Anda di halaman 1dari 44

ANATOMI

TUMBUHAN
Rizki Nisfi Ramdhini, M.Si
PENGAMATAN
MIKROSKOPIS
Pengamatan Makroskopis dan Mikroskopis
◦ Pengamatan makroskopik dan mikroskopik pada
tumbuhan  Mengetahui identitas suatu tanaman.
◦ Identitas suatu tanaman dapat dideskripsikan sehingga
dapat diketahui kebenaran suatu tanaman sesuai dengan
taksonominya
◦ Pengamatan makroskopik:
◦ Dilakukan dengan mata langsung ataupun bantuan
kaca pembesar, jangka sorong dan mistar
Mengukur panjang dan ketebalan suatu bagian
tanaman.
◦ Daun, rimpang, batang, dan bunga, suatu tanaman
umumnya menjadi bagian yang diamati secara
makroskopik.
◦ Pengamatan mikroskopik:
◦ Dilakukan untuk melihat bagian jaringan pada tanaman yang dibuat preparat jaringan yang diiris secara
melintang (cross section, disingkat c.s atau x.s) maupun membujur (longitudinal section, disingkat l.s).
◦ Irisan jaringan dibuat dengan menggunakan mikrotom yang kemudian jaringan dapat diawetkan maupun
dalam bentuk segar untuk selanjutnya diamati menggunakan mikroskop:
◦ Mikroskop monokuler Memiliki satu lensa saja yaitu lensa okuler.
◦ Mikroskop binokuler Memiliki dua lensa yaitu lensa okuler dan lensa obyektif.
TIPE IRISAN TUMBUHAN
1.Transverse section/cross section (sayatan melintang)
◦ Bagian tanaman disayat tegak lurus dengan sumbu horizontal dari bagian
tanaman.
◦ Bagian yang digunakan Daun, kulit kayu, rhizoma, akar, buah
◦ Tujuan dari pengamatan ini  Untuk melihat susunan jaringan.
2.Longitudinal Tangensial section 
◦ Bagian tanaman dipotong tegak lurus terhadap bagian radial longitudinal dan
tidak sampai bagian tengah organ.
◦ Bagian yang digunakaan Batang, rhizoma
◦ Pada bagian batang sayatan  ini digunakan untuk mengamati struktur vessel,
trakeid, parenkim aksial.
3.Longitudinal Radial section (sayatan radial/membujur)
◦ Bagian tanaman dipotong langsung pada bagian tengah dan sejajar dengan
sumbu utama (vertical).
◦ Sayatan digunakan untuk mengamati struktur paraenkim  radial (sel baring
dan sel tegak)
4.Paradermal section (sayatan paradermal)
◦ Bagian tanaman disayat pada permukaan organ tanaman sejajar dengan
permukaan.
◦ Bagian yang digunakan dapat berupa batang, daun, buah atau endocarp.
◦ Sayatan ini biasa digunakan untuk pengamatan stomata atau bentuk
epidermis, cork pada batang atau bentuk sklereid pada endocarp kelapa.
Metode  preparasi jaringan tumbuhan
Berdasarkan daya simpan
1.Preparat segar Preparat yang setelah proses penyayatan langsung
diamati dibawah mikroskop tanpa adanya proses pengawetan.
2.Preparat semi permanen Preparat yang dibuat dengan proses
pengawetan namun tidak bertahan lama contoh menggunakan gliserin,
metode cetakan, dan metode smear/squash.
3.Preparat permanen Preparat yang dibuat dengan proses pengawetan
dan perekat (Entelan/Canada balsam) dan mampu disimpan sampai
puluhan tahun contoh preprat yang dibuat dengan paraffin dan cryostat.
Metode pembuatan sedian pada tumbuhan
1. Whole Mount
◦ Digunakan untuk membuat preparat organisme utuh atau
sebagian kecil yang nantinya akan diamati di bawah mikroskop
tanpa atau dengan penyayatan.
◦ Contoh  lumut, sori paku, trikoma dan stomata
2. Squash (pencet) Digunakan untuk mendapatkan suatu
sediaan dengan cara memejet sebuah objek diatas gelas objek
atau kaca preparat. 
3. Smear (apus)
◦ Terbatas pada beberapa penerapan pada sel-sel yang tidak
disatukan dengan kuat satu sama lain, seperti pada lamela
tengah.
◦ Pada tumbuhan tingkat tinggi seperti pada mikrosporosit yang 
mulai membulat.
Metode pembuatan sedian
4.Paraffin ( embedding dan pewarnaan Safranin dan Fast Green Johansen)
◦ Membuat sayatan setipis mungkin untuk pengamatan objek dengan bidang
penyayatan yang berbeda ditanam di dalam lilin paraffin dan disayat dengan
mikrotom.
◦ Prinsip untuk menggantikan air yang ada dalam jaringan menggunakan medium
paraffin, sehingga jaringan tetap utuh dan terlihat sama mendekati aslinya saat
dilakukan pengamatan pada mikroskop. 
◦ Embedding menggunakan paraffin ini akan memudahkan proses penyayatan bagian
jaringan tumbuhan sehingga didapat preparat sayatan yang tipis dan terlihat jelas
anatomi bagian dari jaringan tumbuhan tersebut.
5. Maserasi:
◦ Pembuatannya dengan cara pembusukan buatan (melunakkan jaringan tertentu)
dengan menggunakan cairan maserator.
◦ Proses membusuknya jaringan yang mudah hancur akan terbuang, sementara
jaringan yang tidak rusak akibat cairan maserator akan tetap bertahan dan utuh.
◦ Memisahkan  ikatan antar dinding sel dengan cara  direndam dalam larutan asam dan
dipanaskan.
◦ Misalnya untuk pengamatan serat dan komponen-komponen pembuluh angkut.
4. Mikrokimia (Microchemist)
◦ Menggunakan suatu zat warna untuk mengetahui suatu kandungan kimia pada jaringan tumbuhan.

