Oleh
TEMMY FITRIAH ALFIANY, S.H., M.Kn.
Silabus Hukum Acara Perdata
Bab I Pendahuluan :
1. Pengertian
2. Sejarah Hukum Acara Perdata
3. Sumber Hukum
4. Asas-asas Hukum Acara Perdata
5. Perbedaan Hukum Acara Perdata dengan Hukum Acara
Pidana
Bab II Gugatan
1. Pengertian dan Isi Gugatan
2. Pencabutan dan Perubahan Gugatan
3. Penggabungan Gugatan
4. Kewenangan Mengadili atau kompetensi
Bab III Penyitaan
• Pengertian dan dasar hukum
• Conservatoir Beslag
• Revindicatoir Beslag
• Sifat :
1. Memaksa mengikat para pihak yang berperkara dan ketentuan-
ketentuan yang ada peraturan hukum acara perdata harus
dipenuhi.
contoh: gugatan harus diajukan di tempat atau domisili tergugat
Jangka waktu untuk mengajukan permohonan banding adalah 14
hari setelah putusan hakim diberitahukan kpd para pihak, dll
• Saat Ini
1. HIR dan RBg
2. UU No 20 Tahun 1947 tentang Peradilan Ulangan
Jawa dan Madura.
3. UU No 1 Tahun 1974 tentang Pokok Perkawinan & PP.9/75 ,PP
45/90
4. UU 14/1970 UU 35 /99 UU No 4 Tahun 2004 UU 48/2009
Ttg Kekuasaan Kehakiman
5. UU 14/85 UU No 5 Tahun 2004 UU 3/2009 tentang
Mahkamah Agung
6. UU 2/1986 diganti UU 8/2004 diganti lagi dgn UU 49/2009 ttg
Peradilan Umum
7. UU 7/1989 diganti UU 3/2006 diganti UU 50 /2009 ttg Peradilan
Agama
8. Kitab Undang-undang Hukum Perdata Buku ke-IV tentang
Pembuktian dan Daluarsa
9. Yurisprudensi.
10. PERMA
11. Hukum Adat
12. Doktrin ( Pendapat Sarjana )
Asas-asas Hukum Acara Perdata
1. Hakim bersifat menunggu inisiatif mengajukan tuntutan hak
diserahkan sepenuhnya kepada yang berkepentingan (Pasal 118
HIR/142 RBg ). Perk yg diajukan kpd hakim mk ia tdk buleh menolak
utk memeriksa dan mengadilinya dgn alasan hknya tdk ada /krg
jelas, hakim wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai2 hk dan
rasa keadilan yg hdp dlm masy.(Ps 5 UU 48/2009 KK
2. Hakim bersifat Pasif ruang lingkup atau luas sempitnya pokok
perkara ditentukan para pihak berperkara bukan oleh
hakim.Pengad membantu para pencari keadilan dan berusaha
mengatasi sgl hambatan & rintangan utk tercapainya peradilan yg
sederhana cepat dan biaya ringan Ps 4 ayat 2 UU 48/2009. Hakim
tidak boleh menjatuhkan putusan melebihi dari yang dituntut ( 178
ayat 2,3 HIR/189 ayat 2,3 RBG )
3. Persidangan terbuka untuk umumPs 13 ayat 1 UU 48/2009 setiap
orang dibolehkan hadir dan mendengarkan pemeriksaan perkara,
walaupun ada beberapa perkara yang dilakukan pemeriksaannya
secara tertutup. Contoh dalam perkara perceraian.
5. Mendengar kedua belah pihak
6. Putusan harus disertai dengan alasan-
alasan( motievering Plicht ).
7. Berperkara dikenai biaya
8. Tdk ada keharusan utk mewakilkan
9. Beracara tidak harus diwakilkan bisa langsung
pihak yang berperkara beracara di pengadilan
atau dapat diwakilkan.
10. Peradilan dilakukan “Demi Keadilan Berdasarkan
Ketuhanan YME “
11.Asas objektivitas Pengad mengadili menurut hk
dgn tdk membedakan-bedakan orang ->ps 4 ayat 1
UU 49/2009
12.Asas Persidangan berbentuk Majelis ps 11 ayat 1
Pengadilan memeriksa dgn susunan majelis
sekurang-kurangnya 3 org hakim, kec UU
menentukan lain.
