Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 2

VSD
Kelainan jantung bawaan (kongenital) berupa terdapatnya
lubang pada septum interventrikuler yang menyebabkan
adanya hubungan aliran darah antar ventrikel kanan dan kiri.
ETIOLOGI
1. Faktor prenatal (faktor eksogen)
a. Ibu menderita penyakit infeksi: rubella
b. Umur ibu lebih dari 40 tahun
c. Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin
d. Ibu meminum obat-obatan penenang

2. Faktor genetic (faktor endogen)


a. Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
b. Ayah/ibu menderita PJB
c. Kelainan kromosom misalnya syndrome down
d. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain
MANIFESTASI KLINIS
 Murmur
 Dipsnea (sesak napas)  Pada palpasi dan
 Anoreksia auskultasi tekanan arteri
 Takipnea (napas cepat) pulmonalis yang tinggi
 Penutupan katup pulmonal  Sternum teraba getaran
teraba jelas pada sela iga bising pada dinding dada.
ketiga kiri dekat
KLASIFIKASI
Klasifikasi VSD berdasarkan pada lokasi lubang, yaitu:
1. Perimembranous (tipe paling sering 60%) bila lubang terletak di
daerah pars membranaceae septum interventricularis.
2. Subarterial doubly commited, bial lubang terletak di daerah
septum infundibuler dan sebagian dari batas defek dibentuk oleh
terusan jaringan ikat katup aorta dan katup pulmonal
3. Muskler, bial lubang terletak di daerah septum muskularis
interventrikularis
KOMPLIKASI

1. Gagal jantung kronik


2. Endokarditis infektif
3. Terjadinya insufisiensi aorta atau stenosis pulmonary
4. Penyakit vaskuler paru progresif
5. Kerusakan system konduksi ventrikel
PENATALAKSANAAN
Umum:
a. Tirah baring posisi setengah duduk.
b. Penggunaan oksigen.
c. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
d. Diet makanan berkalori tinggi.
e. Pemantauan hemodinamik yang ketat.
f. Hilangkan faktor yang memperberat (misalnya demam, anemia, ineksi).
g. Penatalaksanaan diet pada penderita yang disertai malnutrisi, memberikan gambaran
perbaikan pertumbuhan tanpa memperburuk gagal jantung bila diberikan makanan pipa
yang terus-menerus.
Pembedahan:
a. Operasi paliatif adalah berupa penyempitan arteri pulmonalis untuk mengurangi aliran darah ke
paru-paru. Penderita yang telah dilakukan tindakan ini harus diikuti dengan operasi penutupan
defek sekaligus dengan membuka penyempitan arteri pulmonalis. Tndakan ini hendaknya jangan
dilakukan terlalu lama karena penyempitan arteri pulmonalis dapat menyebabkan kontarksi arteri
pulmonalis yang mungkin memerlukan koreksi bedah tersendiri.
b. Operasi korektif adalah operasi dilakukan dengan sternotomi median dengan bantuan mesin
jantung-paru. Prognosa operasi makin baik bila tahanan paru-paru rendah dan penderita dalam
kondisi baik dengan berat badan diatas 15 kg.
c. Prognosis operasi baik jika tahanan vascular paru rendah, pasien dalam keadaan baik, berat
badan 15 kg, bila sudah terjadi sindrom eisenmenger maka tidak dapat dioperasi. Sindrom
eisenmenger diderita pada penderita VSD berat, yaitu ketika tekanan ventrikel kanan sama
dengan ventrikel kiri, sehingga shuntnya sebagian atau seluruhnya telah menjadi dari kanan ke kiri
sebagai akibat terjadinya penyakit vaskuler pulmonal.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
A. Kaji adanya komplikasi
B. Riwayat kehamilan
C. Riwayat perkawinan
D. Pemeriksaan umum : keadaan umum, berat badan, tanda-tanda
vital, jantung dan paru
E. Kaji aktifitas anak
F. Kaji adanya tanda-tanda gejala gagal jantung : nafas cepat, retraksi,
bunyi jantung tambahan (mur-mur), edema tungkai, hepatomegali
G. Kaji adanya tanda hipoksia kronis : clubbing finger
H. Kaji pola makan, petambahan berat badan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan tidak adekuatnya ventilasi.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kelelahan pada saat makan
dan meningkatnya kebutuhan anak.
c. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
berhubungan dengan tidak adekuatnya suplai
oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.
3. Rencana Keperawatan
No Dx Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1. Penurunan Setelah diberikan asuhan 1. Evaluasi adanya nyeri
curah jantung keperawatan diharapkan dada (intensitas, lokasi,
b.d volume curah jantung normal durasi)
secukupnya dengan kriteria hasil : 2. Catat adanya tanda dan
jantung - Tanda vital dalam gejala penurunan cardiac
keadaan rentang normal output
- Dapat mentoleransi 3. Monitor status
aktivitas, tidak ada kardiovaskuler
kelelahan 4. Monitor adanya
- Tidak ada dema paru, perubahan tekanan darah
perifer, dan tidak ada 5. Monitor adanya dispneu
asites
- Tidak ada penurunan
kesadaran
No Dx Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
2. Ketidakseimbanga -Adanya peningkatan berat 1.Hindarkan kelelahan yg
n nutrisi kurang badan sesuai dengan tujuan sangat saat makan dg
dari kebutuhan -Berat badan ideal sesuai porsi kecil tapi sering
tubuh b.d dengan tinggi badan 2. Pertahankan nutrisi dg
kelelahan pada -Mampu mengidentifikasi mencegah kekurangan
saat makan dan kebutuhan nutrisi kalium & natrium,
meningkatnya -Tidak ada tanda-tanda memberikan zaat besi
kebutuhan kalori malnutrisi 3. Jangan batasi minum
bila anak sering minta
minum karena kehausan
4. Berikan subtansi gula
No Dx Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
3. Gangguan -Anak berfungsi optimal 1. Monitor tinggi dan berat
perumbuhan dan sesuai dengan tingkatannya badan setiap hari dengan
perkembangan b.d -Keluarga dan anak mampu timbangan dan di
tidak adekuatnya menggunakan koping dokumentasikan dalam
suplai oksigen dan terhadap tantangan karena bentuk grafik
zat nutrisi ke jaringan adanya ketidakampuan 2. Izinkan anak untuk sering
-Keluarga mampu beristirahat dan hindarkan
mendapatkan sumber- gangguan pada saat tidur
sumber sarana komunitas 3. Kaji faktor penyebab
gangguan perkembangan
anak
4. Berikan perawatan yang
konsisten
5. Dorong anak melakukan
perawatan sendiri
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai