Anda di halaman 1dari 42

Asuhan Keperawatan

Osteoarthritis
Dosen Pembimbing :
Christina Dewi P. S.Kep., Ns., M.Kep
KELOMPOK 2 :
1. Fakhri Akmal Zaki (10219024) 13. Farida Fitri Wahyuni (10219025)
2. Femilia Nofitarina (10219026) 14. Firda Rahma Fauziah (10219027)
3. Fredy Ricamahendra (10219028) 15. Hilda Tanti Yuliana (10219029)
4. Intan Nur Fadilah (10219030) 16. Joan Nita Mukti Soleha (10219031)
5. Kharisma Dwi Anggana (10219032) 17. Kirana Roihani Sholihati (10219033)
6. Listianing (10219034) 18. Lulu Habiba Nailarifda (10219035)
7. Maria Ulfa Agustina (10219036) 19. Meylisa Anastasya (10219037)
8. Miftakhul Nadia (10219038) 20. Muhammad Tabi’u A R (10219039)
9. Neti Yulia Agustin (10219040) 21. Niken Ayu Aprilita (10219041)
10. Niken Wulandari (10219042) 22. Nur Khulud Hibatullah (10219043)
11. Nurul Kholifatun Nisa’ (10219044) 23. Prischa Septi Diana (10219045)
12. Putri Agustin (10219046)
Definisi
Osteoarthritis adalah suatu gangguan persendian dimana terjadi
perubahan berkurangnya tulang rawan sendi dan terjadi hipertropi tulang
hingga terbentuk tonjolan tulang dan permukaan sendi (osteopit).
Etiologi
1.      Usia/Umur

2.      Jenis Kelamin

3.      Ras

4.      Faktor Keturunan

5.      Faktor Metabolik/Endokrin

6.      Faktor Mekanis


Patofisiologi
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak
meradang, dan progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan,
rawan sendi mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan
pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi sendi.
Lanjutan
Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan.
Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan
ruang sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut. Perubahan-perubahan
degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa tertentu misalnya cedera
sendi infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan sendi lainnya akan
menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik.
WOC
Manifestasi Klinis

1. Nyeri bertambah dengan aktivitas, membaik dengan istirahat, terasa paling nyeri pada
akhir hari, dan seiring dengan memburuknya penyakit, menjadi semakin parah, sampai pada
tahap dimana pergerakan minimal saja sudah menimbulkan rasa nyeri
2. Nyeri pada malam hari, yang mengganggu tidur
3. Kejang otot
4. Kekakuan sendi paling ringan pada pagi hari namun terjadi berulang-ulang sepanjang hari
dengan periode istirahat dan dinamakan sebagai “gelling” setelah masa inaktivasi
Lanjutan

5. Pembengkakan tulang atau jaringan lunak


6. Terjadi kelainan pada sendi, seperti :
- Tangan, terutama pada sendi-sendi jari
- Lutut
- Panggul, dibagian selangkangan atau paha bagian dalam
- Kaki, terutama ibu jari kaki
- Tulang belakang, terutama dibagian panggung bawah, tetapi vertebrata dileher
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan cairan sendi :
- Untuk mengetahui apakah ada kelainan pada cairan sinovial
2. Pemeriksaan imunologi :
- Pemeriksaan imunologi masih dalam batas – batas normal. Pada OA yang disertai
peradangan sendi dapat dijumpai peningkatan ringan sel peradangan (< 8000 / m) dan
peningkatan nilai protein.
Pemeriksaan diagnostik

1. Permeriksaan rontgen/X-ray

2. Pemeriksaan radiografi

3. MRI
Komplikasi

1. Komplikasi kronis : Komplikas kronis berupa malfungsi tulang yang signifikan yang terparah ialah
terjadinya kelumpuhan

2. Komplikasi akut : Osteonecrosis, Ruptur Baker Cyst, dan Bursitis


Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Medis
- Analgetik seperti paracetamol
- OAINS dosis rendah bila tidak terdapat kontraindikasi
- OAINS dosis penuh seperti dekstropropoksifen atau tramadol bila nyeri tidak resposif
terhadap terapi dosis rendah
Lanjutan

2. Penatalaksanaan Keperawatan
- Terapi fisis
- Pengurangan beban sendi
- Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoarthritis oleh karena sifatnya menahun dan
ketidakmampuan yang ditimbulkannya.
ASKEP KASUS
Suatu hari datanglah seorang pasien bersama suaminya di Rumah Sakit
HVA Pare. Beliau bernama Ny. E umur 45 tahun. Ia datang ke Rumah Sakit
dengan keluhan bahwa ia sulit menggerakkan bagian lengan dan kakinya,
namun saat mencoba untuk di gerakkan, pasien terlihat meringis dan
mengeluh nyeri pada bagian yang digerakkan. Saat di Tanya oleh perawat
pasien mengatakan bahwa ia merasakan nyeri tersebut sudah 2 minggu
yang lalu, ia mengira bahwa itu hanya efek biasa dari kelelahan. Namun
dengan berjalannya waktu, rasa nyeri tersebut tidak mereda dan semakin
sulit untuk di gerakkan. Sehingga ia merasa tubuhnya tidak berguna lagi
dan merasa bersalah pada dirinya sendiri karna tidak segera membawanya
ke Rumah Sakit.
 
Pengkajian Keperawatan
Identitas Klien
Identitas Penanggung Jawab :
Identitas klien meliputi :
Nama : Tn. A
Nama : Ny. E
TTL : Kediri, 6 Februari 1971
TTL : Kediri, 13 Januari 1976
Umur : 50 Tahun
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Agama : Islam
Alamat : Karangdinoyo – Kepung
Alamat : Karangdinoyo – Kepung
Pekerjaan : Wiraswasta
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Hubungan dengan Pasien : Suami
Dx Medik :
Keluhan Utama

Ny. E mengatakan bahwa ia sulit menggerakkan bagian lengan dan kakinya, namun
saat mencoba untuk di gerakkan, pasien terlihat meringis dan mengeluh nyeri pada
bagian yang digerakkan. Saat di Tanya oleh perawat pasien mengatakan bahwa ia
merasakan nyeri tersebut sudah 2 minggu yang lalu, ia mengira bahwa itu hanya efek
biasa dari kelelahan. Namun dengan berjalannya waktu, rasa nyeri tersebut tidak
mereda dan semakin sulit untuk di gerakkan. Sehingga ia merasa tubuhnya tidak
berguna lagi dan merasa bersalah pada dirinya sendiri karna tidak segera
membawanya ke Rumah Sakit.
Riwayat Kesehatan Sekarang

Ny. E mengatakan bahwa ia sulit menggerakkan bagian lengan dan kakinya,


namun saat mencoba untuk di gerakkan, pasien mengeluh nyeri pada bagian
yang digerakkan. Saat di Tanya oleh perawat pasien mengatakan bahwa ia
merasakan nyeri tersebut sudah 2 minggu yang lalu, ia mengira bahwa itu
hanya efek biasa dari kelelahan. Namun dengan berjalannya waktu, rasa
nyeri tersebut tidak mereda dan semakin sulit untuk di gerakkan. Kemudian
pada 17 September 2021 di bawa ke puskesmas Karangdinoyo diperiksa
Dokter dan selanjutnya diberi rujukan RS HVA Pare.
Riwayat Kesehatan Dahulu Pemeriksaan Fisik

- Pasien mengatakan pernah operasi Keadaan umum


amandel 2004 Kesadaran : Compos metis
- Pasien punya riwayat hipertensi, Status gizi :
setiap bulan kontrol di puskesmas TB = 150 cm
BB = 45 Kg
Tanda vital
Riwayat Kesehatan Keluarga TD = 130/80 mmHg
Nadi= 88x/mm
Pasien mengatakan bahwa ibu dari Suhu = 36,5 C
pasien mempunyai penyakit hipertensi RR = 22 x/mm
 
Skala nyeri = 6
Riwayat Psikososial
Aspek Psiko-Sosial-Spiritual

Pemeliharaan dan pengetahuan terhadap Pola hubungan


kesehatan Pasien menyatakan hubungan dengan
S. Pasien mengatakan sehat itu mahal harganya masyarakat/ tetangga harmonis tidak ada
O. Pasein mengatakan sakit lutut kaki kanan masalah

Kognitif dan persepsi tentang


penyakitnya Koping atau toleransi stress
Pasien menyatakan tidak merasa Pasien selalu berpikir positif biar tidak stres
malu dengan penyakitnya
Selanjutnya….

Konsep diri

Gambaran diri : Bagian tubuh pasien tidak terdapat


kecacatan.

Harga diri : Hubungan pasien dengan keluarga,


masyarakat baik.

Ideal diri : Pasien mengharapkan sembuh dan dapat


beraktifitas seperti dahulu.

