebutuhan cairan &
elektrolit (3)
2. Hipervolume/overhidrasi: peningkatan
volume darah & edema
3. Hiponatremia
– Kurang natrium dlm plasma darah
– Pd pasien kelebihan cairan, ditandai rasa haus
berlebih, cemas, kejang perut, denyut nadi cepat,
hipotensi, membran mukosa kering, kdr natrium
< 135mEq/l
Gangguan/masalah kebutuhan cairan &
elektrolit (4)
4. Hipernatremia
– Kdr natrium plasma tinggi, ditandai: mukosa kering,
rasa haus, turgor kulit buruk & permukaan kulit
bengkak, kulit kemerahan, lidah kering, kejang, suhu
meningkat, kdr natrium >145 mEq/l
5. Hipokalemia
– Kurang kalium dlm darah, ditandai: denyut nadi
lemah, tekanan darah menurun, tdk nafsu makan &
muntah, perut kembung, otot lemah, aritmia,
penurunan bising usus, kdr kalium plasma < 3,5
mEq/l
Gangguan/masalah kebutuhan cairan &
elektrolit (5)
6. Hiperkalemia
– Kdr kalium dlm darah tinggi, ditandai: mual,
hiperaktivitas saluran cerna, aritmia, lemah, urin
sedikit, cemas, kdr kalium > 5mEq/l
7. Hipokalsemia
– Kurang kalsium dlm plasma, ditandai: kram otot &
perut, kejang, bingung, kdr kalsium < 4,3 mEq/l
8. Hiperkalsemia
– Kdr kalsium berlebih dlm darah, ditandai: nyeri
tulang, relaksasi otot, batu ginjal, mual, kdr kalsium
>4,3 mEq/l
Gangguan/masalah kebutuhan
cairan & elektrolit (6)
9. Hipomagnesia
– Kurang kdr magnesium dlm darah,
ditandai: iritabilitas, tremor, kram,
takikardi, hipertensi, kejang, kdr
magnesium < 1,3 mEq/l
10.Hipermagnesia
– Kdr magnesium berlebih dlm darah,
ditandai: gangguan napas, koma, kdr
magnesium >2,5 mEq/l
Memantau haluaran urine dengan cermat
Mempertahankan pembatasan pemberian cairan
Mempertahankan masukan dan haluaran cairan
akurat
Memantau tanda-tanda gagal jantung kongestif (GJK)
dan oedema pulmoner
Retensi natrium dan air : gagal jantung, sirosis,
sindrom nefrotik, kelebihan pemberian
glukokortikosteroid
Fungsi ginjal abnormal : gagal ginjal akut atau
kronis dengan oliguria
Kelebihan pemberian cairan intravena (IV)
Perpindahan cairan intertisial ke plasma :
remobilisasi cairan setelah pengobatan luka bakar,
kelebihan pemberian larutan hipertonik (mis;
manitol, salin hipertonik) atau larutan onkotik
kolid (mis; albumin)
Diagnosa keperawatan
Ganguan volume cairan berhubungan dengan
kerusakan mekanisme regulasi (ketidakmampuan
ginjal mempertahankan keseimbangan tubuh),
kelebihan intake sekunder terhadap intake sodium
yang berlebihan, retensi sodium, hiperglikemia,
tidak taat pada batasan cairan.
Infus set 1 cc = 15 tetes Jumlah cairan cc/jam = tetes/menit
4
Infus set 1 cc = 20 tetes Jumlah cairan cc/jam = tetes/menit
3
Infus set 1 cc = 60 tetes Jumlah cairan cc/jam = tetes/menit
Dukungan nutrisi
Akses intravena
KOREKSI
RESUSITASI Otsu Salin-3 ® RUMATAN
Otsu-MgSO4 20 ®
Otsu-KCl 7.46 ®
Meylon 8.4%
ELEKTROLIT NUTRISI
KRISTALOID KOLOID KA-EN 1B® AMIPAREN®
Asering® Otsutran- 40® KA-EN 3A® AMINOVEL- 600®
Otsu - RL® Otsutran- 70® KA-EN 3B® PAN- AMIN G®
Otsu - NS® KA-EN 4A® MARTOS 10®
KA-EN 4B® TRIFLUID®
TRIPAREN®
KA-EN MG 3® Menjaga agar jalur vena
tetap terbuka
Mengganti kehilangan akut Memenuhi kebutuhan harian
elektrolit dan nutrisi
Penyebab : pH
Normal ….. 7,35 - 7,45
Pemakaian obat bersifat asam atau
alkali mempermudah terjadinya flebitis
Obat pH
Antibiotik 2,5 - 4,5
KCl 4,0 - 8,0
Primperan 2,5 - 4,5
Lasix 8,6 - 9,6
Morfin 3,0 - 6,0
Penyebab : Osmolaritas
Normal : 285 5 mOsm/L
Cairan Isotonik : Otsu NS, Otsu RL, Asering
Cairan Hipotonik : KA-EN 3B, Otsu D5
Cairan Hipertonik : Aminovel-600, Triparen
Contoh :
Amiparen + KAEN MG3 1L
(Jumbo Solumix) --- masukkan/
pindahkan Amiparen ke dalam
botol KAEN MG 3 1L melalui
connecting set yang tersedia,
setelah tercampur, berikan
kepada pasien dengan tetesan
sesuai kebutuhan
Pemilihan jarum
Ukuran : 14 G – 18 G Resusitasi, transfusi
20 G – 24 G Maintenance/Akses IV
Bahan - Polyurethane
Pelaksanaan fiksasi
Baik dan benar
Penyebab
Cairan infus terkontaminasi karena :
Teknik memasukkan obat ke botol
Teknik penggantian botol
Set infus terlepas dari sambungan
Teknik injeksi obat
Penggantian infus set
Tempat penusukan terkontaminasi karena :
Teknik penusukan jarum
Perawatan tempat penusukan
Penggantian jarum
Alat tidak steril
Tempat tidak bersih
Pencegahan
Pertahankan kebersihan lingkungan dan alat
Cuci tangan sebelum dan setelah tindakan
Pahami teknik dengan benar/baik
Infus set & jarum diganti tiap < 72 jam
Tempat penusukan didesinfektan (ganti balutan) setiap hari
3. Pasang 4. Masukkan
torniquet di IV cath
atas daerah dng sudut
insersi spt di atas
Intravenous Infusions
Sites of Possible Contamination
Insertion Site
Injection port
Administration set
Connection with …