Zat warna Fungsi Zat warna Fungsi


Aquadest Medium yang dapat melihat objek Millon Mendeteksi adanya butir aleuron dalam
preparat
Alkohol 96% Medium untuk objek mengandung lendir Sudan III atau IV Mendeteksi minyak dan suberin atau kutin
Gliserin Medium untuk bahan tahan lama Asam Pikrat mendeteksi adanya butir aleuron dalam
preparat, selain itu berguna sebagai larutan
HCL 25% Mendeteksi kristal Ca oksalat dan kalsium karbonat dalam sel fiksatif jaringan berkitin
Mayer mendeteksi adanya alkaloid
Kloral hidrat Menjernihkan preparate amylum Anilin Sulfat Mendeteksi adanya lignin.
FeCL3 Identifikasi tanin

Larutan Iodium KI Memberi warna pada amylum (biru)

Kristal KCIO3 Identifikasi emetin pada ipeca radix

NaOH/KOH Identifikasi glikosida antraquinon

Asam Asetat Glasial Mendeteksi adanya kristal kalsium oksalat dalam sel

Floroglusin mendeteksi lignin jika ditambah HCl pekat dengan volume sama
(Phloroglucinol)
Pengamatan Amilum
ANATOMI ORGAN
TUMBUHAN
Jaringan Tumbuhan
◦ Merupakan sekumpulan sel yang memiliki bentuk serta fungsi yang sama
◦ Pada tumbuhan terdapat 2 tipe jaringan:
1. Jaringan meristem Jaringan yang selalu aktif membelah
2. Jaringan Permanen
◦ Jaringan yang berasal dari jaringan meristem primer yang telah berdiferensiasi sehingga mengalami perubahan
bentuk dan fungsi
◦ Berdasarkan fungsinya jaringan permanen kita bedakan menjadi 4, yaitu Jaringan Epidermis, Parenkim, Penyokong
dan Pengangkut
1. Epidermis
◦ Melindungi bagian dalam tumbuhan dari lingkungan luar.
◦ Sel-sel di jaringan epidermis ini bisa berkembang menjadi alat-alat tambahan lain seperti Stomata (mulut
daun), Trikoma, Spina (duri), Bulliform (sel kipas), Sel kersik dan Velamen.
2. Parenkim
◦ Jaringan dasar karena jaringan parenkim menyusun sebagian besar jaringan pada akar, batang, daun, dan buah
3. Penyokong
◦ Menguatkan batang dan daun biar tegak, melindungi biji atau embrio, memperkuat jaringan parenkim dan
melindungi jaringan pengangkut
4. Pengangkut
◦ Jaringan pengangkut ini mengangkut air dan unsur hara, serta mengedarkan zat makanan hasil fotosintesis dari
satu bagian tumbuhan ke bagian lain. 
◦ Berdasarkan fungsinya, jaringan pengangkut terbagi menjadi dua yaitu xilem dan floem
1. Akar Jenis Perbedaan
Sistem perakaran
Monokotil
Serabut Tunggang
Dikotil