Identitas diri : Pasien mengatakan bahwa dirinya


perempuan harus dapat bekerja
ANALISIS DATA
No. Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS: Kondisi muskuloskeletal kronis Nyeri kronis
Pasien menyatakan nyeri pada
bagian yang digerakkan
 
DO:
Pasien tampak meringis
TD : 130/80
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,50C
RR : 22x/menit
Selanjutnya…
2. Gangguan mobilitas
DS: Kerusakan integritas
fisik
Pasien mengatakan sulit struktur tulang
menggerakkan bagian
lengan dan kakinya
 
DO:
TD : 130/80
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,50C
RR : 22x/menit
Selanjutnya…
3. Kurang informasi tentang Defisit pengetahuan
DS:
kesehatan
Pasien mengatakan bahwa nyeri
tersebut sudah 2 minggu yang lalu,
ia mengira bahwa itu hanya efek
biasa dari kelelahan
 
DO:
TD : 130/80
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,50C
RR : 22x/menit
Selanjutnya…
4. DS: Harga diri rendah
Pasien mengatakan bahwa Perubahan pada citra tubuh situasional
tubuhnya tidak berguna lagi  
dan merasa bersalah pada
dirinya sendiri karna tidak
segera membawanya ke
Rumah Sakit.
 
DO:
TD : 130/80
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,50C
RR : 22x/menit
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi muskuloskeletal kronis ditandai dengan
Pasien menyatakan nyeri pada bagian lengan dan kakinya

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang


ditandai dengan pasien mengatakan sulit menggerakkan bagian lengan dan kakinya

3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan


Pasien mengatakan bahwa nyeri tersebut sudah 2 minggu yang lalu, ia mengira bahwa itu
hanya efek biasa dari kelelahan

4. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan perubahan pada citra tubuh ditandai
dengan Pasien mengatakan bahwa tubuhnya tidak berguna lagi dan merasa bersalah pada
dirinya sendiri karna tidak segera membawanya ke Rumah Sakit.
Intervensi Keperawatan

Nama : Ny. E
Dx Medis : Osteoarthritis
No.Rekam medis : R1920639A
Tanggal :17 September
2021
Selanjutnya…
No dx Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
1. Nyeri kronis Setelah dilakukan Kriteria hasil yang Manajemen Nyeri
intervensi diharapkan: Observasi :
keperawatan - Melaporkan bahwa - Identifikasi skala
selama 1x24 jam nyeri berkurang nyeri
maka di harapkan dengan menggunakan - Identifikasi faktor
nyeri kronis manajemen nyeri yang memperberat
teratasi. - Tingkat nyeri dan memperingan
berkurang menjadi nyeri.
nyeri ringan (0-3) - Identifikasi
pengaruh nyeri
terhadap kualitas
hidup
- Identifikasi respon
nyeri non verbal
Selanjutnya…
- Pasien tampak lebih Terapeutik :
tenang/tidak meringis - Kontrol lingkungan
- Gelisah berkurang yang mmeperberat
rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat
dan tidur
- Pertimbangka jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Selanjutnya…
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
peroide dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Ajarkan tehnik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri

Kolaborasi
- Kolaborasi
oenggunaan
analgetik jika perlu
Selanjutnya…
2. Gangguan Setelah dilakukan Setelah dilakukan Dukungan Mobilisasi
mobilitas fisik intervensi tindakan keperawatan
keperawatan dukungan mobilisasi Observasi
selama 1x24 jam selama … kali - Identifikasi adanya
maka di harapkan pertemuan, diharapkan nyeri atau keluhan
gangguan mobilitas fisik pasien fisik lainnya
mobilitas fisik meningkat dengan - Identifikasi
berkurang. kriteria hasil : toleransi fisik
- Pergerakan melakukan
ekstremitas pergerakan
meningkat. - Monitor kondisi
- Kekuatan otot umum sebelum
cukup meningkat. melakukan
- Rentang gerak mobilisasi
(ROM) meningkat.
- Nyeri menurun .
Selanjutnya…
- Kekakuan sendi cukup Edukasi
menurun. - Jelaskan tujuan dan
- Kelemahan fisik cukup prosedur mobilisasi
menurun. - Ajurkan melakukan
- Kecemasan menurun. mobilisasi dini
- Gerakan terbatas cukup - Ajarkan mobilisasi
menurun. sederhana yang harus
- Gerakan tidak dilakukan
terkoordinasi cukup
menurun.
(SLKI I.05042, 2019)
Selanjutnya…
3. Defisit Setelah dilakukan Setelah dilakukan Edukasi
pengetahuan intervensi tindakan keperawatan Pengetahuan
keperawatan dukungan mobilisasi Observasi
selama 1x24 jam selama … kali pertemuan, - Identifikasi
maka di harapkan diharapkan defisit kesiapan dan
defisit pengetahuan pengetahuan pasien kemampuam
pasien teratasi. menurun dengan kriteria memnerima
hasil : informasi
- Faktor-faktor - Identifikasi
penyebab dan factor faktor-faktor
berkonstribusi yang dapat
- Tanda dan gejala meningkatkan
osteoporosis dan menurunkan
Hubungan motivasi perilaku
metebolisme tulang hidup bersih dan
dan osteoporosis sehat
Selanjutnya…
- Risiko fraktur Terapeutik
- Suplemen vitamin D - Sediakan materi dan
harian yang media pendidikan
rekomendasikan kesehatan
- Manfaat terpapar - Jadwalkan pendidikan
matahari sebebagai kesehatan sesuai
vitamin d kesepakatan
- Diet yang dianjurkan - Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan faktor resiko
yang dapat
mempenagaruhi
kesehatan
Selanjutnya…
4. Harga diri Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan Promosi Harga Diri
rendah intervensi keperawatan harga diri Observasi
situasional keperawatan rendah situasional selama … - Identifikasi budaya,
selama 1x24 jam kali pertemuan, diharapkan agama, ras, jenis
maka di harapkan harga diri rendah situasional kelamin, dan usia
harga diri rendah pasien menurun dengan sesuai harga diri
situasional kriteria hasil : - Monitor verbalisasi
teratasi. - Klien mau menjawab yang merendahkan
salam diri sendiri
- Ada kontak mata - Monitor tingakt
- Klien mau berjabat harga diri setiap
tangan waktu, jika perlu
- Klien mau berkenalan
- Klien mau menjawab
pertanyaan
Selanjutnya…
- Klien mau duduk Terapeutik
berdampingan dengan - Motivasi terlibat
perawat dalam verbalisasi
- Klien mampu positif untuk diri
mengungkapkan sendiri
perasaannya
Implementasi dan evaluasi Keperawatan
No DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Nyeri Kronis - Mengidentifikasi skala nyeri S : pasien mengatakan tidak
- Mengidentifikasi faktor yang meras
memperberat dan memperingan Nyeri pada bagian yang di
nyeri. gerakan
- Mengidentifikasi pengaruh nyeri O : pasien tampak tidak
terhadap kualitas hidup meringis
- Mengidentifikasi respon nyeri non A : masalah teratasi
verbal P : intervensi dilanjutkan
- Mengontrol lingkungan yang
mmeperberat rasa nyeri
- Memfasilitasi istirahat dan tidur
- Mempertimbangka jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Selanjutnya…
- Menjelaskan penyebab,
peroide dan pemicu nyeri
- Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
- Mengajarkan tehnik
nonfarmakologis unutk
mengurangi nyeri
- Kolaborasi oenggunaan
analgetik jika perlu
2. Gangguan mobilitas - Mengidentifikasi adanya nyeri S : pasien mengatakan sudah
fisik atau keluhan fisik lainnya bisa
- Mengidentifikasi toleransi Menggerakan bagian
fisik melakukan pergerakan lengan dan
- Memonitor kondisi umum Kakinya
sebelum melakukan O:-
mobilisasi A : masalah teratasi
P : intervensi di lanjutkan
Selanjutnya…
- Memfasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan alat bantu
- Memfasilitasi melakukan
pergerakan, jika perlu
- Melibatkan keluarga dalam
membantu pasien selama
melakukan mobilisasi
- Menjelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
- Menganjurkan melakukan
mobilisasi dini
- Mengajarkan mobilisasi
sederhana yang harus dilakukan
Selanjutnya…
3. Defisit Pengetahuan - Mengidentifikasi kesiapan dan S : pasien mengatakan sudah
kemampuam memnerima tidak
informasi Merasa kelelahan
- Mengidentifikasi faktor-faktor O:-
yang dapat meningkatkan dan A : masalah teratasi
menurunkan motivasi perilaku P : Intervensi di lanjutkan
hidup bersih dan sehat
- Menyediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
- Menjadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
- Memberikan kesempatan untuk
bertanya
- Menjelaskan faktor resiko yang
dapat mempenagaruhi kesehatan
Salanjutnya…
4. Harga diri rendah - Mengidentifikasi budaya, S : pasien mengatakan sudah
situasional agama, ras, jenis kelamin, dan bisa Memperkenalkan diri,
usia sesuai harga diri mau duduk berdampingan
- Memonitor verbalisasi yang dengan
merendahkan diri sendiri perawat, dan mampu
- Memonitor tingakt harga diri mengungkap
setiap waktu, jika perlu kan
- Memotivasi terlibat dalam perasaannya
verbalisasi positif untuk diri O:-
sendiri A : masalah teratasi
P : intervensi di lanjutkan
Thank You

Anda mungkin juga menyukai