ETIKA
Kelompok 3:
Tingkat II
(Conventional) 4. Orientasi otoritas Mematuhi hukum dan peraturan sosial untuk menghindari
Usia 10 – 13 tahun kecaman dari otoritas dan perasaan bersalah karena tidak
melakukan kewajiban
5. Orientasi kontrak sosial Tindakan yang dilaksanakan atas dasar prinsip yang
disepakati bersama masyarakat demi kehormatan diri
Tingkat III
(Postconventional)
Usia > 13 tahun 6. Orientasi prinsip etika Tindakan yang didasarkan atas prinsip etika yang diyakini diri
sendiri untuk menghindari penghukuman diri
Beberapa Teori
Etika
Teori-teori Etika:
Hakikat Manusia
No Teori Penalaran Teori Kriteria Etis Tujuan Hidup
dan Kecerdasan
Egoisme Tujuan dari tindakan Memenuhi kepentingan Kenikmatan duniawi secara Hakikat tidak utuh
1 pribadi individu (PQ, IQ)
Utilitarianisme Tujuan dari tindakan Memberi manfaat/kegunaan Kesejahteraan duniawi Hakikat tidak utuh
2 bagi banyak orang masyarakat (PQ, IQ, EQ)
Deontologi-Kant Tindakan itu sendiri Kewajiban mutlak setiap Demi kewajiban itu sendiri Hakikat tidak utuh
3 orang (IQ, EQ)
Teori Hak Tingkat kepatuhan Aturan tentang HAM Demi martabat kemanusiaan Hakikat tidak utuh
4 terhadap HAM (IQ)
Teori Keutamaan Disposisi karakter Karakter positif-negatif Kebahagiaan duniawi dan Hakikat tidak utuh
5 individu mental (psikologis) (IQ, EQ)
Teori Teonom Disposisi karakter dan Karakter mulia dan mematuhi Kebahagiaan rohani, mental, Hakikat utuh (PQ,
6 tingkat keimanan kitab agama dan duniawi IQ, EQ, SQ)
Tantangan ke Depan Etika sebagai Ilmu
Etika sebagai ilmu masih kalah mapan bila dibandingkan dengan ilmu lainnya. Para ilmuwan membawa
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan sendiri secara terpisah dari agama. Para
ilmuwan etika mencoba melepaskan etika sebagai ilmu dari agama.
Menurut statement Koordinator Lima Indonesia Ray Rangkuti, ia menilai bahwa politisasi bansos
kepada masyarakat akibat wabah Covid-19 menunjukkan rendahnya sebagian etika pejabat negara.
Perbuatan itu menodai dan menipu rakyat, karena ia seolah-olah dermawan, padahal menggunakan
uang rakyat dan negara, tetapi justru ia menumpang popularitas sumber dana publik. Kasus
penyalahgunaan pemberian bantuan dengan memasang foto oleh sebagian pejabat publik, merupakan
suatu tindakan yang tidak etis. Pemberian bantuan apapun bentuknya tidak boleh memasang foto
pejabat, karena hal tersebut tidak etis dan kurang baik, dan dapat mencederai gerakan solidaritas
masyarakat yang peduli masyaarakat miskin yang terdampak Covid-19. Oleh karena itu, perlu mejadi
perhatian bagi semua khalayak khususnya pejabat-pejabat publik untuk tidak memanfaatkan ruang
kesusahan, menjadi ruang politik dan kebutuhan lain di luar kepentingan darurat kesehatan, dan ini
terkait etika publik.
Analisis Kasus
Pandemi Covid-19 bukan hanya Dalam menyikapi pandemi Bagi pejabat publik untuk tidak
menjadi persoalan medis dan Covid-19, para pengambil memanfaatkan ruang kesusahan, menjadi
ekonomis, tetapi menyangkut kebijakan kerap berhadapan ruang politik dan kebutuhan lain di luar
persoalan etis dengan keputusan dilematis kepentingan darurat kesehatan, dan ini
terkait etika publik
Thank You