Kaliptra Terlihat jelas Terlihat tidak jelas


Perisikel Terdiri dari beberapa
lapis sel yang
berdinding tebal
Hanya membentuk
cabang akar
Xilem dan Floem Kolateral tertutup: Kolateral terbuka:
Letaknya berselang- Xilem terletak di
seling dalam dan Floem
terletak di luar
Empulur Tidak memiliki Terletak pada pusat
empulur akar dan luas
Kambium Tidak ada Ada Terbentuknya
diameter batang yang
membesar
1. Epidermis
◦ Dilapisi zat gabus sebagai pelindung sel-sel di bawahnya
◦ Terdapat penonjolan yang membentuk rambut bersifat semipermeable Mudah masuknya air dan hara
mineral ke dalam jaringan akar

2. Korteks
◦ Berada setelah epidermis
◦ Tersusun dari jaringan parenkim yang relatif renggang dengan jaringan penguat yang jumlahnya lebih sedikit.
◦ Berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.
3. Endodermis
◦ Penyusun akar setelah korteks yang terdiri dari selapis sel
◦ Pada dinding sel yang tegak lurus dengan silinder pusat terdapat penebalan zat
gabus membentuk pita kaspari
◦ Tidak dapat ditembus oleh air sehingga bagian endodermis yang mengambil
alih sebagai pengatur masuknya air dan hara mineral dari korteks ke silinder
pusat (stele).

4. Silinder Pusat (Stele)


• Jaringan paling dalam yang menyusun akar tumbuhan.
• Terdapat perisikel,jaringan pengangkut dan empulur:
a) Jaringan Perisikel (perikambium):
◦ Lapisan terluar stele
◦ Pertumbuhan perisikel kearah luar membentuk akar cabang Bersifat
meristematik
◦ Dalam tanaman yang menunjukkan pertumbuhan
sekunder, Perisikel menghasilkan kambium vaskular (xilem dan floem)
dan kambium gabus yang memiliki lapisan lilin yang melapisi tanaman
terhadap zat berbahaya dari luar dan mencegah kehilangan air dari
dalam.
b) Jaringan Pengangkut
• Terdiri dari jaringan xylem dan floem
• Xilem dan floem terpisah dan berselang-seling,
yang lebih dikenal dengan tipe radial
◦ Floem Pengangkut hasil fotosintesis dari
daun ke seluruh bagian tumbuhan.
◦ Xilem Mengangkut air dan hara mineral dari
akar menuju batang dan daun.
c) Empulur
b) Empulur tersusun dari sel-sel parenkim
c) Pada batang yang berkayu (Dikotil), anggota empulur
terletak di sisi dalam jaringan kayu dan merupakan pusat
batang.
d) Pada monokotil terdapat dalam stele Beberapa
menghilang
2. Batang Jenis Perbedaan Monokotil Dikotil
Morfologi Batang Ukuran sama Pangkal besar, semakin
ke ujung semakin kecil
Percabangan Tidak ada Ada
Berkas pengangkut Kolateral tertutup: Kolateral terbuka: Xilem
Letaknya berselang- terletak di dalam dan
seling Floem terletak di luar

Kambium Tidak ada ada


Pertumbuhan sekunder Tidak mengalami Mengalami
Korteks-Stele (silinder Dapat dibedakan Tidak dapat bedakan
pusat)
Jaringan Penyusun Batang
1. Epidermis
◦ Selnya tersusun rapat dan hanya memiliki satu lapis sel yang
memiliki trikomata
◦ Jaringan terluar dari tumbuhan dan terkuat yang berfungsi
untuk melindungi jaringan dibawahnya
◦ Pada umumnya dilapisi oleh kutikula yang mencegah air
keluar dari batang sehingga batang tidak kekurangan air.
◦ Sifat sel epidermis Mampu bermitosis  yang selalu aktif
membelah untuk mengimbangi suatu pertumbuhan batang.
◦ Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder,
epidermis pecah dan diisi oleh jaringan gabus yang
dihasilkan oleh kambium gabus (felogen). Ada bagian yang
tidak terlapisi jaringan gabus yang disebut lentisel tempat
pertukaran gas dan penguapan
2. Korteks
◦ Korteks terdiri dari korteks luar yang dekat dengan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim dan korteks
dalam yang tersusun atas jaringan parenkim yang memiliki bentuk tidak beraturan, sehingga korteks
memiliki banyak ruang antar sel.
◦ Jaringan kolenkim  Kolenkim berasal dari meristem dan dari parenkim yang berfungsi sebagai
penguat pada tumbuhan yang muda dan sedang tumbuh dan pada tumbuhan basah
◦ Jaringan parenkim Terdiri dari sel-sel hidup, yang pada batang berfungsi untuk menyimpan
cadangan makanan, jaringan pengangkut, tempat cadangan air dan tempat menyimpan udara
3. Endodermis
◦ Terdiri selapis sel sebagai pemisah antara korteks dan stele
◦ Endodermis adalah lapisan sel yang mencegah nutrisi
meninggalkan struktur tumbuhan dan kembali ke tanah
◦ Terdiri dari sel parenkim tunggal berlapis dan berbentuk
barel.
◦ Karena sel-sel ini mengandung banyak butiran pati, ini juga
disebut selubung pati.
◦ Lapisan-lapisan ini bekerja bersama untuk menyerap air dan
nutrisi, yang penting untuk menjaga tanaman tetap hidup
◦ Sel-sel endodermis mengalami penebalan zat gabus pada
dindingnya membentuk seperti titik-titik titik caspari
◦ Pita kaspari berfungsi untuk menghalangi lewatnya cairan
melalui celah antara dinding sel satu dengan lainnya
(apoplas), sehingga cairan hanya mengalir melalui
sitoplasma (simplas) pada sel-sel endodermis Mengatur
jumlah cairan dan mineral yang dapat masuk menuju xilem
4. Stele (Silindir Pusat)
◦ Terletak di bagian terdalam pada batang.
◦ Terdiri dari 2 lapisan:
◦ Perisikel atau perikambium
 Bersifat meristematik Aktif membelah
menghasilkan sel-sel baru
 Pada dikotil menyebabkan pertumbuhan
sekunder pertambahan diameter batang
◦ Berkas pengangkut:
 Terdiri dari jaringan xylem dan floem
 Xilem dan floem terpisah dan berselang-seling, yang
lebih dikenal dengan tipe radial
 Floem Pengangkut hasil fotosintesis dari daun
ke seluruh bagian tumbuhan.
 Xilem Mengangkut air dan hara mineral dari
akar menuju batang dan daun.
◦ Xylem terdiri dari trakeid dan unsur pembuluh.
◦ Trakeid ditemukan di dalam xylem hampir semua tumbuhan vaskuler.
Selain trakeid, sebagian besar angiosperma, dan beberapa gimnosperma
dan tumbuhan vaskuler tidak berbiji, memiliki unsur-unsur pembuluh
◦ Trakeid adalah sel-sel yang panjang dan tipis dengan ujung meruncing
◦ Dinding sekunder trakeid diperkeras oleh lignin, yang mencegah sel-sel
runtuh akibat tegangan transport air dan juga memberi dukungan.
◦ Unsur-unsur pembuluh umumnya lebih lebar, lebih pendek, berdinding
tipis, dan kurang meruncing dibandingkan trakeid
◦ Unsur-unsur xylem terdiri dari unsur trakeal, serat xylem, dan parenkim
xylem.
◦ Jaringan Floem terdiri dari:
1. Pembuluh
◦ Unsur penyusun pembuluh terdiri dari dua bentuk:
◦ Sel tapis yang merupakan sel tunggal dan bentuknya memanjang dengan
bidang lapisan terletak di samping atau ujung sel (pada tumbuhan
Pteridophyta dan Gymnospermae).
◦ Buluh tapis (terdapat pada Angiospermae), berupa jaringan sel-sel
memanjang yang masing-masing merupakan bagian dari buluh itu dan
dihubungkan oleh satu atau lebih bidang tapisan biasanya terletak di ujung
sel
◦ Jumlah bidang tapisan yang terdapat pada pembuluh berbeda-beda tergantung
pada jenis tumbuhannya. Selain itu besarnya lubang tapisan juga bervariasi,
umumnya yang besar terdapat di ujung sel
◦ Dinding sel unsur penyusun pembuluh adalah selulose, tidak pernah dijumpai
penebalan lignin
2. Sel pengiring
◦ Berupa untaian sel-sel hidup yang menyerupai parenkim, serta memiliki
nukleus, plastid, dan plasmodesma yang bercabang. 
◦ Sel pengiring berperan dalam proses keluar-masuknya zat-zat makanan
melalui pembuluh tapis.
3. Parenkim floem
◦ Sel parenkim ini secara fungsional berintegrasi dengan sel pengiring.
◦ Bentuk sel parenkim ini memanjang dan sumbu panjangnya sejajar
dengan sumbu jaringan pengangkut.
◦ Pada saat floem masih aktif, sel parenkim ini tidak mengalami
penebalan dinding. Kemudian bila floem itu tidak berfungsi lagi,
parenkim ini akan berubah menjadi sklerenkim atau menjadi felogen