13.Pemeriksaan dalam Dua Tingkat .Tk pertama
Original Yurisdiction. Tk Banding Apellate
Jurisdiction ) Judex Fakctie.- Mahkamah
Agung judex Iuris :
KEKUASAAN MAHKAMAH AGUNG
PS 28
1) MA bertugas dan berwenang
memeriksa perk dan memutus :
a) Permohonan Kasasi;
b)Sengketa kewenangan mengadili;
c) Permohonan PK put pengad yg
MKHT
Berkaitan dgn ps 28 ayat 1 huruf a,
pasal 29 berbunyi :
MA memutus permohonan Kasasi thd put
pengad tingkat Banding atau tingkat terakhir
dr semua lingkungan peradilan
Alasan Kasasi Ps.30 UU 3/2009
a) Tidak berwenang atau melampaui batas
wewenang.
b) Salah menerapkan atau melanggar hukum yg
berlaku,
c) Lalai memenuhi syarat2 yg diwajibkan oleh
peraturan perundangan yg mengancam
kelalaian itu dengan batalnya putusan yg
bersangkutan
Bgmnkah isi putusan MA yg
mengabulkan permohonan Kasasi atas
dsr alasan ps 30 huruf a,b&C
MA menyerahkan perkara tsb ke
Pengadilan lain yg berwenang memeriksa
dan memutusnya ( ps 51 ayat 1)
MA membatalkan put kmd memutus
sendiri perkara yg dimohonkan kasasi itu
yg isinya berbeda dgn isi putusan yg
dimohonkan kasasi (ps 51 ayat 2 )
Macam Putusan MA dlm TK Kasasi
Bukan Putusan Akhir Putusan Akhir
• Mengembalikan berkas pd 1. Menguatkan PT/PN
PN/PA utk dilakukan 2. Menyatakan permoh Kasasi
Pemeriksaan Tambahan Tdk dpt Diterima ( N.O).
krn Fakta blm jelas sdh 3. Membatalkan Put/Pen PN/PT
ditentukan hknya tdk krn :
menurut hk • Melanggar UU ( Scanding )
• Salah Menerapkan UU
( Verkerde toepasing )
• Melampaui wewenang
• Menunjuk PN /PA yg
berwenang
Perbedaan Hukum Acara Perdata dengan
Hukum Acara Pidana
1. Dasar timbulnya Perkara
Perdata :timbulnya perkara krn terjadi pelanggaran hak
yang diatur dalam hukum perdata.
Pidana : timbulnya perkara krn terjadi pelanggaran
terhadap perintah atau larangan yang diatur dlm hkm pidana
2. Inisiatif berperkara
Perdata : datang dari salah satu pihak yang merasa
dirugikan
• Isi gugatan :
Menurut Pasal 8 ayat 3 Rv gugatan memuat :
1. Identitas para pihak
2. Dasar atau dalil gugatan/ posita /fundamentum petendi berisi
tentang : 1).kejadian2/peristiwanya ( feitelijke gronden )
menjelaskan ddknya perk dan 2) menguraikan ttg hukumnya
( recht s gronden ) yi uraian ttg adanya hak atau hub.hk yg menjadi
dasar yuridis gugatan.
3. Tuntutan/petitum terdiri dari tuntutan primer dan tuntutan
subsider/tambahan
Teori pembuatan gugatan
• Ada 2 teori tentang bagaimana menyusun
sebuah surat gugatan yaitu :
1. Substantieserings theorie yaitu membuat
surat gugatan dengan menguraikan
rentetan kejadian nyata yang mendahului
peristiwa yang menjadi dasar gugatan.
2. Individualiserings theorie yaitu hanya
memuat kejadian-kejadian yang cukup
menunjukkan adanya hubungan hukum
yang menjadi dasar gugatan
SYARAT MATERIIL HIR & RBG hanya mengatur cara
mengajukan 118 &120 , Isinya tdk, Bgmn menurut
Yurisprudensi MA ?
Dalam Praktek
Anggota Kelompok dapat memberi kuasa dan menunjuk anggota perwakilan baru
dimuka persidangan.
