Anda di halaman 1dari 6

BAHAS HUKUM

MENGENAL WANPRESTASI
DAN AKIBAT HUKUMNYA
@bahas.hukum
BAHAS HUKUM

Pernakah anda mengalami atau mendengar bahwasannya salah satu


diantara pihak yang melakukan perjanjian ada yang tidak
melaksanakan apa yang telah disepakati dalam perjanjian itu? Sebagai
salah satu contoh yang sering terlihat dan terjadi di dalam lingkungan
masyarakat adalah mengenai perjanjian utang piutang, yang mana
seorang debitur tidak melakukan pembayaran tepat waktu atau tidak
sama sekali bayar sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati
bersama. Lantas apa kaitannya dengan penulisan ini? Oke, kita lanjut
ke bahasan inti yaaaa….

@bahas.hukum
BAHAS HUKUM

APA SIH WANPRESTASI


ITU?????
Perkataan wanprestasi berasal dari bahasa Belanda
yang berarti prestasi buruk (Bandingkan
dari wanbeheer yang berarti pengurusan
buruk, wandaad perbuatan buruk). Sehingga maksud
dari wanprestasi sendiri adalah tidak melakukan apa
yang dijanjikannya, artinya seseorang tidak memenuhi
kewajibannya atas apa yang sudah disepakati bersama
kedua belah pihak dalam perjanjian tersebut. Dengan
begitu arti dari wanprestasi mudahnya dapat dikatakan
sebagai ingkar janji atau cedera janji.

@bahas.hukum
BAHAS HUKUM

Bentuk-Betuk Wanprestasi
Menurut Prof. Subekti wanprestasi dapat dikategorikan
menjadi empat macam, yaitu:
1. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan
dilakukannya;
2. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak
sebagaimana yang dijanjikannya;
3. Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat;
4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak
boleh dilakukannya.
Sedangkan dalam bukunya R. Setiawan terdapat tiga
bentuk wanprestasi, yaitu:
1. Tidak memenuhi prestasi sama sekali;
2. Terlambat memenuhi prestasi;
3. Memenuhi prestasi secara tidak baik.

@bahas.hukum
BAHAS HUKUM

Akibat Hukum Wanprestasi


Hukuman atau akibat yang akan diterima bagi setiap orang
(debitur) yang melakukan wanprestasi setidaknya terdapat
empat macam, yaitu:
1. Ganti-rugi;
2. Pembatalan perjanjian, dalam hal ini termuat di Pasal
1266 KUHPerdata.
3. Peralihan risiko, kewajiban debitur untuk memikul
kerugian yang dialami kreditur akibat wanprestasi yang
mana hal ini berlaku pada perjanjian yang objeknya
suatu barang. Dengan begitu sesuai dengan Pasal 1237
KUHPerdata yaitu jika si berutang lalai akan
menyerahkannya, maka semenjak saat kelalaiannya,
kebendaannya atas tanggungannya.
4. Membayar biaya perkara.

Sumber bacaan:
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Setiawan, R. Hukum Perikatan. Bandung: Putra Abardin, 1977.
Subekti. Hukum Perjanjian. Jakarta: Intermasa, 2005.
@bahas.hukum
Disini tempatnya belajar dan menyediakan informasi seputar
hukum seperti artikel, info grafis, pelatihan, dan seminar
hukum dengan harapan memberikan edukasi mengenai hukum
kepada kita semua.

Silahkan di-like jika dirasa bermanfaat. Silahkan di-save untuk dijadikan


referensi
Follow untuk informasi terbaru dari kami
@bahas.hukum

JOIN WITH US IN TELEGRAM


t.me/ruangdiskusibahasanhukum

Anda mungkin juga menyukai