4. Serabut floem
◦ Serabut floem terdapat baik pada floem primer maupun sekunder.
◦ Serabut ini segera membentuk dinding sekunder setelah selesai
pertumbuhan memanjangnya.
◦ Umumnya penebalan itu berupa lignin, ada yang selulose. Noktah
yang terjadi sederhana.
◦ Serabut ini berfungsi sebagai penguat sejak awal atau terjadi dari
parenkim floem setelah sel pembuluh tidak berfungsi lagi.
5. Kambium
◦ Lapisan jaringan meristematic Pertumbuhan
sekunder
◦ Terdiri dari:
1.Kambium Vaskuler
◦ Kambium yang terdapat di dalam berkas
pengangkutan.
◦ Pada kambium vaskuler yang mana sel selnya
kearah dalam akan membentuk Xilem sedangkan
apabila ke arah luar membentuk floem, kemudian
apabila ke samping akan menyusun jaringan
meristematis yang sangat berfungsi untuk
memperluas kambium.
2.Kambium Intervaskuler
◦ Kambium yang terletak berada di antara 2 berkas
yang terdapat di luar berkas pengangkutan.
◦ Fungsi menyusun sejumlah jari-jari empulur.
6. Empulur
◦ Empulur tersusun dari sel-sel parenkim.
◦ Pada batang yang berkayu, anggota empulur terletak di sisi dalam jaringan
kayu dan merupakan pusat batang.
◦ Jaringan empulur muda biasanya berwarna putih atau coklat pucat, dan
menjadi gelap seiring dengan semakin matangnya jaringan.
◦ Pada perkembangan kesudahan, empulur berupa jaringan lunak, jaringan
yang berisi pati (seperti pohon sagu), atau ruang kosong (seperti pada rumput
atau bambu)
3. Daun

Jenis Perbedaan Monokotil Dikotil


Mesofil 1. Jaringan mesofil tidak 1. Sel-sel mesofil terdiri atas
mengalami diferensiasi dua tipe, jaringan palisade
menjadi jaringan tiang dan dan jaringan spons.
jaringan spons
2. Terdiri sel-sel parenkim 2. Jaringan mesofil selalu
dengan kloroplas dan ruang mengandung kloroplas.
antar sel di antaranya namun
jumlahnya sedikit