BAGAIMANA MENGUJI SYARAT YURIDIS DARI
GUGATAN PERWAKILAN
BESLAAG/PENYITAAN/SITA
• Pengertian :
1. Tindakan hukum
2. Tindakan hakim
3. Bersifat eksepsional
4. Adanya permohonan dr pihak bersengketa
5. Mengamankan barang-barang sengketa
6. Tujuan akhir menjamin pelaksanaan putusan hakim
MAKNA SITA/PENYITAAN
1) Tindakan menempatkan HK T scr paksa berada dlm
Penjagaan ( to take into costudy the property of
defendant )
2) Tindakan Paksa Penjagaan( costudy ) dilakukan scr
resmi berdsrk perintah Hakim
3) Benda yg ditempatkan dlm penjagaan mrpk benda
yg disengketakan, ttp boleh juga benda yg akan
dijadikan pembayaran uang sbg pelunasan utang
dgn jalan penjualan scr Lelang
4) Penetapan dan penjagaan benda yg disita
berlangsung slm proses pemeriksaan sd put
pengadilan BKHT ( In Kracht van Gewijde)
Menyatakan Sah dan berharga atas tindakan
penyitaan yg sdh dilakukan.
3 Essensi Fundamental dr penerapan penyitaan :
a) Sita mrpk Tindakan Eksepsional ( ps 226,227 jo 195
HIR1.penyitaan memaksakan kebenaran
gugatan.2.Penyitaan membenarkan put yg belum
dijatuhkan.
b) Sita mrpk Tindakan Perampasan
c) Penyitaan berdampak psikologis
Bentuk-bentuk/Macam penyitaan
• Ada 2 yaitu :
1. Conservatoir beslaag/sita jaminan yaitu penyitaan terhadap
barang milik tergugat.
• Dasar hukum : Pasal 227 HIR/261 RBg
• Tujuan : untuk menjamin terlaksananya putusan
pengadilan
• Sita ini dapat dilakukan jika ada permintaan dr
penggugat dgn mengemukakan alasan ada dugaan/sangkaan
bahwa tergugat akan berusaha menghilangkan, merusak,
memindahtangankan benda-benda HK milik nya.
• Benda-benda yang menjadi objek sita ini adalah benda
bergerak dan benda tidak bergerak milik T
2. Revindicatoir beslaag yaitu sita terhadap
barang milik penggugat yang dikuasai oleh
orang lain.
• Dasar hukumnya Pasal 226 HIR/260 RBG
• Tujuan : menjamin suatu hak kebendaan dari
pemohon dan berakhir dengan penyerahan
barang yang disita.
• Objeknya : benda bergerak
• Sita ini hanya terbatas atas sengketa hak milik.
3. Marital beslaag yaitu sita yang diletakkan atas harta
perkawinan.
• Sita dapat dimohonkan dalam sengketa perceraian,
pembagian harta perkawinan, pengamanan harta
perkawinan.
85
JENIS SITA JAMINAN
Conservatoir Revindicatoir Marital Pandbeslag
Ps. 227 HIR Ps. 226 HIR
Sita yang Sita yang Sita yang Sita yang
diletakan, diletakan dimohonkan diletakan, baik
itu terhadap
baik itu terhadap oleh istri, benda bergerak
terhadap benda baik terhadap maupun tidak
benda bergerak benda milik Tergugat
bergerak milik bergerak guna
maupun tidak Penggugat maupun tidak pemenuhan
suatu kewajiban
bergerak yang yang berada bergerak tertentu, misal
dimiliki atau dalam yang dimiliki dalam kasus
berada dalam penguasaan atau berada wanprestasi
penguasaan Tergugat. dalam sewa menyewa
tanah atau
Tergugat. penguasaan
suami. bangunan.
86
A. Jelaskan pengertian,tujuan dan akibat
penyitaan ?
B. Sebutkan Macam Penyitaan dan tunjukan
perbedaannya masing 2
C. Sebutkan syarat agar permohonan
penyitaan agar dikabulkan ooleh hakim dan
sebutkan 3 Essensi dr Penyitaan
Pengajuan gugatan
1. Diajukan kepada ketua pengadilan negeri yang
berwenang.
2. Diajukan secara tertulis atau lisan
3. Bayar perskot biaya perkara
4. Panitera mendaftarkan dalam buku register
perkara dan memberi nomor perkara
5. Gugatan akan disampaikan kepada ketua
pengadilan negeri.
6. Ketua pengadilan menetapkan majelis hakim
Penetapan hari sidang dan Pemanggilan
para pihak
1. Majelis hakim menentukan hari sidang
2. Pemanggilan para pihak :
• Tenggang waktu antara pemanggilan dengan hari
sidang tidak boleh kurang dari 3 hari
• Tata cara melakukan pemaggilan :
a. Dilakukan oleh juru sita/juru sita pengganti
b. Pemangilan dengan surat panggilan dan salinan
surat gugatan
c. Bertemu langsung dengan orang yang dipanggil di
tempat tinggal/kediamanan
Persidangan pertama
1. Penggugat tidak hadir, tergugat hadir.
Pasal 124 HIR/148 RBg: majelis dapat memanggil
sekali pihak yang tidak hadir agar hadir pada sidang
berikutnya ( Ps.126 HIR/.