Berkas pengangkut Terdiri dari xilem dan floem yang Memiliki berkas pembuluh yang
letaknya tidak teratur. terdiri dari xilem dan floem yang
letaknya teratur.
Jaringan Penyusun Daun
1. Epidermis
◦ Lapisan terluar yang menutup permukaan atas dan bawah
daun.
◦ Fungsinya sebagai pelindung jaringan di bawahnya,
mencegah penguapan, menyimpan cadangan air,
pertukaran gas.
◦ Derivat epidermis:
1. Kutikula Sebuah lapisan yang posisinya berada di
permukaan batang. Fungsinya untuk mencegah
kekeringan.
2. StomataMulut daun yang letaknya berada di bawah
daun untuk tumbuhan darat. Sedangkan tumbuhan air
stomatanya dapat dilihat dari permukaan atasnya daun.
3. TrikomataTermasuk bagian dari rambut daun yg
memberi perlindungan terhadap tumbuhan, bisa
menjadi alat hisap air, garam, maupun tanah,
menyebarkan biji-biji, dan membantu fungsi epidermis
dalam melakukan pencegahan terhadap uap yang
berlebihan.
4. Bulliform dan Velamen Mempunyai bentuk seperti
gelembung dan juga berukuran besar yang letaknya
berada di permukaan atas daun.
◦ Bulliform/sel kipas untuk melindungi daun dari
paparan sinar matahari yang berlebih dengan cara
menggulung.
◦ Velamen bentuknya seperti spons yang mempunyai
fungsinya untuk melindungi pembuluh vaskuler dan
juga memberi perlindungan kepada akar supaya
tidak kehilangan air
2.Mesofil
◦ Jaringan yang dibentuk dari partikel parenkim palisade atau biasa disebut sebagai jaringan penyokong.
◦ Fungsi dari jaringan mesofil ini sebagai :
1. Sebagai tempat untuk jaringan palisade atau jaringan tiang yang terdapat pada daun
2. Sebagai tempat untuk jaringan spons (jaringan bunga karang)
3. Tempat untuk fotosintesis.
4. Tempat untuk menyimpan hasil sementara dari fotosintesis untuk tumbuhan.
◦ Jaringan mesofil sendiri terbagi lagi menjadi 2 bagian yaitu jaringan palisade dan jaringan bunga karang.
a) Jaringan palisade (tiang)
◦ Bentuk seperti jaringan pagar, mempunyai sel – sel yang disusun secara
rapat untuk memisahkan bagian jaringan dan juga bagian spons yang
terdapat di dalam jaringan suatu tumbuhan.
◦ Berfungsi dalam proses fotosintesis
b) Jaringan spons (bunga karang)
◦ Jaringan ini termasuk sel-sel dari parenkim, berbentuk hexagonal,
susunannya longgar dibandingkan jaringan palisade.
◦ Berfungsi:
◦ Penyimpan hasil fotosintesis yang telah dilakukan Jaringan palisade
◦ Untuk menyimpan gas dan juga oksigen
3. Berkas Pengangkut
◦ Pada daun terdapat urat-urat halus (tulang daun) yang
berperan sebagai pembuluh “sistem transport” yang
membawa makanan ke seluruh bagian tumbuhan
◦ Berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem, terdapat pada
tulang daun.
◦ Sel xilem mengalirkan air dan mineral
◦ Sel floem mengedarkan zat-zat organik hasil fotosintesis
4. Jaringan Penguat
◦ Memperkuat Atau Menyokong Tubuh Tumbuhan
◦ Terdiri dari jaringan kolenkim dan sklerenkim
1. Jaringan Kolenkim
◦ Jaringan penguat atau penyokong pada organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan
serta juga pengembangan.
◦ Tersusun dari sel-sel hidup, memiliki bentuk memanjang serta umumnya memiliki dinding dengan
penebalan yang tidak teratur Terutama terjadi pada bagian sudutnya serta juga terdiri atas bahan
selulosa yang tebal.
◦ Jaringan kolenkim hanya memiliki dinding primer yang Lunak Lentur Serta Juga tidak berlignin.
◦ Isi Selnya Dapat Mengandung Tanin Serta Kloroplas. Kolenkim Ini Dapat Ditemukan Pada Batang,
Daun, Bunga, Serta Buah Dan Juga Akar Yang Terkena Sinar Matahari.
◦ Terdiri dari beberapa jenis:
a) Kolenkim Angular (Sudut),
Merupakan suatu Jaringan Kolenkim Yang Mengalami Penebalan Pada Bagian-Bagian Sudutnya. Jaringan Kolenkim
Tersebut Dapat Ditemukan Pada Daun-Daunan, Misalnya Seperti Daun Tanaman Seledri.
b) Kolenkim Lamellar (Tangensial),
Merupakan Jaringan Kolenkim Yang Mengalami Penebalan Pada Bagian Dinding Sel Yang Tangensial Atau Juga
Menjalar Saja. Jaringan Ini Menopang Kekuatan Lapisan Luar Struktur Tanaman, Seperti Misalnya Pada Batang Atau
Pun Daun.
c) Kolenkim Annular
Merupakan Jaringan Kolenkim Yang Dinding Selnya Itu Menebal Dengan Rata. Jenis Kolenkim Ini Jarang Sekali
Ditemukan Karena Hanya Terdapat Di Daun Wortel Serta Juga PadaBeberapa Tanaman Merambat.
d) Kolenkim Lakunar (Lacunate),
Merupakan Jaringan Kolenkim Yang Mengalami Penebalan Pada Permukaan Ruang Antar Sel.
2. Sklerenkim
◦ Jaringan Sklerenkim Merupakan suatu Jaringan Penguat Atau Jaringan Penyokong Dengan Dinding Sekunder Yang Tebal
Disebabkan Mengandung Zat Lignin.
◦ Jaringan Sklerenkim Ini Hanya Dijumpai Pada Organ Tumbuhan Yang Tidak Lagi Mengadakan Pertumbuhan Serta Juga
Perkembangan.
◦ Jaringan Sklerenkim Ini Terdiri Atas Serabut Sklerenkim (Serat Sklerenkim) dan Sklereid (Sel Batu).
◦ Serabut Sklerenkim Memiliki Bentuk Yang Panjang, Ramping, Serta Juga Terdapat Dalam Bentuk Untaian Atau Juga
Lingkaran. Serabut Sklerenkim Ini Dapat/Bisa Ditemukan Pada Serat Rami, Agave, Serta Hibiscus Sabdariffa.
◦ Sklereid (sel batu):
 Mempunyai ukuran yang lebih pendek dan mempunyai bentuk yang tidak beraturan.
 Sklereid Ini Dapat Ditemukan Pada Seluruh Bagian Tumbuhan Terutama Kulit Kayu, Pembuluh Tapis Serta Juga Biji.
 Pada Tempurung Kelapa Hampir Seluruhnya Ini Terdiri Atas Sklereid. Sel Batu Pada Buah Dapat Memberikan Ciri Khas,
Misalnya Seperti Struktur Berpasir Pada Kulit Buah Serta Juga Daging Buah Pir Atau Juga Butiran Berpasir Pada Daging
Buah Jambu Biji.
4. Bunga
1. Daun kelopak (sepal) dan daun mahkota (petal).
◦ Struktur anatomi sepal dan petal menyerupai daun fotosintesis, tersusun atas tiga
sistem jaringan:
◦ Epidermis
◦ Jaringan dasar
◦ Jaringan pembuluh.

◦ Terdiri dari sel-sel parenkim


◦ Ditemukan adanya stomata dan trikoma
◦ Ditemukan sel yang mengandung latisifier dan idioblas seperti kristal dan tanin.
◦ Pada Sepal jaringan dasarnya tidak terdiferensiasi menjadi palisade dan spons.
2. Stamen
◦Terdiri dari filamen dan antera di bagian distal
1.Filamen
◦Tersusun oleh jaringan dasar, yaitu sel-sel
parenkimatis yang mempunyai vakoula, tanpa ruang
antar sel
◦Epidermis filamen mempunyai kutikula dan pada
spesies tertentu mempunyai trikoma.

2.Antera:
◦Mempunyai struktur yang sangat kompleks, terdiri
dari dinding yang berlapis-lapis
◦Antera umumnya berisi 4 kantong sari
(mikrosporangia) yang di dalamnya banyak serbuk
sari/polen yang berpasangan dalam 2 lobus.
◦Kedua lobus dipisahkan oleh suatu jaringan steril
disebut konektivum.
3. Polen/Serbuk Sari
◦ Sel gamet jantan pada bunga yang berbentuk
butir-butir halus berwarna kuning yang
dihasilkan oleh tumbuhan berbunga
(Spermatophyta) yang terdapat di ujung
benang sari bunga

Dinding serbuk sari terdiri dari dua lapisan utama:


1. Intin yang lunak di bagian dalam
2. Eksin yang keras di sebelah luar.
• Neksin: bagian yang tidak berlekuk di sebelah dalam
• Seksin: bagian yang menunjukkan pola lekukan khas Gambar: Polen lilium
disebelah luar 1. Polen, 2. Polen yang berkecambah, 3. Inti, 4.
Eksin, 5. Intin
4. Karpel/putik dan Ginesium
◦ GinesiumStruktur yg dibentuk beberapa karpel
◦ Dapat dibedakan:
◦ Bagian fertil: Bakal buah/ovary
◦ Bagian steril: Stilus/tangkai putik dan stigma/kepala
putik

• Bagian-Bagian Putik:
1. Bakal buah (ovarium) bagian putik yg membesar
dan duduk pada dasar bunga
2. Tangkai kepala putik bagian putik yg sempit dan
terdapat di atas bakal buah
3. Kepala putik (stigma) bagian putik yang paling
atas terletak pada ujung tangkai kepala putik
5. Bakal Buah

Anda mungkin juga menyukai