Akibatnya : gugatan dinyatakan gugur
a).Eksepsi Koneksitas
b).Eksepsi Van Beraad /perk blm
waktunya diajukan/prematur
Ekspesi Materiil ada 2 Macam
1) Eksepsi Dilatoir : Sifatnya menunda agar
perkara jangan diteruskan,blm
Jattemp,Penund.pembayaran/ada proses
accord
2) Eksepsi Paremptoir : utk
menggagalkan gugatan thd pokok
perkara : Verjaring, Kwijtschelding
(dihapuskan ).
REKONVENSI
• Rekonvensi adalah gugatan yang diajukan
tergugat sebagai gugat balasan (gugat balik)
terhadap gugatan yang diajukan penggugat
kepadanya [Pasal 132a ayat (1) HIR].
• Pada dasarnya gugatan rekonvensi harus diajukan
bersama-sama dengan jawaban tergugat (Pasal
132b HIR jo 158 RBg).
• Tujuan rekonvensi antara lain:
1. Menegakkan Asas Peradilan Sedehana
2. Menghemat biaya perkara
3. Mempercepat penyelesaian sengketa
4. mempermudah pemeriksaan
5. menghindari putusan yang saling bertentangan
102
Komposisi para pihak dihubungkan dengan Gugatan
Rekonvensi
a. Komposisi Gugatan
Gugatan Penggugat disebut gugatan konvensi
(gugatan asal), sedangkan Gugatan tergugat disebut
gugatan rekonvensi (gugatan balik)
b. Komposisi para Pihak
Penggugat asal sebagai Penggugat Konvensi pada
saat yang bersamaan berkedudukan menjadi Tergugat
Rekonvensi. Sedangkan Tergugat Asal sebagai
Penggugat Rekonvensi pada saat yang bersamaan
berkedudukan sebagai Tergugat Konvensi.
Baik gugatan konvensi (gugat asal) maupun gugatan
rekonvensi (gugat balasan) pada umumnya diperiksa
bersama-sama dan diputus dalam satu putusan hakim.
Pertimbangan hukumnya memuat dua hal, yaitu
pertimbangan hukum dalam konvensi dan pertimbangan
hukum dalam rekonvensi.
Tahap Persidangan Perk Pdt
1) Gugatan
2) Jawaban Tergugat
{ Mengakui,Membantah,G.rekonvensi,Referte.
3) Replik Penggugat
4) Duplik Tergugat
5) Pembuktian P
6) Pembuktian T
7) Kesimpulan Akhir P
8) Kesimpulan Akhir T
9) PUTUSAN
Perdamaian
• Jika pihak penggugat dan tergugat hadir
• Dasar hukum Pasal 130 HIR/154 RBg
• Upaya yang pertama kali dilakukan oleh hakim
• Dilakukan selama sebelum hakim menjatuhkan putusan
• Dapat menyelesaikan perkara
• Tujuannya :
1. Mencegahnya timbulnya perselisihan di kemudian hari di antara para
pihak.
2. Menghindari biaya mahal
3. Menghindari proses perkara dalam jangka waktu lama.
• Dapat berupa jawaban tergugat tapi dapt juga dilakukan dalam dupliek.
• Bentuknya :
1. Voeging (menyertai) dengan cara
menggabungkan diri kepada salah satu pihak.
2. Tussenkomst (menengahi) berdiri sendiri
(tidak memihak salah satu pihak.
1. Vrijwaring (penanggungan) :
- mirip tapi tidak sama dengan intervensi
karena insiatifnya tidak dari pihak ketiga yang
bersangkutan.
- ikutsertanya karena diminta sebagai
penjamin/pembebas oleh salah satu pihak
yang berperkara.
4. Exceptio Plurium Litis Consortium:
- masuknya pihak ketiga karena ditarik
oleh salah satu pihak yang berperkara.
- dilakukan karena pihak tersebut tidak
lengkap.
- contoh dalam perkara warisan.
BENTUK-BENTUK PENGIKUTSERTAAN PIHAK KETIGA
MUST GO ON ...
... TERIMA
KASIH ...
06/11/21 110